Anda di halaman 1dari 78

Training Material

2G Radio Network Planning Concept

Agenda
Week 2
2G Radio Network Planning Concept
Faktor pertimbangan RF Planning
Step by step proses RF planning
Radio Wave Propagation
Co-channel interference
Adjacent channel interference
Traffic Channel
dB Review
dBm Review
System Balancing
Antenna System
Frequency Planning Rules
Frequency Hopping

2G/GSM RF Planning
Cell Planning atau RF Planning
dapat diartikan aktifitas yang
berhubungan dengan
perencanaan perangkat radio,
pemilihan jenis perangkat yang
akan digunakan, dan juga
penentuan konfigurasinya.

Pada jaringan GSM proses


Cell Planning/RF Planning
diperlukan untuk
menangani masalah
coverage dan juga
menghindari terjadinya
interferensi.

Proses planning
adalah proses yang
paling penting untuk
mendapatkan kualitas
jaringan yang baik.

Faktor pertimbangan RF
Planning
Tipe Subscriber : Tipe
layanan apa yang diinginkan
pengguna (Voice/SMS/GPRS
atau gabungan semuanya),
Tingkat mobilitas pengguna,
banyaknya melakukan
panggilan dll

Quality Of Service,
peningkatan kualitas layanan
adalah hal yang diharapkan
setelah proses planning selesai
diimplementasikan.

Biaya, perhitungan biaya juga


perlu diperhatikan, jangan
sampai ada site yang
diimplementasikan sia-sia
dikarenakan perencanaan
yang kurang matang atau
informasi yang kurang lengkap.

STEP BY STEP PROSES


RF PLANNING

Step by step proses RF


Planning

Step by step proses RF


Planning
Analisis trafik dan
coverage
Perencanaan
Rollout

Perencanaan
pasar
operator

Link Budget

Trafik dan
Coverage

Konfigurasi
BTS

Model Trafik

Kebutuhan
coverage

Step by step proses RF Planning


Analisis trafik dan
coverage

Step by step proses RF Planning


Nominal cell plan
Pada saat penentuan Nominal Cell Plan
data-data mengenai perangkat yang
akan digunakan seperti tipe BTS, tipe
antena, tipe feeder sudah harus
didefinisikan, juga data-data mengenai
lokasi site dan juga coverage
predictions dengan model propagasi
yang telah di-tuning sesuai dengan
keadaan sebenarnya.

Plan juga harus memperhitungkan site


yang sudah ada atau existing site agar
tidak terjadi pemborosan biaya dengan
penambahan site baru padahal site yang
sudah ada dapat lebih dimaksimalkan
kapasitasnya.

Step by step proses RF Planning


Radio Site Survey
Hal-hal yang
perlu di survey :

Radio Site Survey adalah


survey awal untuk
menentukan bahwa titik
pada nominal plan benarbenar cocok untuk
diimplementasikan site.
Pada saat penentuan posisi site
biasanya terdapat tiga titik yang
akan di survey. Dari ketiga titik
tersebut terdapat batas toleransi
biasanya 20% dari jarak antar
site. Misalnya pada jaringan GSM
dengan jarak rata-rata 800 meter
di area urban maka lokasi yang
di-survey dari titik awal
maksimum dengan radius 160
meter.

1. Koordinat GPS
2. Informasi
Ketinggian
3. Informasi antena,
posisi, tinggi, azimuth

4. Informasi adanya
halangan
5. Sketsa dan gambar
sekeliling site

Step by step proses RF Planning


Radio Site Survey

Equipment yang diperlukan : GPS,


Kompas, Teropong, Kamera Digital,
Papper Maps yang akurat, Meteran,
Inklinometer, Coverage Plot dan Form isian
site survey.

Step by step proses RF Planning


Radio Site Survey

Equipment yang diperlukan :


GPS, Kompas, Teropong, Kamera
Digital, Papper Maps yang akurat,
Meteran, Inklinometer, Coverage
Plot dan Form isian site survey.

Step by step proses RF Planning


Radio Site Survey

Equipment yang diperlukan :


GPS, Kompas, Teropong, Kamera
Digital, Papper Maps yang akurat,
Meteran, Inklinometer, Coverage
Plot dan Form isian site survey.

Step by step proses RF Planning


Radio Site Survey

Equipment yang diperlukan :


GPS, Kompas, Teropong, Kamera
Digital, Papper Maps yang akurat,
Meteran, Inklinometer, Coverage
Plot dan Form isian site survey.

Step by step proses RF Planning


Site Investigation
Kegiatan Sipil dan
keperluan instalasi perlu
melakukan survei
tersendiri yang
dinamakan Site
Investigation antara lain
menginvestigasi kekuatan
tanah, instalasi antena
yang cocok, Informasi
luas area dan informasi
sumber daya yang akan
digunakan apakah
menggunakan jaringan
PLN atau harus
menggunakan genset.

Step by step proses RF


Planning
Sistem Desain
Setelah survey
selesai dilakukan
maka penentuan
frekuensi BCCH
dan frekuensi
TCH dilakukan.

Implementasi
Pada tahap ini
dilakukan
pekerjaan
instalasi,
commisioning dan
testing.

Step by step proses RF


Planning
Proses Optimasi
Setelah site on-air maka
dilakukan proses optimisasi
pada site tersebut.

Hal-hal dilakukan
saat PLO antara
lain :
1. Konfigurasi dilapangan
sudah terimplementasi sesuai
dengan Final Cell Plan
2. Performance sudah
mencapai KPI yang diinginkan

Sering juga disebut new


site optimization atau PLO

3. Melakukan initial tuning


parameter

4. Mengambil Drive test


Measurement

Karena trafik terus meningkat maka kegiatan


optimasi harus terus berjalan. Pada suatu saat
perlu penambahan kapasitas untuk mengakomodir
trafik yang terus naik. Pada poin ini analisis trafik
dan coverage perlu dilakukan dan proses planning
berjalan berulang lagi.

RADIO WAVE
PROPAGATION

18

Radio Wave Propagation

Radio Frekuensi dengan rentang


frekuensi antara 3Hz sampai 3000 GHz
dibagi klasifikasinya menjadi 12 bagian.
Komunikasi seluler GSM 900 MHz dan
1800 MHz termasuk dalam kategori
UHF.

Radio Wave Propagation


Meskipun gelombang
radio merambat di
udara tanpa impedansi
sama sekali. Tetapi
bukan berarti
pentransmissian
gelombang radio tanpa
loss sama sekali.

Faktor-faktor yang mempengaruhi Radio


Wave Propagation antara lain :
1. Fakta bahwa gelombang radio dipantulkan oleh permukaan bumi (karena
permukaan bumi bersifat konduktif)
2. Loss pada saat pentransmissian karena terdapat halangan gedung atau
pepohonan
3. Variasi topografi seperti hutan, pedesaan atau perkotaan

Radio Wave Propagation


Short Term (fast) dan Long Term (slow)
fading

Receiving Level

Variations due
to Rayleigh fading

Variations due
to shadowing
Global mean

distance

Long and short term fading

Fast fading muncul karena


halangan-halangan yang
bersifat sebagai pemantul.
Dan akhirnya diterima
pada antena penerima
berbagai macam sinyal
dengan berbagai macam
fase, amplitudo dan
kadang-kadang saling
menghilangkan satu
dengan lainnya. Hal ini
dapat mengakibatkan
lemahnya sinyal.

Beberapa solusi dapat


digunakan untuk
mengurangi efek
Fast/Short/Rayleight fading
antara lain dengan
menambah power output
dan juga penggunaan space
diversity pada antena.

Radio Wave Propagation


Space Diversity
Diversity dapat diartikan
penggunaan dua sinyal di
sisi penerimaan yang
memiliki perbedaan history
pada saat pentransmissian,
sehingga salah satu sinyal
dengan kualitas yang
terbaik yang digunakan.

Gambar disamping
menunjukkan Receive
Diversity pada sistem GSM
dengan menggunakan
teknik Space Diversity atau
dua RX yang terpisah
sejauh L

CO-CHANNEL/
ADJACENT CHANNEL
INTERFERENCE

23

Co-channel Interference

Co-Channel Interference
adalah interferensi yang
disebabkan karena
penggunaan frequensi
yang sama oleh cell carrier
dan juga cell yang lain.

Pada GSM Spesification rasio antara carrier dan


interference atau disebut C/I harus lebih besar dari
9dB. Tetapi biasanya operator menentukan bahwa
rasio C/I harus lebih besar dari 12 dB. Apabila
digunakan frequency hopping maka margin berkurang
3dB

Adjacent Channel Interference

Setiap frekuensi ARFCN mempunyai


bandwidth 200 kHz. Dan setiap frequency
yang adjacent (berbeda 200 kHz atau 1
ARFCN) tidak diperbolehkan memiliki sinyal
yang terlalu kuat juga. Meskipun berbeda
frekuensi beberapa sinyal yang berhimpitan
frekuensinya dapat mempengaruhi kualitas.

Pada GSM Spesification rasio antara


carrier dan adjacent frekuensi harus lebih
besar dari 9dB. Adjacent Channel
Interference harus dihindari pada cells di
site yang sama dan juga pada
neighbouring cells.

Adjacent Channel Interference


Perencanaan
frekuensi untuk
menghindari
adjacent dan
co-channel
interference.

TRAFFIC CHANNEL

27

Traffic Channel
Trafik
merepresentasika
n penggunaan
kanal dan dapat
diartikan holding
time tiap unit
waktu atau
besaran panggilan
per jam untuk
setiap satu sirkuit
(kanal).
Sebagai contoh sebuah
cell memiliki dua
carrier/TRX dan alokasi
untuk kanal TCH misalkan
14 TCH (didapat dari 2 x 8
-2 = 14, dua kanal yang
lain diperuntukkan untuk
kanal BCCH dan SDCCH)
maka dengan GOS 2%
berdasarkan tabel erlang
B trafik yang dilewatkan
sebesar 8.2003 Erlang.

Trafik dihitung
dalam Erlang (E),
sebagai contoh
seorang
subscriber
menggunakan
telepon selama
satu jam maka
akan
menghasilkan
trafik sebesar 1E.

Seorang ilmuwan
berkebangsaan
Denmark, Erlang,
menemukan Erlang
B Table untuk
mengasumsikan
banyaknya erlang
yang dapat
ditampung
berdasarkan jumlah
kanal dan GOS.

GOS 2% disini
diartikan dari 100
antrian panggilan
masuk hanya 2
panggilan yang
mengalami
congestion
(kepenuhan).

Hal sebaliknya juga


bisa dilakukan.
Contoh apabila kita
memiliki besaran
trafik dan ingin
diketahui besaran
kanal yang
dibutuhkan. Misalkan
trafik 33 Erlang
dengan GOS 2%
maka channel yang
dibutuhkan 43 kanal.

Traffic Channel
Tabel Erlang
B
Dengan alokasi 14 kanal dan
menggunakan GOS 2% maka
berdasarkan tabel erlang B trafik yang
dilewatkan sebesar 8.2003 Erlang.

Short Quiz I
1.

2.

Sebuah cell mengalami SDCCH Blocking. Saat


ini cell tersebut dialokasikan satu kanal
SDCCH. Pada saat busy hour traffic SDCCH
yang harus dilewatkan sebesar 14.5 erlang.
Dengan menggunakan GOS 2% berapa
jumlah kanal SDCCH harus ditambah ?
Sebuah cell mengalami TCH Blocking. Saat ini
terdapat 14 kanal TCH pada cell tersebut.
Pada saat busy hour traffic TCH yang harus
dilewatkan sebesar 18 erlang. Dengan
menggunakan GOS 2% berapa jumlah TRX
yang harus ditambah pada cell tersebut ?

DECIBEL REVIEW

31

dB Review
Decibel (dB) adalah satuan
(unit) yang menyatakan
perbandingan (ratio) dalam
bentuk logaritma basis 10. Unit
ini sering digunakan untuk
menyatakan penguatan (gain)
atau redaman (losses) level
sinyal, daya dan tegangan.
Decibel (dB) digunakan agar
representasi gain lebih
sederhana. Misal penguatan
10*log (1,000,000,000/1) dapat
dituliskan 90 dB. Contoh lain
penguatan dari 1ke
0,000000001 dapat dituliskan
menjadi -90 dB. Ini
memudahkan dalam penulisan
penguatan sinyal pada
telekomunikasi

dBm Review
Unit dBm mengekspresikan
absolute value dari power.
Untuk mengubah dari power
(watts) ke dBm

Satuan ini sering digunakan


dalam telekomunikasi untuk
merepresentasikan nilai yang
sangat besar atau sangat kecil
dalam bentuk yang lebih
sederhana.

Kesimpulannya gunakan db
untuk mengekspresikan ratio
antara dua nilai power. Dan
gunakan dBm untuk
mengekspresikan absolute
value dari power.

SYSTEM BALANCING

34

System Balancing
Pada praktek nyata
perbedaan antara
coverage uplink dan
downlink sering
terjadi karena
perbedaan power
antara MS dan BTS.
Tetapi
bagaimanapun
system balancing
antara uplink dan
downlink harus
diperhatikan
sebelum melakukan
kalkulasi coverage.

System Balancing
Maka balancing sistem untuk
GSM900 power class 4 dengan
Pout MS = 2W atau 33 dBm
dan GdBTS = 3.5 dB dan
sensitivitas MS sens = -104
dBm dan sensitivitas BTS BTS
sens = -110 dBm maka
didapatkan output power
maksimum BTS = 42.5 dBm

System Balancing
EiRP (Effective Radiated Power)
Power efektif yang
diradiasikan pada sisi
antena atau yang disebut
ERP atau EiRP

Huruf i pada EiRP


menginterprestasikan apabila
power yang sama diberikan
kepada antena isotropik yang
mempunyai power yang sama
dengan antena dengan gain Ga
BTS. Seperti telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya EiRP
dan ERP mempunyai selisih
sebesar 2.15 dB

System Balancing
MS Power Classes
MS Power Class

Output Power (dBm)

Sensitivity (dBm)

39

-106

37

-106

4 (handheld)

33

-104

5 (handheld)

29

-104

MS Power Class

Output Power (dBm)

Sensitivity (dBm)

30

-104

24

-104

BTS Output Power


Output power (dBm)

Sensitivity (dBm)

43.5

-110

33

-106

22

-100

GSM 900

GSM 1800

System Balancing
Feeder Loss
Feeder Type

800/900 (dB/100m)

1800/1900 (dB/100m)

LCF 1/2

7.0/7.2

10.5

LCF 7/8

4.0

6.5

LCF 1-1/4

3.3

5.3

LCF 1-5/8

2.6

4.2

Feeder length VS Feeder type


Feeder Length (m)

Feeder Type

MiniMacro

GSM900

DCS1800

WCDMA2100

1 - 20

LDF 1/2"

AVA 7/8"

AVA 7/8"

AVA 7/8"

21 - 30

AVA 7/8"

AVA 7/8"

AVA 7/8"

31 - 40

AVA 7/8"

AVA 7/8"

AVA 7/8"

41 - 50

AVA 7/8"

AVA 7/8"

AVA 7/8"

51 - 60

AVA 7/8"

LDF 1 1/4"

LDF 1 1/4"

60 - 70

LDF 1 1/4"

LDF 1 1/4"

LDF 1 1/4"

70 - 80

LDF 1 1/4"

AVA 1 5/8"

AVA 1 5/8"

> 80

AVA 1 5/8"

AVA 1 5/8"

AVA 1 5/8"

ANTENNA SYSTEM

40

Antenna System
Gelombang radio
GSM dapat
dihasilkan dengan
memberikan aliran
listrik bolak-balik
pada antena.

Pada antena BTS pada


dasarnya adalah kabel
panjang yang dialiri
tegangan/arus bolak-balik.
Dan antena akan
menghasilkan gelombang
elektromagnetik yang
memiliki frekuensi sama
dengan frekuensi sumber
tegangan/arus.

Antenna
System
Isotropic & Halfwave
Dipole
Antenna

Isotropic Antenna
Antena isotropic adalah
antena non-directional
yang meradiasikan
gelombang
elektromagnetik ke
semua arah.
Perbandingan gain
antena pada arah
tertentu dibandingkan
dengan antena isotropic
dinyatakan dalam dBi.

Half Wave Dipole


Antenna
Half Wave Dipole
diperoleh dengan
memotong konduktor
sebesar satu setengah
panjang gelombang
frekuensi radio.
Perbandingn gain
dengan Half Wave
Dipole dinyatakan dalam
unit dBd.

Antenna System
Antenna Beamwidth

Antenna Beamwidth
Beamwidth, didefinisikan sebagai
sudut penyimpangan dimana
power yang diradiasikan lebih
rendah 3dB daripada main
direction. Baik secara horisontal
maupun vertikal menggunakan
persyaratan yang sama.

Antenna System
Vertical Beamwidth

Vertical Beamwidth
Untuk mengkonsentrasikan radiasi
power di coverage area, maka
susunan array half wave dipole
disusun secara vertikal/horisontal atau
+45/-45. Dengan setiap kelipatan dua
jumlah dipole maka beam width power
akan berkurang setengahnya tetapi
gain pada main direction akan
bertambah 3 dB.

Antenna System
Space Diversity

Pada sistem GSM


diperlukan
penerima diversity
untuk
meningkatkan
performasi di sisi
uplink. Metode
konvensional
adalah
penggunaan space
diversity dimana 2
receiver antena
dipisahkan pada
jarak tertentu.
Pada space
diversity, dua buah
sinyal penerima RX
di-demodulasi,
didekodekan dan
sinyal dengan BER
(Bit Error Rate)
terbaik digunakan.
Hasilnya adalah
peningkatan
kekuatan sinyal
dari 3 dB sampai 6
dB.

Antenna System
Polarization Diversity

Antena dual polarize adalah


antena dengan dua array
dalam satu unit antena, dua
array dapat didesain dengan
orientasi yang berbeda,
selama kedua orientasi
mempunyai performansi yang
sama dan pattern radiasi yang
sama. Dua tipe yang sering
digunakan adalah
vertikal/horisontal array dan
array dengan +/- 45 derajat
orientasi.

Polarization diversity
membutuhkan ruang yang lebih
kecil daripada space diversity.

Antenna System
Antenna Downtilt

Standar vertikal beam width adalah pointing ke


arah horizon. Mengaplikasikan downtilt pada
antena dapat memberikan beberapa
keuntungan antara lain power yang
diradiasikan akan lebih terfokus ke objective
coverage area pada setiap sektor, dengan
mengurangi power pada arah horison maka
problem interferensi juga dapat dikurangi.

Kasus overshoot coverage


dimana coverage sebuah
site melebihi area objective
coverage-nya dan
menyebabkan
meningkatnya interferensi
pada jaringan juga dapat
diminimalisasi dengan
melakukan downtilt.

Tetapi disisi lain downtilt juga dapat mengurangi besarnya coverage. Oleh
sebab itu setiap aktivitas downtilt atau uptilt perlu terlebih dahulu
disimulasikan dengan planning tools terlebih dahulu.

Antenna System
Mechanical Downtilt
Semakin besar
derajat
mechanical
downtilt maka
coverage pada
main lobe
berkurang
sedangkan pada
sisi side lobe
akan melebar.

Antenna System
Electrical Downtilt

Tidak seperti
pada mechanical
downtilt.
Electrical
donwtilt tidak
tampak derajat
kemiringannya
dan tidak
mengubah
bentuk pada
horizontal
pattern.

Antenna System
Antenna Dual dan Triple Band
Sebuah tower
dapat saja terdiri
dari BTS GSM
(GSM 900), BTS
DCS (GSM 1800)
dan NodeB 3G
sehingga antena
yang dibutuhkan
pada setiap sektor
berjumlah 3 buah.
Apabila terdapat 3
sektor antena yang
terpasang
berjumlah 9 buah.

Tetapi dengan menggunakan antena dual band atau triple


band kedua cell atau ketiga cell yang digabungkan harus
mengarah pada azimuth yang sama dan memiliki
mechanical downtilt yang sama.

Dengan
pemasangan antena
dual band atau triple
band dapat
menghemat ruang
untuk pemasangan
antena.

Antenna System
Antenna Planning
Untuk daerah padat
(area urban atau kota)
beam width yang terlalu
besar tidak terlalu baik
karena dapat
menimbulkan terjadinya
interferensi di sisi lain
daerah yang kurang
padat (area rural atau
pedesaan) apabila
digunakan beam width
kecil maka coverage-nya
akan kurang maksimal.

Datasheet untuk antena GSM


KATHREIN dengan tipe 739
640. Informasi mengenai beam
width, gain dan pattern secara
horisontal maupun vertikal
diinformasikan lengkap.

Antenna System
Antenna Planning

Antenna System
Antenna Planning

Antenna System
Antenna Planning

Penempatan antena di roof top


semaksimal mungkin tidak
adanya obstacle atau halangan
berupa tembok

Antenna System
Antenna Planning
Penempatan antena di wall
mounted (pada dinding gedung)
minimal dibutuhkan safety
margin sebesar 15 antara
permukaan dinding dan antena
beamwidth.

Antenna System
Shadow Effect

Penempatan lokasi antena


diatas gedung (roof top) juga
harus clearance pada roof edge
untuk menghindari adanya
Shadow effect.

Untuk menghindari "Shadow


effect" di daerah dekat gedung
batasan clearance minimum
antara antena bagian bawah
dan tepian gedung minimum 20
derajat.

Antenna System
Shadow Effect

Antenna System
Shadow Effect (study case)

Antenna System
Shadow Effect (study case)

Antenna System
Shadow Effect (study case)

Antenna System
Shadow Effect (study case)

FREQUENCY PLANNING
RULES

62

Frequency Planning Rules

BCCH carriers

TCH carriers

BCCH frequency

TCH frequency
Spacing Frequency

Setiap operator
seluler akan
mendapatkan
sekumpulan
ARFCN (satu
ARFCN = 200 kHz)
dan dibagi menjadi
dua kelompok yaitu
BCCH carriers dan
TCH carriers.

Misalkan sebuah
operator mendapatkan
40 carriers dari channel 1
sampai 40. Maka
pembagian channelnya
akan tampak seperti
gambar diatas,

Frequency Planning Rules

Maka didapatkan
pembagian
1. 15 carriers digunakan untuk BCCH
frequency

2. 24 carriers digunakan untuk TCH


frequency
3. 1 carrier digunakan untuk guard band antara BCCH carriers dan TCH
carriers

Frequency Planning Rules


Sektor yang saling
berhadapan atau
berada dalam satu site
minimal harus berselisih
2 ARFCN, sektor yang
memiliki azimuth sama
dan bersebelahan
langsung juga harus
berselisih 2 ARFCN.

Jaringan pada real


network jauh lebih rumit
dimana orientasi setiap
antena tidak homogen
dan jumlah konfigurasi
TCH jauh lebih lebih
banyak.

Short Quiz II
1.

Sebuah operator memiliki site GSM dengan sector heterogen seperti tampak
pada gambar dibawah. Apabila ditentukan ARFCN BCCH : 51 68, ARFCN
TCH : 70 -87, ARFCN 69 sebagai guard band. Dan konfigurasi cell 2/2/2.
Lakukan alokasi frequency untuk cell-cell dibawah ini.

FREQUENCY HOPPING

67

Frequency Hopping

Frequency hopping
adalah teknik
penggunaan sistem
spread spectrum untuk
mengurangi efek
interferensi, multipath
fading dan juga untuk
menghindari frequency
jamming.

Dalam Frequency
hopping setiap
frequency carrier
berubah dalam
sekuensial yang
bersifat
pseudorandom.

Ada dua macam


frequency hopping
yaitu Baseband
Hopping dan juga
Synthesizer hopping.

Frequency Hopping
Keuntungan frequency hopping
1. Frekuensi hopping memudahkan dalam proses planning karena
enginner tidak perlu lagi mem-plan satu-persatu frekuensi untuk setiap
TCH carrier
2. Karena frekuensi hopping terdiri dari sekumpulan frekuensi maka
dengan mengatur tabrakan antar frekuensi seminimal mungkin bisa
meningkatkan performansi jaringan.
3. Dengan frekuensi hopping mengurangi loss-loss yang disebabkan
dari fading, multipath propagation dan karena co-channel interference.

Frequency Hopping
Synthesizer Hopping 1 x 1
Semua site
menggunakan
frekuensi grup yang
sama.
Semua sektor dalam
satu site
menggunakan HSN
(Hopping Sequence
Number) yang identik
tetapi antar site HSN
harus berbeda.

Ada konfigurasi
tertentu untuk MAIO
untuk menghindari
interferensi cochannel dan adjacent
channel.

Frequency Hopping
Synthesizer Hopping 1 x 3
Setiap sector memiliki
frekuensi grup yang
berbeda.

Jarak minimal antar


frekuensi dalam group
2 ARFCN.
Jarak minimal antar
frekuensi beda sektor
dalam satu site 2
ARFCN. Semua
sektor dalam satu site
menggunakan HSN
(Hopping Sequence
Number) yang identik
tetapi antar site HSN
harus berbeda.

Frequency
Hopping
Synthesizer Hopping
1 x 1 MAIO
Management
Jumlah TRX

Sector 1

Sector 2

Sector 3

TRX1

2p

4p

TRX2

2p + 2

4p + 2

TRX3

2p + 4

4p + 4

TRXn

2n-2

2p+(2n-2)

4p+(2n-2)

P = jumlah TRX per


sektor
n = urutan TRX
Jumlah TRX

Sector 1

Sector 2

Sector 3

TRX1

12

TRX2

14

TRX3

10

16

Contoh site
dengan konfigurasi
3/3/3

Frequency
Hopping
Synthesizer Hopping
1 x 3 MAIO
Management
Jumlah TRX

Sector 1

Sector 2

Sector 3

TRX1

TRX2

TRX3

TRXn

2n 2

4n 2

6n 2

n = urutan TRX

Frequency
Hopping
Cyclic Hopping dan Random
Hopping

Pada Synthesizer
Hopping ada dua
macam lompatan
frekuensi yaitu Cyclic
Hopping dan Random
Hopping. Pada Cyclic
Hopping lompatan
berdasarkan pattern
tertentu sedangkan
pada Random Hopping
lompatan frekuensi
bersifat Random.

Frequency Hopping
Kalkulasi Fractional Load
Perhitungan fractional load
digunakan untuk
menentukan Apakah
dengan jumlah frekuensi
yang tersedia dapat
digunakan untuk
penggunaan teknik SFH
karena berhubungan
dengan probabilitas
frekuensi yang sama
dipancarkan pada saat
yang bersamaan.
Oleh sebab itu semakin
besar pengalokasian
frekuensi untuk teknik SFH
1 x1 atau 1 x 3 maka
kualitas RF semakin baik.
Untuk menggunakan teknik
SFH 1 x 3 maksimum
Fractional Load adalah
sebesar 50%.

Frequency Hopping
Kalkulasi Fractional Load

Perbandingan FER antara SFH 1 x 3 dengan Fractional Load 30% dan 60%. FER atau
Frame Erasure Rate adalah perhitungan persentase sebuah blok pada sebuah frame
yang dihapus karena kesalahan pada saat parity check (CRC). Dapat dilihat dengan
Fractional Load 30% memberikan kualitas jaringan yang lebih baik.

Short Quiz III


1.

2.

3.

Bandingkan Fractional Load cell-cell GSM


pada ketiga operator besar Telkomsel, Indosat,
XL apabila ketiganya menggunakan SFH 1 x 1,
alokasi BCCH 15 ARFCN dan maksimum
konfigurasi TRX 4/4/4 ?
Bandingkan Fractional Load cell-cell GSM
pada ketiga operator besar Telkomsel, Indosat,
XL apabila ketiganya menggunakan SFH 1 x 3,
alokasi BCCH 15 ARFCN dan maksimum
konfigurasi TRX 4/4/4 ?
Apabila maksimum fractional load untuk SFH
adalah 60% baik untuk SFH 1 x 1 maupun
SFH 1 x 3 berapa maksimum konfigurasi TRX
untuk DCS tiap operator apabila alokasi BCCH
ARFCN 15 dan guard band 1 ?

End of Week 2

Anda mungkin juga menyukai