Anda di halaman 1dari 4

BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)

Keluhan
Utama
Prevalensi

Klasifikasi

Etiologi

Manifestas
i Klinis

RN 13

Tidak lampias kencing


Kelenjar prostat rata-rata beratnya 20 gram pada orang normal umur 2130 tahun, dan akan meningkat ukurannya bersama dengan kenaikan
umur seseorang. Dan meningkat terus hingga setelah 50 tahun.
Prevalensi diagnosis histologis BPH meningkat dari 8% pada umur
31-40 menjadi 40-50% pada umur 50-60 tahun, dan >80%
pada diatas umur 80 tahun.1
Derajat I : pada RT didapatkan penonjolan prostat dengan batas
atas mudah diraba. Sisa volume urin <50 mL
Derajat II : pada RT didapatkan penonjolan prostat jelas dengan
batas atas dapat dicapai. Sisa volume urin 50-100 mL
Derajat III : pada RT batas atas prostat tidak dapat diraba. Sisa
volume urin >100 mL
Derajat IV : terdapat retensi urin total.3
Etiologi :
Teori DHT (dihidrotestosteron), dibentuk dari testosteron didalam
sel prostat dengan bantuan enzim 5-reduktase. Bila berikatan
dengan reseptor androgen biosintesis protein & hiperplasia
Teori Apoptosis, usia semakin tua kadar hormon androgen
yang berperan pada aktivitas apoptosis
Teori stem cell hypothesis, terjadinya proliferasi sel akibat
ketidaktepatan penggantian sel yang apoptosis dengan produksi
berlebihan sel stroma/sel epitel
Teori growth factor pertumbuhan & proliferasi kelenjar prostat
Teori estrogen-testosteron, usia semakin tua kadar testosteron
sedangkan kadar estrogen relatif tetap. Peran estrogen di dalam
prostat:
- sensitifitas sel prostat terhadap rangsangan hormon
androgen
- jumlah reseptor androgen
- jumlah kematian sel prostat (apoptosis)
Rangsangan terbentuknya sel baru oleh testosteron , sel prostat
yang telah ada mempunyai umur yang lebih panjang masa
prostat jadi lebih besar
Teori interaksi stroma-epitelial oleh growth factor yang
merangsang proleferasi sel.1,2
Gejala Obstruksi
Hesitansi (menunggu lama pada permulaan miksi)
Pancaran miksi lemah
Intermitensi (dipertengahan miksi sering terhenti, kemudian
memancar lagi / terputus-putus)
Miksi tidak puas
Menetes setelah miksi pasien masih merasa ada sisa urin di
V.U dengan masih keluar tetesan urin (post-void dribbling)
Straining urinate (mengedan saat miksi)
Double voiding (miksi untuk kedua kalinya dalam 2 jam dari
sebelumnya, nyeri bila miksi, air kencing menetes)
Gejala Iritatif
Frekuensi berkemih (sering miksi)
Nokturia (berkemih >1 kali pada malam hari)

Page 1

Hasil
Pemeriksa
an Fisik

Hasil
Pemeriksa
an
Penunjang

RN 13

Urgensi (tergesa-gesa untuk miksi)


Disuria (nyeri pada saat miksi).1,2

Inspeksi
- Ada masa di regio suprapubik (retensi urin)
Palpasi
- Nyeri tekan daerah suprapubik dan V.U penuh
Perkusi
- Nyeri ketok daerah suprapubik
Auskultasi (-)
Rectal Toucher
- Konsistensi kenyal, lobus kanan & kiri simetris, tidak teraba
nodul
Rectal Grading:
Stage 0 : prostat teraba <1 cm, berat <10 gram
Stage 1 : prostat teraba 1-2 cm, berat 20-25 gram
Stage 2 : prostat teraba 2-3 cm, berat 25-60 gram
Stage 3 : prostat teraba 3-4 cm, berat 60-100 gram
Stage 4 : prostat teraba >4 cm, berat >100 gram
Pemeriksaan Prostat Spesifik Antigen (PSA)
- kadar PSA (N <4 ng/mL)pembesaran kelenjar
prostat/prostatitis & juga dapat menentukan perkiraan ukuran
& berat prostat
- Kadar PSA 4-10 ng/mL pembesaran ringan, biasanya masih
normal atau bukan keganasan
- Kadar PSA 10-20 ng/mL pembesaran sedang, keganasan
prostat
- Kadar PSA 20-35 ng/mL pembesaran berat, keganasan
prostat
Pemeriksaan Urodinamik
- Untuk mengukur volume & tekanan urin di dalam V.U dan
mengevaluasi aliran urin
- Untuk mendiagnosis gangguan sfingter intrinsik &
menentukan tipe inkontinensia
Uroflowmetry, pemeriksaan sederhana untuk mencatat aliran urin,
menentukan kecepatan pengosongan urin di V.U & untuk mengevaluasi
obstruksi
- kecepatan aliran hiperplasia prostat
USG Rectal, untuk menentukan keganasan maupun kelainan lainnya
Sistoskopi, melihat keadaan uretra & V.U dengan memasukan cystoscope
- Menentukan ukuran kelenjar prostat & dapt mengidentifikasi
lokasi dan tingkatan obstruksi

Page 2

Terapi &
Tatalaksan
a

DD

Komplikasi

Prognosis

Urinalisis, menunjukan adanya infeksi / kondisi lain yang mendukung


diagnosis maupun komplikasi.1
1. Watchful waiting (observasi), untuk penderita BPH dengan skor
AUA 0-7
2. Medikamentosa
Alfa blocker (Lini 1, 1 x sehari) menghambat efek
pelepasan noradrenalin endogen pada otot polos sel
prostat tonus prostat & mengurangi obstruksi saluran
keluar V.U
- Alfuzosin HCL (alfuzosin)
- Doxazosin mesylate (doxazosin)
- Tamsulosin HCL (tamsulosin)
- Terazosin HCL (terazosin)
5 reduktase menghambat 5 reduktase yang merupakan
enzim untuk mengubah testosteron menjadi DHT
- Dutasteride 1 x 0,5 mg/hari
- Finasteride 1 x 5 mg/hari
Kombinasi (Alfa blocker dan 5 reduktase) gejala sedangberat
- Terazosin + Finasteride
- Tamsulosin + Dutasteride
3. Operatif
Transurethral resection of the prostate (TURP)
Transurethral incision of the prostate (TUIP)
Open simple prostatectomy
Laser therapy
Transurethral electrovaporization of the prostate
Hyperthermy
Transurethral needle ablation of the prostate
High-intencity focused ultrasound
Intraurethral stents
Transurethral balloon dilation of the prostate.1
Ca prostat
Prostatitis
Neurogenik Bladder
Striktura Uretrha
- Retensi urin
- Batu kandung kemih, ISK, kerusakan kandung kemih / ginjal
- Inkontinensia
- Ejakulasi retrograde
- Infeksi
- Pneumonia
- Terjadi bekuan darah
- Perdarahan berlebihan
- Impotensi.1
>90% pasien mengalami perbaikan sebagian / perbaikan dari gejala yang
dialaminya. Sekitar10-20% akan mengalami kekambuhan penyumbatan
dalam 5 tahun.1

Sumber:
1. Chasani S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Ed VI. Jakarta : InternaPublishing,
2014.
2. Bahan kuliah dr. Wendell K, SpB (2012)
3. Aprilia D.R. Korelasi Antara Kejadian Leukosituria dan Volume Prostat Penderita
Pembesaran Prostat Jinak Pada Pemeriksaan Ultrasonografi. FK UNS. Surakarta,
2010.

RN 13

Page 3

07
8 19
20 35
<7
>7

RN 13

IPSS (International Prostate Symtom Score)


Mild
Moderate
Severe
Watchful & waiting
Medical treatment

Page 4

Anda mungkin juga menyukai