Lingkungan Abiotik
Lingkungan Abiotik
Abiotik
istilah untuk menyebut sesuatu yang tidak hidup
(benda-benda mati).
komponen penyusun ekosistem yang terdiri dari
benda-benda tak hidup.
Secara terperinci merupakan keadaan fisik
dan kimia di sekitar organisme yang menjadi
medium dan substrat untuk menunjang
berlangsungnya kehidupan organisme tersebut.
Contoh : air, udara, cahaya matahari, tanah,
topografi, dan iklim.
Air
Udara
Udara sangat penting bagi kehidupan di bumi
ini.
Oksigen diperlukan manusia dan hewan untuk
bernapas
Karbondioksida diperlukan tumbuhan untuk ber
fotosintesis
Bumi dilindungi oleh atmosfer yang merupakan
lapisan-lapisan udara.
Cahaya
mempengaruhi keadaan udara di suatu tempat (Selain
Matahari
Tanah
Kondisi tanah mempengaruhi ekosistem
Bila bumi hanya berisi batu dan logam, tanpa ada tanah
maka tidak akan ada berbagai jenis tumbuhan dan
organisme lainnya.
Tanah merupakan tempat hidup bagi berbagai jenis
organisme, terutama tumbuhan.
Adanya tumbuhan akan menjadikan suatu daerah
memiliki berbagai organisme pemakan tumbuhan dan
organisme lain yang memakan pemakan tumbuhan
tersebut. Sebagai perbandingan adalah tanah yang
subur dengan tanah yang tandus.
Kualitas tanah bisa dilihat dari derajat keasaman (pH),
tekstur (komposisi partikel tanah), dan kandungan
garam mineral atau unsur hara.
Topograf
Iklim
Keadaan cuaca rata-rata di suatu tempat yang luas
dalam waktu yang lama (30 tahun)
Terbentuk oleh interaksi berbagai komponen abiotik
seperti kelembaban udara,suhu, curah hujan, cahaya
matahari, dan lain sebagainya.
Mempunyai hubungan yang erat dengan komunitas
tumbuhan dan kesuburan tanah. Contohnya adalah di
daerah yang beriklim tropis, seperti Indonesia, memiliki
hutan yang lebat dan kaya akan keanekaragaman
hayati yang disebut hutan hujan tropis
SISTEM PERTANIAN
SISTEM PETERNAKAN
Peternakan
adalah kegiatan mengembangbiakkan dan mem
budidayakan hewan ternak untuk mendapatkan manfaat
dan hasil dari kegiatan tersebut. Pengertian peternakan
tidak terbatas pada pemeliharaaan saja, memelihara dan
peternakan perbedaannya terletak pada tujuan yang
ditetapkan. Tujuan peternakan adalah mencari
keuntungan dengan penerapan prinsip-prinsip manajemen
pada faktor-faktor produksi yang telah dikombinasikan
secara optimal. Kegiatan di bidang peternakan dapat
dibagi atas dua golongan, yaitu peternakan hewan besar
seperti sapi, kerbau dan kuda, sedang kelompok kedua
yaitu peternakan hewan kecil seperti ayam, kelinci dll
Sejarah peternakan
Sistem peternakan diperkirakan telah ada sejak 9.000 SM yang dimulai
dengan domestikasi anjing, kambing, dan domba. Peternakan semakin
berkembang pada masa Neolitikum (masa ketika manusia mulai tinggal
menetap dalam sebuah perkampungan). Pada masa ini pula, domba
dan kambing yang semula hanya diambil hasil dagingnya, mulai
dimanfaatkan juga hasil susu dan hasil bulunya (wol). Setelah itu
manusia juga memelihara sapi dan kerbau untuk diambil hasil kulit dan
hasil susunya serta memanfaatkan tenaganya untuk membajak
tanah.Manusia juga mengembangkan peternakan kuda, babi, unta, dan
lain-lain. Ilmu pengetahuan tentang peternakan, diajarkan di banyak
universitas dan perguruan tinggi di seluruh dunia. Para siswa belajar
disiplin ilmu sepertiilmu gizi, genetika dan budi-daya, atau ilmu
reproduksi. Lulusan dari perguruan tinggi ini kemudian aktif sebagai
doktor haiwan, farmasi ternak, pengadaan ternak dan industri makanan.
Dengan segala keterbatasan peternak, perlu dikembangkan sebuah
sistem peternakan yang berwawasan ekologis, ekonomis, dan
berkesinambungan sehingga peternakan industri dan peternakan rakyat
dapat mewujudkan ketahanan pangan dan mengantasi kemiskinan.
Tujuan
Suatu usaha agribisnis seperti peternakan harus
mempunyai tujuan, yang berguna sebagai evaluasi
kegiatan yang dilakukan selama beternak salah atau
benar. Contoh tujuan peternakan yaitu tujuan komersial
sebagai cara memperoleh keuntungan. Bila tujuan ini
yang ditetapkan maka segala prinsip ekonomi
perusahaan, ekonomi mikro dan makro, konsep akuntansi
dan manajemen harus diterapkan. Namun apabila
peternakan dibuka untuk tujuan pemanfaatan
sumber daya, misalnya tanah atau untuk mengisi waktu
luang tujuan utama memang bukan merupakan aspek
komersial, namun harus tetap mengharapkan modal yang
ditanamkan dapat kembali.