Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pemeriksaan analisa sperma pada semen pria merupakan suatu analisa
lengkap yang penting untuk pasangan yang berkonsultasi masalah infertilitas.
Infertilitas yang diperkirakan 10% hingga 15% dari seluruh jumlah pasangan
yang ada, bila ditelusuri setengah dari kasus-kasusnya, penyebabnya dari pihak
pria.
Adanya semen memungkinkan pemeriksaan langsung dari sel benih pria,
memberikan informasi berharga yang tidak dapat diperoleh pada wanita. Sperma
analisa meliputi pemeriksaan spermatozoa, elemen selular non sperma dan cairan
seminal. Ketiganya memberi petunjuk tentang fungsi testikular dan kondisi
saluran reproduksi pria. Penghitungan jumlah lekosit pada sperma analisa
merupakan salah satu pemeriksaan kualitas sperma yang klasik. Keberadaan
lekosit pada semen ditenggarai bisa memberikan informasi yang cukup bermakna
dalam pemeriksaan sperma analisa.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana teknik untuk mendapatkan sampel pemeriksaan yang sesuai?
2. Bagaimana syarat pengambilan sample sperma?
3. Bagaimana syarat wadah untuk pemeriksaan sperma?
4. Apa yang dapat memicu terjadinya abnormalitas hasil pemeriksaan?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui teknik mendapatkan sampel sperma yang sesuai untuk
pemeriksaan
2. Untuk mengetahui syarat pengambilan sampel sperma
3. Untuk mengetahui syarat wadah untuk pemeriksaan sperma
4. Untuk mengetahui pemicu terjadinya abnormalitas hasil pemeriksaan
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEKNIK MENDAPATKAN SAMPLE SPERMA


1. Masturbasi / Onani
Cara ini merupakan methode yang paling dianjurkan untuk
memperoleh sperma, biasanya dengan tangan (baik tangan sendiri maupun
tangan istrinya) atau dengan suatu alat tertentu. Kebaikan cara ini
menghindari

kemungkinan

tumpah

ketika

menampung

sperma,

menghindari dari pencemaran sperma dengan zat-zat yang lain.


2. Coitus Interuptus ( CI )
Adalah melakukan persetubuhan secara terputus, hal ini kurang baik
dianjurkan sebab:
a. Memungkinkan sperma dapat tercampur dengan cairan vagina,
sehingga banyak mengandung epitel, leukosit, eritosit, bakteri, parasit,
jamur dll.
b. Dalam jumlah penampungannya kurang, karena sperma sebagian
dapat mesuk ke vagina. Disamping itu terjadi kesalahan pada
pemeriksaan PH dan konsentrasi.
3. Coitus Condomatosus
Pengeluaran sperma dangan cara ini dilarang dan sangat tidak
diperkenankan. Karena sebagian besar karet kondom mengandung bahan
spermiacidal, yaitu bahan yang dapat mematikan sperma
4. Reflux poscital
Adalah suatu cara Coitus dimana setelah sperma keluar dan masuk
kevagina, sperma tersebut dibilas demga pz atau cairan lainnya. Hal ini
akan timbul kekeliruan dalam volume konsentrasi dan viskositas.

5. Massage prostat
Adalah suatu cara pengeluaran dengan cara memijat kelenjar prostat
lewat rectum, disini jelas akan timbul kekeliruan dalam penafsiran pH,
konsentrasi dan sebagainya yang keluar adalah cairan prostat. Jadi cara
memperoleh sperma yang paling baik adalah dengan onani meskipun
faktor psikis ada pengaruhnya. Hal ini dapat terjadi pada orang desa, orang
tertentu yang tidak bisa melakukan onani atau orang yang tidak mengerti
tentang onani.

Biasanya orang kota lebih gampang dari pada orang desa, orang
muda lebih mudah dari pada orang tua, orang yang tidak di sunat lebih
gampang daripada orang yang di sunat, juga pengaruh religius. Cara
memperoleh sperma sebagai pilihan kedua adalah dengan cara Coitus
Interuptus bila alasan religius cara pertama tidak memungkinkan.
B. SYARAT PENGAMBILAN SAMPEL SPERMA
Pada tahap pengambilan sampel, beberapa hal yang harus diperhatikan
adalah :
1.

Pria yang akan diambil semennya dalam keadaan sehat dan cukup
istirahat. Tidak dalam keadaan letih atau lapar.

2. Tiga atau empat hari sebelum semen diambil, pria tersebut tidak boleh
melakukan aktifitas seksual yang mengakibatkan keluarnya semen.
WHO bahkan merekomendasikan 2 7 hari harus puasa ejakulasi,
tentunya tidak sebatas hubungan suami istri, tapi dengan cara apapun.
3. Semen (sperma) dikeluarkan melalui masturbasi di laboratorium
(biasanya disediakan tempat khusus). Sperma kemudian ditampung
pada tabung terbuat dari gelas.
4.

Masturbasi tidak boleh menggunakan bahan pelicin seperti sabun,


minyak, dll. Sedangkan pada tahap kedua, dilakukan pemeriksaan
sampel semen di laboratorium.

C. SYARAT WADAH
Sebenarnya semua alat boleh dipakai asalkan tempat tersebut tidak
mengandung spermatotoxic. Sperma sangat tidak dianjurkan ditampung pada
tempat-tempat yang terbuat dari :
1. Logam, sebab logam bisa mengganggu muatan listrik dan sperma,
sehingga pergerakannya tergaggu.
2. Plastik sebab plastik umumnya mengandung gugus fenol (C6H5OH)
sehingga sperma akan rusak. Pada umumnya tempat yang digunakan
menampung sperma terbuat dari gelas yang bersih . tidak mengandung
spermatotoxic. Tetapi sperma dilarang ditempat yang terbuat dari :

a. Tempat penampung sperma dianjurkan ditampung pada tempat yang


terbuat dari bahan yang tidak bereaksi apa-apa.
b. Tempat penampung sperma harus bermulut lebar supaya muat pada
penis.
c. Tempat diberi penutup agar tidak terkontaminasi
d. Ukuran tempat penampung sperma 50 ml 100 ml.
D. PEMICU TERJADINYA ABNORMALITAS SPERMA

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonym, url : http://www.itd.unair.ac.id/files/pdf/protocol1/ANALISA
%20SPERMA.pdf (diakses pada tanggal 3 juni 2015 pada pukul 22.47)
2.

Anda mungkin juga menyukai