Anda di halaman 1dari 7

RINGKASAN MATA KULIAH

TEORI AKUNTANSI

Dosen Pengampu:
Dr. Bandi, M.Si., Ak.

Disusun Oleh:
Diah Krismawati (S431408002)
Irfan Budi Purnomo (S431408009)
Muchamad Ghufron Taufik (S431408012)
Wahyu Widayat (S431408015)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SEBELAS MARET

BAB III
PEREKAYASAAN PELAPORAN KEUANGAN
A. Proses Perekayasaan
Pelaporan keuangan adalah struktur dan proses akuntansi yang menggambarkan
bagaimana informasi keuangan disediakan dan dilaporkan untuk mencapai tujuan
ekonomik dan sosial negara. Struktur akuntansi melukiskan unsur-unsur yang
terlibat dalam dan terpengaruh oleh penentuan/penyediaan informasi keuangan dan
saling-hubungan antara unsur-unsur tersebut. Pelaporan keuangan sebagai sistem
nasional merupakan hasil perekayasaan akuntansi di tingkat nasional.
Sebagai penalaran deduktif-normatif, Hendriksen (1982) menguraikan aspek-aspek
yang harus dipertimbangkan dalam proses perekayasaan untuk menghasilkan
rerangka teoritis akuntansi, yaitu:
(1) Pernyataan postulat yang menggambarkan karakteristik unit-unit usaha dan
lingkungannya.
(2) Pernyataan tentang tujuan pelaporan keuangan yang diturunkan dari
pernyataan postulat.
(3) Evaluasi tentang kebutuhan informasi oleh pihak yang dituju dan kemampuan
pemakai untuk memahami, menginterpretasi, dan menganalisis informasi yang
disajikan.
(4) Penentuan atau pemilihan tentang apa yang harus dilaporkan.
(5) Evaluasi tentang pengukuran dan proses penyajian untuk mengkomunikasikan
informasi tentang perusahaan dan lingkungannya.
(6) Penentuan dan evaluasi terhadap kendala-kendala pengukuran dan deskripsi
unit usaha beserta lingkungannya.
(7) Pengembangan dan penyusunan pernyataan umum yang dituangkan dalam
bentuk suatu dokumen resmi yang menjadi pedoman umum dalam menyusun
standar akuntansi.
(8) Perancangbangunan struktur dan format sistem informasi akuntansi untuk
menciptakan, menangkap, mengolah, meringkas, dan menyajikan informasi
sesuai dengan standar atau PABU.
Proses perekayasaan bukan suatu upaya perseorangan tetapi merupakan upaya
tim yang melibatkan berbagai disiplin intelektual dan kekuatan politik mengingat
perekayasaan tersebut merupakan suatu proses yang serius yang hasilnya akan
berdampak luas dan jangka panjang. Untuk mencapai kualitas yang tinggi dan
1

andal, proses perekayasaan harus dilakukan melalui tahap-tahap dan prosedur


yang seksama dan teliti. Hal ini diperlukan mengingat dokumen yang dihasilkan
akan memiliki tingkat keautoratifan tinggi.
B. Konsep Informasi Akuntansi
Salah satu kata kunci penting dalam definisi akuntansi adalah informasi keuangan.
Nilai informasi adalah kemampuan informasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
keyakinan pemakai dalam pengambilan keputusan. Karena model akuntansi yang
dikenal luas saat ini menempatkan investor dan kreditor sebagai pihak dominan,
informasi semantik yang ingin disampaikan adalah likuiditas, solvensi, profitabilitas,
dan sebagainya.
C. Rerangka Konseptual
Dalam perekayasaan akuntansi, jawatan atas pertanyaan perekayasaan akan
menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang di
Amerika disebut rerangka konseptual. Bila operasi akuntansi dianalogi dengan
kegiatan kenegaraan, rerangka konseptual dapat dianalogi dengan konstitusi
sedangkan prosesnya dapat dianalogi dengan proses pemikiran dalam pembuatan
konstitusi negara.
Kam (1990) menguraikan manfaat-manfaat rerangka konseptual sebagai berikut:
(1) Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung jawab
dalam penyusunan/penetap standar akuntansi.
(2) Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang dijumpai
dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman
spesifik.
(3) Menentukan

batas-batas

pertimbangan

dalam

penyusunan

statemen

keuangan.
(4) Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan
keyakinan terhadap statemen keuangan.
(5) Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antar perusahaan.
Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang
dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen konsep penting, yaitu:
(1) Tujuan pelaporan keuangan.
(2) Kriteria kualitas informasi.
(3) Elemen-elemen statemen keuangan.
(4) Pengukuran dan pengakuan.
D. Prinsip Akuntansi Berterima Umum
Rerangka konseptual yang berfungsi semacam konstitusi hanya memuat konsepkonsep umum yang secara keseluruhan dapat dianggap sebagai konstitusi
2

akuntansi di suatu negara. Sebagai pedoman operasional, PABU akhirnya akan


menjadi kriteria untuk menentukan apakah statemen keuangan sebagai media
pelaporan keuangan telah menyajikan informasi keuangan dengan baik, benar, dan
jujur yang secara teknis disebut menyajikan secara wajar.
Kriteria kewajaran penyajian statemen keuangan adalah PABU bukan Standar
Akuntansi Keuangan, karena:
(1) Tidak semua ketentuan perlakuan akuntansi dapat atau telah dituangkan dalam
bentuk standar akuntansi.
(2) Bila standar akuntansi secara eksplisit dijadikan kriteria dan dinyatakan dalam
laporan auditor, dikhawatirkan terjadi bahwa kewajaran hanyalah bersifat formal
bukan bersifat substantif.
(3) Untuk mencapai kualitas informasi yang tinggi, ukuran kewajaran harus
merupakan suatu rerangka pedoman yang cukup komprehensif meliputi aspek
teknis dan konseptual.
Sebagai rerangka pedoman, PABU menetapkan pedoman untuk memperlakukan
suatu objek yang harus dilaporkan yang menyangkut hal-hal berikut ini:
(1) Definisi.
PABU memberi batasan atau definisi berbagai elemen, pos, atau objek
statemen keuangan atau istilah yang digunakan dalam pelaporan keuangan
agar tidak terjadi kesalahan klasifikasi oleh penyusun dan kesalahan
interpretasi oleh pemakai.
(2) Pengukuran/penilaian.
Pengukuran adalah penentuan jumlah rupiah yang harus dilekatkan pada suatu
objek yang terlibat dalam suatu transaksi keuangan.
(3) Pengakuan.
Pengakuan ialah pencatatan suatu jumlah rupiah ke dalam sistem akuntansi
sehingga jumlah tersebut akan mempengaruhi suatu pos dan terrefleksi dalam
laporan keuangan.
(4) Penyajian dan pengungkapan.
Penyajian menetapkan tentang cara-cara melaporkan elemen atau pos dalam
seperangkat statemen keuangan agar elemen atau pos tersebut cukup
informatif.
E. Autoritas Rerangka dan Konseptual
Rerangka pedoman PABU versi Rubin dan SAS No. 69 menempatkan rerangka
konseptual pada tingkat yang paling tidak autoritatif. Secara teoritis, rerangka
konseptual mestinya menjadi landasan rerangka PABU tersebut. Karena rerangka
3

konseptual dirancang untuk perbaikan masa depan, penyusunannya tidak


memperhatikan standar akuntansi yang telah diberlakukan. Secara teoritis,
rerangka konseptual seharusnya merupakan fondasi rerangka pedoman PABU dan
harus direkayasa dahulu sebelum standar. Oleh karena itu, standar yang diturunkan
atas dasar rerangka konseptual mestinya konsisten baik dengan rerangka
konseptual maupun antar standar.
F. Struktur Akuntansi
Untuk praktik akuntansi dalam suatu negara, struktur tersebut menggambarkan
pihak-pihak dan sarana-sarana yang terlibat dalam dan terpengaruh oleh
perekayasaan informasi keuangan dan saling-hubungan antara berbagai pihak dan
sarana tersebut. Struktur akuntansi dapat menjadi basis untuk mengenali mata
kuliah apa saja yang harus ditawarkan dalam program studi akuntansi serta
kompetensi apa yang harus dicapai oleh tiap mata kuliah. Jadi, struktur tersebut
dapat dijadikan rerangka untuk menyusun kurikulum inti program studi akuntansi.
Bila dipandang dari profesi atau pekerjaan yang ditawarkan oleh akuntansi, struktur
tersebut juga dapat menggambarkan kesempatan karier bagi mereka yang
menguasai seperangkat pengetahuan akuntansi. Hal penting lainnya yang dapat
digambarkan oleh struktur akuntansi adalah fungsi auditor independen dalam
pelaporan keuangan. Karena pihak pemakai biasanya terpisah dengan pihak
manajemen baik secara administratif maupun secara operasional, keterpisahan
kedua pihak ini menempatkan pemakai statemen sebagai pihak luar yang tidak
dapat secara langsung ikut dalam proses penyediaan data dan penyusunan
statemen keuangan. Dengan demikian, statemen keuangan dianggap sebagai satusatunya media komunikasi sehingga kesesuaian dengan PABU menjadi hal yang
sangat penting.

BAB IV
RERANGKA KONSEPTUAL SUATU MODEL
A. Tujuan Pelaporan Keuangan
A
B. Karakteristik Kualitatif Informasi
A
C. Elemen-Elemen Statemen
A
D. Pengukuran dan Pengakuan
A
E. Nilai Sekarang dalam Pengukuran
A
F. Manfaat dan Keterbatasan Model
A

BAB V
KONSEP DASAR
A. Sumber Konsep Dasar
A
B. Kesatuan Usaha
A
C. Kontinuitas Usaha
A
D. Penghargaan Sepakatan
A
E. Kos Melekat
A
F. Upaya dan Hasil
A
G. Bukti Terverifikasi dan Objektif
A
H. Asumsi
A
I. Substansi Daripada Bentuk
A
J. Pengakuan Hak Milik Pribadi
A
K. Keanekaragaman Akuntansi
A
L. Konservatisme
A
M. Pengendalian Internal Menjamin Keterandalan Data
A
N. Manfaat Konsep Dasar
A

Anda mungkin juga menyukai