Disusun Oleh :
Kelompok A-5:
Annisa Nurul Ghifari
(09949)
Pradipta Aji
(09960)
(09979)
(10001)
Co. Asisten:
Ahmad Sukron
LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam suatu industri, perancangan peralatan kerja sangat
mempengaruhi kinerja produktivitas. Suatu industri memfokuskan
perhatiannya
pada
analisis
perancangan
kerja
dalam
proses
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Ergonomi dapat didefinisikan sebagai studi tentang aspek-aspek
manusia dalam lingkungan kerjanya yang ditinjau secara anatomi,
fisiologi, psikologi engineering, manajemen dan disain/perancangan.
Didalam Ergonomi dibutuhkan studi tentang sistem dimana manusia,
fasilitas kerja dan lingkungannya saling berinteraksi dengan tujuan
utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya.
Ergonomi disebut juga sebagai Human Factors. Penerapan ergonomi
pada umumnya merupakan aktivitas rancang bangun (desain ataupun
rancang ulang (re-desain) (Granjean,1992).
Perancangan tata letak tempat kerja mempunyai tujuan untuk
menciptakan tata letak tempat kerja yang ergonomis, sehingga
performansi pekerja dapat ditingkatkan mendekati batas maksimalnya.
Dalam perancangan tata letak tempat kerja yang baik mempunyai
kriteria yaitu tata letak tempat kerja yang memungkinkan bagi operator
atau pekerja melihat dan meraih dengan mudah dan cepat seluruh
panel kendali untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dengan
postur kerja yang alamiah yaitu tidak menimbulkan terjadinya tekanan
atau tegangan yang berarti pada bagian tertentu tubuh dari operator
atau pekerja (Wignjosoebroto,1992).
Kelalaian
dalam
melakukan
suatu
pekerjaan
dapat
disebut
kecelakaan
internal.
Menurut
Barnes
(1980)
Mengurangi
signifikan
dan
tidak
jumlah
komponen/bagian
mempengaruhi
yang
tidak
fungsi
produk
secara
kerja
terutama
yang
komponen-komponen
produk
yang
Mengurangi
jumlah
operasi
Menggunakan
e.
1.
2.
3.
bisa
dilaksanakan
antara
lain
sebagai
berikut
(Wignjosoebroto,1992):
a.
b.
c.
d.
stasiun
kerja
yang
berbeda),
kebutuhan
untuk
mampu
pekerjaan. Tujuan dasar dari perbaikan metode kerja ini adalah unuk
menghindari berbagai jenis pemborosan (waktu, usaha manusia, bahan
baku, modal, dan lain-lain). Perbaikan kemampuan kerja akan
mempengaruhi produktivitas perusahaan secara umum. Upaya
perbaikan kerja meliputi perbaikan gerakan kerja yang dilakukan dan
pengaturan peralatan penunjang kerja yang tepat (Davis, 1979).
Perbaikan metode kerja diarahkan supaya menyeimbangkan
distribusi beban kerja tersebut dan mewujudkan waktu kerja yang lebih
optimal. Kondisi
keseimbangan beban kerja juga dapat diamati dari efisiensi gerakan
tangan kiri dan tangan kanan (Davis, 1979).
Dalam melakukan evaluasi dan mendesain layout baru maka
terlebih dahulu diadakan brainstorming di mana menjadi dasar dalam
mendesain layout kerja baru yang diharapkan dapat mengatasi seluruh
permasalahan yang dihadapi dan dapat menyusun aliran kerja yang
efektif dan efisien. Brainstorming adalah cara untuk memacu
pemikiran kreatif guna mengumpulkan ide-ide dari suatu kelompok
dalam waktu yang relatif singkat (Soekarto, 1990).
Teknik brainstorming adalah teknik untuk menghasilkan gagasan
yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini
mendorong munculnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang
nyleneh, liar, dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat
menghasilkan gagasan yang kreatif. Brainstorming sering digunakan
dalam diskusi kelompok untuk memecahkan masalah bersama.
waktu
singkat
adalah
melalui
metode
brainstorming.
Menjelaskan persoalan
Pemimpin pertemuan menjelaskan persoalan yang dihadapi
dan menerangkan kepada peserta bagaimana berpartisipasi dalam
sumbang saran tersebut.
2.
3.
4.
dipilih
dan
dimanfaatkan.
Teknik
brainstorming
2.
3.
4.
5.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Pelaksanaan Praktikum :
Digambarkan sistem kerja yang akan diperbaiki /
dirancang (yang digunakan di acara 2).
Digunakan skala sesuai kebutuhan.
Jika perlu ada alat bantu, dibuat gambar alat bantu yang
dirancang menggunakan skala tertentu.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.HASIL
B. PEMBAHASAN
Pada acara praktikum acara 4 yang berjudul Perancangan
Peralatan Kerja Menggunakan Data Anthropometri ini bertujuan agar
praktikan dapat melakukan perancangan peralatan kerja (meja, rak dan
alat
bantu
kerja)
yang
ergonomis
dengan
menggunakan
data
1 tangan saja,
hal
ini
dapat
pekerja
terburu-buru
memindahkan
ke
tempat
sesuai dengan jumlah produktivitas yang tinggi. Dari segi operator, akan
mengurangi adanya kelelahan yang dialami karena disebabkan oleh
beban pengangkatan kerupuk yang telah ditimbang menuju ke stasiun
penggorengan sehingga diharapkan produktivitas jauh lebih meningkat.
Meskipun perancangan sistem kerja yang baru telah dilakukan akan
tetapi perlu dilakukan evaluasi lagi atas alat yang baru ini karena
dikhawatirkan masih terdapat kelemahan dalam perancangan alat ini,
misalnya resiko kerusakan alat yang sewaktu-waktu bias terjadi jika tidak
dilakukan perawatan yang rutin, butuh waktu pembelajaran atau adaptasi
terhadap pekerja agar dapat mengoperasikannya, butuhnya atap langit
yang kuat karena jika tidak atau struktur bangunannya tidak kuat dan
tidak sesuai dikhawatirkan alat akan terjatuh sewaktu-waktu dan hal
tersebut akan menyebabkan kerugian yang sangat besar.
BAB V
KESIMPULAN
Setelah dilakukan brainstorming maka didapatkan kesimpulan
bahwa untuk mempermudah pekerja dalam melakukan pekerjaannya,
khususnya pada stasiun kerja yang kami amati yaitu stasiun
penggorengan, maka dibuat sebuah alat yang dapat mempermudah
pekerjaan tersebut, yaitu alat katrol pemindah yang merupakan alat yang
menggunakan katrol dimana posisinya diletakkan di atas pekerja dan
memiliki presentil yang dapat disesuaikan dengan tinggi pekerja.
DAFTAR PUSTAKA