Mikrobiologi Industri
1.
2.
3.
4.
5.
2)
Khamir
Khamir ada yang yang bermanfaat dan ada pula yang membahayakan manusia. Khamir
banyak dimanfaatkan dalam bidang industri yaitu proses fermentasi pada pembuatan roti, bir,
wine, vinegar dan sebagainya. Khamir yang tidak diinginkan adalah yang ada pada makanan dan
menyebabkan kerusakan pada saurkraut, jus buah, sirup, molase, madu, jelly, daging dan
sebagainya.
Khamir yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut (Black,
2002):
1. Saccharomyces cerevisiae, merupakan khamir yang paling populer dalam pengolahan makanan.
Khamir ini telah lama digunakan dalam industri wine dan bir. Dalam industri pangan, khamir
digunakan dalam pengembang adonan roti dan dikenal sebagai ragi roti.
2. Saccharomyces roxii, adalah khamir yang digunakan dalam pembuatan kecap dan berkontribusi
pada pembentukan aroma.
3)
1.
2.
3.
4.
5.
Jamur
Jamur yang memiliki peranan yang menguntungkan diantaranya sebagai berikut (Pelczar, 1988):
Aspergillus niger. Jamur ini digunakan dalam pembuatan asam sitrat. Asam sitrat merupakan
salah satu asam organik yang banyak digunakan dalam bidang industri pangan misalnya pada
pembuatan permen dan minuman kemasan. Jamur ini sering mengontaminasi makanan misalnya
roti tawar.
Rhizopus oryzae. Jamur ini penting pada pembuatan tempe. Aktivitas jamur Rhizopus oryzae
menjadikan nutrisi pada tempe siap dikonsumsi manusia. Aktivitas enzim yang dihasilkan
menjadikan protein terlarut meningkat. Produk tempe kini juga telah dikembngkan menjadi
isoflavon yang penting bagi kesehatan.
Neurospora sitophila. Jamur ini merupakan sumber beta karoten pada fermentasi tradisional.
Produk oncom yang dikenal di Jawa Barat adalah hasil fermentasi yang dilakukan Neurospora
sitophila. Produksi spora untuk sumber beta karoten yang dapat disubstitusikan pada makanan
juga telah diteliti. Selain mampu memberikan asupan, beta karoten juga merupakan sumber
warna yang cukup menarik.
Monascus purpureus. Jamur ini dikalangan mikrobiolog jarang dikenal karena produk yang
dihasilkan. Mula pertama jamur ini ditemukan di Jawa namun menjadi produk utama Cina
dengan nama angkak. Angkak adalah fermentasi pada beras. Jamur ini menghasilkan pewarna
alami yang umumnya digunakan pada masakan Cina. Saat ini telah ditemukan adanya zat aktif
pada ngkak yang dapat membantu kesehatan dan telah dikemas dalam bentuk kapsul.
Penicillium sp. Jamur ini paling terkenal karena kemampuannya menghasilkan antibiotika yang
disebut pensilin. Sejak pertama kali dikenal terus digunakan sampai sekarang. Jamur pengasil
antibiotika saat ini telah banyak diketahui sehingga ragam antibiotik pun semakin banyak. Selain
itu pembuatan antibiotika, spesies yang lain juga digunakan dalam pembuatan keju khusus.
Mikroba termofil mempunyai suhu pertumbuhan antara 40-75oC, dengan suhu optimum 5560oC.
b) Kelembaban
Tiap jenis mikroba mempunyai kelembaban optimum tertentu. Pada umumnya khamir dan
bakteri membutuhkan kelembapan yang lebih tinggi dibandingkan jamur. Banyak mikroba yang
tahan tahan hidup dalam keadaan kering untuk waktu yang lama. Misalnya mikroba yang
membentuk spora dan mentuk-bentuk Krista.
c)
pH
Berdasarkan pH yang ada, mikroba dikenal dengan asidofil, neurofil, dan alkalifil. Asidofil
adalah mikroba yang dapat tumbuh pada pH antara 2,0-5,0. Mikroba neutrofil adalah mikroba
yang mampu tumbuh pada kisaran pH 5,5-8,0 sedangkan mikroba alkalifil dapat tumbuh pada
kisaran pH 8,4-9,5. Bakteri memerlukan pH 6,5-7,5, khamir memerlukan pH 4,0-4,5, sedangkan
jamur mempunyai kisaran pH yang luas.
d) Ion-ion logam
Ion-ion logam berat seperti Hg, Ag, Cu, Au dan Pb pada kadar yang sangat rendah dapat
bersifat toksik. Daya bunuh logam berat pada kadar rendah disebut oligodinamik. Ion-ion logam
dapat mengganggu sistem enzim sel. Misalnya Hg++ akan bergabung dengan gugus sulfidril (SH) dalam enzim sehingga aktivitas enzim dengan gugus aktif sulfidril akan terhambat
aktivitasnya. Ion-ion Li++ dan Zn++ bersifat toksik bagi Lactobacillus dan Leuconostoc, namun
demikian jika Ph diturunkan maka peracunan Li++ dan Zn++ dapat dikurangi.
e)
Iradiasi
Radiasi pengion dicirikan oleh energi yang sangat tinggi dan kemampuan penetrasi yang
besar. Demikian juga sifat letalnya. Penggunaan radiasi pengion terutama pada bidang farmasi,
kedokteran,proses industri, serta digunakan dalam bidang mikrobiologi, misalnya menggunakan
sinar ultraviolet dan sinar gamma.
Sinar UV yang paling efektif dalam membunuh mikroorganisme adalah yang memiliki
panjang gelombang yang dekat dengan 260 nm, dengan energi kuantum sekitar 4,9 Ev. Sinar
dengan panjang gelombang dibawah 200 nm tidak efektif karena mudah diserap oleh oksigen
atmosfir. Sinar dengan panjang gelombang 360-450 nm umumnya disebut UV gelombang
panjang dan biasa digunakan untuk menstimulasi flourisensi, misalnya untuk menunjukkan
adanya pigmen pseudomonas pada telur.
Penggunaan lain UV pada bidang industri bahan makanan adalah pada ruang pendingin
yang dipergunakan untuk menyimpan daging. Tujuannya dalah untuk menunda pertumbuhan
mikroba permukaan. Iradiasi ultraviolet dengan internsitas 2 mW/cm 2 terhadap pseudomonas
pada daging dapat mengurangi kecepatan pertumbuhannnya menjadi 85% bila dibandingkan
dengan kontrol, dan akan menjadi 75% bila intensitas pada permukaan 24 mW/cm2.
Sinar gamma, iradiasi gamma telah digunakan sebagai metode dalam pengawetan
pangan di beberapa Negara seperti Belgia, Perancis, Jepang dan Belanda. Di Indonesia sendiri
baru dilakukan dalam skala laboratorium. Proses dilakukan dengan penyinaran pangan dengan
menggunakan kobalt radioisotope (60oC). Iradiasi akan mempengaruhi fungsi metabolisme dan
fragmentasi DNA yang dapat mengakibatkan kematian sel mikroba sehingga memperbaiki
kualitas mikrobiologis pangan dengan mengurangi jumlah jasad perusak dan pathogen.
Selain faktor di atas, mikroba juga melakukan interaksi, sebab di alam jarang dijumpai
mikroba yang hidup sebagai biakan murni, tetapi selalu berada dalam asosiasi dengan jasad lain.
Interaksi antar mikroba dapat terjadi antara dua mikroba yang sama ukuran selnya (dua sel
bakteri, dua sel protozoa) atau antara dua sel yang berbeda ukurannya (sel bakteri dengan sel
protozoa). Dua sel yang ukurannya sama memiliki kebutuhan nutrisi yang kurang lebih sama,
sebab susunan molekul suatu sel pada umumnya relatif sama. Berbeda halnya jika ukuran sel
berbeda, kebutuhan ruang berbeda. Protozoa membutuhkan ruang ribuan kali lebih besar
daripada bakteri. Begitu juga dengan kebutuhan nutrisinya. Contohnya interaksi
antarPseudomonas synoyanea dengan Sterptococcus lactis yang menyebabkan terjadinya warna
biru pada susu.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
menghasilkan bahan obat-obatan dan kosmetika, serta Pembuatan insulin manusia dari bakteri
(Sel pankreas yang mempu mensekresi Insulin digunting, potongan DNA itu disisipkan ke dalam
Plasmid bakteri) DNA rekombinan yang terbentuk menyatu dengan Plasmid diinjeksikan lagi ke
vektor, jika hidup segera dikembangbiakkan.
2.4 Peranan Mikroba dalam Mikrobiologi Industri
A. Produksi Bahan Kimia Farmasi yang Bernilai Komersil
1. Antibiotika
Antibiotika merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan dapat
menghambat atau membunuh mikroorganisme lain. Perkembangan antibiotika sebagai zat untuk
pengobatan penyakit infeksi lebih banyak mempengaruhi penggunaan obat dibandingkan dengan
perkembangan antibiotik itu sendiri. Antibiotika merupakan produk metabolisme sekunder.
Meskipun hasilnya relatif rendah dalam sebagian besar industri fermentasi, tetapi karena
aktivitas terapetiknya tinggi maka menjadi memiliki nilai ekonomik tinggi, oleh karena itu
antibiotika dibuat secara komersial melalui fermentasi mikroba. Beberapa antibiotika dapat
disintesis secara kimia, tetapi karena kompleksitas bahan kimia antibiotika dan cenderung
menjadi mahal, maka tidak memungkinkan sintesis secara kimia dapat bersaing dengan
fermentasi mikroorganisme.
Penggunaan antibiotika secara komersial, pertamakali dihasilkan oleh fungi berfilamen
dan oleh bakteri kelompok Actinomycetes. Seringkali, sejumlah senyawa kimia berhubungan
dengan keberadaan antibiotika, sehingga dikenal famili antibiotik. Antibiotika dapat
dikelompokkan berdasarkan struktur kimianya. Sebagian besar antibiotika digunakan secara
medis untuk mengobati penyakit bakteri, meskipun sebagian diketahui efektif menyerang
penyakit fungi. Secara ekonomi dihasilkan lebih dari 100.000 ton antibiotika per tahun, dengan
nilai penjualan hampir mendekati $ 5 milyar.
Tabel 1: Beberapa antibiotika yang dihasilkan secara komersial
Antibiotika
Basitrasin
Sefalosporin
Kloramfenikol
Sikloheksimid
Sikloserin
Erytromisin
Griseofulvin
Kanamisin
Linkomisin
Neomisin
Nistatin
Penisilin
Polimiksin B
Streptomisin
Tetrasiklin
Mikrorganisme penghasil
Bacillus subtilis
Cephalosporium sp.
Sintesis senyawa kimia
olehStreptomyces
venezuelae)
Streptomyces griseus
Streptomyces orchidaceus
Streptomyces erythreus
Penicillium griseofulvin
Streptomyces kanamyceticus
Streptomyces lincolnensis
Streptomyces fradiae
Streptomyces noursei
Penicillium chrysogenum
Bacillus polymyxa
Streptomyces griseus
Streptomyces rimosus
Tipe mikroorganisme
Bakteri pembentuk-spora
Fungi
(dulu Actinomycete
Actinomycete
Actinomycete
Fungi
Actinomycete
Actinomycete
Actinomycete
Actinomycete
Fungi
Bakteri pembentuk-spora
Actinomycete
Actinomycete
Actinomycete
Contoh
Nojirimisin
Streptomisin
Everninomisin
Streptotrisin
Vankomisin
Moenomisin
Eritromisin
Kandisidin
Rifamisin
Tetranaktin
Tetrasiklin
Adriamisin
Aktinorodin
Mitomisin
Sikloserin
Penisilin
Basitrasin
- Kromopeptida
- Depsipeptida
- Peptida pembentuk-selat
5. Antibiotika heterosiklik mengandung nitrogen
- Antibiotika nukleosida
6. Antibiotika heterosiklik mengandung oksigen
- Antibiotika polieter
7. Turunan alisiklik
- Turunan sikloalkan
- Antibiotika steroid
8. Antibiotik aromatik
- Turunan benzen
- Antibiotika aromatik terkondensasi
- Eter aromatik
9. Antibiotika alifatik
- Senyawa mengandung fosfor
Aktinomisin
Valinomisin
Bleomisin
Polioksin
Monensin
Sikloheksimida
Asam fusidat
Kloramfenikol
Griseofulvin
Novobiosin
Fosfomisin
komersial melalui sintesis bahan kimia. Sejumlah vitamin terlalu sulit disintesis dengan biaya
murah tapi keuntungannya vitamin dapat dibuat dengan fermentasi mikrobial. Vitamin B12 dan
riboflavin yang terpenting dalam kelompok vitamin.
Sianokobalamin (Vitamin B12), disintesis secara khusus di alam oleh mikroorganisme.
Kebutuhan vitamin ini pada hewan dipenuhi melalui ambilan makanan atau melalui absorpsi
vitamin yang dihasilkan mikroorganisme dalam usus hewan. Tetapi pada manusia vitamin B12
diperoleh melalui makanan atau sebagai tambahan vitamin, karena seandainya vitamin ini
disintesis oleh mikroorganisme dalam jumlah yang besar di dalam usus besar, tetapi tidak masuk
ke dalam saluran darah. Strain mikroorganisme dipilih dan digunakan untuk menghasilkan
banyak vitamin. Anggota bakteri dari genus Propionibacterium menghasilkan vitamin mulai dari
19-23
mg/liter
pada
proses
dua-tahap,
sedangkan
bakteri
lain,Pseudomonas denitrificans menghasilkan 60 mg/liter pada proses satu-tahap yang
menggunakan molase gula-bit sebagai sumber karbon. Vitamin B12 mngandung kobalt sebagai
bagian esensial strukturnya, dan untuk meningkatkan produksi vitamin, dilakukan dengan
menambahkan kobalt pada medium biakan.
Riboflavin (B2) disintesis oleh beberapa mikroorganisme, termasuk bakteri, fungi, dan
ragi. Fungi Ashbya gossypii menghasilkan sejumlah besar riboflavin (> 7 gram/liter) dan oleh
karena itu sering digunakan dalam proses produksi mikrobiologi. Hasil perolehan yang sangat
banyak ini menyebabkan persaingan ekonomi tinggi di antara proses mikrobiologi dengan proses
sintesis secara kimia.
3. Asam amino
Asam amino digunakan secara luas dalam industri makanan, tambahan pakan, dalam
obat, dan sebagai bahan pemula pada industri kimia. Sebagian besar asam amino yang penting
secara komersial adalah asam glutamat, yang digunakan untuk meningkatkan rasa. Dua asam
amino yang juga penting, asam aspartat dan fenilalanin, yang menyusun bahan pemanis buatan,
aspartat, merupakan unsur penting dalam minuman ringan diet dan makanan lain yang dijual
sebagai
produk bebas-gula. Lisin, merupakan asam amino esensial untuk manusia, dihasilkan
olehBrevibacterium flavum, juga digunakan sebagai tambahan makanan. Meskipun sebagian
besar asam amino dapat dibuat secara kimia, sintesis bahan kimia menyebabkan pembentukan
bentuk DL inaktif. Jika secara biokimia bentuk L dibutuhkan, maka diperlukan metode enzimatik
atau metode mikrobiologi pada pembuatannya. Produksi asam amino secara mikrobiologi juga
dapat melalui fermentasi langsung, dimana mikroorganisme menghasilkan asam amino dalam
suatu proses fermentasi standar, atau melalui proses enzimatik, dimana mikroorganisme sebagai
sumber enzim dan enzim tersebut digunakan dalam proses produksi.
Tabel 3: Asam amino yang digunakan pada industri makanan
Asam amino
Glutamat (MSG)
Aspartat dan alanin
Glisin
Sistein
Triftofan + histidin
Makanan
Berbagai makanan
Juice Buah
Pemanis makanan
Roti
Juice Buah
Berbagai makanan, susu bubuk
Tujuan
Meningkatkan rasa
Menyempurnakan rasa
Perbaikan rasa
Perbaikan kualitas
Antioksidan
Antioksidan, mencegah
tengik
Pemanis rendah-kalori
Tambahan nutrisi
Tambahan nutrisi
4. Enzim
Setiap organisme menghasilkan berbagai enzim, sebagian besar dihasilkan
dalam jumlah yang kecil dan dilibatkan dalam proses seluler. Bagaimanapun, enzim tertentu
dihasilkan dalam jumlah yang besar oleh beberapa organisme, dan
dibutuhkan dalam sel, dikeluarkan ke dalam medium. Enzim ekstraseluler biasanya dapat
menguraikan bahan nutrien yang tak-larut misalnya selulosa, protein, pati, dan hasil pencernaan
selanjutnya diangkut ke dalam sel, dimana enzim digunakan sebagai nutrien untuk pertumbuhan.
Beberapa enzim ekstraseluler digunakan dalam makanan, perusahaan susu, pabrik obat, dan
industri tekstil dan dihasilkan dalam jumlah yang besar melalui sintesis mikrobiologi. Enzim
tersebut sering digunakan karena spesifisitas dan efisiensi pada reaksi katalisis yang dibutuhkan,
pada suhu dan pH yang wajar. Reaksi yang sama dapat dicapai dengan bahan kimia yang
umumnya membutuhkan kondisi suhu dan pH ekstrim, dan kurang efisien dan kurang spesifik.
Secara komersial enzim dihasilkan dari fungi dan bakteri. Proses produksi
biasanya aerobik, dan medium biakan sama dengan yang digunakan pada fermentasi antibiotik.
Enzim itu sendiri umumnya hanya sedikit dibentuk selama fase pertumbuhan aktif tetapi
akumulasi dalam jumlah besar terjadi selama fase stasioner pertumbuhan.
Enzim mikroorganisme dihasilkan dalam jumlah yang sangat banyak pada
suatu industri dasar adalah protease bakteri, digunakan sebagai tambahan dalam
deterjen pencuci. Sejak tahun 1969, 80% deterjen pencuci mengandung enzim,
khususnya protease, juga amilase, lipase, reduktase, dan enzim lain. Tetapi mulai tahun 1971,
penggunaannya menurun setelah terjadi alergi pada pemakai dan konsumen, sehingga
dikembangkan teknik pemrosesan khusus misalnya microencapsulation untuk menjamin
pengolahan bebas-debu.
Enzim penting lain yang dibuat secara komersial adalah amilase dan glukoamilase, yang
digunakan dalam produksi glukosa dari pati. Setelah dihasilkan glukosa, selanjutnya dengan
bantuan glukosa isomerase akan diubah menjadi fruktosa (yang lebih manis dari glukosa dan
sukrosa) dan menghasilkan produk akhir pemanis fruktosa-tinggi dari pati jagung, gandum, atau
kentang. Penggunaan proses tersebut dalam industri makanan mengalami peningkatan,
khususnya dalam produksi minuman ringan.
Tiga reaksi yang terjadi dalam perubahan pati jagung menjadi produk yang
disebut sirup jagung fruktosa-tinggi, masing-masing reaksi dikatalisis oleh enzim
mikroba secara terpisah :
- Enzim a-amilase menyerbu polisakarida pati, memecah rantai, dan mengurangi viskositas
polimer. Reaksi ini disebut thinning reaction.
- Enzim glukoamilase memecah polisakarida rantai pendek menghasilkan monomer glukosa,
proses tersebut dinamakan saccharification.
- Enzim glukosa isomerase merubah glukosa menjadi fruktosa, prosesnya disebutisomerization.
Protease
Sumber
Fungi
Bakteri
Fungi
Bakteri
Fungi
Bakteri
Fungi
Bakteri
Bakteri
Bakteri
Bakteri
Invertase
Glukosa oksidase
Bakteri
Ragi
Fungi
Fungi
Bakteri
DNA plymerase
Lipase
Bakteri
Fungi
Penggunaan
Roti
Pati pelapis
Pembuatan sirup dan glukosa
Pati cold-swelling laundry
Membantu pencernaan
Membuang lapisan
(mengurangi ukuran)
Roti
Membuang noda
Mengempukkan daging
Membersihkan luka
Membuang lapisan
(mengurangi ukuran)
Deterjen rumah-tangga
Permen soft-center
Membuang glukosa, oksigen.
Kertas uji untuk diabeter
Sirup jagung fruktosa-tinggi
Memeras, menguraikan
Industri
Pembakaran
Kertas
Makanan
Pati
Farmasi
Tekstil
Pembakaran
Dry cleaning
Daging
Obat
Tekstil
Laundry
Permen
Makanan
Farmasi
Minuman
ringan
Wine, juice
buah.
Keju.
Farmasi.
Koagulasi susu
Mengobati pasien karena
serangan jantung
PCR/polymerase chain reaction Laboratorium
Meningkatkan rasa,
Makanan,
menghilangkan noda
deterjen
dikhususkan untuk produk lain, wine dunia mengarah pada produk yang dihasilkan dari
fermentasi jus anggur. Wine pertamakali dibuat di Mesir dan Mesopotamia sebelum tahun 2000
S.M. dan menyebar luas ke daerah Mediterania.
Khamir adalah mikrooorganisme yang melakukan fementasi juice buah menjadi
wine. Khamir yang umum digunakan dalam fermentasi adalah Saccharomyces sp.
Khamir ini akan mengubah gula menjadi alkohol dan CO2. Dalam perombakan ini
diperlukan pula nutrien yang mendukung pertumbuhan khamir, jika tidak tersedia pada
bahan baku. Bahan yang umum dtambahkan adalah amonium fosfat sebagai sumber
nitrogen.
Kandungan karbon dioksida merupakan salah satu pertimbangan dalam memilih wine,
peningkatan langsung pada fermentasi akhir oleh ragi dalam botol. Terdapat dua tipe fermentasi
wine yang melibatkan ragi : pertama, yang disebut wild yeasts, ragi yang terdapat pada buah
anggur yang diambil dari alam dan dipindahkan ke dalam juice, dan kedua, ragi wine yang
dibiakkan, Saccharomyces ellipsoides, yang ditambahkan ke dalam juice untuk memulai
fermentasi. Salah satu perbedaan terpenting di antara dua ragi ini adalah toleransinya terhadap
alkohol. Sebagian besar ragi hanya toleran terhadap kadar alkohol sekitar 4%, dan ketika kadar
alkohol melebihi kadar tersebut maka fermentasi berhenti. Ragi wine memiliki toleransi lebih
dari 12-14% alkohol sebelum menghentikan pertumbuhannya. Pada unfortified wine,
kandungan akhir alkohol ditentukan oleh toleransi ragi terhadap alkohol dan oleh jumlah gula
yang terdapat dalam juice. Pada sebagian besar unfortified wine, kandungan alkoholnya
berkisar 8-14%. Pada fortified wine, misalnya sherry memiliki kandungan alkohol sebanyak
20%, tetapi hal ini dapat dicapai melalui penambahan waktu distilasi minuman keras,
misalnyabrandy. Distilasi malt brews (minuman hasil fermentasi ragi dari gandum)
menghasilkanwhiskey. Pada produksi minuman berkadar alkohol rendah, wild yeasts tidak
menghasilkan sejumlah komponen rasa yang diharapkan pada produk akhir, dan peningkatan
pertumbuhanwild yeasts tidak dibutuhkan selama fermentasi.
Cara membunuh wild yeasts dalam must dilakukan dengan penambahan sulfur
dioksida sebanyak 100 ppm. Sedangkan ragi wine biakkan bersifat resisten terhadap kadar sulfur
dioksida tersebut dan ditambahkan sebagai kutur pemula dari pertumbuhan biakan murni pada
sterilisasi dan pasteurisasi jus anggur. Selama tahap awal, terdapat udara dalam cairan dan terjadi
pertumbuhan ragi dengan cepat; selanjutnya udara tersebut digunakan, berkembang keadaan
anaerobik dan mulai terjadi produksi alcohol (Ristiati, 2008).
C. Produksi Vaksin
Vaksin merupakan suspensi mikroorganisme yang dimatikan atau dimodifikasi atau
bagian spesifik yang diisolasi dan mikroorganisme yang ketika disuntikkan ke dalam hewan
makan hewan tersebut akan menghasilkan imunitas terhadap penyakit tertentu. Sebagian besar
merupakan vaksin virus. Kepentingan vaksin rekombinan, pada kenyataannya untuk
menggantikan suspensi virus yang dimatikan atau diinaktifkan. Protein virus terpenting,
umumnya komponen yang sangat imunogen pada kapsid virus, dapat digunakan dalam dosis
tinggi untuk mendatangkan imunitas tingkat tinggi dan cepat tanpa kemungkinan penularan
infeksi. Saat ini sudah tersedia suatu rekombinan vaksin hepatitis B, juga sedang dilakukan
pengujian pada vaksin untuk herpes manusia, cytomegalovirus, virus campak, dan rabies. Vaksin
lain yang dikembangkan adalah beberapa vaksin untuk bakteri patogen, seperti kolera, clamydia,
dan gonorrhe (Campbell, 2000).
Benih Virus
Produksi vaksin dimulai dengan sejumlah kecil virus tertentu (atau disebut benih). Virus harus
bebas dari kotoran, baik berupa virus yang serupa atau variasi dari jenis virus yang sama. Selain itu,
benih harus disimpan dalam kondisi ideal, biasanya beku, yang mencegah virus menjadi lebih kuat atau
lebih lemah dari yang diinginkan. Benih disimpan dalam gelas kecil atau wadah plastik. Jumlah yang kecil
hanya 5 atau 10 sentimeter kubik, mengandung ribuan hingga jutaan virus, nantinya dapat dibuat menjadi
ratusan liter vaksin. Freezer dipertahankan pada suhu tertentu. Grafik di luar freezer akan mencatat
secara terus menerus suhu freezer. Sensor terhubung dengan alarm yang dapat didengar atau alarm
komputer yang akan menyala jika suhufreezer berada di luar suhu yang seharusnya.
b)
Pertumbuhan Virus
Setelah mencairkan dan memanaskan benih virus dalam kondisi tertentu secara hati-hati
(misalnya, pada suhu kamar atau dalam bak air), sejumlah kecil sel virus ditempatkan ke dalam pabrik
sel, sebuah mesin kecil yang telah dilengkapi sebuah media pertumbuhan yang tepat sehingga sel
memungkinkan virus untuk berkembang biak.
Setiap jenis virus tumbuh terbaik di media tertentu, namun semua media umumnya mengandung
protein yang berasal dari mamalia, misalnya protein murni dari darah sapi. Media juga mengandung
protein lain dan senyawa organik yang mendorong reproduksi sel virus. Penyediaan media yang benar,
pada suhu yang tepat, dan dengan jumlah waktu yang telah ditetapkan, virus akan bertambah banyak.
Selain suhu, faktor-faktor lain harus dipantau adalah pH. pH adalah ukuran keasaman atau
kebasaan, diukur pada skala dari 0 sampai 14. dan virus harus disimpan pada pH yang tepat dalam
pabrik sel. Air tawar yang tidak asam atau basa (netral) memiliki pH 7. Meskipun wadah di mana sel-sel
tumbuh tidak terlalu besar (mungkin ukuran pot 4-8 liter), terdapat sejumlah katup, tabung, dan sensor
yang terhubung dengannya. Sensor memantau pH dan suhu, dan ada berbagai koneksi untuk
menambahkan media atau bahan kimia seperti oksigen untuk mempertahankan pH, tempat untuk
mengambil sampel untuk analisis mikroskopik, dan pengaturan steril untuk menambahkan komponen ke
pabrik sel dan mengambil produk setengah jadi ketika siap.
c)
Pemisahan Virus
Ketika sudah tercapai jumlah virus yang cukup banyak, virus dipisahkan dari manik-manik
dalam satu atau beberapa cara. Kaldu ini kemudian dialirkan melalui sebuah filter dengan bukaan
yang cukup besar yang memungkinkan virus untuk melewatinya, namun cukup kecil untuk
mencegah manik-manik dapat lewat. Campuran ini sentrifugasi beberapa kali untuk memisahkan
virus dari manik-manik dalam wadah sehingga virus kemudian dapat dipisahkan. Alternatif lain
yaitu dengan mengaliri campuran manik-manik dengan media lain sehingga mencuci manikmanik dari virus.
d)
untuk vaksin attenuated. Strain lainnya menjadi terlalu lemah karena dibudidayakan berulang-ulang, dan
ini juga tidak dapat diterima untuk penggunaan vaksin.
Virus ini kemudian dipisahkan dari media tempat dimana virus itu tumbuh. Vaksin yang berasal
dari beberapa jenis virus (seperti kebanyakan vaksin) dikombinasikan sebelum pengemasan. Jumlah
aktual dari vaksin yang diberikan kepada pasien akan relatif kecil dibandingkan dengan jumlah medium
yang dengan apa vaksin tersebut diberikan. Keputusan mengenai apakah akan menggunakan air,
alkohol, atau solusi lain untuk injeksi vaksin, misalnya, dibuat setelah tes berulang-ulang demi
keselamatan, steritilitas, dan stabilitas.
e)
Pengontrolan Kualitas
Untuk melindungi kemurnian vaksin dan keselamatan pekerja yang membuat dan mengemas
vaksin, kondisi kebersihan laboratorium diamati pada seluruh prosedur. Semua transfer virus dan media
dilakukan dalam kondisi steril, dan semua instrumen yang digunakan disterilisasi dalam autoklaf sebelum
dan sesudah digunakan.
Varitas khusus untuk mengendalikan larva kumbang (uret, lundi) Dermolepida albohirtum pada
perkebunan tebu.
Metarhizium anisopliae isolat ICIPE 30
Isolat jamur M. anisopliae khusus untuk mengendalikan rayap dari genus Macrotermes,
Microtermes dan Odontotermes, pada pertanaman jagung, ubi kayu, jeruk, kopi, agroforestry,
dan sayuran yang diserang rayap. Juga digunakan untuk melindungi bangunan, dsb. dari
serangan rayap.
Metarhizium anisopliae isolat ICIPE 69
Produk ini khusus untuk mengenalikan hama thrips (Megalurothrips sjostedti, Thrips tabaci dan
Frankliniella occidentalis), pada tanaman sayuran dan tanaman hias.
Metarhizium flavoviridae var. flavoviridae Gams & Rozsypal
Metarhizium flavoviridae var. flavoviridae isolat F001, digunakan untuk mengendalikan
Adoryphorus coulani pada lapangan rumput (turf).
g. Paecilomyces fumosoroseus (Wiize) AHS Brown & G. Smith
Paecilomyces furosomoseus merupakan insektisida dan akarisida berbasis jamur yang
dimanfaatkan untuk mengendalikan berbagai jenis serangga, seprti kutu kebul (Trialeuroes
vapororiorum dan Bemisia tabaci). Juga memiliki efikasi terhadap aphids, thrips dan tungau
(spider mites). Isolat Apopka 97 (PFR 97) dari jamur ini telah diproduksi secara komersial, dan
direkomendasikan untuk digunakan pada tanaman hias serta tanaman pangan, baik di dalam
rumah kaca atau di lapangan.
2) Insektisida dari Bakteri
a. Bacillus sphaericus Neide
Bakteri ini terutama digunakan sebagai insektisida biologi di bidang kesehatan
masyarakat untuk mengendalikan nyamuk, terutama efektif untuk Culex spp. Bacillus sphaericus
isolat 2362 dipilih untuk dikomersialkan karena isolat ini efektif untuk mengendalikan larva
Culex spp. B. sphaericus bertindak sebagai racun perut, dan saat sporulasi bakteri menghasilkan
kristal protein. Setelah termakan, dalam usus serangga kristal protein yang merupakan pro-toksin
ini akan dirubah menjadi racun (toksin) oleh enzym protease. Toksin ini selanjutnya akan terikat
pada sel-sel usus tengah (midgut) pada lokasi spesifik dimana mereka aktif sebagai racun, dan
akhirnya mematikan serangga dengan menghancurkan selaput usus.
- Bacillus thuringiensis Berliner
B. thuringiensis (Bt) mungkin merupakan insektisida mikrobiologi yang paling luas
dikenal. Bakteri gram positif ini dideteksi pertama kali pada tahun 1902 pada larva ulat sutera
(Bombyx mori) yang mati. Di Eropa, Bt diketemukan juga diketemukan sebagai penyakit pada
bubuk tepung di Thuringen (Jerman). Bacillus thuringiensis (Bt) merupakan patogen (penyebab
penyakit) bagi berbagai jenis serangga yang sangat spesifik. Bt merupakan insektisida racun
perut.
b. Paenibacillus popilliae Newman
Sebelumnya dikenal dengan nama Bacillus popilliae diketemukan oleh pegawai Deptan
Amerika. Bakteri ini diisolasi dari Popillia japonica, dan digunakan untuk mengendalikan
kumbang ini.
c. Serratia entomophila Grimont
Bakteri yang dimanfaatkan untuk mengendalikan semacam lundi (uret) dari kumbangCostelytra
zealandica) pada padang rumput (turf) di New Zealand.
f.
http://matakuliahbiologi.blogspot.com/2012/06/mikrobiologi-industri.html
Mikrobiologi Industri
A. Pengertian Mikrobiologi Industri
Mikrobiologi Industri adalah ilmu yang mempelajari proses industri dengan mengikut sertakan
mikrobia dalam memproduksi produk-produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Produk yang
dibuat dipilih senyawa yang sulit diperoleh melalui cara kimiawi.
C. Sejarah Fermentasi
Sejarah perkembangan fermentasi
a.
Fermentasi telah dikenal sejak 6000 SM, di Babylonia, diketemukan khamir penghasil minuman
beralkohol (bir)
b.
c.
Abad ke-14 diketemukan cara distilasi alkohol dari hasil fermentasi serealia.
d.
Di Cina, Timur Tengah, menggunakan bakteri asam laktat untuk pengawetan susu menjadi yoghurt,
kefir dan kusmiss.
e.
Bakteri asam asetat ditemukan sebelum penemuan oleh Anthony Van Leuwenhoek.
f.
g.
Pabrik bir Carlsberg tahun 1800 sebagai pioner pengembang starter, untuk inokulum bir.
h.
i.
j.
Rudolf Emmerich dan Oscarlow tahun 1901 mendapatkan pyonase, adalah biotik yang dighasilkan
oleh Pseudomonas aeruginosa.
k.
Chaim Wismann tahun 1914-1918 menemukan Clostridium penghasil aseton untuk bahan peledak.
l.
m. Alexander Flemming tahun 1928 menemukan pinisilin yang dihasilkan oleh P. notatum
chrysogenum untuk menghambatStaphylococcus aureus.
n.
o.
Louis Pasteur tahun 1957 menemukan khamir penghasil alkohol, diketemukan pula fermentasi
vitamin, antibiotik, steroid dan asam amino.
p.
Tahun 1900 sampai 1920 dihasilkan gliserol, aseton, butanol, ensim dari bakteri dan fungi. Pada
waktu itu juga diperkenalkan tangki Imhoff untuk digesti anaerob air limbah menggunakan lumpur
aktif.
q.
Tahun 1960 telah diteliti tentang produksi biomasa sel mikrobia untuk sumber protein.
r.
Rekayasa genetika tidak hanya memindah gen diantra mikrobia tetapi juga genom.
memenuhi obat-obatan, makanan, ensim, detergen dan sebagainya perlu dicari mikrobia yang
bersifat unggul. Penyediaan bahan untuk industrifermentasi sangat dibutuhkan dalam jumlah besar.
E. Peranan Mikrobiologi dalam Industri bagi Manusia.
1
Mikrobia dapat digunakan dalam industri untuk menghasilkan produk seperti ensim, polisakarida,
asam amino, hormon dan antibodi monoklonal.
Mikrobia dapat digunakan untuk degradasi senyawa toksik, mengakumulasi lapisan minyak,
berperanan sebagai peptisida dan tujuan untuk penambangan.
Ensim digunakan untuk penyamakan kulit penghasil detergen dan pembuatan mentega
pengempukan daging.
Polisakharida digunakan untuk menstabilkan dan memberi pengental makanan sebagai bahan
kosmetik, agensia pengikat (perekat) obat-obatan, untuk menyaring senyawa dan sebagainya.
Hormon seperti insulin dan hormon pertumbuhan digunakan untuk diberikan kepada manusia yang
memang sifat genetik tak mampu memproduksi vitamin dan hormon.
Peranan Mikrobia dalam Industri :
Mikrobia :
1. Menguntungkan
2. Merugikan
1. Menguntungkan produk metabolit mempunyai nilai komersial
a.
b.
2.
b.
c.
d.
e.
Vaksin.
Diposkan oleh AUNG SUMBONO di 10:32 AM
http://aungsumbono.blogspot.com/2012/11/mikrobiologi-industri.html