PENDAHULUAN
disebut floret, yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula; buah tipe
bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk
hampir bulat hingga lonjong, ukuran 3 mm hingga 15 mm, tertutup oleh palea dan
lemma yang dalam bahasa sehari-hari disebut sekam, struktur dominan adalah
endospermium yang dimakan orang.
Padi termasuk genus Oryza L yang meliputi lebih kurang 25 spesies, tersebar
didaerah tropik dan daerah sub tropik seperti Asia, Afrika, Amerika dan Australia.
Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua Oryza fatua Koenig dan
Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainya yaitu Oryza
stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika barat. Padi yang ada
sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis dan Oryza sativa f
spontania. Di Indonesia pada mulanya tanaman padi diusahakan didaerah tanah
kering dengan sistim ladang, akhirnya orang berusaha memantapkan basil usahanya
dengan cara mengairi daerah yang curah hujannya kurang. Tanaman padi yang dapat
tumbuh dengan baik didaerah tropis ialah Indica, sedangkan Japonica banyak
diusakan didaerah sub tropika.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang
diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).
Asal -usul padi budidaya diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan
Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse . Di Afrika, padi Oryza
glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika. Padi pada saat ini tersebar luas di
seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan
suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah
ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di
rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat
ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan
air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar
padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar.
Padi rawa
Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawarawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi
rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan
kedalaman air yang ekstrem musiman.
Padi Pera
Padi pera adalah padi dengan kadar amilosa pada pati lebih dari 20% pada berasnya.
Butiran nasinya jika ditanak tidak saling melekat. Lawan dari padi pera adalah padi
pulen. Sebagian besar orang Indonesia menyukai nasi jenis ini dan berbagai jenis
beras yang dijual di pasar Indonesia tergolong padi pulen.
Padi Ketan
Ketan (sticky rice), baik yang putih maupun merah/hitam, sudah dikenal sejak dulu.
Padi ketan memiliki kadar amilosa di bawah 1% pada pati berasnya.
Padi Wangi
Padi wangi atau harum (aromatic rice) dikembangkan orang di beberapa tempat di
Asia, yang terkenal adalah ras Cianjur Pandanwangi (sekarang telah menjadi kultivar
unggul) dan rajalele. Kedua kultivar ini adalah varietas javanica yang berumur
panjang.
Karena penyelesaian fungsi Cobb Douglass harus diubah bentuk fungsinya menjadi
fungsi linier, maka ada persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menggunakan
persamaan tersebut:
1.
2.
3.
4.
Ada beberapa alasan mengapa banyak peneliti yang menggunakan fungsi produksi
Cobb Douglas ini antara lain :
1. Penyelesaiannya relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi lainnya
karena mudah ditransfer ke bentuk linier
2. Hasil pendugaan garis melalui fungsi ini akan menghasilkan koefisien regresi
yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas.
3. Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to
scale.
4. Data, data yang dipakai mempunyai limitasi yang penting dalam penggunaan
fungsi Cobb Douglas antara lain :
1. data harga yang dipakai pada fungsi cobb douglas apabila
menggunakan data cross section harus mempunyai nilai variasi
yang cukup. Kenyataan data harga input didasarkan pada harga
pemerintah yang cenderung konstan dan variasinya kecil.
2. pengukuran data yang dilakukan agak sulit seperti upah tenaga kerja
apakah upah riil atau diluangkan.
3. data tidak boleh ada nilai nol atau negatif karena nilai logaritma dari
nol atau negatif adalah tidak terhingga.
5. Asumsi, penggunaan asumsi harus tepat dan sesuai seperti asumsi penggunaan
tehnologi dianggap netral yang artinya intercept bisa berbeda, tetapi slope
garis penduga cobb douglas dianggap sama padahal belum tentu tehnologi
didaerah penelitian sama.
2.4 Efisiensi Produksi
Efisiensi menurut Sukirno (1997), didefinisikan sebagai kombinasi antara faktor
produksi yang digunakan dalam kegiatan produksi untuk menghasilkan output yang
optimal.
Pengukuran efisiensi produksi dilihat pada :
1. Hasil panen per hektar
Efisiensi dapat dinyatakan dengan jumlah produksi fisik per satuan luas lahan dan
dibandingkan dengan tingkat produksi rata-rata di wilayah yang sama. Misalnya
produksi padi 2 ton/hektar. Bila produksi rata-rata di wilayah tersebut 1,75 ton/hektar
maka efisiensi produksinya 1,14 atau 114 persen dari produksi rata-rata wilayah.
Cara ini hanya akurat bagi pengukuran efisienssi produksi tanaman tunggal, tanpa ada
tanaman lain atau ternak. Karena ada variasi yang cukup besar disebabkan oleh
keadaan tubuh tanah, cuaca, cara pengolahan dan pemeliharaan tanaman antar
berbagai daerah, maka membandingkan tingkat efisiensi hanya dapat dilakukan untuk
usaha sejenis di wilayah yang sama.
2. Indeks hasil panen (produksi) tanaman
Indeks hasil panen tanaman adalah sebuah perbandingan persentase tunggal hasil
panen dari seluruh tanaman di atas sebuah usahatani khusus dibandingkan dengan
hasil panen rata-rata tanaman sejenis di wilayah tersebut. Cara ini dianggap paling
baik untuk ukuran efisiensi produksi pada usaha pertanian dengan dua atau lebih jenis
tanaman.