dan Pengembangan
Outline
I.
Bangunan Gedung
Kawasan Industri
VI. Perhotelan
VII. Perkantoran
I. Bangunan Gedung
Dasar Hukum:
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan
Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak
Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 29/PRT/M/2006 Tahun 2006
tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan
Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional
Nomor 2 Tahun 1999 tentang Izin Lokasi
Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2010 tentang Bangunan
Gedung
Peraturan Daerah Ibukota DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah
A. Pre-Construction
1. Izin Lokasi
Izin lokasi merupakan dasar untuk melakukan pembebasan lahan
dalam rangka pemanfaatan ruang.
Surat keputusan pemberian Izin Lokasi ditandatangani oleh
Bupati/Walikotamadya atau, Gubernur untuk Daerah Khusus
Ibukota Jakarta.
No.
Kegiatan usaha
1.
4.000 Ha (seluruh
Indonesia)
200 Ha (1 Propinsi)
2.
4.000 Ha (seluruh
Indonesia)
400 Ha (1 Propinsi)
3.
Kawasan Industri
4.000 Ha (seluruh
Indonesia)
WAJIB
Surat Persetujuan
Prinsip Pembebasan
Lokasi/Lahan
(SP3L)
10
11
12
3. Izin Peruntukan
Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah diberikan berdasarkan izin
lokasi. Izin Penggunaan Pemanfaatan Tanah merupakan dasar untuk
permohonan mendirikan Bangunan.
13
14
15
c.
16
17
18
Skala Bangunan
1.
> 50.000 m2
2.
> 50.000 m2
3.
> 50.000 m2
4.
> 50.000 m2
5.
> 20.000 m2
6.
> 20.000 m2
7.
> 10.000 m2
19
efisiensi energi;
2.
efisiensi air;
3.
4.
5.
20
21
22
B. Construction
1. Izin Pendahuluan
Sebelum IMB diterbitkan, permohonan dapat mengajukan Permohonan
a. IP Persiapan
Izin untuk melakukan kegiatan pelaksanaan pagar proyek, bangsal
kerja, pematangan tanah, pembongkaran bangunan atau bangunanbangunan lama.
23
b. IP Pondasi
Izin untuk melakukan kegiatan pekerjaan pondasi yang meliputi:
penggalian tanah, dewatering, pelaksanaan pondasi dan/atau
pemancangan pondasi bangunan atau bangunan-bangunan.
c. IP Struktur Menyeluruh
Izin untuk melakukan kegiatan pelaksanaan struktur bangunan
atau bangunan-bangunan secara menyeluruh.
d. IP Menyeluruh
Izin untuk melakukan kegiatan pelaksanaan struktur bangunan
atau bangunan-bangunan sampai selesai.
24
25
26
27
28
29
30
Perda DKI
7/2010
Jakarta
No.
IMB
31
C. Post-Construction
1. Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
32
33
Bangunan Gedung:
lihat pada penjelasan halaman 3-5
Lingkungan:
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis
Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 13 tahun 2010 tentang Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
34
Lalu Lintas:
Undang-Undang Lalu Lintas Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen
dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta Manajemen Kebutuhan Lalu
Lintas
35
A. Definisi
Perumahan dan kawasan permukiman adalah satu kesatuan sistem
yang
terdiri
atas
penyelenggaraan
perbaikan,
pembinaan,
kawasan
pencegahan
dan
penyelenggaraan
permukiman,
peningkatan
perumahan,
pemeliharaan
kualitas
dan
terhadap
36
B. Pre-Construction
1. Persyaratan Administratif
2. Persyaratan Teknik
3. Persyaratan Ekologi
4. Persyaratan Lain
37
1. Persyaratan Administratif
a. Izin Usaha Perumahan
Izin Usaha Perumahan merupakan izin yang wajib dimiliki oleh perusahaan
pengembang
perumahan
untuk
memulai
pelaksanaan
kegiatan
produksi/operasi.
Berdasarkan Pasal 31 ayat (12) Peraturan Kepala BKPM Nomor 5 Tahun
2013, menyatakan bahwa Penanam Modal Asing yang telah memiliki Izin
Usaha yang diterbitkan oleh PTSP BKPM, PTSP KPBPB atau PTSP KEK
sebagai izin untuk memulai operasi, tidak diperlukan lagi untuk memiliki
Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) yang diterbitkan oleh Pemerintah
Daerah.
38
b. Izin lokasi
lihat pada penjelasan halaman 6-9
c. Keterangan Rencana Kota (Advice Planning)
lihat pada penjelasan halaman 10-11
d. Izin Peruntukan
lihat pada penjelasan halaman 12-13
e.
39
2. Persyaratan Teknis
Persyaratan struktur bangunan
40
3. Persyaratan Ekologis
Analisa Dampak Lingkungan/UKL-UPL
Bidang usaha yang wajib AMDAL adalah:
No
Jenis Kegiatan
1. Pembangunan Bangunan Gedung
- Luas lahan
- Bangunan
2. Pembangunan Perumahan dan kawasan
Permukiman dengan pengelola tertentu:
a. Kota metropolitan, luas
a. Kota besar, luas
a. Kota sedang dan kecil, luas
a. Untuk keperluan settlement
transmigrasi
Skala
5 ha
10.000 m2
25 ha
50 ha
100 ha
2000 ha
41
42
4. Persyaratan Lain
a. Analisa Dampak Lalu Lintas
Analisa dampak lalu lintas adalah setiap rencana pembangunan
pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur yang akan
menimbulkan gangguan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan
kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan wajib dilakukan analisis
dampak lalu lintas.
Pengembang atau pembangun melakukan analisis dampak lalu
lintas dengan menunjuk lembaga konsultan yang memiliki tenaga
ahli bersertifikat.
43
prasarana
nasional;
44
45
b. Hunian Berimbang
Adalah perumahan dan kawasan permukiman yang dibangun secara
berimbang dengan komposisi tertentu dalam bentuk rumah tunggal
dan rumah deret antara rumah sederhana, rumah menengah dan
rumah mewah, atau dalam bentuk rumah susun antara rumah susun
umum dan rumah susun komersial, atau dalam bentuk rumah tapak
dan rumah susun umum.
46
Perumahan,
permukiman,
lingkungan
hunian,
dan
kawasan
b.
c.
d.
47
48
(iii) Dalam hal hanya membangun rumah mewah, setiap orang wajib
membangun sekurang-kurangnya 2 (dua) rumah menengah dan
sederhana 3 (tiga) kali jumlah rumah mewah yang akan
rumah
dibangun.
(iv) Dalam hal hanya membangun rumah menengah, setiap orang wajib
membangun rumah sederhana sekurang-kurangnya 1 (satu setengah) kali
jumlah rumah menengah yang akan
(v)
dibangun.
49
C. Construction
Izin Mendirikan bangunan
lihat pada penjelasan halaman 29-30
50
D. Post-Construction
1. Sertifikat Laik Fungsi
lihat pada penjelasan halaman 31
51
52
Bangunan Gedung:
lihat pada penjelasan halaman 3-5
Lingkungan:
lihat pada penjelasan halaman 33
Lalu Lintas:
lihat pada penjelasan halaman 34
53
A. Definisi
Rumah susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun
dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang
distrukturkan secara fungsional, baik dalam arah horizontal maupun
vertikal dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, terutama untuk tempat
hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama, dan
tanah bersama.
54
1. Persyaratan Administratif
a. Izin lokasi
lihat pada penjelasan halaman 6-9
b. Keterangan Rencana Kota (Advice Planning)
lihat pada penjelasan halaman 10-11
c. Izin Peruntukan
lihat pada penjelasan halaman 12-13
d. Status Hak atas Tanah
lihat pada penjelasan halaman 14-16
55
2. Persyaratan Teknis
Persyaratan Struktur Bangunan
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan fungsi utama
bangunan. Fungsi bangunan gedung dapat dikelompokkan dalam
fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi usaha, fungsi sosial dan
budaya, dan fungsi khusus.
3. Persyaratan Ekologi
AMDAL/UKL-UPL
lihat pada penjelasan halaman 41-42
56
4. Persyaratan lain
a. Pertelaan
Pertelaan menunjukkan batas yang jelas dari masing-masing
satuan rumah susun, bagian bersama, benda bersama, dan
tanah
bersama
beserta
uraian
nilai
perbandingan
57
58
f.
g.
Gubernur,
Bupati/Walikota
berdasarkan
wilayah
59
C. Construction
1. Izin Pendahuluan
lihat pada penjelasan halaman 22-23
2. TPAK
lihat pada penjelasan halaman 24
3. TPKB
lihat pada penjelasan halaman 25
4. TPIB
lihat pada penjelasan halaman 26-27
5. IPTB
lihat pada penjelasan halaman 28
6. Izin Mendirikan Bangunan
lihat pada penjelasan halaman 29-30
60
D. Post-Construction
1. Sertifikat Laik Fungsi
Pengembang wajib mengajukan permohonan sertifikat laik fungsi
kepada bupati/walikota setelah menyelesaikan seluruh atau
sebagian pembangunan rumah susun sepanjang tidak bertentangan
dengan IMB.
61
62
Menteri
Perdagangan
Nomor
56/M-DAG/PER/9/2014 tentang
63
Bangunan Gedung:
lihat pada penjelasan halaman 3-5
Lingkungan:
lihat pada penjelasan halaman 33
Lalu Lintas:
lihat pada penjelasan halaman 34
64
A. Definisi
Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu
atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun
horisontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau
dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang
65
B. Pre-Construction
1. Izin Usaha Pusat Perbelanjaan (IUPP)
Adalah izin untuk dapat melaksanakan usaha pengelolaan
Pusat Perbelanjaan.
Perusahaan
pengelola
Pasar
Tradisional,
Pusat
66
Izin Prinsip
Izin Lokasi
lihat pada penjelasan halaman 6-9
67
68
69
(ii) Untuk jenis penyelenggaraan usaha perpasaran swasta dengan luas efektif
lantai usaha di atas 500 m2 harus menyediakan ruang tempat usaha bagi usaha
kecil atau usaha informal/pedagang kaki lima seluas 20% dari luas efektif lantai
usaha dan tidak dapat diganti dalam betuk lain
(iii) Penyediaan ruang tempat usaha sebagaimana dimaksud dalam huruf (i)
ditetapkan dan digambarkan dalam Rencana Tata Letak Bangunan dan atau
dalam awal proses perizinan penyelenggaraan usaha perpasaran swasta.
70
2. Persyaratan lain:
a. AMDAL/UKL-UPL
lihat pada penjelasan halaman 41-42
71
72
d. Persyaratan lain
Pusat Perbelanjaan wajib menyediakan
dalam negeri paling sedikit 80% dari jumlah dan jenis barang yang
diperdagangkan. Dalam hal tertentu, Menteri dapat memberikan izin
penyediaan barang dagangan produksi dalam negeri kurang dari 80%
setelah mempertimbangkan rekomendasi dari Forum Komunikasi
Penataan dan Pembinaan Pusat Perbelanjaan.
73
C. Construction
1. Izin Pendahuluan
lihat pada penjelasan halaman 22-23
2. TPAK
lihat pada penjelasan halaman 24
3. TPKB
lihat pada penjelasan halaman 25
4. TPIB
lihat pada penjelasan halaman 26-27
5. IPTB
lihat pada penjelasan halaman 28
6. Izin Mendirikan Bangunan
lihat pada penjelasan halaman 29-30
74
D. Post-Construction
1. Sertifikat Laik Fungsi
lihat pada penjelasan halaman 31
75
E. Izin-Izin Lainnya
1. Proyek
2. Operasional I
3. Operasional II
76
1. Proyek
a. Ijin Loading Test Pemda / Dinas P2K
Dasar Hukum: Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 129 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Pemberian Pelayanan di Bidang Perizinan Bangunan.
Ijin Loading Test adalah ijin yang diberikan untuk melakukan kegiatan di lapangan
untuk pertana kalinya yaitu berupa loading test atau pemancangan.
Untuk melakukan pemasangan pondasi tiang pancang diperlukan Izin Pendahuluan
Pondasi
b. Ijin Commisioning Test Dinas P2K / Dept. Pekerjaan Umum Asli
c. Ijin Membangun Prasarana Dept. Pekerjaan Umum Asli
Dasar Hukum: Peraturan Gubernur DKI Jakarta No.42 Tahun 2013
Izin Membangun Prasarana yang selanjutnya disingkat IMP adalah izin dari
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang diberikan kepada pemohon unluk membangun
prasarana jalan dan jembatan serta sumber daya air.
77
d.
e.
Setiap orang atau badan usaha yang akan memanfaatkan air tanah Kawasan
Sentral Bisnis di Daerah terlebih dahulu harus izin dari Kepala BPLHD
(Badan Pengelola Lingkungan Hidup Daerah)
(2)
78
f.
g.
Kantor
Pengkajian
79
80
2. Operasional I
a.
81
e.
f.
g.
82
h.
i.
j.
k.
83
l.
m.
Dasar Hukum: Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2008 tentang Air Tanah
Izin pemakaian air tanah
Izin untuk memperoleh hak guna pakai air dari pemanfaatan air tanah
Pemakaian air tanah merupakan kegiaatan penggunaan air tanah yang ditujukan
untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari, pertanian rakyat dan kegiatan bukan
usaha
Izin pemakaian air tanah diberikan oleh bupati/walikota
Dapat diberikan kepada perseorangan, badan usaha, instanso pemerintah atau
badan sosial
Izin pengusahaan air tanah
Izin untuk memperoleh hak guna usaha air dari pemanfaatan air tanah
Pengusahaan air tanah merupakan kegiatan penggunaan air tanah bagi usaha yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan:(i)bahan baku produksi, (ii)pemanfaatan
potensi, (iii) media usaha; atau (iv) bahan pembantu atau proses produksi.
Diberikan oleh bupati/walikota
85
3. Operasional II
a.
b.
c.
d.
Pressurized
Fan
Dinas
Pemadam
86
f.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala daya upaya yang
dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan/atau pennyakit
akibat kerja.
87
E. Kawasan Industri
Dasar Hukum
Perindustrian:
88
Bangunan Gedung:
lihat pada penjelasan halaman 3-5
Lingkungan:
lihat pada penjelasan halaman 33
Lalu Lintas:
lihat pada penjelasan halaman 34
89
A. Definisi
Kawasan Industri adalah kawasan tempat pemusatan kegiataan industri
yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang yang
dikembangkan dan dikelola oleh perusahaan kawasan industri yang
telah memiliki izin usaha kawasan industri.
90
B. Pre-Construction
1. Persetujuan Prinsip
91
Perusahaan
Kawasan
Industri
yang
telah
memperoleh
Melaksanakan
penyediaan/penguasaan
tanah
sesuai
92
93
2. Izin Peruntukan
lihat pada penjelasan halaman 12-13
94
5. Persyaratan Lain
Menyediakan lahan bagi kegiatan usaha mikro, kecil, dan
menengah minimal 2% dari luas kaveling industri
95
C. Construction
1. Izin Pendahuluan
lihat pada penjelasan halaman 22-23
2. TPAK
lihat pada penjelasan halaman 24
3. TPKB
lihat pada penjelasan halaman 25
4. TPIB
lihat pada penjelasan halaman 26-27
5. IPTB
lihat pada penjelasan halaman 28
6. Izin Mendirikan Bangunan
lihat pada penjelasan halaman 29-30
96
D. Post-Construction
1. Sertifikat Laik Fungsi
lihat pada penjelasan halaman 31
97
VI. Perhotelan
Dasar Hukum
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Peraturan
Menteri
Pariwisata
dan
Ekonomi
Kreatif
Nomor
Menteri
Kebudayaan
dan
Pariwisata
Nomor
98
99
Bangunan Gedung:
lihat pada penjelasan halaman 3-5
Lingkungan:
lihat pada penjelasan halaman 33
Lalu Lintas:
lihat pada penjelasan halaman 34
100
A. Definisi
Hotel adalah penyediaan akomodasi secara harian berupa kamarkamar di dalam 1 (satu) bangunan, yang dapat dilengkapi dengan
jasa pelayanan makan dan minum, kegiatan hiburan dan/atau
fasilitas lainnya.
101
B. Pre-Construction
1. Persyaratan Administratif
2. Persyaratan Teknik
3. Persyaratan Ekologi
4. Persyaratan Lain
102
1. Persyaratan Administratif
a. Tanda Daftar Sementara Usaha Pariwisata (TDSUP)
Setiap usaha pariwisata yang memerlukan bangunan baru wajib
memperoleh TDSUP dari Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Provinsi DKI Jakarta.
103
104
c. Izin lokasi/SP3L
lihat pada penjelasan halaman 6-9
d. Keterangan Rencana Kota (Advice Planning)
lihat pada penjelasan halaman 10-11
e. Izin Peruntukan/SIPPT
lihat pada penjelasan halaman 12-13
f.
105
2. Persyaratan Teknis
Persyaratan Struktur Bangunan
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan fungsi utama
bangunan. Fungsi bangunan gedung dapat dikelompokkan dalam
fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi usaha, fungsi sosial dan
budaya,dan fungsi khusus.
3. Persyaratan Ekologi
AMDAL/UKL-UPL
lihat pada penjelasan halaman 41-42
106
4. Persyaratan lain
a. Analisa Dampak Lalu Lintas
lihat pada penjelasan halaman 43-45
b. Izin Gangguan (HO)
lihat pada penjelasan halaman 68
107
C. Construction
1. Izin Pendahuluan
lihat pada penjelasan halaman 22-23
2. TPAK
lihat pada penjelasan halaman 24
3. TPKB
lihat pada penjelasan halaman 25
4. TPIB
lihat pada penjelasan halaman 26-27
5. IPTB
lihat pada penjelasan halaman 28
6. Izin Mendirikan Bangunan
lihat pada penjelasan halaman 29-30
108
D. Post-Construction
1. Sertifikat Laik Fungsi
lihat pada penjelasan halaman 31
109
VII. Perkantoran
Dasar Hukum
Bangunan Gedung:
lihat pada penjelasan halaman 3-5
Lingkungan:
lihat pada penjelasan halaman 33
Lalu Lintas:
lihat pada penjelasan halaman 34
110
A. Pre-Construction
1. Persyaratan Administratif
2. Persyaratan Teknik
3. Persyaratan Ekologi
4. Persyaratan Lain
111
1. Persyaratan Administratif
a. Izin lokasi/SP3L
lihat pada penjelasan halaman 6-9
b. Keterangan Rencana Kota (Advice Planning)
lihat pada penjelasan halaman 10-11
c. Izin Peruntukan/SIPPT
lihat pada penjelasan halaman 12-13
d. Status Hak atas Tanah
lihat pada penjelasan halaman 14-16
112
2. Persyaratan Teknis
Persyaratan Struktur Bangunan
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan fungsi utama
bangunan. Fungsi bangunan gedung dapat dikelompokkan dalam
fungsi hunian, fungsi keagamaan, fungsi usaha, fungsi sosial dan
budaya,dan fungsi khusus.
3. Persyaratan Ekologi
AMDAL/UKL-UPL
lihat pada penjelasan halaman 41-42
113
4. Persyaratan lain
a. Analisa Dampak Lalu Lintas
lihat pada penjelasan halaman 43-45
b. Izin Gangguan (HO)
lihat pada penjelasan halaman 68
c. Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
lihat pada penjelasan halaman 59
114
B. Construction
1. Izin Pendahuluan
lihat pada penjelasan halaman 22-23
2. TPAK
lihat pada penjelasan halaman 24
3. TPKB
lihat pada penjelasan halaman 25
4. TPIB
lihat pada penjelasan halaman 26-27
5. IPTB
lihat pada penjelasan halaman 28
6. Izin Mendirikan Bangunan
lihat pada penjelasan halaman 29-30
115
C. Post-Construction
1. Sertifikat Laik Fungsi
lihat pada penjelasan halaman 31
116
Leks&Co
Menara Palma 17 Floor, Suite17-02B
Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 Kav.6
Kuningan, Jakarta 12950, Indonesia
T. +62 21 5795 7550
F. +62 21 5795 7551
www.lekslawyer.com