Anda di halaman 1dari 9

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP KINERJA PERAWAT

PELAKSANA DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KESEHATAN


DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM FAISAL
MAKASSAR
Nurnaningsi Batuah, Abdul Latif, Yasir Haskas
Mahasiswa S1 Ilmu Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
Dosen tetap Program Studi SI Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
Dosen tetap Program Studi S1 Keperawatan STIKES Nani Hasanuddin Makassar
ABSTRAK
Nurnaningsi Batuah Hubungan Beban Kerja Perawat Terhadap Kinerja Perawatap Pelaksana Dalam
Pemberian Pelayanan Kesehatan Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
(Pembimbing: Abdul Latif Dan Yasir Haskas).
Beban kerja merupakan sejumlah tugas-tugas yang harus diselesaikan dalam jangka waktu tertentu
(Depkes RI, 2007). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui Hubungan Antara Beban Kerja
Terhadap Kinerja Perawat Pelaksana Dalam Pemberian Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Penelitian dilakukan disemua ruang perawatan yang
berlangsung mulai dari tanggal 25 April sampai tanggal 9 Mei 2012. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif Cross sectional, dengan jumlah responden 60, besarnya sampel ditentukan dengan
menggunakan proposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuisioner. Pengolahan
data dengan menggunakan computer program SPSS 16.0, dengan analisis statistic menggunakan uji
chi-square, yang disajikan dalam bentuk tabel. Dari hasil olah data diperoleh bahwa ada hubungan
yang bermakna antara Tugas pokok, Tugas tambahan, Waktu kerja terhadap kinerja perawat di ruang
rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, dengan nilai p = 0,000. Ada hubungan yang
bermakna antara Kapasitas kerja terhadap kinerja perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar, dengan nilai p = 0,003. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada hubungan
yang bermakna antara beban kerja terhadap kinerja perawat pelaksana dalam pemberian pelayanan
kesehatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
Kata Kunci : Beban Kerja, Kinerja Perawat
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan salah satu
bentuk sarana kesehatan, baik yang di
selenggarakan oleh pemerintah dan atau
masyarakat yang berfungsi untuk melakukan
upaya pelayanan kesehatan dasar atau
kesehatan rujukan atau upaya kesehatan
penunjang.
Sementara itu, menurut Wolper dan
Pena rumah sakit adalah tempat di mana
orang sakit mencari dan menerima pelayanan
kedokteran serta tempat dimana pendidik
klinik untuk mahasiswa kedokteran, perawat,
dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya
di selenggarakan ( Wiku Adisasmito, 2009 ).
Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa rumah sakit adalah suatu tempat
terorganisasi dalam memberikan pelayanan
kesehatan kepada pasien, selain itu rumah
sakit juga dapat digunakan sebagai lembaga

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

pendidikan bagi tenaga profesi kesehatan (


Adisasmito Wiko, 2009 ).
Keberhasilan suatu rumah sakit dalam
menjalankan fungsinya ditandai dengan
adanya peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Faktor yang paling
dominan adalah sumber daya manusia (
Depkes RI, 2009 ).
Salah satu sumber daya manusia
adalah perawat yang mempunyai kedudukan
penting dalam menghasilkan kualitas penting
dalam pelayanan kesehatan dirumah sakit,
karena pelayanan yang diberikan berdasarkan
pendekatan
bio-psiko-sosial-spiritual
merupakan pelayanan unik yang dilaksanakn
selama 24 jam dan berkesinambungan
merupakan kelebihan tersendiri dibanding
pelayanan lainnya ( Depkes RI, 2009 ).
Pelayanan kesehatan dirumah sakit
merupakan bentuk pelayanan yang diberikan

kepada klien oleh suatu tim keperawatan. Tim


keperawatan
merupakan
anggota
tim
kesehatan
yang
menghadapi
masalah
kesehatan klien selam 24 jam secara terus
menerus.
Tim
pelayanan
keperawatan
memberikan pelayanan kepada klien sesuai
keyakinan profesi dan standar yang telah
ditetapkan. Hal inin ditujukan agar pelayanan
keperawatan yang diberikan senantiasa
merupakan pelayanan yang aman serta dapat
memenuhi kebutuhan dan harapan pasien
yang dirawat.
Beban kerja merupakan sejumlah tugastugas yang harus diselesaikan dalam jangka
waktu tertentu. Pada tenaga keperawatan
beban kerja dipengaruhi oleh fungsinya untuk
melaksanakan asuhan keperawatan serta
kapasitasnya untuk melakukan fungsi tersebut.
Beban kerja seorang perawat dapat dihitung
dari waktu efektif yang digunakan untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang menjadi
bebanya. Sehinggan dalam kapasitasnya
sebagai perawat yang melaksanakan tugas
dan fungsi asuhan keperawatan serta waktu
yang telah digunakan ( Depkes RI, 2007 ).
Beban kerja tenaga perawat dirumah
sakit
daerah
antara
lain
mengkaji,
merencanakan,
melaksanakan
dan
mengevaluasi perawatan dasar baik pada
individu maupun kelompok dan masyarakat.
Adapun tugas lainnya merawat orang sakit,
menjaga penderita dari penularan, serta
mengusahkan
rehabilitasi
pencatatan
sederhana tentang perkembangan penderita (
Imbalo. S, 2007).
Tenaga kesehatan khususnya perawat,
dimana analisa beban kerjanya dapat dilihat
dari aspek-aspek seperti tugas-tugas yang
dijalankan berdasarkan fungsi utamanya,
begitupun tugas tambahan yang dikerjakan,
jumlah pasien yang harus dirawat, kapasitas
kerjanya sesuai dengan pendidikan yang ia
peroleh, waktu kerja yang digunakan untuk
mengerjakan tugasnya sesuai dengan jam
kerja yang berlangsung setiap hari, serta
kelengkapan fasilitas yang dapat membantu
perawat menyelesaikan kerjanya dengan baik
(Irwandy, 2006 ).
Banyaknya tugas tambahan yang harus
dikerjakan oleh perawat dapat mengganggu
penampilan kerja dari perawat. Akibat negatif
dari banyaknya tugas tambahan perawat
diantaranya timbulnya emosi perawat yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan dan
berdampak buruk bagi produktifitas perawat
(Irwandy, 2006 ).
Pengelolaan tenaga kerja yang tidak
direncanakan
dengan
baik
dapat
menyebabkan keluhan yang subyektif, beban

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

kerja semakin berat, tidak efektif dan efisien


yang memungkinkan ketidak puasan bekerja
yang pada akhirnya mengakibatkan turunya
kinerja dan produktivitas serta mutu pelayanan
yang merosot ( Bina Diknakes, 2008 ).
Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan yang kuat dengan
tujuan
strategis
organisasi,
kepuasan
konsumen dan memberikan konstribusi pada
ekonomi. Dengan demikian, kinerja adalah
tentang melakukan pekerjaan dan hasil yang
dicapai dari pekerjaan tersebut (Ansar, 2010 ).
Menurut Mangkunegara ( 2007 ) kinerja
adalah hasil dari proses pekerjaan tertentu
secara terencana pada waktu dan tempat dari
karyawan serta organisasi bersangkutan.
Kinerja dapat merupakan penampilan individu
maupun kerja kelompok personal. Penampilan
hasil karya tidak terbatas kepada personal
yang memangku jabatan fungsional maupun
struktural, tetapi juga kepada keseluruhan
jajaran personal didalam organisasi.
Pembinaan
dan
pengembangan
terhadap karyawan adalah salah satu kagiatan
yang dilakukan oleh kepala bangsal untuk
mendukung kinerja karyawan atau perawat,
dan pada akhirnya diharapkan akan
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
Evaluasi
diperlukan
untuk
mengetahui
perkembangan pelayanan keperawatan yang
dilakukan. Melalui evaluasi ini akan akan
diperole informasi menganai hasil yang telah
dicapai, faktor-faktor yang mendukung, dan
hambatan yang dihadapi dalam memberikan
pelayanan keperawatan (Agus Kuntoro, 2010).
Keberhasilan
dan
pelayanan
keperawatan sangat ditentukan oleh kinerja
para perawat. Oleh karena itu, evaluasi
terhadap kinerja perawat perlu dan harus
selalu dilaksanakan melalui suatu sistem yang
terstandar sehingga hasil dan evaluasi lebih
objektif ( Agus Kuntoro, 2010 ).
Kesehatan adalah hak fundamental
setiap warga. Undang-Undang Dasar 1945
Pasal 28 H dan Undang-undang kesehatan
Nomor 23 Tahun 1992 dimana setiap individu,
keluarga, dan masyarakat berhak memperoleh
perlindungan terhadap kesehatannya, dan
Negara bertanggung jawab mengatur agar
masyarakat terpenuhi hak hidup sehatnya
termasuk bagi masyarakat miskin dan tak
mampu ( Adisasmito, 2009 ).
Di Provinsi Sulawesi Selatan telah
dibentuk Majelis Tenaga Kesehatan Provinsi
(MTKP) Sulawesi Selatan. Hal itu sesuai
dengan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor
146 Tahun 2009 yang menjamin adanya
pemenuhan pelayanan kesehatan yang
berkualitas semakin baik. Dikeluarkannya

pergub 146 ini karena tuntutan kemampuan


masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang semakin baik ( Sudarianto, 2010 ).
Berdasarkan penelitian WHO ( 2011 ) ,
beberapa negara di Asia Tenggara termasuk
Indonesia ditemukan fakta bahwa perawat
yang bekerja dirumah sakit menjalani
peningkatan beban kerja dan masih
mengalami kekurangan jumlah perawat. Hal ini
disebabkan karena peran perawat belum
didefinisikan dengan baik, ketrampilan perawat
masih kurang dan kebanyakan perawat
dibebani
dengan
tugas-tugas
non
keperawatan.
Disisi
lain
pelayanan
keperawatan adalah pelayanan yang diberikan
perawat professional kepada pasien sesuai
dengan kebutuhan pasien selama dirawat
dirumah sakit, sehingga ada hubungan yang
erat antara perawat dengan pasien sebagai
penerima jasa pelayanan keperawatan, pasien
masuk
rumah
sakit
bukan
tanpa
pertimbangan, dalam hal ini pasien masuk
rumah sakit mempunyai harapan yang tinggi
bahwa ia akan dirawat dengan baik dan dapat
kembali peluang dengan keadaan sembuh
seperti
sediakala.
(http://eprints.undip
2011.ac.id).
Sesuai data PPNI, jumlah perawat yang
ada di Indonesia mencapai 500 ribu orang
atau sekitar 60 persen dari total tenaga
kesehatan yang ada di Indonesia. Indonesia
merupakan tiga dari 10 anggota ASEAN yang
belum memiliki UU Keperawatan bersama
dengan Laos dan Vietnam. Kondisi ini akan
menjadi sasaran tenaga-tenaga kesehatan
asing sehingga tenaga perawat dalam negeri
akan terpinggirkan (http://kesehatan.kompas,
2009.com).
Menurut data dari PPNI, pada tahun
2005 jumlah perawat Indonesia yang
menganggur mencapai 100 ribu orang.
Tingginya angka pengangguran perawat di
Indonesia tersebut diakibatkan oleh rendahnya
pertumbuhan rumah sakit di Indonesia dan
kurangnya penguasaan bahasa inggris untuk
dapat bekerja diluar negeri. Sementara tiap
tahunnya dari 770 sekolah perawat di
Indonesia dapat melahirkan 250 ribu calon
tenaga perawat baru. Oleh karena itu, tidaklah
mengherankan
jika
perawat
Indonesia
berlomba lomba untuk dapat bekerja di luar
negeri. Selain itu, alasan yang mendorong
perawat untuk bekerja di luar negeri adalah
gaji yang lebih tinggi, prospek karir, dan
jenjang pendidikan yang lebih menjanjikan
(http://moveamura.wordpress, 2010.com).
Rasio tenaga keperawatan di Sulawesi
Selatan hingga tahun 2009 sebesar 94,36 per
100.000 penduduk. Namun bila dirinci menurut

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

jenisnya maka di Sulawesi Selatan, pada


tahun yang sama tercatat jumlah perawat
sebanyak 7.859 orang dengan jumlah lulusan
terbanyak berasal dari D-3 keperawatan
(58,27%) dan SPK sebesar 29,21%. Proporsi
tenaga perawat 61,12% dari seluruh tenaga
kesehatan. Bila dibandingkan dengan target
pencapaian tahun 2010 sebesar 117,5 per
100.000 penduduk maka Sulawesi Selatan
belum mencapai target atau masih butuh
sekitar
1.927
tenaga
perawat.
(http://datinkesSul-Sel Wordpres, 2010.com).
Berdasarkan informasi yang didapat
bahwa tujuan Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar berdasarkan visi dan misi yang
ditetapkan yaitu, Mewujudkan rumah sehat
Islami 2020. Terselenggaranya pelayanan
kesehatan
secara
maksimal,
melalui
pendekatan pelayanan paripurna, professional
dan Islami. Menyelenggarakan pendidikan,
dan
pengabdian
kepada
masyarakat,
kemudian Mensejahterakan seluruh Sumber
Daya Manusia rumah sakit dan yang terakhir
adalah
terciptanya
ukhuwah
Islamiyah
dilingkungan rumah sakit.
Setelah diambil data sekunder di
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar diketahui
jumlah perawat pada tahun 2012 tercatat
bahwa tardapat 102 tenaga perawat yang
bekerja di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
yang juga tersebar disemua unit keperawatan
dengan rincian sebagai berikut:
Seksi
perawatan 1 orang, Instalasi Gawat Darurat
12 orang, Ruang perawatan I 11 orang, Ruang
perawatan II 15 orang, Ruang perawatan III 12
orang, Ruang perawatan IV 11 orang, Ruang
perawatan V 12 orang, Bedah Sentral (OK) 9
orang, ICCU 13 orang, Hemodialisa 6 orang.
Berdasarkan latar belakang diatas,
maka penulis tertarik melakukan penelitian
untuk melihat apakah ada hubungan beban
kerja dengan kinerja perawat pelaksana dalam
pemberian pelayanan keperawatan diruang
rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar.
BAHAN DAN METODE
Lokasi, populasi, dan sampel penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif (Cross sectional), merupakan
rancangan penelitian yang pengukuran atau
pengamatannya dilakukan secara simultan
pada satu saat (sekali waktu). Penelitian ini
dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar. pada tanggal 25 April
sampai dengan 9 Mei tahun 2012
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh tenaga perawat pelaksana yang ada
diruang rawat inap. Adapun jumlah perawat

pelaksana diruang rawat inap adalah 102


orang. Penentuaj jumlah besar sampel dengan
menggunakan
rumus
didapatkan
82
responden sesuai dengan kriteria inklusi.
Jumlah responden perawat di Rumah
Sakit Islam Faisal Makassar yang sesuai
dengan kriteria inklusi sebanyak 82 orang
diambil dengan menggunakan rumus, Jumlah
sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah 60 responden.
1) Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a) Perawat yang bertugas diruang rawat
inap Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar.
b) Bersedia menjadi responden.
2) Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalan
sebagai berikut :
a) Perawat yang tidak hadir ( sakit, izin )
pada saat pengambilan data
b) Tidak bersedia menjadi responden
Pengumpulan data
Pengumpulan
data
dengan
menggunakan data primer yaitu data yang
diperoleh dengan cara wawancara terhadap
responden dengan menggunakan kuisioner,
data sekunder yaitu data yang diperoleh dari
pihak Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
sehubungan dengan penelitian. Pengolahan
data dilakukan dengan :
a. Editing
Mengoreksi jawaban yang telah diberikan
responden, apabila ada data yang salah
atau kurang segera dilengkapi.
b. Koding
Mengklasifikasikan
jawaban
dari
responden menurut macamnya, dilakukan
untuk memudahkan pengolahan data
dengan cara memberi symbol atau kode
dari setiap jawaban.
c. Cleaning
Memeriksa kembali data yang telah
dientri ke dalam komputer untuk
memeriksa kebenaran data.
Analisa data
Setelah data terkumpul kemudian
ditabulasi dalam tabel dengan variabel yang
hendak diukur. Analisa data dilakukan melalui
tahap editing, koding, cleaning,
dan uji
statistik.Analisis univariat dilakukan dengan
menggunakan analisis distribusi frekuensi.
Menggunakan bantuan program SPSS
for windows 16,0. Melalui tahapan-tahapan,
kemudian
data
dianalisis
dengan
menggunakan metode uji statistik univariat
dilakukan untuk variabel tunggal yang
dianggap terkait dengan penelitian dan

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

analisis bivariat untuk melihat distribusi atau


hubungan beberapa variabel yang dianggap
terkait dengan menggunakan uji chisquare.
Analisis
data
dilakukan
dengan
pengujian hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis
yang akan ditolak. Dengan menggunakan uji
chi-square. Batas kemaknaan = 0,05, Ho
ditolak jika p < 0,05 dan Ho diterima jika p >
0,05.
Jika p < (0,05) maka hipotesis nol
ditolak dan hipotesis alternatif diterima yang
berarti ada hubungan antara hubungan beban
kerja perawat terhadap kinerja perawat
pelaksana dalam pemberian pelayanan
kesehatan.
Sedangkan jika p > (0,05) maka
hipotesis nol diterima dan hipotesis alternatif
ditolak yang berarti tidak ada hubungan antara
beban kerja perawat terhadap kinerja perawat
pelaksana dalam pemberian pelayanan
kesehatan.

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
a. Umur
Tabel 5.1 : Distribusi Frekuensi
Berdasarkan
Umur
Perawat di Rumah
Sakit Islam Faisal
Makassar
Umur

21-30

33

55,0

31-42

27

45,0

Total

60

100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukan


bahwa
karakteristik
responden
berdasarkan umur menunjukan bahwa
sebagian besar responden yaitu 33 dari
60 orang (55,0 %) berada di kelompok
umur 21-30 tahun, dan sebagian kecil
yaitu 27 orang (45,0 %) berada di
kelompok umur 31-42 tahun.
b. Jenis kelamin
Tabel 5.2 : Distribusi Frekuensi Menurut
Jenis kelamin Perawat di
Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar

Jenis kelamin

Laki-laki

25

41,7

Perempuan

35

58,3

Total

60

100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan table 5.2 menunjukan


bahwa
karakteristik
responden
berdasarkan jenis kelamin menunjukan
sebagian besar responden yaitu 25 dari 60
orang (41,7 %) berjenis kelamin laki-laki,
dan 35 dari 60 (58,3 %) orang berjenis
kelamin perempuan.
c. Distribusi frekuensi menurut Pendidikan
Tabel 5.3 : Distribusi Frekensi Menurut
Pendidikan
Perawat
di
Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar
Pendidikan

SPK
D3
SI
NERS
Total

2
42
14
2
60

3,3
70,0
23,3
3,3
100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.3 menunjukan


bahwa
karakteristik
responden
berdasarkan
tingkat
pendidikan
menunjukan bahwa sebagian besar
responden yaitu 42 dari 60 orang (70,0 %)
memiliki tingkat pendidikan DIII, sebagian
kecil yaitu 14 dari 60 orang (23,3 %)
memiliki tingkat pendidikan Strata satu (SI),
dan selebihnya yaitu 2 dari 60 orang (3,3%)
memiliki tingkat pendidikan SPK, dan 2 dari
60 orang (3,3%) perawat dengan tingkat
pendidikan Ners.
2. Analisa Univariat
Analisa univariat dalam penelitian
ini adalah analisis beban kerja perawat
pelaksana dan kinerja perawat pelaksana.
Adapun distribusi Variabel yang diteliti
digambarkan pada table dibawah ini :
a) Distribusi frekuensi menurut tugas
pokok
Tabel 5.4 : Distribusi Frekuensi
Mengenai
Tugas
pokok Perawat di
Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

Tugas pokok
Selalu
Tidak pernah
Total

n
31
29
60

%
51,7
48,3
100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukan


bahwa dari 60 responden mengatakan
Tugas pokok di Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar yang mengatakan selalu
sebanyak 31 Responden (51,7%). Dan
yang mengatakan tidak pernah sebanyak
29 Responden (48,3%).
b) Distribusi frekuensi menurut Tugas
tambahan
Tabel 5.5 : Distribusi Frekuensi Mengenai
Tugas Tambahan Perawat di
Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar
Tugas
tambahan
Selalu
Tidak pernah
Total

36
24
60

60,0
40,0
100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukan


bahwa dari 60 responden mengatakan
Tugas tambahn di Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar yang mengatakan selalu
sebanyak 36 Responden (60,0%). Dan
yang mengatakan tidak pernah sebanyak
24 Responden (40,0%).
c) Distribusi frekuensi menurut Waktu kerja
Tabel 5.6 : Distribusi Frekuensi Mengenai
Waktu Kerja Perawat di
Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar
Waktu kerja
Selalu
Tidak pernah
Total

n
36
24
60

%
60,0
40,0
100

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukan


bahwa dari 60 responden mengatakan
Waktu kerja di Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar yang mengatakan selalu
sebanyak 36 Responden (60,0%). Dan
yang mengatakan tidak pernah sebanyak
24 Responden (40,0%).
d) Distribusi frekuensi menurut Kapasitas
kerja

Tabel 5.7 : Distribusi Frekuensi Mengenai


Kapasitas kerja Kerja Perawat
di Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar
Kapasitas kerja
n
%

Kinerja perawat
Tidak
Selalu
pernah

Tugas
pokok

Total

Selalu

30

50,0

1,7

31

51,7

Selalu

39

65,0

Tidak pernah

21

35,0

Tidak
pernah

13,3

21

35,0

29

48,3

Total

60

100

Total

38

63,3

22

36,7

60

100,0

P Value

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan table 5.7 menunjukan


bahwa dari 60 responden mengatakan
Kapasitas kerja di Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar yang mengatakan selalu
sebanyak 39 Responden (65,0%). Dan
yang mengatakan tidak pernah sebanyak
21 Responden (35,0%).
e) Distribusi frekuensi menurut Kinerja
perawat
Tabel 5.8 : Distribusi Frekuensi Mengenai
Kinerja Perawat di Rumah
Sakit Islam Faisal Makassar
Kinerja perawat
n
%
Selalu

38

63,3

Tidak pernah

22

36,7

Total

60

100

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukan


bahwa dari 60 responden mengatakan
Kinerja perawat di Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar yang mengatakan selalu
sebanyak 38 Responden (63,3%). Dan
yang mengatakan tidak pernah sebanyak
22 Responden (36,7%).
3. Analisa Bivariat
Hasil
analisa
antara
variable
independen dan dependen( bivariat ) yaitu
hubungan beban kerja dengan kinerja
perawat pelaksana dapat dilihat pada table
berikut :
a. Hubungan Tugas pokok dengan kinerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar
Tabel 5.9 : Hubungan Tugas pokok
Dengan Kinerja perawat
pelaksana di
Rumah
Sakit
Islam
Faisal
Makassar

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

0,000

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan
tabel
5.9
diatas
menunjukan bahwa Responden yang
mengatakan tugas pokok selalu sebanyak
31 Responden (51,7%) dan Responden
yang mengatakan tidak pernah sebanyak
29 responden (48,3 %).
Berdasarkan hasil Uji Chi-square
dengan pembacaan Fisher,s Exact Test
diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti ada
hubungan antara tugas pokok dengan
dengan kinerja perawat pelaksana di ruang
rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal
Makassar.
b. Hubungan Tugas tambahan dengan kinerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
Tabel 5.10 : Hubungan Tugas tambahan
Dengan Kinerja perawat
pelaksana di Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar
Tugas
tambahan

Kinerja perawat
Tidak
Selalu
pernah

Total

Selalu

32

53,3

6,7

36

60,0

Tidak
pernah

10,0

18

30,3

24

40,0

Total

38

63,3

22

36,7

60

100,0

P Value

0,000

Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan
tabel
5.10
diatas
menunjukan bahwa Responden yang
mengatakan tugas tambahan selalu
sebanyak 36 Responden, (60,0%) dan 24
(40,0%) mengatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil Uji Chi-square
dengan pembacaan Fisher,s Exact Test
diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti ada
hubungan antara tugas tambahan dengan
dengan kinerja perawat pelaksana di

Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam


Faisal Makassar
c. Hubungan Waktu kerja dengan kinerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit islam Faisal Makassar
Tabel 5.11 : Hubungan Waktu kerja
Dengan Kinerja perawat
pelaksana di
Rumah
Sakit
Islam
Faisal
Makassar
Kinerja perawat
Tidak
Selalu
pernah

Total

Selalu

35

58,3

1,7

36

60,0

Tidak
pernah

5,0

21

35,0

24

40,0

Total

38

63,3

22 36,7
0,000
P value
Sumber : Data Primer 2012

60

100,0

Waktu
kerja

Berdasarkan tabel 5.11 diatas


menunjukan bahwa Responden yang
mengatakan waktu kerja selalu sebanyak
36 Responden, (60,0%) dan 24 (40,0 %)
mengatakan tidak pernah.
Berdasarkan hasil Uji Chi-square
dengan pembacaan Fisher,s Exact Test
diperoleh nilai p = 0,000 yang berarti ada
hubungan antara waktu kerja dengan
dengan kinerja perawat pelaksana di
Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam
Faisal Makassar
d. Hubungan Kapasitas kerja dengan kinerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
Tabel 5.12 : Hubungan Kapasitas kerja
Dengan Kinerja perawat
pelaksana di Rumah Sakit
Islam Faisal Makassar
Kinerja perawat
Tidak
Selalu
pernah

Total

Selalu

30

50,0

15,0

39

65,0

Tidak
pernah

13,3

13

21,7

21

35,0

Total

38

63,3

22

36,7
0,003

60

100,0

Kapasitas
kerja

P Value
Sumber : Data Primer 2012

Berdasarkan tabel
5.12 diatas
menunjukan bahwa Responden yang
mengatakan
kapasitas kerjanya selalu

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

sebanyak 39 Responden (65,0%) dan 21


Responden (35,0%) mengatakan tidak
pernah
Berdasarkan hasil Uji Chi-square
dengan pembacaan Fisher,s Exact Test
diperoleh nilai p = 0,003 yang berarti ada
hubungan antara kapasitas kerja dengan
kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
PEMBAHASAN
1. Hubungan Tugas pokok dengan kinerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan
Hasil
analisa
Univariat
menunjukan bahwa Responden yang
mengatakan Tugas pokok perawat di
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang
mengatakan
selalu
sebanyak
31
Responden (51,7%) dan 29 Responden
(48,3%)
tidak
pernah.
Dengan
menggunakan
uji
chi-square
pada
pembacaan fisher exact Test diperoleh nilai
p = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna
antara Tugas pokok dengan kinerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Rohmadi (2007), dengan
judul Hubungan Tugas Pokok Perawat
Dengan Kinerja Tenaga Pelaksana Bagian
Rawat Inap di Rumah Sakit Telogorejo
Semarang.
Dari
hasil
penelitian
menunjukan bahwa lebih dari setengah
responden yaitu 16 dari 26 orang (61,5%)
memiliki tugas pokok yang baik terhadap
kinerjanya, sedangkan yang memiliki tugas
pokok yang kurang baik terhadap
kinerjanya yaitu 10 orang (38,5%).
2. Hubungan tugas tambahan dengan kinerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan
Hasil
analisa
univariat
menunjukan bahwa Responden yang
mengatakan Tugas tambahan perawat di
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang
mengatakan
selalu
sebanyak
36
Responden (60,0%) dan 24 Responden
(40,0%)
tidak
pernah.
Dengan
menggunakan
uji
chi-square
pada
pembacaan fisher exact Test diperoleh nilai
p = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna
antara Tugas tambahan dengan kinerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Hal tersebut serupa dengan penelitian


yang dilakukan oleh Irwandy (2007).
dengan judul Faktor-faktor (Waktu kerja
perawat, Kelengkapan fasilitas, Tugas
tambahan) yang berhubungan dengan
beban kerja perawat di unit Rawat Inap
Rumah Sakit Jiwa Dadi Makassar Tahun
2006. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui
Faktor-faktor
yang
berhubungan dengan beban kerja perawat
yaitu, waktu kerja perawat, kelengkapan
fasilitas, tugas tambahan di Unit rawat Inap
Rumah Sakit Dadi Makassar, sedangkan
tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara beban kerja perawat
terhadap kinerja perawat pelaksana.
Penelitian ini untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan variable independen
dengan variable dependen. Hasil penguji
hipotesis dapat diketahui bahwa ada
hubungan antara tugas tambahan dengan
kinerja perawat pelaksana
3. Hubungan Waktu kerja dengan kinerja
perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan
Hasil
analisa
Univariat
menunjukan bahwa Responden yang
mengatakan waktu kerja perawat di Rumah
Sakit Islam Faisal Makassar yang
mengatakan
selalu
sebanyak
36
Responden (60,0%) dan 24 Responden
(40,0%)
tidak
pernah.
Dengan
menggunakan
uji
chi-square
pada
pembacaan fisher exact Test diperoleh nilai
p = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna
antara waktu kerja dengan kinerja perawat
pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam Faisal Makassar.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Indradewa Riswan (2010),
dengan judul Pengaruh waktu kerja
berlebihan terhadap kinerja perawat di
ruang rawat inap RSUD Dr Sardjito
Yogyakarta. Penelitian ini menunjukan
bahwa sebagian besar perawat yang
mempunyai waktu kerja cukup (59,6%),
yang member gambaran bahwa waktu
kerja yang cukup akan mempengaruhi
peningkatan kualitas kerja oleh perawat.
Sedangkan pada perawat dengan waktu
kerja kurang sebagian besar terdistribusi
pada waktu kerja yang kurang (61,3%),
yang memberi informasi akan tingkat waktu
kerja yang kurang dapat menurunkan
kemampuan kerja seorang perawat
(Indradewa Riswan, 2010).

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

4. Hubungan Kapasitas kerja kerja dengan


kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
Berdasarkan
hasil
penelitian
didapatkan
Hasil
analisa
Univariat
menunjukan bahwa Responden yang
mengatakan kapasitas kerja perawat di
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar yang
mengatakan
selalu
sebanyak
39
Responden (65,0%) dan 21 Responden
(35,0%)
tidak
pernah.
Dengan
menggunakan
uji
chi-square
pada
pembacaan fisher exact Test diperoleh nilai
p = 0,003. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada hubungan yang bermakna
antara kapasitas kerja dengan kinerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar
Hal ini sejalan dengan penelitian yang
telah dilakukan oleh Sunaryo (2007) di
RSU Haji Makassar dengan judul
Hubungan Beban Kerja Perawat Dan
Kinerja
Perawat
Pelaksana
Dalam
Pemberian Pelayanan Keperawatan Di
Ruang Rawat Inap RSU Haji Makassar,
menyimpulkan bahwa beban kerja perawat
tinggi dengan kinerja perawat kurang baik
(63,2%). Semakin tinggi beban kerja
perawat maka, kinerja perawat kurang baik,
demikian pula sebaliknya.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang
hubungan beban kerja perawat dengan kinerja
perawat
pelaksana
dalam
pemberian
pelayanan keperawatan di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Islam Faisal Makassar, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan
antara Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat
Pelaksana Dalam Pemberian Pelayanan
Keperawatan Di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit Islam Faisal Makassar.
Saran
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan
oleh peneliti, maka ada beberapa hal yang
perlu disampaikan pada pihak-pihak yang
terkait dengan beban kerja dan kinerja
perawat pelaksana di ruang rawat inap.
1. Untuk institusi Rumah sakit
a. Dalam
hal
pengembangan
dan
peningkatan kualitas pelayanan Rumah
Sakit,
maka
diharapkan
kepada
pengambil kebijakan Rumah Sakit Islam
Faisal
Makassar
agar
dapat
memperhatikan sumber daya manusia
dengan baik , misalnya dengan
perekrutan perawat.

b. Pihak rumah sakit perlu memberikan


pendidikan tentang prilaku caring terkait
dengan sikap dan kesabaran seorang
perawat dalam memenuhi kebutuhan
pasien.
2. Untuk Institusi Pendidikan
Kiranya penelitian ini dapat menambah
bahan
pembelajaran
bagi
institusi
keperawatan khususnya bagi mahasiswa
yang ingin meneliti tentang manajemen
keperawatan.
3. Untuk Peneliti
a. Kepada peneliti yang ingin meneliti hal
yang sama dengan penelitian ini

sebaiknya cara pengumpulan data


dilakukan dengan observasi, tidak
dengan menggunakan kuisioner yang
hasilnya akan subjektif. Selain itu uji
validitas reliabilitas jika menggunakan
kuisioner sebelum kuisioner disebarkan
ke responden.
b. Kepada peneliti yang ingin melanjutkan
penelitian
ini
sebaiknya
mengembangkan factor-faktor lain yang
dapat mempengaruhi beban kerja dan
kinerja perawat sehingga dapat melihat
hubungan antara keduanya.

DAFTAR PUSTAKA
Adisasmito Wiku. 2009. Sistem Kesehatan Indonesia. Rajawali Pers: Jakarta.
Ali, H. Zainal, 2009. Dasar-Dasar Keperawatan Profesional. Widya Medika : Jakarta.
Ansar Sutryani. 2010, Hubungan Beban Kerja Dengan Prilaku Caring Perawat dalam Asuhan Keperawatan di
Ruang Rawat Inap Bedah dan Interna RSUD Pangkep. Skripsi tidak diterbitkan. Stikes Nani
Hasanuddin Makassar.
Bina Diknakes. 2008, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Beban Kerja. http://www. Bina Diknakes.co.id. (
Online ). Diakses 17 April 2010.
Depkes RI. 2007. Tugas dan Peranan Tenaga Kesehatan. http://www.depkes.co.id.
( Online ). Diakses 19 April 2011.
Depkes RI. 2009. Standar Asuhan Keperawatan. http://www.depkes.co.id. (Online). Diakses 19 April 2011.
Hidayat, A. Aziz Alimul, 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah Edisi 2. Salemba
Medika : Jakarta.
Ilyas Yaslis, 2007. Kinerja, Teori Penilaian, dan Penelitian. Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesi : Jakarta.
Irwandy, 2006, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Beban Kerja
Makassar. SKRIPSI tidak diterbitkan, FKM Unhas, Makassar.

Perawat di Unit Rawat inap RS Dadi

Mangkunegara, Prabu Anwar. 2007. Evaluasi Kerja SDM, Refika Aditama : Jakarta.
Nursalam. 2009, Proses dan Dokumentasi Keperawatan : Konsep dan Praktik Edisi 2, Salemba Medika : Jakarta.
Nursalam. 2009, Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional Edisi 2, Salemba
Medika, Jakarta.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan
Instrumen Penelitian Keperawatan Edisi 2,Salemba medika : Jakarta..
Pohan Imbalo S, 2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan : Dasar-Dasar Pengertian & Penerapan. EGC :
Jakarta.
Riswan Indradewa, 2010. Pengaruh Waktu Kerja Berlebihan Terhadap Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap
RSUD Dr Sardjito Yogyakarta. Skirpsi tidak di terbitkan. Universitas Diponegoro, Semarang.
Siagian P. Sondang. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Bumi Aksara : Jakarta.
Suarly, S dan Yayan Bahtiar. 2007. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis. Erlangga : Jakarta.
Sudarianto. 2010. Bagaimana Pelayanan Kesehatan Gratis Setelah MTKP Terbentuk di Sul-Sel. Makassar.
http://www.geogle.co.id. ( Online ) Diakses 19 April 2011.
Sudarma, Maman. 2009. Sosiologi untuk Kesehatan,Salemba Medika : Jakarta.
Suyanto. (2008).Mengenal Kepemimpinan dan Menejemen di Rumah Sakit. Penerbit Mitra Gendika : Jogjakarta.
Wikipedia Indonesia. 2008. Manajemen Kinerja. http://www.wikipediaOrang/Wiki/Kerja.com. ( Online ) Diakses 8
Maret 2010.
Yosep Iyus. 2010. Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Rafika Aditama : Jakarta.

Volume 1 Nomor 2 Tahun 2012 ISSN : 2302-1721

Anda mungkin juga menyukai