Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM

PEMULIAAN TANAMAN
ACARA VI
DESKRIPSI VARIETAS

Semester:
Genap 2015

Oleh:
Marsya Riska Dwi Puspa
A1L113085/XII

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
LABORATORIUM PEMULIAAN TANAMAN DAN BIOTEKNOLOGI
PURWOKERTO
2015
ACARA VI. DESKRIPSI VARIETAS
Tanggal praktikum

: Senin, 19 Mei 2015

Nama

: Marsya Riska Dwi Puspa

NIM

: A1L113085

Nama partner

: 1. Machrus Malik A.

A1L113086

2. Dede Gustiawan

A1L113089

3. Martin Agung Laksono

A1L113090

Rombongan

: XII (Dua belas)

Asisten

: 1. Fierdha
2. Nunu

Page 2 of 23

I.

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Pendiskripsian suatu tanaman sangat membantu dalam dunia pemuliaan


tanaman. Umumnya dalam kegiatan pendiskripsian suatu tanaman lebih banyak ke
arah sifat-sifat morfologi dari tanaman tersebut. Deskripsi merupakan suatu panduan
menyajikan sejarah asal-usul sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit
dan hama utama serta anjuran tanam. Sifat-sifat morfologis yang disajikan dalam
deskripsi sebagian besar merupakan sifat yang diatur secara kuantitatif sehingga
penampilannya dapat menimbulkan variasi fisik. Variasi tersebut dapat terjadi pada
semua varietas terutama jika ditanam pada lokasi dan musim tanam yang berbeda.
Deskripsi tanaman merupakan salah satu panduan untuk mengetahui apakah
tanaman tersebut tahan terhadap hama dan penyakit, adaptif terhadap lingkungan atau
tidak. Dengan begitu diharapkan dalam budidaya tanaman kita lebih mengetahui hal
hal yang harus diperhatikan dalam budidaya, sehingga nantinya tanaman yang
dibudidayakan mampu tumbuh dengan baik.
Kegiatan pendiskripsian mengenai sifat tanaman penting karena semakin
beragamnya jenis atau varietas dari suatu tanaman. Selain itu, adanya deskripsi
tanaman akan memudahkan para pemulia tanaman dalam merakit varietas-varietas
yang baru karena data tentang sifat yang diperlukan telah tersedia. Pendeskripsian
mengenai suatu varietas dari suatu jenis tanaman sangat penting diketahui sebelum
melakukan tindakan selanjutnya pada bidang pemuliaan tanaman.

Page 3 of 23

B. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi tiap-tiap tanaman secara
keseluruhan.

Page 4 of 23

II.

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu upaya untuk mempelajari sifat-sifat suatu tanaman yaitu dengan
mempelajari deskripsi dari suatu tanaman tersebut. Pengertian deskripsi itu sendiri
adalah menggambarkan secara langsung mengenai morfologi tanaman, yaitu warna
daun, warna batang, warna biji, bentuk batang, bentuk daun, dan masih banyak lagi
sifat morfologi yang lainnya (Soenarto, 1997).
Deskripsi dapat membantu dalam menguji kemurnian suatu benih. Kemurnian
suatu benih dinilai berdasarkan sifat-sifat morfologi yang tampak, ini langkah awal di
dalam penyediaan benih bermutu yang bertujuan mendapatkan varietas unggul tahan
terhadap hama dan penyakit dan adaptif terhadap lingkungan tumbuh (Syukur,
2009).
Menurut Subandi (1988) varietas unggul adalah varietas yang memiliki
beberapa keunggulan, diantaranya: hasil produksi yang tinggi, tahan terhadap hama
dan penyakit, adaptasi tumbuh yang luas, dan umurnya genjah. Varietas unggul
merupakan salah satu komponen paket teknologi budidaya padi yang secara nyata
dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Tahun 2008 Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi telah melepas 6 varietas INPARI (INPARI 1-6), dan 3
Varietas INPARA (INPARA 1-3). Inbrida Padi Irigasi, atau lebih dikenal dengan
INPARI adalah varietas-varietas unggul baru padi sawah yang cocok ditanam di lahan
sawah irigasi, sedangkan Inbrida Padi Rawa (INPARA) adalah varietas-varietas

Page 5 of 23

unggul padi yang baik dibudidayakan pada kondisi lahan rawa, tahan terhadap
rendaman, serta daya adaptasi pada kondisi lahan masam.
Untuk memperoleh keseragaman pada tanaman padi maka perlu diketahui sifatsifat bagian-bagian tanaman padi. Beberapa bagian penting tanaman padi yang dapat
dipergunakan untuk membedakan antar varietas satu dengan yang lainnya (Soemedi,
1982).
a.

Habitus (bentuk tanaman) : dapat tinggi atau pendek, tegak atau terserak.

b. Anakan : dapat banyak, sedang atau sedikit.


c.

Pangkal batang : ada yang bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.

d. Batang : ada yang berwarna, bergaris atau tidak berwarna atau bergaris.
e.

Daun bendera : ada yang tegak atau membentuk sudut dan ada pula yang
mendatar atau terkulai.

f.

Bulir : ada yang berdiri tegak atau terkulai dan ada pula yang terserak atau
tidak terserak.

g. Gabah : dapat dibedakan menjadi besar, sedang atau kecil; panjang, sedang
atau pendek; berbulu atau tidak; ujungnya berwarna atau tidak.
h. Beras : ada yang besar, sedang atau kecil; panjang, sedang atau pendek.
Diantara tanaman padi yang termasuk ke bangsa Oryza sativa L. terdapat ribuan
varietas yang satu sama lain mempunyai ciri-ciri khas tersendiri sehingga dapatlah
dikatakan bahwa ditilik dari sudut bentuk tubuh (morfologi) tidaklah ada dua varietas
padi yang mempunyai bentuk tubuh yang sama. Antara varietas yang satu dengan
yang lain senantiasa terdapat perbedaan, bagaimana pun kecilnya perbedaan itu.

Page 6 of 23

Perbedaan-perbedaan yang nampak antara varietas yang satu dengan yang lain adalah
disebabkan oleh perbedaan dalam pembawaan atau sifat varietas (Siregar, 1981).

Page 7 of 23

III.

METODE PRAKTIKUM
A. Bahan dan alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu tanaman padi varietas Padi
Hitam dan varietas Padi Inpago Unsoed 1. Alat yang diperlukan adalah penggaris,
busur derajat dan alat tulis.

B. Prosedur kerja
1. Penampilan tanaman yang akan dideskripsikan diamati
2. Data tanaman yang dideskripsikan diambil
3. Candra tanaman dibuat berdasarkan data yang sudah diperoleh.

Page 8 of 23

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil

Tabel 1. Deskripsi Varietas Padi Hitam


NO

KARAKTERISTIK

1.

Asal

2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Golongan
Umur tanaman
Bentuk tanaman
Tinggi tanaman
Anakan produktif
Warna kaki
Warna batang
Posisi daun
Posisi daun bendera
Bentuk gabah
Warna gabah
Tekstur nasi
Bobot 1000 butir
Kadar amilosa

HASIL PRAKTIKUM

Cere
Tegak
81 cm
Sedang (14 batang)
Coklat
Hijau
Tegak
Miring
Sedang/ lonjong
Hitam

LITERATUR
Silugonggo/ Beras
Merah
Cere
120 hari
Tegak
130-140 cm
Sedang
Coklat
Hijau
Tegak
Miring
Sedang/ lonjong
Hitam
Pulen dan kenyal
25 gram
25,5 %
Tahan terhadap hama dan

Ketahanan terhadap hama dan


16.

penyakit (Supardi dkk,


penyakit
2010).

Tabel 2. Deskripsi Varietas Padi Inpago Unsoed 1


NO
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

KARAKTERISTIK
Asal
Golongan
Umur tanaman
Bentuk tanaman
Tinggi tanaman
Anakan produktif
Warna kaki

HASIL PRAKTIKUM
Cere
Tegak
100 cm
Sedang (15 batang)
Coklat

LITERATUR
Poso/ Mentik Wangi
Cere
110 hari
Tegak
107 cm
Banyak (16 bateng)
Coklat

Page 9 of 23

8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Warna batang
Posisi daun
Posisi daun bendera
Bentuk gabah
Warna gabah
Tekstur nasi
Bobot 1000 butir
Kadar amilosa

Hijau kekuningan
Tegak
Tegak
Sedang/ lonjong
Kuning

Hijau
Tegak
Tegak
Sedang/ lonjong
Kuning bersih
Pulen
27,7 gram
18 %
Agak tahan terhadap
wereng batang coklat
biotipe 1, rentan terhadap

Ketahanan terhadap hama dan


16.

wereng barang coklat


penyakit
biotipe 2 dan biotipe 3
(Balai Besar Penelitian
Tanaman Padi, 2013).
B. Pembahasan
Menurut Gepts P dan Hancock (2006) hubungan pemuliaan tanaman dengan

ilmu genetika yaitu mempelajari pewarisan sifat, dimana dalam pemuliaan tanaman
sangat penting mempelajari pewarisan sifat untuk merakit keragaman genetik menjadi
sifat yang lebih baik/ unggul dari sifat sebelumnya. Pewarisan sifat yang dirancang
harus sesuai dengan kebutuhan dan selera masyarakat. Selain itu, pemulia mampu
marakit sifat yang unggul sesuai dengan tantangan permasalahan yang sedang
berkembang maupun permasalahan yang akan berkembang dalam kurun waktu
tertentu.

Page 10 of 23

Hubungannya dalam ilmu botani, seberapa jauh hubungan kekerabatan suatu


tanaman yang akan dimuliakan khususnya dengan pesilangan harus dipikirkan oleh
pemulia

(Gepts

dan

Hancock,

2006).

Pemilihan

kedekatan

kekerabatan

mempengaruhi hasil dari persilangan, hibridisasi dengan hubungan kekerabatan yang


jauh dapat memperbesar terjadinya kegagalan dalam pembuatan sifat-sifat baru.
Biasanya dalam pemuliaan tanaman menghasilkan perkawinan yang kekerabatannya
dekat (inbreeding).
Selain hubungannya dengan ilmu genetika dan botani, ilmu lain yang
berhubungan dengan pemuliaan tanaman yaitu morfologi. Morfologi biasanya
digunakan untuk mengontrol berhasilnya suatu persilangan. Metode ini adalah yang
paling mudah dilihat secara kasat mata dalam pewarisan sifat dan digunakan sejak
masa awal genetika. Selain itu, penanda morfologi jumlahnya sangat terbatas dan
untuk mengamatinya pemulia harus menunggu hingga sifat penanda itu muncul (Enik
Nurlayli Afifah, 2012).
Sesuai dengan Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang
Perlindungan Varietas Tanaman, disebutkan varietas tanaman adalah sekelompok
tanaman dari suatu jenis atau spesies yang ditandai oleh bentuk tanaman,
pertumbuhan tanaman, daun bunga, biji, dan eksperesi karakteristik genotype atau
kombinasi genotype yang dapat membedakan dari jenis atau spesies yang sama oleh
sekurang-kurangnya satu sifat yang menentukan dan apabila diperbanyak tidak
mengalami perubahan.Sesuai dengan pengertian diatas, maka dapat dapat diketahui
bahwa varietas tanaman yang dihasilkan harus berbeda dengan varietas tanaman yang

Page 11 of 23

lain yang ditandai dengan perbedaan bentuk fisik sampai perbedaan karakteristik
tanaman (S. Hutabarat, 2013). Adapun pengetian varietas adalah sekelompok
tanaman yang memiliki susunan genetis tertentu sehingga memiliki cirri-ciri tertentu
serta keunggulan tertentu yang dapat dibedakan dengan kelompok tanaman yang lain
dalam satu spesies.
Deskripsi varietas merupakan suatu perpaduan menyajikan sejarah asal-usul
sifat-sifat morfologi, reaksi ketahanan terhadap penyakit dan hama utama serta
anjuran tanam (Soenarto, 1997). Deskripsi varietas menghasilkan ciri-ciri tertentu
dalam suatu spesies tanaman. Ciri-ciri tertentu tersebut seperti pada varietas Inpago
Unsoed 1 memiliki kekurangan tidak tahan penyakit wereng barang coklat, namun
tahan terhadap kekeringan dan kebanjiran.
Manfaat deskripisi varietas ini membantu para petani untuk meningkatan
produksi tanaman yang merupakan usaha yang paling mudah diserap oleh petani
dewasa ini, diharapkan manfaat deskripsi varietas mengalami peningkatan produksi
tanaman yang dapat terjamin. Selain itu, petani dapat membedakan varietas satu
dengan varietas lain yang ditanamnya, kemudian kemungkinan terjadinya seleksi
untuk penanaman yang baik, hasil yang diinginkan dan mampu meningkatkan hasil
produksi.
Deskripsi varietas dapat bermanfaat bagi pemulia yaitu dalam menguji
kemurnian suatu benih. Kemurnian suatu benih dapat dilihat dari sifat-sifat morfologi
yang tampak, sehingga mampu menilai kemurnian benih. Manfaat untuk masyarakat
diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi masyarakat luas terutama para pihak

Page 12 of 23

dalam proses pemuliaan tanaman yang dalam hal ini adalah perseorangan yang
diwakili oleh petani dan badan usaha yang diwakili oleh petani dan badan
(Soenarto,1997).
Klasifikasi Varietas Padi Hitam
Kingdom

: Plantae

Subkingdom

: Tracheobionta

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Subkelas

: Commelinidae

Ordo

: Glumiflorae

Famili

: Poaceae/Gramineae

Subfamili

: Oryzoideae

Suku

: Oryzeae

Genus

: Oryza

Spesies

: Oryza sativa L.

Sub Spesies

: japonica / sinica (Vaughan et al.,2003 dalam A. Rahmawati,


2010).

Beras hitam merupakan varietas lokal yang mengandung pigmen, berbeda


dengan beras putih atau beras warna lain (Suardi et al., 2009). Beras hitam (Oryza
sativa L.indica) memiliki perikarp, aleuron dan endosperm yang berwarna merah-

Page 13 of 23

biru-ungu pekat, warna tersebut menunjukkan adanya kandungan antosianin. Beras


hitam mempunyai kandungan serat pangan (dietary fiber) dan hemiselulosa masingmasing sebesar 7,5% dan 5,8%, sedangkan beras putih hanya sebesar 5,4% dan 2,2%
(Narwidina, 2009). Melihat kandungan gizi yang terdapat pada beras hitam yang
menjadi salah satu keunggulan padi beras hitam sebagai salah satu sumber keragaman
padi. Padi hitam memiliki tinggi tanam 130-140 cm dengan umur tanaman 120 hst,
warna kulit gabah hitam, bisa ditanam pada dataran rendah hingga tinggi, bulir per
malai memiliki jumlah 120 sampai 150 butir per malai, tahan terhadap hama
penyakit, beraroma wangi, nasi pulen dan kenyal.
Klasifikasi Varietas Padi Inpago Unsoed 1
Kingdom

: Plantae

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Glumiflorae

Famili

: Poaceae/Gramineae

Suku

: Oryzeae

Genus

: Oryza

Spesies

: Oryza sativa L.

Deskripsi varietas Padi Inpago Unsoed 1 memiliki koleoptil warna antosianin


tidak berwarna atau sangat lemah. Daun pelepah berwarna hijau, intenstas warna

Page 14 of 23

hijau sedang, warna antosianin pelepah daun tidak ada, bulu pada permukaan daun
lemah, telinga daun ada, warna antosianin pada pada leher daun tidak ada (hijau),
lidah daun ada, bentuk lidah daun berlekuk (cleft), lidah daun tidak berwarna,
panjang lidah daun (1,6 cm), panjang helai daun sedang (48,8 cm), lebar helai daun
sedang (1,3 cm), perilaku helaian daun bendera (pengamatan awal) tegak, perilaku
helai daun bendera (pegamatan akhir) tegak dan gejala penuaan daun sedang. Batang:
perilaku batang agak tegak, ketebalan sedang (6,2 cm), panjang batang sedang (107
cm), warna antosianin pada batang tidak ada dan warna pada ruas batang tidak ada.
Malai: panjang cabang utama sedang (31,8 cm) bulu ujung gabah tidak ada,
posisi malai terhadap batang agak tegak lurus, keberadaan malai sekunder ada, tipe
cabang sekunder kuat, perilaku dari cabang malai agak tegak, eksersi malai muncul
sempurna (7,7 cm). Umur: umur bunga (50%), genjah (87 hss), umur matang genjah
(117 hss), mandul jantan tidak ada. Lemma: warna antosianin pada jalur sekam (keel)
(pengamatan awal) tidak ada atau sangat lemah, warna antosianin pada daerah apex
(pengamatan awal/ lemah, warna lemma steril kuning jerami, hiasan lemma tidak ada,
dan panjang lemma steril (2,7 mm).
Anak bunga kepadatan rambut pada lemma kuat dan warna ujung lemma
kuning jerami. Gabah: 1000 biji ringan (26 gr), panjang gabah panjang (8,7 mm),
lebar gabah sedang (2,8 mm) dan perbandingan panjang dan lebar sedang (3,1). Beras
pecah kulit: panjang beras sedang (6,3 mm) lebar bers sedang 92,5 mm), bentuk
ramping (2,5), warna beras pecah kulit coklat muda dan aroma lemah. Butir kapur

Page 15 of 23

sedikit dan endosperma keberadaan amilosa bukan ketan serta kandungan amilosa
state 4 (18%) (Sekjen Pertanian, 2013).
Morfologi biasanya digunakan untuk mengontrol berhasilnya suatu persilangan.
Metode ini adalah yang paling mudah dilihat secara kasat mata dalam pewarisan sifat
dan digunakan sejak masa awal genetika. Selain itu, penanda morfologi jumlahnya
sangat terbatas dan untuk mengamatinya pemulia harus menunggu hingga sifat
penanda itu muncul (Enik Nurlayli Afifah, 2012). Pembaahasan sudah dibahas
sebelumnya diawal, bahwa morfologi sangant penting dalam deskripsi varietas
dengan kasat mata dan bisa membedakan varietas yang satu dengan yang lain.
Karakter morfologi yang dapat digunakan sebagai marka morfologi terhadap
toleran kekeringan adalah jumlah anakan. Karakter fisiologi yang dapat digunakan
sebagai marka fisiologi terhadap toleran kekeringan adalah kandungan prolin. Jumlah
anakan yang rendah pada kondisi cekaman kekeringan dan kandungan prolin yang
rendah pada kondisi ketersediaan air optimum merupakan marka morfologi dan
fisiologi padi sawah tahan kekeringan (Eko Sulistyono dkk, 2010).
Kondisi lahan kering tadah hujan yang tergantung air hujan untuk kebutuhan
airnya dan seringkali dengan intensitas curah hujan yang tidak pasti menyebabkan
tanaman padi gogo sangat beresiko mengalami cekaman kekeringan. Sehingga
varietas padi yang ditanam harus yang toleran kekeringan dan berumur pendek.
Umumnya padi dengan karakteristik seperti ini adalah padi lokal dengan daya hasil
yang rendah (Taslim dkk., 1993 dalam Ahadiyat Yugi R, 2011).

Page 16 of 23

Hasil praktikum pada deskripsi varietas Padi Hitam berasal dari persiangan
varietas Silugonggo dan Beras Merah dengan umur tanaman 120 hari, karakteristik
pada varietas ini mengalami perbedaan dalam tinggi tanaman. Hasil praktikum
menunjukan bahwa tinggi tanaman 81 cm sedangkan pada literatur tingginya sangat
berbeda jauh yaitu 130-140 cm, hal ini dikarenakan bedanya kondisi lahan
dilapangan. Saat kami praktikum, tanaman varietas Padi Hitam tumbuh di dalam
polybag yang berada di kebun percobaan, sehingga unsur hara, intensitas cahaya
mataahari dan faktor lainnya

yang diterima tanaman didalam kebun percobaan

berbeda dengan disawah maupun dilahan, sehingga menyebabkan tinggi tanaman


berbeda.
Karakteristik Padi Hitam saat praktikum dengan literatur hampir sama, seperti
pada golongan sama-sama katagori cere, bentuk tanaman yang tegak, anakan
produktif yang sama sedangnya, warna kaki yang coklat, warna batang yang hijau,
posisi daun yang tegak pada sudut yang berbentuk 200, posisi daun bendera yang
miring bersudut 300, bentuk gabah yang memiliki perbandingan 1:2-3 dimana
termasuk ukuran sedang atau lonjong, warna gabah sama dengan literatur berwarna
hitam, tekstur nasi yang pulen serta kenyal, memiliki bobot 1000 butir 25 gram, kadar
amilosa ada padi varietas ini 25,5% dan tahan terhadap hama dan penyakit utama.
Karakteristik varietas padi Inpago Unsoed 1 memiliki perbedaan yaitu dalam
anakan produktif dan warna kaki. Pada hasil praktikum jumlah anakan terdapat 15
batang (sedang) sedangkan literatur menyebutkan 16 batang (banyak) menurut saya
hal yang wajar, karena perbedaannya tidak signifikan. Warna kaki pada literatur

Page 17 of 23

berwarna hijau, sedangkan hasil menunjukan berwarna coklat, hal ini mengalami
kekurangan telitinya praktikan dalam menentukan sifat karakteristik.
Persamaan karakteristik padi Inpago Unsoed 1 pada praktikum dan literatur
yaitu pada bentuk tanaman yang sama tegak, tinggi tanaman yang sesuai mendekati
107 cm, bentuk gabah yang sama berbentuk sedang/ lonjong dengan perbandingan
1-2-3, warna batang sama hijau walaupun dalam praktikum agak kekuningan, warna
gabah juga sama berwarna kuning, posisi daun dan posisi daun bendera yang samasama membentuk sudut 200 termasuk dalam kategori tegak. Padi varietas Inpago
Unsoed 1 berasal dari persilangan antara padi Poso dengan padi Mentik Wangi
berumur tanaman 110 hari dan memiliki tinggi 100 cm pada saat praktikum,
bertekstur pulen apabila sudah dimasak menjadi m=nasi, memiliki bobot 1000 butir
sebesar 27,7 gram dengan kadar amilosa 18%, memiliki ketahanan terhadap
wereng batang coklat biotipe 1, biotipe 2 dan biotipe 3. Adapun perbandingan foto
hasil praktikum dan litertur.
Gambar 1. Varietas Padi Hitam

Page 18 of 23

Gambar 2. Varietas Padi Hitam menurut literatur

Gambar 3. Varietas Padi Inpago Unsoed 1

Page 19 of 23

Gambar 4. Varietas Padi Inpago Unsoed 1 menurut literatur

Page 20 of 23

V.

SIMPULAN
A. Kesimpulan

Berdasarkan praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa deskripsi


tiap-tiap tanaman secara keseluruhan pada varietas Padi Hitam dan Padi Iphago
Unsoed 1 adapun karakteristiknya seperti asal, golongan, umur tanaman, bentuk
tanaman, tinggi tanaman, anakan praduktif, warna kaki, warna batang, posisi daun,
posisi daun bendera, bentuk gabah, tekstur nasi, bobot 1000 bulir, kadar amilosa dan
ketahanan terhadap hama dan penyakit. Varietas Padi Hitam memiliki karakteristik
yang berbeda pada tinggi tanaman serta karakteristik lainnya sama seperti yang
dipraktikumkan dengan literatur. Padi Inpago Unsoed 1 memiliki perbedaan pada
karakteritik warna kaki dan anakan produktif pada praktikum dengan literatur.

B. Saran
Saran dalam praktikum ini adalah sulitnya praktikan mencari deskripsi varietas
Padi Hitam, karena deskripsi varietas ini tidak terdapat dalam web litbang Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi. Biasanya pada web tersebut deskripsi varietas padi jenis
atau varietas apapun deskripsinya lengkap.

Page 21 of 23

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, Enik Nurlayli. 2012. Makalah Seminar Penggunaan penanda Molekuler


untuk Mempercepat dan Mempermudah perbaikan Kualitas Tanaman Teh
(Camellia sinensis (L.) O. Kuntze). UGM. Yogyakarta.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2013. Deskripsi Varietas Padi Inpago Unsoed
1. www.bbpadi.litbang.go.id. Subang.
Gepts dan Hancock. 2006. The future of plant breeding. Crop Sci. 46:1630-1634.
Hutabarat, S. 2013. Pendaftaran Varietas Tanaman. USU. Medan.
Narwidina. 2009. Pengembangan Minuman Isotonik Antosianin Beras Hitam (Oryza
sativa L.indica) dan Efeknya Terhadap Kebugaran dan Aktivitas Antioksidan
pada Manusia Pasca Stres Fisik: A Case Control Study. Program Pascasarjana
Fakultas Teknologi Pertanian (Tesis). UGM. Yogyakarta.
Rahmawati, A. 2010. Efek Ekstrak Bekatul Beras Hitam (Oryza sativa L.) terhadap
Perbaikan Luka pada Mukosa Lambung Mencit yang Dipapar Aspirin. UNS.
Solo.
Sekertaris Jendral Pertanian. 2013. Berita Resmi PVT. Departemen Pertanian. Jakarta.
Siregar, Hadrian. 1981. Budidaya Tanaman Padi di Indonesia. Sastra Hudaya. Bogor.
Suardi, D. dan I. Ridwan. 2009. Beras hitam, Pangan Berkhasiat yang Belum
Populer. Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31(2): 9-10.
Subandi, M. Syam, dan A. Widjono, 1988. Jagung. Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Bogor.

Page 22 of 23

Sulistyono, Eko dkk. 2010. Karakterisasi Morfologi dan Fisiologi untuk


Mendapatkan Marka Morfologi dan Fisiologi Padi Sawah Tahan Kekeringan (30 Kpa) dan Produktivitas Tinggi (>8 ton/ha). IPB. Bogor.
Supardi dkk. 2010. Padi Hitam. Dinas Pertanian Tanaman Pangan. Bandung.
Soemedi. 1982. Pendoman Bercocok Tanam Padi. UNSOED. Purwokerto.
Soenarto. 1997. Pemuliaan Tanaman. IKIP Semarang Press. Semarang.
Syukur, M., S. Sujiprihati, dan R. Yunianti. 2009. Teknik Pemuliaan Tanaman. Bagian
Genetika dan Pemuliaan Tanaman Departemen Agronomi dan Hotikultura IPB.
Bogor.
Taslim dkk. 1993. Teknik bertanam padi gogorancah. Dalam: Ismunanji, M., S.
Partohardjono, M Syam dan A Widjono (Eds). Padi. Buku 2. Pusat Penelitian
Tanaman Pangan. Bogor.
Yugi R, Ahadiyat. 2011. Toleransi Varietas Padi Gogo terhadap kondisi Kekeringan
berdasarkan kadar Air Tanah dan Tingkat Kelayuan. UNSOED. Purwokerto.

Page 23 of 23

Anda mungkin juga menyukai