Mengingat
a.
bahwa Retribusi
Daerah merupakan sumber Pendapatan
Daerah yang penting guna membiayai Penyelenggaraan
Pemerintahan dan Pembangunan Daerah dalam rangka
memantapkan Otonomi Daerah yang luas, nyata dan
bertanggung jawab;
b.
bahwa
dengan
ditetapkannya
Undang-undang
Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, maka jasa Pemakaian Kekayaan Daerah
dapat dipungut retribusi;
c.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Banggai;
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta
unsur penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
Perangkat
Daerah
sebagai
BAB II
NAMA, OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan nama Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dipungut retribusi sebagai
pembayaran atas pemakaian kekayaan daerah.
Pasal 3
(1) Objek Retribusi adalah pemakaian kekayaan Daerah.
(2) Dikecualikan dari Objek Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah adalah sebagai
berikut:
a. Pemakaian Kendaraan, Mesin, Alat-alat Berat yang digunakan oleh Pemerintah
Daerah;
b. Pemakaian Kendaraan, Kapal Cepat, Kapal Motor dan Sarana Perikanan yang
digunakan oleh Pemerintah Daerah;
c. Pemakaian Lapangan Bola Kaki Kilongan dan Lapangan Persibal Luwuk yang
digunakan untuk kepentingan Pemerintah Daerah, pelajar/sekolah (sepanjang
tidak melakukan pungutan);
d. Pemakaian Lapangan Alun-Alun Bumi Mutiara Luwuk yang digunakan untuk
kepentingan Pemerintah Daerah, pelajar/sekolah (sepanjang tidak melakukan
pungutan); dan
e. Pemakaian Lapangan Gelora Luwuk yang digunakan untuk Pemerintah Daerah,
pelajar/sekolah (sepanjang tidak melakukan pungutan).
Pasal 4
Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh hak untuk
menggunakan kekayaan Daerah.
BAB III
GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
Retribusi
Pemakaian
Retribusi Jasa Usaha.
Kekayaan
Daerah
digolongkan
sebagai
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Tingkat penggunaan jasa
pemakaian kekayaan Daerah.
diukur
berdasarkan
jenis
dan
jangka
waktu
BAB V
PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF
Pasal 7
Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi didasarkan pada tujuan
untuk memperoleh keuntungan yang layak atas pemakaian kekayaan Daerah.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 8
(1) Struktur tarif retribusi digolongkan berdasarkan jenis kekayaan yang digunakan
meliputi :
a. Penggunaan tanah;
b. Penggunaan Gedung/Bangunan;
c. Pemakaian/Penggunaan Inventaris Pemerintah Daerah;
d. Pemakaian Kendaraan, Mesin, Alat alat berat;
e. Pemakaian kendaraan, Kapal Cepat, Kapal Motor dan Sarana Perikanan;
f. Pemakaian Lapangan Bola kaki Stadion Kilongan dan Lapangan
Persibal Luwuk;
g. Pemakaian Lapangan Alun alun Bumi Mutiara Luwuk;
h. Pemakaian Lapangan Gelora Luwuk;
i. Pemakaian Alat-alat Laboratorium.
(2) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) di tetapkan
sebagai berikut :
a. Retribusi Penggunaan Tanah :
1. Retribusi tanah untuk penggunaan sarana media luar ruang sebesar
Rp. 10.000,- / M2 / Kegiatan.
2. Retribusi tanah yang dipergunakan untuk berjualan tanaman hias,
ukiran dan patung - patung kesenian serta penjualan satwa burung
sebesar Rp. 10.000,- / M2 / Tahun.
3. Retribusi tanah yang dipergunakan untuk usaha dan tempat tinggal
ditetapkan 1 % x taksiran harga tanah x luas tanah yaitu :
- Klas I .1 % x NJOP x luas tanah / Bulan.
- Klas II.1 % x NJOP x luas tanah / Bulan.
- Klas III1 % x NJOP x luas tanah / Bulan.
4. Tanah yang digunakan untuk kegiatan hiburan atau pertunjukan lainnya
ditetapkan :
a). Luas tanah sampai dengan 25 M2... Rp
50.000,- / hari
b). Luas tanah 26 M2. Rp
75.000,- / hari
2
2
c). Luas tanah 51 M s/d 100 M . Rp
100.000,- / hari
2
d). Luas tanah 101 M ke atas.
Rp
150.000,- / hari
150.000,- / hari
500.000,- / hari
15.000,- / hari
Rp
100.000,- / hari
Rp
125.000,- / hari
Rp
175.000,- / hari
Rp
100.000,- / hari
Rp
Rp
115.000,- / hari
200.000,- / bulan
Rp
250.000,- / Hari
Rp
Rp
200.000,- / hari
200.000,- / bulan
100.000,- / hari
150.000,- / hari
50.000,-/orang/hari
35.000,-/orang/hari
20.000,-/orang/hari
15.000,-/orang/hari
Rp
Rp
Rp
Rp
200.000,- / hari
150.000,- / hari
200.000,- / hari
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
jam
Mutiara Luwuk:
100.000 / hari
Rp
Rp 150.000,- / hari
Rp 100.000,- / hari
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
100.000,75.000,75.000,100.000,250.000,150.000,-
/
/
/
/
/
/
hari
hari
hari
hari
hari
hari
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
50.000,500.000,900.000,37.500,87.500,60.000,40.000,750.000,100.000,175.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Aspal Cair/sampel
a. Kekentalan...................................
b. Kadar air.....................................
c. Titik nyala....................................
d. Berat jenis...................................
e. Penyulingan.................................
f. Penetrasi residu...........................
g. Daktilitas residu...........................
h. Kelarutan dalam (C2HCL3)
i. Kelekatan..
j. Perencanaan komposisi
k. Pengambilan sampel Core drill.
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
50.000,87.500,35.000,31.000,50.000,55.000,60.000,350.000,37.500,200.000,450.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Aspalt Emulsi/sampel
a. Kekentalan...................................
b. Pengendapan...............................
c. Semen mixing..............................
d. Muatan listrik...............................
e. Analisa saringan...........................
f. Penyulingan.................................
g. Kadar minyak...............................
h. Penetrasi residu...........................
i. Daktilitas residu...........................
j. Kelarutan dalam (C2HCL3)
k. Klasifikasi.....................................
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
50.000,35.000,35.000,35.000,40.000,50.000,30.000,55.000,60.000,35.000,50.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.250.000,175.000,55.000,35.000,60.000,5.000,38.500,87.500,10.000,-
n.
o.
p.
q.
r.
s.
t.
u.
v.
w.
2.
3.
4.
Kekentalan.................................
Kadar paraffin............................
Parameter malthene (PA).............
Kelekatan....................................
Kadar air....................................
Vicositas absolute........................
Penurunan suhu...........................
Dinamic shear rheometer (DSR).........
Campuran beraspal
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
10
5.
6.
7.
8.
semen
45.000,45.000,45.000,45.000,45.000,45.000,45.000,45.000,45.000,106.400,100.000,75.000,75.000,450.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
semen
45.000,45.000,45.000,100.000,35.000,35.000,450.000,45.000,75.000,106.400,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
45.000,45.000,45.000,90.000,9.000,453.000.-
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Beton Aspal
a. Parameter Aspal..........................
b. U-MATTA....................................
c. Wheel trackhing machine..............
d. Kepadatan mutlak........................
e. Marshall immersoion....................
f. Gyropact....................................
g. Viskositas untuk pencampuran dan pemadatan...
h. Indrect tensile strength................
i. Dartec.........................................
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
45.000,298.000,300.000,75.000,30.000,75.000,104.500,104.500,300.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
11
9.
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
45.000,45.000,45.000,45.000,45.000,45.000,45.000,35.000,83.700,109.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
35.000,35.000,45.000,45.000,104.700,17.000,35.000,35.000,35.000,50.000,35.000,35.000,35.000,35.000,35.000,35.000,35.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
GEOTEKNIK JALAN
a. Pengujian Tanah di laboratorium
1. Indeks protis
a. Analisa saringan..........................
b. Hidrometer.................................
c. Atterberg limit...........................
d. Shinkage limit.............................
e. Berat isi.....................................
f. Berat jenis tanah........................
g. Kadar air....................................
h. Kadar abu..................................
i.
pH meter....................................
j.
kadar serat gambut....................
k. kadar organik............................
l.
relatif dessiti.............................
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
45.000,19.000,35.000,17.000,45.000,35.000,7.000,12.000,17.000,15.000,22.500,20.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
10.
B.
12
2.
3.
Soil
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
45.000,83.700,50.000,40.000,60.000,50.000,35.000,75.000-
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
25.000,30.000,40.000,45.000,55.000,145.000,210.000,65.000,75.000,150.000,100.000,100.000,40.000,35.000,40.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
17.000,9.000,9.000,34.500,34.500,52.500,52.500,52.500,67.500,67.500,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
90.000,34.500,67.500,90.000,45.000,67.500,67.500,75.000,45.000,150.000,75.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
C.
copaction
Pemadatan standart....................
Pemadatan modified...................
CBR Standart soaked..................
CBR Standart unsoaked...............
CBR modified soaked..................
CBR modified unsoaked...............
Resistivily test...........................
Sub grade modified resilent.........
13
3.
Rp
592.000 / sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
15.000,22.500,15.000,15.000,-
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
6.000,10.000,15.000,20.000,50.000,75.000,65.000,50.000,15.000,30.000,50.000,6.000,50.000,40.000,40.000,50.000,65.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
50.000,50.000,60.000,75.000,150.000,50.000,150.000,50.000,50.000,150.000,50.000,25.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
50.000,75.000,50.000,50.000,50.000,-
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
4.
D.
b.
c.
14
2.
3.
Agregat
a. Abrasi...........................................
b. Gradasi..........................................
c. Berat jenis....................................
d. Berat isi........................................
e. Kadar Lumpur...............................
f. Soundness.....................................
g. Organic.........................................
h. Mixed Design.................................
Benda Uji
a. Kuat tekan...................................
b. Kuat tarik......................................
c. Lentur ........................................
d. Kuat tekan dengan Hammer test..........
E.
Beton Keras
a. Core Drill...........................................
b. Creep...............................................
c. Hammer Test....................................
d. MOE.................................................
e. Kuat lentur........................................
f.
Kuat tarik..........................................
g. Kuat tekan........................................
h. Ultra sonic.........................................
i.
Analisa Beton keras............................
j.
Permeabilitas.....................................
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
100.000,50.000,50.000,50.000,50.000,150.000,50.000,500.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
25.000,50.000,50.000,25.000,-
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
150.000,115.000,125.000,120.000,50.000,90.000,75.000,75.000,-
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
45.000,45.000,50.000,150.000,75.000,7.000,45.000,-
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
/unit/hari
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
175.000,65.000,25.000,25.000,8.000,8.000,5.000,35.000,300.000,85.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
15
3.
F.
Analisa fisis
a. Analisi butir.....................................
b. Atterberg limit.................................
c. Berat jenis.......................................
d. Bobot jenis.......................................
e. Kadar air...........................................
f.
Kadar zat organik..............................
g. Susut bakar.......................................
h. Susut kering......................................
i.
Minorlogi...........................................
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
37.000,- / Sampel
Rp
Rp
115.000,- / sampel
100.000,- / sampel
Rp
Rp
90.000,- / sampel
90.000,- / sampel
21.000,52.000,16.000,17.000,10.000,15.000,37.000,22.000,100.000,-
/
/
/
/
/
/
/
/
/
Rp
Rp
Rp
Rp
90.000,85.000,175.000,100.000,-
Rp
100.000,- / sampel
Rp
Rp
75.000,- / sampel
85.000,- / sampel
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
60.000,60.000,60.000,30.000,155.000,-
Rp 750.000,-/sampel
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
/
/
/
/
/
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
sampel
titik
16
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 9
Retribusi yang terutang dipungut di wilayah daerah.
BAB VIII
MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG
Pasal 10
Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) tahun.
Pasal 11
Saat retribusi terutang adalah pada saat diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan dan SKRDKBT.
Pasal 12
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan Retribusi dapat diberi insentif atas dasar
pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata Cara pemebrian dan pemanfaatan Insentif sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan Bupati sesuai peraturan perundang-undangan.
BAB IX
TATA CARA PEMUNGUTAN
Pasal 13
(1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan.
(2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(3) Hasil pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disetor
ke Kas Daerah.
17
BAB X
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 14
(1) Dalam hal wajib Retribusi tidak membayar pada waktunya atau kurang membayar
dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen)
setiap bulan dari retribusi yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih
dengan menggunakan Surat Tagihan Retribusi Daerah.
(2) Penagihan retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didahului
dengan surat terguran.
BAB XI
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 15
(1) Pembayaran retribusi yang terutang harus dilunasi sekaligus.
(2) Retribusi yang terutang harus dilunasi selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari
sejak diterbitkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(3) Pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) disetor
ke Kas Daerah.
BAB XII
TATA CARA PENAGIHAN
Pasal 16
(1) Pengeluaran surat teguran /surat peringatan/surat lain yang sejenis sebagai awal
tindakan pelaksanaan penagihan retribusi dikeluarkan 7 (tujuh) hari sejak jatuh
tempo pembayaran.
(2) Sejak jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tangal surat teguran/surat
peringatan/surat lain yang sejenis, wajib retribusi segera melunasi retribusi
yang terutang.
(3) Surat teguran/surat peringatan/surat lain yang sejenis sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dikeluarkan oleh pejabat yang ditunjuk.
BAB XIII
KEDALUWARSA
Pasal 17
(1) Hak untuk melakukan
penagihan retribusi menjadi kedaluwarsa setelah
melampau jangka waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya retribusi,
kecuali jika wajib retribusi melakukan tindak pidana dibidang retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
tertangguh apabila:
18
BAB XIV
INSENTIF PEMUNGUTAN
Pasal 19
(1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberikan insentif atas
dasar pencapaian kinerja tertentu.
(2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
(3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif akan diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Bupati berpedoman pada peraturan perundang-undangan.
BAB XV
KETENTUAN PENYIDIKAN
Pasal 20
(1) Pejabat Pewagi Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi
wewenang khusus sebagai penyidik untuk melakukan penyidikan tindak pidana
dibidang retribusi daerah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Hukum Acara Pidana yang berlaku.
(2) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah:
a. Menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan
berkenaan dengan tindak pidana dibidang retribusi Daerah agar keterangan
atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;
19
BAB XVI
KETENTUAN PIDANA
Pasal 21
(1) Wajib retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan
keuangan daerah diancam pidana kurungan paling lama 3 ( tiga ) bulan atau
pidana denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang yang tidak
atau kurang dibayar.
(2) Denda sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan penerimaan negara.
(3) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran.
BAB XVII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Peraturan Bupati sebagai Pelaksanaan Peraturan Daerah ini sudah ditetapkan paling
lama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Daerah ini diundangkan.
20
Pasal 23
Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:
a. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 17 Tahun 2003 tentang Retribusi
Pemakaian Kekayaan Daerah.
b. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 22 Tahun 2006 tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
c. Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 1 Tahun 2010 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah.
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 24
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah
ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Banggai.
Ditetapkan di Luwuk
pada tanggal,
Juli 2011
BUPATI BANGGAI,
M. SOFHIAN MILE
Diundangkan di Luwuk
pada tanggal,
Juli 2011
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANGGAI,
MUSIR A. MADJA
21
PENJELASAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGGAI
NOMOR 8 TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH
UMUM
Dengan ditetapkannya Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak
Retribusi Daerah sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan Otonomi Daerah yang
luas, nyata dan bertanggung jawab, pembiayaan pemerintahan dan pembangunan
Daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah khususnya yang bersumber dari
retribusi daerah perlu ditingkatnkan sehingga kemandirian Daerah dalam hal
pembiayaan penyelenggaraan Pemerintahan di daerah dapat terwujud.
Untuk meningkatkan pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan
kepada masyarakat serta peningkatan, pertumbuhan perekonomian di Daerah
diperlukan penyediaan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah yang hasilnya
memadai. Upaya peningkatan penyediaan pembiayaan dari sumber tersebut antara
lain pemberian keleluasaan bagi Daerah untuk menggali sumber-sumber penerimaan
khususnya dari sektor Retribusi Daerah melalui Undang - Undang Nomor 28
Tahun 2009.
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah merupakan salah satu jenis Retribusi
jasa usaha yang diamanatkan untuk diaplikasikan di Daerah. Retribusi Pemakaian
Kekayaan Daerah bertujuan untuk memberikan pelayanan jasa sesuai dengan fasilitas
yang disiapkan oleh Pemerintah Daerah agar pengguna jasa dapat memanfaatkan
fasilitas tersebut sehingga secara timbal balik akan memberikan kontribusi pada
Pendapatan Asli Daerah sendiri.
22
Pasal 7
Cukup jelas
Pasal 8
Cukup jelas
Pasal 9
Cukup jelas
Pasal 10
Cukup jelas
Pasal 11
Cukup jelas
Pasal 12
Cukup jelas
Pasal 13
Cukup jelas
Pasal 14
Cukup jelas
Pasal 15
Cukup jelas
Pasal 16
Cukup jelas
Pasal 17
Cukup jelas
Pasal 18
Cukup jelas
Pasal 19
Cukup jelas
Pasal 20
Cukup jelas
Pasal 21
Cukup jelas
Pasal 22
Cukup jelas
Pasal 23
Cukup jelas
Pasal 24
Cukup jelas