Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pengertian
Skizofrenia
halusinasi
yang
bersifat
mengambang
serta
terputus-putus
Etiologi
Etiologi Skizofrenia Hebefrenik pada umumnya sama seperti
etiologi skizofrenia lainnya. Dibawah ini beberapa etiologi yang sering
ditemukan.2
1. Faktor Predisposisi
Beberapa faktor predisposisi yang berkontribusi pada munculnya
respon neurobiologi seperti pada harga diri rendah antara lain :
a. Faktor Genetis
Telah
diturunkan
diketahui
melalui
bahwa
secara
genetis
kromosom-kromosom
skizofrenia
tertentu.
Tetapi
mengalami
skizofrenia,
sementara
jika
dizigot
b. Faktor Neurologis
Ditemukan bahwa korteks prefrotal dan korteks limbik pada
klien skizofrenia tidak pernah berkembang penuh. Ditemukan juga
pada klien skizofrenia terjadi penurunan volume dan fungsi otak
yang abnormal. Neurotransmiter yang ditemukan tidak normal
khususnya dopamine, serotonine, dan glutamat.
c. Studi Neurotransmiter
Skizofrenia
diduga
juga
disebkan
oleh
adanya
kondisi
psikologis
yang
menjadi
faktor
7. Perilaku aneh, misalnya menyeringai sendiri, menunjukkan gerakangerakan aneh, berkelakar, pengucapan kalimat yang diulang-ulang dan
cenderung untuk menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial.7
Gejala-gejala pencetus respon biologis :
alat
transportasi
dan
ketidakmampuan
mendapatkan
pekerjaan.
kendali
diri(demoralisasi),
merasa
punya
kekuatan
sosialisasi,
perilaku
agresif,
perilaku
kekerasan,
Waham; yaitu suatu keyakinan yang salah yang tidak sesuai dengan latar
belakang sosial budaya serta pendidikan pasien, namun dipertahankan
oleh pasien dan tidak dapat ditangguhkan.
2.4. Psikofisiologi 9
1. Tahapan halusinasi dan delusi yang biasa menyertai gangguan jiwa.
a. Tahap Comforting
Timbul kecemasan ringan disertai gejala kesepian, perasaan
berdosa, klien biasanya mengkompensasikan stresornya dengan
koping imajinasi sehingga merasa senang dan terhindar dari ancaman.
b. Tahap Condeming
Timbul kecemasan moderat, cemas biasanya makin meninggi
selanjutnya klien merasa mendengarkan sesuatu, klien merasa takut
apabila orang lain ikut mendengarkan apa-apa yang ia rasakan
sehingga timbul perilaku menarik diri ( with drawl ).
c. Tahap Controling
Timbul kecemasan berat, klien berusaha memerangi suara yang
timbul tetapi suara tersebut terus menerus mengikuti, sehingga
menyebabkan klien susah berhubungan dengan orang lain. Apabila
suara tersebut hilang klien merasa sangat kesepian atau sedih.
d. Tahap Conquering
Klien merasa panik, suara atau ide yang datang mengancam
apabila tidak diikuti perilaku klien dapat bersifat merusak atau dapat
timbul perilaku suicide.
2. Waham
Kelompok ini ditandai secara khas oleh berkembangnya waham yg
umumnya menetap dan kadang-kadang bertahan seumur hidup. Waham
dapat berupa waham kejaran, hipokondrik, kebesaran, cemburu,
tubuhnya dibentuk secara abnormal,merasa dirinya bau dan homoseks.
Diagnosis2,4,8
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia ;
1. Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada usia
remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai 15-25 tahun).
2. Kepribadian premorbid menunjukkan ciri khas : pemalu dan senang
menyendiri (solitary), namun tidak harus demikian untuk menentukan
diagnosis. Untuk diagnosis hebefrenia yang menyakinkan umumnya
diperlukan pengamatan kontinu selama 2 atau 3 bulan lamanya, untuk
memastikan bahwa gambaran yang khas berikut ini memang benar
bertahan : Perilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat
diramalkan, serta mannerisme; ada kecenderungan untuk selalu
menyendiri (solitary), dan perilaku menunjukkan hampa tujuan dan
hampa perasaan;
3. Afek pasien dangkal (shallow) dan tidak wajar (inappropriate), sering
disertai oleh cekikikan (giggling) atau perasaan puas diri (self-satisfied),
senyum sendirir (self-absorbed smiling), atau oleh sikap, tinggi hati
(lofty manner), tertawa menyeringai (grimaces), mannerisme, mengibuli
secara bersenda gurau (pranks), keluhan hipokondrial, dan ungkapan
kata yang diulang-ulang (reiterated phrases);
4. Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu
(rambling) serta inkoheren. Gangguan afektif dan dorongan kehendak,
serta gangguan proses pikir umumnya menonjol. Halusinasi dan waham
mungkin ada tetapi biasanya tidak menonjol (fleeting and fragmentary
delusions and hallucinations). Dorongan kehendak (drive) dan yang
10
konvensional.Walaupun
sangat
efektif,
antipsikotik
11
Risperdal (risperidone)
Seroquel (quetiapine)
Zyprexa (olanzopine)
12
dapat
menurunkan
dosis
menambah
obat
untuk
efek
13
14
Terapi berorintasi-keluarga
Terapi ini sangat berguna karena pasien skizofrenia seringkali
dipulangkan dalam keadaan remisi parsial, dimana pasien skizofrenia
kembali seringkali mendapatkan manfaat dari terapi keluarga yang
singkat namun intensif (setiap hari). Setelah periode pemulangan
segera, topik penting yang dibahas didalam terapi keluarga adalah
proses pemulihan, khususnya lama dan kecepatannya. Seringkali,
15
Psikoterapi individual
Penelitian yang paling baik tentang efek psikoterapi individual
dalam pengobatan skizofrenia telah memberikan data bahwa terapi
akan membantu dan menambah efek terapi farmakologis. Suatu konsep
penting di dalam psikoterapi bagi pasien skizofrenia adalah
perkembangan suatu hubungan terapetik yang dialami pasien.
Pengalaman tersebut dipengaruhi oleh dapat dipercayanya ahli terapi,
jarak emosional antara ahli terapi dan pasien, dan keikhlasan ahli terapi
seperti yang diinterpretasikan oleh pasien.
16
17
Sekitar 25% pasien dapat kembali pulih dari episode awal dan fungsinya
dapat kembali pada tingkat prodromal (sebelum munculnya gangguan
tersebut). Sekitar 25% tidak akan pernah pulih dan perjalanan penyakitnya
cenderung memburuk. Sekitar 50% berada diantaranya, ditandai dengan
kekambuhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi dengan efektif kecuali
untuk waktu yang singkat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi prognosis skizofrenia :
1. Keluarga
Pasien membutuhkan perhatian dari masyarakat, terutama dari
keluarganya. jangan membeda-bedakan antara orang yang mengalami
Skizofrenia dengan orang yang normal, karena orang yang mengalami
gangguan Skizofrenia mudah tersinggung.
2. Inteligens.
Pada umumnya pasien Skizofrenia yang mempunyai Inteligensi
yang tinggi akan lebih mudah sembuh dibandingkan dengan orang yang
inteligensinya rendah.
3. Pengobatan
Obat memiliki dua kekurangan utama. Pertama hanya sebagian
kecil pasien (kemungkinan 25%) cukup tertolong untuk mendapatkan
kembali jumlah fungsi mental yang cukup normal. Kedua antagonis
reseptor dopamine disertai dengan efek merugikan yang mengganggu
18
8. Onset
Jenis onset yang mengarah ke prognosis yang baik berupa onset
yang lambat dan akut, sedangkan onset yang tidak jelas memiliki
prognosis yang lebih baik.
9. Proporsi
Orang yang mempunyai bentuk tubuh normal (proporsional)
mempunyai prognosis yang lebih baik dari pada penderita yang bentuk
tubuhnya tidak proporsional.
10. Perjalanan penyakit
19
Prognosis Baik
Onset lambat
Faktor
pencetus
yang jelas
Onset akut
Riwayat
sosial,
seksual
dan
pekerjaan
premorbid
yang
baik
Gejala gangguan
mood
(terutama
gangguan depresif)
Menikah
Riwayat keluarga
gangguan mood
Sistem pendukung
yang baik
Gejala positif
Prognosis Buruk
Onset muda
Tidak ada factor pencetus
Onset tidak jelas
Riwayat
sosial
dan
pekerjaan premorbid yang
buruk
Prilaku menarik diri atau
autistic
Tidak menikah, bercerai atau
janda/ duda
Sistem pendukung yang
buruk
Gejala negatif
Tanda dan gejala neurologist
Riwayat trauma perinatal
Tidak ada remisi dalam 3
tahun
Banyak relaps
Riwayat penyerangan
BAB III
KESIMPULAN
Skizofrenia hebefrenik adalah suatu bentuk skizofrenia dengan perubahan
prilaku yang tidak bertanggung jawab dan tak dapat diramalkan,ada
kecenderungan untuk selalu menyendiri, dan prilaku menunjukkan hampa prilaku
dan hampa perasaan, senang menyendiri,dan ungkapan kata yang di ulang
20
ulang, proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu serta
adanya penurunan perawatan diri pada individu dan merupakan suatu gangguan
yang yang ditandai dengan regresi dan primitif, afek yang tidak sesuai, serta
menarik diri secara ekstrim dari hubungan sosial. Gangguan jiwa skizofrenia
merupakan gangguan jiwa yang berat dan gawat yang dapat dialami manusia
sejak muda dan dapat berlanjut menjadi kronis dan lebih gawat ketika muncul
pada lanjut usia (lansia) karena menyangkut perubahan pada segi fisik, psikologis
dan sosial-budaya. 1,2
DAFTAR PUSTAKA
1. www.Scribd. com/mobile/doc/130848941/device_features. Diunduh pada
tanggal 10 November 2014.
2. Kaplan, HI, Sadock BJ, Skizofrenia, In :Synopsis of Psychiatry :
Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition,2007.
3. Skizofrenia dan gangguan psikotik lainnya.
http/www.idijakbar.com/prosiding/skizofrenia.http.
Diunduh
dari
21
2008.
7. Hawari, Dadang. 2009. Peran Keluarga dalam Gangguan Jiwa. Edisi 21,
Jurnal Psikologi, Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, Bandung.
8. Maslim, Rusdi dr. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan
Ringkasan dari PPDGJ III Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa. FK Unika
Atmajaya, Jakarta, 2001.
9. www.psikomedia.com/article/psikologi-klinis/1006/skizofrenia.
10. Maramis. Ilmu Kedokteran Jiwa. Pusat Penerbitan dan Percetakan
Airlangga Universitas. Surabaya. 2009.
11. Prof. Dr. R. Kusumanto. Obat-Obat Yang Dipakai Dibidang Kesehatan
Jiwa Edisi II. Yayasan Dharma Graha. Jakarta. 1984.
12. Setiabudy, rianto. Farmakologi Dan Terapi Edisi 5.Gaya Baru. Jakarta
2007.