Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum Ecology Project 2015 (Mata Praktikum Kelompok)

Laporan Praktikum Ecology Project Jurusan


Biologi ITS Surabaya
Penulis Pertama (NRP), Penulis Kedua (NRP), Penulis Ketiga (NRP), Penulis Keempat (NRP)
Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Air pollution is a condition where the air polluted


by chemicals , a substance / particles and other
biological material that could endanger health and
living things and other organisms. Air pollution can be
cause the damage an atmospheric layer and
contaminated the oxygen that required by human
beings. Study ecology of plant physiological ecology in
the area that are considered affected by pollutant gas
has held in March 2015. Data retrieval by preparation
of stomata leafs in abaxial layer. Data variable is the
number of aperture stomata that open and closed, and
also amount of normal and abnormal aperture
stomata. The best quality of aperture stomata is leaf
sample in Tunjungan Plaza, there were at least 26
opened stomata, 5 closed stomata, and 3 abnormal
stomata. And the worst quality of aperture stomata is
leaf sample in Waru, there were at least 9 opened
stomata, 4 closed stomata, and 12 abnormal stomata.
The closed aperture of stomata is from the presence of
substances that the process of inhibiting the opening
stomata that caused by a contaminant derived from
pollution as co and so2, particles that accumulated
and settled on a gaps of palisade tissue thus making
the pores of stomata being closed and abnormal.
KeywordAbnormal, aperture, normal, pollution,
stomata
I.PENDAHULUAN
II. METODOLOGI

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Polusi udara pada umumnya terjadi di kota-kota besar
dimana pusat industri dan padatnya kendaraan bermotor
menjadi pemicu terjadinya polusi udara. Meningkatnya
suhu udara merupakan salah satu parameter telah
terjadinya polusi, hal ini dapat dirasakan oleh masyarakat
yang tinggal di kota besar. sebagai bioremediasi. Menurut
[1],yang menyatakan bahwa tumbuhan dapat dikatakan
sebagai agen bioremediasi untuk pereduksi polusi di
udara. Angsana merupakan tumbuhan peneduh jalan yang
banyak dijumpai di Surabaya. Selain sebagai tumbuhan
peneduh angsana juga diharapkan dapat berfungsi
sebagai tumbuhan penyuplai oksigen sekaligus sebagai
agen bioremediasi zat- zat pencemar berupa gas buangan
dari kendaraan bermotor dan industri.
Pada percobaan ekofisiologi tumbuhan, langkah awal
yang dilakukan adalah mengambil daun Pterocarpus
indicus di tempat yang telah ditentukan yaitu daerah yang
dianggap terkena gas polutan, dimaksudkan untuk
mengamati stomata yang rusak akibat pencemaran gas
polutan yaitu daerah sekitar Tunjungan Plaza, Ubaya,
Dharmahusada dan Waru pada pukul 09.00 WIB karena
pada waktu tersebut merupakan waktu dimana stomata
terbuka paling lebar. Indikator kerusakan stomata bisa
dilihat dari kelainan yang terjadi pada saat stomata
terbuka dan tertutup tidak sesuai, sehingga dapat
ditentukan stomata yang rusak dan tidak . Daun di olesi
dengan kuteks bening dan setelah kering di selotip bagian
permukaan daun yang telah diolesi kutek sebelumnya.
Hal ini bertujuan untuk mencetak stomata sehingga
mudah diamati ketika diletakkan di bawah mikroskop.
Berikut data stomata yang didapatkan dari berbagai
daerah yang dianggap terkena polutan:

Laporan Praktikum Ecology Project 2015 (Mata Praktikum Kelompok)


Tabel Pengamatan 1. Sampel Stomata di Tunjungan
Plaza
Sampel

n-

n-

n-

Membuka

Menutup

Abnormal

stomata

26

34

76,47

14,71

8,82

100

Kerapatan

Berdasarkan table diatas, didapatkan bahwa sebanyak


11 stomata terbuka, 5 stomata menutup dan 1 stomata
abnormal. stomata abnormal dan tereduksi menunjukkan
bahwa telah terjadi kerusakan pada stomata yang
disebabkan oleh polusi [2]. Tidak membukanya stomata
ini dikarenakan adanya zat-zat yang menghambat proses
pembukaan stomata yang disebabkan oleh zat pencemar
yang berasal dari polusi seperti CO dan SO2 [3].

173,25

Berdasarkan tabel diatas, didapatkan sebanyak 26


stomata terbuka, 5 stomata tertutup dan 3 stomata yang
abnormal. stomata abnormal dan tereduksi menandakan
terjadi kerusakan pada stomata yang disebabkan oleh
polusi [ 2]. Tidak membukanya stomata ini dikarenakan
adanya zat-zat yang menghambat proses pembukaan
stomata yang disebabkan oleh zat pencemar yang berasal
dari polusi seperti CO dan SO2 [3].
Gambar 6. Foto sampel preparat stomata daun angsana di Ubaya

Tabel Pengamatan 3. Sampel Stomata di Dharmahusada


Sampel

Gambar 1. Foto sampel preparat stomata daun Pterocarpus indicus


di Tunjungan Plaza

n-

n-

n-

Membuka

Menutup

Abnormal

stomata

12

25

48

16

36

100

Kerapatan

Tabel Pengamatan 2. Sampel Stomata di Ubaya


Sampel

n-

n-

n-

Membuka

Menutup

Abnormal

stomata

11

17

64,71

29,42

5,58

100

Kerapatan

86,62

127,39

Berdasarkan table diatas, didapatkan bahwa sebanyak


12 stomata membuka, 4 stomata menutup dan 9 stomata
abnormal. stomata abnormal dan tereduksi menandakan
terjadi kerusakan pada stomata yang disebabkan oleh
polusi [ 2]. Tidak membukanya stomata ini dikarenakan
adanya zat-zat yang menghambat proses pembukaan
stomata yang disebabkan oleh zat pencemar yang berasal
dari polusi seperti CO dan SO2 [3].

Laporan Praktikum Ecology Project 2015 (Mata Praktikum Kelompok)

penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan


tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer
dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan
mesofil di bawah epidermis. Hal ini menyebabkan
stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan
fotosintesis [5].
Gambar 8.Foto sampel stomata daun angsana di Dharmahusada

Tabel Pengamatan 4. Sampel Stomata di Waru


Sampel

n-

n-

n-

Membuka

Menutup

Abnormal

12

25

48

100

stomata
%

36

Kerapatan

16

127,39

Berdasarkan table diatas, didapatkan bahwa sebanyak


9 stomata terbuka, 4 stomata menutup dan 12 stomata
abnormal. stomata abnormal dan tereduksi menunjukkan
bahwa telah terjadi kerusakan pada stomata yang
disebabkan oleh polusi [2]. Tidak membukanya stomata
ini dikarenakan adanya zat-zat yang menghambat proses
pembukaan stomata yang disebabkan oleh zat pencemar
yang berasal dari polusi seperti CO dan SO2 [3].

Gambar 7.Foto sampel preparat stomata daun angsana di Waru

Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih


substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer yang dapat
membahayakan kehidupan makhluk hidup, mengganggu
dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran
udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami
maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan
fisik pembongkaran polusi suara, panas, radiasi atau
polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara ( sifat alami
udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat
langsung pajaknya dan lokal, regional, maupun global
[4].
Stomata merupakan bagian pada epidermis organ
tumbuhan yang terdiri dari suatu celah yang dikelilingi
oleh sel khusus yang disebut sel penjaga. Stomata sangat

Pergerakan pori stomata disebabkan oleh perubahan


pada volume sel penjaga yang diatur oleh keluar
masuknya ion K+ dan ion-ion lain dari dan ke sel penjaga
selama proses pembukaan dan penutupan stomata.
Sehubungan dengan fungsi stomata untuk menjaga
hidrasi dan pertukaran gas, maka perubahan volume sel
penjaga merupaka respon terhadap factor-faktor
lingkungan dengan melalui sinyal-sinyal yang kompleks
[6].
Cahaya, konsentrasi CO2, kelembaban dan hormone
tumbuhan merupakan beberapa factor yang
mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata [7].
Cahaya menyebabkan membukanya stomata sedangkan
keadaan gelap, peningkatan konsentrasi CO2 dan
turunnya kelembaban menyebabkan menutupnya stomata.
Di antara sekian banyak hormone tumbuhan,ABA
(abscisic acid) dan auxin merupakan hormone tumbuhan
yang terkenal mempunyai pengaruh padapergerakan
stomata. ABA menyebabkan menutupnya stomata
sedangkan auxin menyebabkan membukanya stomata [6].
Berdasar hasil pengamatan pada keempat table diatas,
dapat disimpulkan bahwa kualitas stomata pada daerah
Tunjungan Plaza dan Ubaya lebih baik daripada di
daerah Waru dan Dhamahuada. Hal ini ditunjukkan
dengan jumlah stomata yang penampakannya tereduksi
atau menutup dan abnormal lebih banyak terdapat pada
daun yang diambil di daerah Dharma Husada dan Waru.
Dengan waktu pengambilan daun pada pukul 09.00 WIB
seharusnya stomata membuka karena secara biologis
merupakan waktu tumbuhan untuk melakukan
fotosintesis[8] dimana dibutuhkan pengambilan gas CO2.
Tidak membukanya stomata ini dikarenakan adanya zatzat yang menghambat proses pembukaan stomata yang
disebabkan oleh zat pencemar yang berasal dari polusi
seperti CO dan SO2. Sensitivitas keseluruhan tanaman
ditentukan oleh sensitivitas daun yang berurutan, dimana
setiap penambahan daun akan menjadi lebih resisten
daripada satu daun terdahulu [9].
Stomata pada umumnya membuka pada saat matahari
terbit dan menutup pada saat hari gelap, sehingga
masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada
siang hari karena itulah pengambilan sampel daun
dilakukan dipagi hari. Umumnya pada proses pembukaan
stomata memerlukan waktu selama satu jam. Stomata
juga peka terhadap kelembaban atmosfer. Stomata akan

Laporan Praktikum Ecology Project 2015 (Mata Praktikum Kelompok)


menutup jika selisih kandungan uap air di udara dan
dalam ruang antar sel melebihi kritis [10].

[5] Moore, R., W.D. Clark, D.S. Vodopich. 1998. Botany.


McGraw-Hill Companies Inc., USA.

Secara umum kemampuan menyerap polusi di udara


pada setiap jenis tanaman akan berbeda-beda. Hal ini
dipengaruhi oleh adanya kerapatan dan ukuran stomata.
Partikel polusi yang melayang layang di udara akan
terakumulasi ke dalam tanaman melalui celah stomata
dan akan menetap didalam jaringan daun antara celah
sel jaringirn pagar (pallisade) dan,jaringan bunga
karang (spongitissre) hal inilah yang menyebabkan pori
stomata tampak tertutup [11]. Hal tersebut sesuai dengan
hasil pengamatan stomata yang kami lakukan, terdapat
stomata yang porinya menutup dan abnormal, hal ini
disebabkan oleh partikel yang terakumulasi dan menetap
pada celah jaringan pagar daun sehingga membuat pori
stomata tertutup dan rusak (abnormal).

[6] Hopkins, W.G. 1999. Introduction to Plant Physiology.


Toronto: John Wiley and Sons, Inc.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum dan pengamatan yang telah


dilakukan dapat disimpulkan bahwa pencemaran udara
berpengaruh terhadap struktur dan mekanisme buka
tutup stomata. Pada daerah yang memiliki kualitas
udara yang baik seperti tunjungan plaza dan ubaya
memiliki kualitas bukaan stomata yang baik pula,
sedangkan pada daerah yang memiliki kualitas udara
yang buruk seperti daerah waru, kualitas bukaan
stomatanya juga buruk dan banyak yang abnormal.
Jadi faktor-faktor fisika dan kimia lingkungan dapat
mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan suatu
tanaman.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Sembiring,E dan E. Sulistyawati. 2006. Akumulasi
Pb Dan Pengaruhnya Pada Kondisi Daun Swietenia
macrophylla King. Makalah padaseminar Nasional
Penelitian
Lingkungan
PT
di
ITB
1718Juli2006.Http://Www.Sith.Itb.Ac.Id/Profile/Databuend
ah/Publications/Ebinthalina_IATPI2006.Pdf. 9 diakses
pada tanggal 5 April 2015)
[2] Tiwari, S. Syed*, K. Sikka, J. and Joshi, O.P.

2007.Air Pollution Induced Changes In Foliar


Morphology Of Two Species Of Cassia Atindore
City (India). Journal of Environmental Research And
Development Vol. 2 No. 3.
[3] Treshow, M. (1984). Air Pollution and Plant Life.

Norwich: John Wiley & Sons Ltd.


[4]. Simpson, 1890. Fisiologi Tumbuhan. PT Gramedia,
Jakarta.

[7] Kearns, E.V., S.M. Assmann. 1993. The guard cells


environment connection.. Plant Physiol. 102:711-715

[8] Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Gajah Mada


University Press. Yogyakarta.
[9] Treshow, M. (1984). Air Pollution and Plant Life.
Norwich: John Wiley & Sons Ltd.
[10] Pharmawati, dkk. 2008. Ca2+ Intraseluler terlibat
dalam Mekanisme Pembukaan Stomata Akibat Pengaruh
Auxin.
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel5.pdf.
( diakses pada tanggal 5 April 2015)
[11] Rachmawati ,D S, 2005, Peranan Hutan Kota
Dalam Menjerap Dan Menyerap Timbal (Pb) Di Udara
Ambien. (Studi Kasus di Jalan Tol Jagorawi Bogor).
Departemen Konservasi Sumberdaya
Hutan Dan
Ekowisata Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor
http://endesdahlan.staff.ipb.ac.id/files/2011/01/DwiSanti-Rachmawati- E03400042.pdf. 9diakses pada
tanggal 5 April 2015)

Anda mungkin juga menyukai