Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN
Al-Quran ialah Kitabullah yang terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
saw. Al-Quran merupakan senjata yang paling mujarab yang melimpah ruah, mata air yang
tidak mungkin kering, di dalamnya penuh dengan nur hidayah rahmat dan zikir.
Al-Quran diturunkan untuk mengajar manusia tentang pengesaannya kepada Allah
(tauhid). Konsep ibadah yang jelas dan menyeluruh agar manusia sentiasa mendapat bekalan
yang baru dan segar. Mengajak manusia berfikir tentang ciptaan, pengawasan dan penjagaan
yang ditadbirkan oleh yang Maha Agung agar dapat mengenal sifat-sifat-Nya yang Unggul.
Di dalam Al-Quran dipaparkan juga contoh tauladan dan juga kisah-kisah yang benar
berlaku sebelum turunnya Al-Quran dan pada masa penurunan Al-Quran serta tanda-tanda
kebesaran Allah swt. Dengan itu manusia mendapat pengajaran dan panduan dalam
mengharungi kehidupan sebagai muslim yang sejati dan benar dalam semua bidang
kehidupan.
Diantara tanda-tanda kebesaran, kekuasaan Allah swt. Yaitu siang dan malam yang
memiliki manfaat yang begitu besar bagi proses keberlangsungan hidup makhluk yang ada di
dalam jagat raya ini. Allah swt. Melalui alam dengan Al-quran sebagai petunjuknya
memperlihatkan berbagai tanda-tanda kebesaranya. Dan di dalam makalah ini, siang dan
malamlah yang menjadi bahasan pemakalah.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Siang Dan Malam Dalam Al-Quran
Al-quran adalah mukjizat yang sangat sempurna, hanya dengan 114 Surat dan 6239
ayat al-Quran mampu membahas seluruh aspek kehidupan, dan menjadi pedoman hidup
yang sangat ideal. Allah melalui al-Quran memerintahkan manusia untuk selalu

memerhatikan sekelilingnya, karena dimanapun mata memandang di situ terdapat tanda-tanda


kebesaran Allah swt.
Malam dan siang merupakan salah satu dari sekian banyak tanda-tanda yang
membuktikan bahwa alam ini pasti diatur oleh suatu zat yang amat luar bisa (Allah). Di
dalam al-Quran malam dan siang sering disebut dan diulang-ulang di beberapa ayat-ayatNya. Dan beberapa diantaranya yaitu di surat Al-Furqan ayat 47 dan 62, surat yasin ayat 37.
a. Surat Al-Furqan ayat 47

Artinya: Dan Dialah yang menjadikan untuk kamu malam sebagai pakaian da tidur
sebagai pemutus dan Dia menjadikan siang untuk bertebaran.(Al-Furqan:47)
Setelah menyebutkan bukti-bukti keesaan dan kekuasaan-Nya melalui bayangan yang
dibuktikan keberadaannya oleh kehadiran cahaya matahari pada ayat sebelumnya, kini ayat di
atas berbicara tentang manfaat lainnya yang diperoleh manusia dari terbit dan terbenamnya
matahari, yaitu adanya siang dan malam.
Keserasian perurutan ayat ini dengan ayat sebelumnya dapat juga ditemukan jika kita
menyadari bahwa kegelapan malam dari remang-remang hingga sangat kelam, kemudian
disusul lagi sedikit demi sedikit dengan datangnya terang, serupa juga keadaan bayangan
yang didahului oleh gelap hingga ia menghilang dengan datangnya terang.
Thabathabai menulis: Keadaan manusia yang ditutupi oleh pakaian kegelapan
malam, keterhentian dari aktifitas untuk beristirahat, lalu ketersebaran mereka mencari rezeki
setelah munculnya siang. Sebagaimana disebut oleh ayat ini memiliki keserupaan dengan apa
yang diuraikan ayat yang lalu tentang kehadiran bayangan (gelap) kemudian menjadikan
matahari sebagai bukti, lalu menggenggam dan menghilangkan bayang-bayang itu.
Ayat di atas menyatakan: Dan di antara bukti-bukti keesaan Allah dan kekuasaan-Nya
yaituDialah(Allah)
yang
menjadikan
untuk
kamu
sekalian
malam dengan
kegelapannya sebagai pakaianyang menutupi diri kamu, dan menjadikan tidur sebagai
pemutus segala kegiatankamu sehingga kamu dapat beristirahat guna memulihkan
tenaga, dan Dia juga menjadikan siang untuk bertebaranguna mencari rezeki.[1]
b. Surat Al-Furqan ayat 62

Artinya: Dan Dia yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi siapa yang
ingin mengambil pelajaran atau bagi yang ingin bersyukur.(Al-Furqan:62).
Ayat sebelumnya membahas tentang matahari dan bulan serta pancaran cahaya dan
peredarannya, dan di ayat ini disinggung tentang akibat dari peredaran matahari dan
kehadiran bulan.Dan Dia pula yang menjadikan malam dan siang silih berganti yang satu
datang setelah yang lain. Dia yang mengaturnya seperti itu bagi yakni untuk dimanfaatkan
oleh siapa yang ingin mengambil pelajaran sehingga menyadari betapa Allah Maha Esa,
Maha Mengetahui dan Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana, atau bagi yang ingin bersyukur atas
segala limpahan karunia-Nya.[2]
Thahir ibn Asyur berbendapat bahwa ayat ini berpesan agar setiap orang berpikir
tentang pergantian malam dan siang, sehingga ia dapat mengetahui bahwa dibalik pergantian
itu pasti wujud yang berperan dalam mengatur semua itu.

Sayyid Quthub ketika menafsirkan ayat ini, mengutip pendapat ilmuan yang
menunjukkan betapa besarnya kuasa dan betapa teliti pengaturan-Nya. Bumi beredar dalam
orbitnya sekali setiap dua puluh empat jam, atau sekitar seribu mil perjam. Kalaulah bumi
kita hanya beredar sejauh seratus mil sejamnya, maka ketika itu malam dan siang akan lebuh
panjang puluhan kali dari keadaan yang sekarang. Dan bila itu terjadi, maka matahari musim
panas bisa membakar semua tumbuhan di bumi disiang hari, dan membekukannya pada
malam. Maka sungguh melimpah anugerah Allah swt, Kepada makhluk-Nya. Itulah sebagian
dari apa-apa yang perlu direnungkan dan disyukuri oleh manusia.[3]
c. Surat Yasin Ayat 37-40

.
. .

Artinya: Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam;
Kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan serta merta mereka berada dalam
kegelapan, dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilahmanzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai
bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun
tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yasin: 3740)
Setelah menguraikan sebagian tanda-tanda kekuasaan dan kebesaran-Nya di bumi
melalui ciptaan-ciptaan-Nya dan memberi contoh tentang kuasa-Nya menghidupkan sesuatu
yang mati, serta menjelaskan ciptaan-Nya yang berpasang-pasangan, kini di ayat ke 37
sampai 40 berbicara tentang ciptaan-Nya dilangit serta dampak dan kegunaan ciptaan itu.
Ayat di atas menyatakan: Dan suatu tanda kekuasaan besar Allah yang lain bagi mereka yang
enggan percaya itu, adalah malam. Kami melalui hukum-hukum alam yang kami tetapkan
senantiasa menanggalkan darinya siang yakni cahaya matahari maka dengan serta merta
mereka yakni makhluk di belahan bumi lain berada dalam kegelapan.[4]
( ) kami tanggalkan siang dari malam itu, maka dengan
serta merta mereka dalam kegelapan.mengenai kata( ), penulis mengatakan ,
Memisahkan. dan Allah menyebut pemisahan ini dengan (), karena ia menyerupai
dengan pemisahan kulit dari tubuh binatang. ( ) maka dengan serta merta
mereka dalam kegelapan. Karena siang merupakan realitas yang ada dengan keberadaan
matahari. Dan ia mengikuti malam dimana jika matahari terbenam, maka cahaya ini
mengikutinya, seperti kulit yang dipisahkan dari tubuh binatang. Dan ketika anda menguliti
kulit dari binatang, maka anda akan mendapatinya terkelupas sedikit demi sedikit. Demikian
cahaya siang jika dinisbatkan pada malam hari dimana Allah menanggalkan siang dari
malam, seperti kulit yang dilepas dari tubuh binatang. Dia berfirman ( ) maka
dengan serta mertamereka dalam kegelapan.yakni, masuk dalam kegelapan. ( )maka
dengan serta merta. Merupakan fujaiyyah (bersifat secara tiba-tiba) yang menunjukkan
bahwa dia hanya sekedar menanggalkan sejenak, dimana cahaya menjadi gelap, dan
sebagaimana kita menyaksikan bahwa penanggalan itu datang sedikit demi sedikit, tetapi jika
penanggalan itu telah sempurna, maka kegelapan pun terjadi dengan sempurna.[5]

yang demikian itu merupakan hikmah Allah, karena jika kegelapan itu didatangkan
seketika ketika cahaya tengah memancar, niscaya hal itu akan berdampak kurang baik
terhadap mata, pepohonan, dan banyak hal lainnya. Dan kemunculannya berlangsung sedikit
demi sedikit, dari terang menjadi gelap.
MANFAAT
1. Diantara manfaat dari ayat mulia ini adalah hal ini merupakan tanda yang sangat besarm
engenai malam, dimana Allah menanggalkan siang darinya, sebagaimana melepaskan kulit
dari tubuh kambing. Dan ini menunjukkan bahwa ia dilakukan sedikit demi sedikit.
2. Diantara manfaat lain dari ayat mulia ini adalah bahwa dasar pokoknya adalah gelap. Hal itu
didasarkan pada firman ( ) kami tanggalkan siang dari malam itu.dan ini
menunjukkan bahwa dasar pokoknya adalah gelap dan siang itu datang sedikit demi sedikit.
Oleh karena itu, ia ditanggalkan dengan cara seperti itu juga dimana dasar pokok cahaya itu
dari matahari dan matahari muncul setelah malam berlalu. Dengan demikian, dasar pokoknya
adalah gelap, baru setelah itu muncul cahaya.
Diantara rahmat Allah yang diberikan kepada makhluk nya adalah menjadikan malam
dan siang yang berbeda keadaanya. Dia menjadikan malam gelap gulita supaya sesuai dengan
waktunya untuk beristirahat dari kekelahan kerja pada siang harinya dan dijadikan siang
terang benderang supaya dapat dipergunakan untuk bekerja dan mencari rizki yang telah
dibagi diantara para hamba.[6]
Setelah kedua ayat sebelum ini membuka kemungkinan terjadinya hal-hal yang sangat
menyulitkan manusia, yang kesemuanya itu dapat dilakukan Allah jika dia menghendaki, kini
dinyatakannya adalah merupakan hikmah kebijaksanaan Allah menganugrahkan kepada
kamu pendengaran dan penglihatan, agar kamu memperhatikan dan merenungkan tentang
ayat-ayatnya serta melihat dengan mata kepala dan hati kamu keajaiban ciptaannya. Dan
adalah merupakan sebagian rahmatnya, yang menyentuh segala sesuatu, bahwa dia jadikan
untuk kamu malam dan siang, secara bergantian. Dengan keduanya, allah menganugrahkan
kepada kamu banyak manfaat.
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Dalam ayat ini Allah ingin menjelaskan kepada hambanya tentang kebasarannya yang agung
supaya hambanya mengetahui betapa besarnya dia agar hambanya berfikir.
2. Kemudian dalam ayat siang malam ini allah juga mengajaran tentang hidup yang baik/sehat
dengan cara menjadikan malam sebagai tempat pengistirahatan dari kelelahan dan siang
sebagai tempat mencari rizki Allah.
3. Dan juga dengan adanya konsep siang malam dalam A-quran itu membuktikan bahwa bumi
itu bulat karena adanya pergantian waktu, bukan datar seperti yang diterangkan oleh para
philoshop terdahulu yang menilai bahwa bumi itu datar.

Anda mungkin juga menyukai