Materi Training 2G Radio Network Planning Concept
Materi Training 2G Radio Network Planning Concept
Agenda
Week 2
2G Radio Network Planning Concept
Faktor pertimbangan RF Planning
Step by step proses RF planning
Radio Wave Propagation
Co-channel interference
Adjacent channel interference
Traffic Channel
dB Review
dBm Review
System Balancing
Antenna System
Frequency Planning Rules
Frequency Hopping
2G/GSM RF Planning
Cell Planning atau RF Planning
dapat diartikan aktifitas yang
berhubungan dengan
perencanaan perangkat radio,
pemilihan jenis perangkat yang
akan digunakan, dan juga
penentuan konfigurasinya.
Proses planning
adalah proses yang
paling penting untuk
mendapatkan kualitas
jaringan yang baik.
Faktor pertimbangan RF
Planning
Tipe Subscriber : Tipe
layanan apa yang diinginkan
pengguna (Voice/SMS/GPRS
atau gabungan semuanya),
Tingkat mobilitas pengguna,
banyaknya melakukan
panggilan dll
Quality Of Service,
peningkatan kualitas layanan
adalah hal yang diharapkan
setelah proses planning selesai
diimplementasikan.
Perencanaan
pasar
operator
Link Budget
Trafik dan
Coverage
Konfigurasi
BTS
Model Trafik
Kebutuhan
coverage
1. Koordinat GPS
2. Informasi
Ketinggian
3. Informasi antena,
posisi, tinggi, azimuth
4. Informasi adanya
halangan
5. Sketsa dan gambar
sekeliling site
Implementasi
Pada tahap ini
dilakukan
pekerjaan
instalasi,
commisioning dan
testing.
Hal-hal dilakukan
saat PLO antara
lain :
1. Konfigurasi dilapangan
sudah terimplementasi sesuai
dengan Final Cell Plan
2. Performance sudah
mencapai KPI yang diinginkan
RADIO WAVE
PROPAGATION
18
Receiving Level
Variations due
to Rayleigh fading
Variations due
to shadowing
Global mean
distance
Gambar disamping
menunjukkan Receive
Diversity pada sistem GSM
dengan menggunakan
teknik Space Diversity atau
dua RX yang terpisah
sejauh L
CO-CHANNEL/
ADJACENT CHANNEL
INTERFERENCE
23
Co-channel Interference
Co-Channel Interference
adalah interferensi yang
disebabkan karena
penggunaan frequensi
yang sama oleh cell carrier
dan juga cell yang lain.
TRAFFIC CHANNEL
27
Traffic Channel
Trafik
merepresentasika
n penggunaan
kanal dan dapat
diartikan holding
time tiap unit
waktu atau
besaran panggilan
per jam untuk
setiap satu sirkuit
(kanal).
Sebagai contoh sebuah
cell memiliki dua
carrier/TRX dan alokasi
untuk kanal TCH misalkan
14 TCH (didapat dari 2 x 8
-2 = 14, dua kanal yang
lain diperuntukkan untuk
kanal BCCH dan SDCCH)
maka dengan GOS 2%
berdasarkan tabel erlang
B trafik yang dilewatkan
sebesar 8.2003 Erlang.
Trafik dihitung
dalam Erlang (E),
sebagai contoh
seorang
subscriber
menggunakan
telepon selama
satu jam maka
akan
menghasilkan
trafik sebesar 1E.
Seorang ilmuwan
berkebangsaan
Denmark, Erlang,
menemukan Erlang
B Table untuk
mengasumsikan
banyaknya erlang
yang dapat
ditampung
berdasarkan jumlah
kanal dan GOS.
GOS 2% disini
diartikan dari 100
antrian panggilan
masuk hanya 2
panggilan yang
mengalami
congestion
(kepenuhan).
Traffic Channel
Tabel Erlang
B
Dengan alokasi 14 kanal dan
menggunakan GOS 2% maka
berdasarkan tabel erlang B trafik yang
dilewatkan sebesar 8.2003 Erlang.
Short Quiz I
1.
2.
DECIBEL REVIEW
31
dB Review
Decibel (dB) adalah satuan
(unit) yang menyatakan
perbandingan (ratio) dalam
bentuk logaritma basis 10. Unit
ini sering digunakan untuk
menyatakan penguatan (gain)
atau redaman (losses) level
sinyal, daya dan tegangan.
Decibel (dB) digunakan agar
representasi gain lebih
sederhana. Misal penguatan
10*log (1,000,000,000/1) dapat
dituliskan 90 dB. Contoh lain
penguatan dari 1ke
0,000000001 dapat dituliskan
menjadi -90 dB. Ini
memudahkan dalam penulisan
penguatan sinyal pada
telekomunikasi
dBm Review
Unit dBm mengekspresikan
absolute value dari power.
Untuk mengubah dari power
(watts) ke dBm
Kesimpulannya gunakan db
untuk mengekspresikan ratio
antara dua nilai power. Dan
gunakan dBm untuk
mengekspresikan absolute
value dari power.
SYSTEM BALANCING
34
System Balancing
Pada praktek nyata
perbedaan antara
coverage uplink dan
downlink sering
terjadi karena
perbedaan power
antara MS dan BTS.
Tetapi
bagaimanapun
system balancing
antara uplink dan
downlink harus
diperhatikan
sebelum melakukan
kalkulasi coverage.
System Balancing
Maka balancing sistem untuk
GSM900 power class 4 dengan
Pout MS = 2W atau 33 dBm
dan GdBTS = 3.5 dB dan
sensitivitas MS sens = -104
dBm dan sensitivitas BTS BTS
sens = -110 dBm maka
didapatkan output power
maksimum BTS = 42.5 dBm
System Balancing
EiRP (Effective Radiated Power)
Power efektif yang
diradiasikan pada sisi
antena atau yang disebut
ERP atau EiRP
System Balancing
MS Power Classes
MS Power Class
Sensitivity (dBm)
39
-106
37
-106
4 (handheld)
33
-104
5 (handheld)
29
-104
MS Power Class
Sensitivity (dBm)
30
-104
24
-104
Sensitivity (dBm)
43.5
-110
33
-106
22
-100
GSM 900
GSM 1800
System Balancing
Feeder Loss
Feeder Type
800/900 (dB/100m)
1800/1900 (dB/100m)
LCF 1/2
7.0/7.2
10.5
LCF 7/8
4.0
6.5
LCF 1-1/4
3.3
5.3
LCF 1-5/8
2.6
4.2
Feeder Type
MiniMacro
GSM900
DCS1800
WCDMA2100
1 - 20
LDF 1/2"
AVA 7/8"
AVA 7/8"
AVA 7/8"
21 - 30
AVA 7/8"
AVA 7/8"
AVA 7/8"
31 - 40
AVA 7/8"
AVA 7/8"
AVA 7/8"
41 - 50
AVA 7/8"
AVA 7/8"
AVA 7/8"
51 - 60
AVA 7/8"
LDF 1 1/4"
LDF 1 1/4"
60 - 70
LDF 1 1/4"
LDF 1 1/4"
LDF 1 1/4"
70 - 80
LDF 1 1/4"
AVA 1 5/8"
AVA 1 5/8"
> 80
AVA 1 5/8"
AVA 1 5/8"
AVA 1 5/8"
ANTENNA SYSTEM
40
Antenna System
Gelombang radio
GSM dapat
dihasilkan dengan
memberikan aliran
listrik bolak-balik
pada antena.
Antenna
System
Isotropic & Halfwave
Dipole
Antenna
Isotropic Antenna
Antena isotropic adalah
antena non-directional
yang meradiasikan
gelombang
elektromagnetik ke
semua arah.
Perbandingan gain
antena pada arah
tertentu dibandingkan
dengan antena isotropic
dinyatakan dalam dBi.
Antenna System
Antenna Beamwidth
Antenna Beamwidth
Beamwidth, didefinisikan sebagai
sudut penyimpangan dimana
power yang diradiasikan lebih
rendah 3dB daripada main
direction. Baik secara horisontal
maupun vertikal menggunakan
persyaratan yang sama.
Antenna System
Vertical Beamwidth
Vertical Beamwidth
Untuk mengkonsentrasikan radiasi
power di coverage area, maka
susunan array half wave dipole
disusun secara vertikal/horisontal atau
+45/-45. Dengan setiap kelipatan dua
jumlah dipole maka beam width power
akan berkurang setengahnya tetapi
gain pada main direction akan
bertambah 3 dB.
Antenna System
Space Diversity
Antenna System
Polarization Diversity
Polarization diversity
membutuhkan ruang yang lebih
kecil daripada space diversity.
Antenna System
Antenna Downtilt
Tetapi disisi lain downtilt juga dapat mengurangi besarnya coverage. Oleh
sebab itu setiap aktivitas downtilt atau uptilt perlu terlebih dahulu
disimulasikan dengan planning tools terlebih dahulu.
Antenna System
Mechanical Downtilt
Semakin besar
derajat
mechanical
downtilt maka
coverage pada
main lobe
berkurang
sedangkan pada
sisi side lobe
akan melebar.
Antenna System
Electrical Downtilt
Tidak seperti
pada mechanical
downtilt.
Electrical
donwtilt tidak
tampak derajat
kemiringannya
dan tidak
mengubah
bentuk pada
horizontal
pattern.
Antenna System
Antenna Dual dan Triple Band
Sebuah tower
dapat saja terdiri
dari BTS GSM
(GSM 900), BTS
DCS (GSM 1800)
dan NodeB 3G
sehingga antena
yang dibutuhkan
pada setiap sektor
berjumlah 3 buah.
Apabila terdapat 3
sektor antena yang
terpasang
berjumlah 9 buah.
Dengan
pemasangan antena
dual band atau triple
band dapat
menghemat ruang
untuk pemasangan
antena.
Antenna System
Antenna Planning
Untuk daerah padat
(area urban atau kota)
beam width yang terlalu
besar tidak terlalu baik
karena dapat
menimbulkan terjadinya
interferensi di sisi lain
daerah yang kurang
padat (area rural atau
pedesaan) apabila
digunakan beam width
kecil maka coverage-nya
akan kurang maksimal.
Antenna System
Antenna Planning
Antenna System
Antenna Planning
Antenna System
Antenna Planning
Antenna System
Antenna Planning
Penempatan antena di wall
mounted (pada dinding gedung)
minimal dibutuhkan safety
margin sebesar 15 antara
permukaan dinding dan antena
beamwidth.
Antenna System
Shadow Effect
Antenna System
Shadow Effect
Antenna System
Shadow Effect (study case)
Antenna System
Shadow Effect (study case)
Antenna System
Shadow Effect (study case)
Antenna System
Shadow Effect (study case)
FREQUENCY PLANNING
RULES
62
BCCH carriers
TCH carriers
BCCH frequency
TCH frequency
Spacing Frequency
Setiap operator
seluler akan
mendapatkan
sekumpulan
ARFCN (satu
ARFCN = 200 kHz)
dan dibagi menjadi
dua kelompok yaitu
BCCH carriers dan
TCH carriers.
Misalkan sebuah
operator mendapatkan
40 carriers dari channel 1
sampai 40. Maka
pembagian channelnya
akan tampak seperti
gambar diatas,
Maka didapatkan
pembagian
1. 15 carriers digunakan untuk BCCH
frequency
Short Quiz II
1.
Sebuah operator memiliki site GSM dengan sector heterogen seperti tampak
pada gambar dibawah. Apabila ditentukan ARFCN BCCH : 51 68, ARFCN
TCH : 70 -87, ARFCN 69 sebagai guard band. Dan konfigurasi cell 2/2/2.
Lakukan alokasi frequency untuk cell-cell dibawah ini.
FREQUENCY HOPPING
67
Frequency Hopping
Frequency hopping
adalah teknik
penggunaan sistem
spread spectrum untuk
mengurangi efek
interferensi, multipath
fading dan juga untuk
menghindari frequency
jamming.
Dalam Frequency
hopping setiap
frequency carrier
berubah dalam
sekuensial yang
bersifat
pseudorandom.
Frequency Hopping
Keuntungan frequency hopping
1. Frekuensi hopping memudahkan dalam proses planning karena
enginner tidak perlu lagi mem-plan satu-persatu frekuensi untuk setiap
TCH carrier
2. Karena frekuensi hopping terdiri dari sekumpulan frekuensi maka
dengan mengatur tabrakan antar frekuensi seminimal mungkin bisa
meningkatkan performansi jaringan.
3. Dengan frekuensi hopping mengurangi loss-loss yang disebabkan
dari fading, multipath propagation dan karena co-channel interference.
Frequency Hopping
Synthesizer Hopping 1 x 1
Semua site
menggunakan
frekuensi grup yang
sama.
Semua sektor dalam
satu site
menggunakan HSN
(Hopping Sequence
Number) yang identik
tetapi antar site HSN
harus berbeda.
Ada konfigurasi
tertentu untuk MAIO
untuk menghindari
interferensi cochannel dan adjacent
channel.
Frequency Hopping
Synthesizer Hopping 1 x 3
Setiap sector memiliki
frekuensi grup yang
berbeda.
Frequency
Hopping
Synthesizer Hopping
1 x 1 MAIO
Management
Jumlah TRX
Sector 1
Sector 2
Sector 3
TRX1
2p
4p
TRX2
2p + 2
4p + 2
TRX3
2p + 4
4p + 4
TRXn
2n-2
2p+(2n-2)
4p+(2n-2)
Sector 1
Sector 2
Sector 3
TRX1
12
TRX2
14
TRX3
10
16
Contoh site
dengan konfigurasi
3/3/3
Frequency
Hopping
Synthesizer Hopping
1 x 3 MAIO
Management
Jumlah TRX
Sector 1
Sector 2
Sector 3
TRX1
TRX2
TRX3
TRXn
2n 2
4n 2
6n 2
n = urutan TRX
Frequency
Hopping
Cyclic Hopping dan Random
Hopping
Pada Synthesizer
Hopping ada dua
macam lompatan
frekuensi yaitu Cyclic
Hopping dan Random
Hopping. Pada Cyclic
Hopping lompatan
berdasarkan pattern
tertentu sedangkan
pada Random Hopping
lompatan frekuensi
bersifat Random.
Frequency Hopping
Kalkulasi Fractional Load
Perhitungan fractional load
digunakan untuk
menentukan Apakah
dengan jumlah frekuensi
yang tersedia dapat
digunakan untuk
penggunaan teknik SFH
karena berhubungan
dengan probabilitas
frekuensi yang sama
dipancarkan pada saat
yang bersamaan.
Oleh sebab itu semakin
besar pengalokasian
frekuensi untuk teknik SFH
1 x1 atau 1 x 3 maka
kualitas RF semakin baik.
Untuk menggunakan teknik
SFH 1 x 3 maksimum
Fractional Load adalah
sebesar 50%.
Frequency Hopping
Kalkulasi Fractional Load
Perbandingan FER antara SFH 1 x 3 dengan Fractional Load 30% dan 60%. FER atau
Frame Erasure Rate adalah perhitungan persentase sebuah blok pada sebuah frame
yang dihapus karena kesalahan pada saat parity check (CRC). Dapat dilihat dengan
Fractional Load 30% memberikan kualitas jaringan yang lebih baik.
2.
3.
End of Week 2