Disusun oleh:
Anin Maratussholihah Elyavita
0810710024
Pembimbing :
dr. Djujuk RB Sp.An KAKV
INTRODUKSI
Coronary Artery Disease (CAD), atau biasa dikenal dengan Ischemic Heart
Disease (IHD) adalah salah satu masalah medis yang paling sering pada pasien
bedah yang usianya diatas 40 tahun.
Pasien biasanya mengeluh dengan :
1. Nyeri dada, yang tidak spesifik, atipikal, mungkin bisa atau tidak berhubungan
dengan perubahan EKG pada infark miokard. Keluhan ini masih harus
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan apakah pasien tersebut
2.
3.
4.
5.
PENILAIAN PREOPERATIF
A. RIWAYAT MEDIS PASIEN
1. Riwayat infark miokard :
Tanggal infark sebelumnya
Lama perawatan di rumah sakit
Penggunaan agen trombolitik misalnya : streptokinase pada
menejemen akut
Komplikasi yang timbul selama masa akut
Morbititas lebih jauh, misalnya : nyeri dada, aritmia diikuti infark
miokard
Rekam medis sebelumnya, jika ada
2. Nyeri dada :
Lokasi, keparahan, frekuensi, karakteristik nyerinya
Faktor yang memperparah dan mengurangi nyeri
1
3. Toleransi kemampuan :
Toleransi aktivitas fisik yang berat sebelum gejala angina atau
insufisiensi jantung timbul
Pengklasifikasian berdasarkan New York Heart Association (NYHA)
4. Gagal Jantung Kongestif :
Edema, orthopneu
Paroxysmal Nocturnal Dyspneu (PND)
5. Riwayat Terapi dan Terapi Sekarang
Mengidentifikasi obat dan isinya
Menilai komplians terhadap obat
Respon terapi dan stabilitas gejala
Riwayat CABG tanpa komplikasi sebagai proteksi terhadap perioperatif iskemia miokard.
6. Faktor Resiko
Sebagai tambahan untuk riwayat sistem kardiovaskuler di atas,
beberapa faktor berikut dapat dipikirkan sebagai faktor resikonya :
Jenis kelamin : pria tau wanita menopause
Usia > 65 tahun
Obesitas
Merokok
Diabetes melitus
Hipertensi
Disritmia
Hiperkolesterolemia
Riwayat keluarga
Penyakit vaskuler perifer
Faktor faktor tersebut merupakan indikator bahwa pasien memiliki
resiko berkembangnya iskemia miokard selama masa peri-operatif
meskipun beberapa dari faktor tesebut tidak dapat ditemukan
pengaruhnya yang signifikan dalam statistik.
B. PEMERIKSAAN FISIK
- Pucat, sianosis, jaundice, edema
- Tekanan darah, tekanan vena jugularis
- Nadi, ritme, karakteristik denyut perifer
- Kardiomegali, murmur
- Sistem pernafasan : RR, suara nafas, krepitasi
- Hepatomegali
C. INVESTIGASI
- Rutin :
Darah lengkap
Profil ginjal (Ureum, Kreatinin)
Gula darah acak
EKG
dipyridamole
dapat
dilakukan
untuk
4.
5.
6.
operasi
Pasien dengan resiko rendah, abaikan premedikasi
Lainnya : premedikasi yang adekuat dengan
sedasi
malam,
MANAJEMEN INTRAOPERATIF
MONITORING
Perintah :
-EKG :
(i)
Gunakan lead CM5 untuk mendeteksi iskemik miokard anterolateral
(ii)
Gunakan lead II untuk mengenali aritmia dan mendeteksi iskemik miokard
di lead inferior
-Tekanan darah yang non-invasif
-Pulse oximetry
Jika ada indikasi :
-Capnografi
-Stimulator saraf perifer
-Jalur intra-arterial
-CVP
-Cateter arteri pulmonal
-Produksi urine
-Temperatur
PILIHAN ANESTESIA
Pertanyaan mengenai
(c) Teknik anestesia sudah sering dilakukan. Tidak ada istilah masih belajar
untuk memblok anestesi pasien ini!
(d) Pasien harus terus dimonitor setiap saat. Ada peningkatan gangguan
hemodinamik dari blokade neural harus diatasi dengan cepat dan
agresif.
2. ANESTESI GENERAL
Periode Bahaya :
- Induksi
- Dari induksi sampai permulaan operasi
- Intraoperatif selama manuver nyeri
- Kegawatan dari periode anestesia sampai pemulihan
Semuanya itu melingkupi seluruh durasi anestesia.
Respon kardiovaskuler terhadap stimulus berbahaya adalah terlalu berlebihan
pada beberapa pasien. Tugas kita di anestesia adalah untuk menghilangkan
respon kardiovaskuler itu.
A. INDUKSI
- Semua pasien harus mendapatkan preoksigenasi yang adekuat
- Monitoring harus selalu dilakukan
- Pasang jalur arteri, jalur vena sentral dibawah lokal anestesi sehingga
-
operasi
Tetap perhatikan tekanan darah; lihat juga tanda iskemia pada EKG
Penggunaan yang bijaksana cairan intravena + vasokonstriktor seperti
C. PEMELIHARAAN
- Memelihara keadaan normokarbia dan oksigenasi adekuat selama
-
ventilasi terkontrol
Mengganti darah yang hilang secepatnya untuk menjaga hematokrit >
30%.
Anestesi dalam yang adekuat untuk mencegah kesadaran karena GA
yang lemah.
Terapi yang cepat dan tepat untuk perubahan hemodinamika.
Deteksi iskemia intraoperatif :
Perlunya alat monitoring karena penurunan sensitivas :
(i)
Transoesophageal echocardiography (TEE) :
- Memperlihatkan abnormalitas pergerakan dinding
secara
segmental
Mendeteksi disfungsi katup mitral
Paling sensitif tapi mahal dan tidak selalu tersedia di RS
Kateter arteri pulmonal :
- Memperlihatkan peningkatan pada tekanan kapiler pulmonal
- Tidak selalu tersedia di RS
Elektrokardiogram, jika CM5, lead yang dimonitor :
- Keakuratan tergantung banyak faktor, misalnya penempatan
-
(ii)
(iii)
(a) Peningkatan
kebutuhan
oksigen
miokard
sebagai
manifestasi
hipertensi, takikardi:
- Peningkatan kedalaman anestesi dengan analgesik narkotika
atau agen volatile; infus GTN, dimulai dengan 0,1 g/kg/menit;
beta bloker seperti esmolol, labetalol
(b) Mengurangi suplai oksigen miokard :
(i)
Dengan hipotensi
- Cairan intravena + darah jika disebabkan oleh hipovolemik;
(ii)
D. EMERGENSI
- Periode ini sama pentingnya tetapi terkadang sering dilupakan
- Persiapan yang sama seperti selama induksi juga harus tetap
-
diperhatikan
Dosis ulang lignocain iv atau esmolol sebelum reversal
Ektubasi awal untuk mencegah batuk berkepanjangan pada ETT
Observasi ketat pada ruang pemulihan (RR)
Pastikan tetap diberikan penghilang nyeri yang adekuat
intraoperatif
Observasi atau ventilasi elektif pasien dengan resiko rendah di ICU
Mengingat kalau angka reinfarksi paling tinggi pada hari ke-3 postoperatif
Pasien ini butuh observasi ketat paling tidak 72 jam walaupun keadaan
hemodinamiknya stabil.
APENDIKS I
KLASIFIKASI NYHA :
KELAS 1
KELAS 2
KELAS 3
KELAS 4
POIN
10
5
11
3
3. EKG :
Ritme selain sinus > 5
ventrikular ekstrasistole
4. BIOKIMIA :
PaO2 < 60 mmHg
PaCO2 > 50 mmHg
Urea > 6,5 mmol/L
Potasium < 3 mmol/L
Bikarbonat < 20 mmol/L
Kreatinin > 3 mg/dL
7
7
5. PEMBEDAHAN :
Emergensi
Peritoneal atau intrathoracic
4
3
SKORING :
Resiko berdasarkan Skor
I 0 5 poin
II 6 12 poin
III 13 25 poin
IV > 26 poin
Morbiditas %
0,7
5
11
22
Rekomendasi :
I
: Normal
II
: Kritikal
9
Mortalitas %
0,2
2
2
56
III
IV
10