Fraktur Dentoalveolar PDF
Fraktur Dentoalveolar PDF
2000).
Berdasarkan
definisi-definisi
tersebut
maka
fraktur
mahkota-akar
tidak
kompleks
(uncomplicated
crown-root
Gambar 2.1 Cedera pada Jaringan Keras Gigi dan Jaringan Pulpa (Fonseca, 2005)
2.
3.
10
11
Kasus trauma dentoalveolar pada anak dapat disebabkan kecelakaan lalu lintas,
serangan hewan, perkelahian dan kekerasan dalam rumah tangga. Gigi yang
terkena trauma biasanya hanya satu, kecuali pada kasus kecelakaan dan olahraga.
(Cameron and Widmer, 2008).
Maloklusi dapat menjadi faktor pendukung terjadinya trauma dentoalveolar.
Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya trauma adalah protrusi gigi
anterior pada maloklusi kelas I tipe 2 atau kelas II divisi 1. Insidensi pada anak
dengan kondisi tersebut dua kali dibandingkan anak dengan kondisi oklusi
normal. Anak dengan overjet berlebih juga dapat memiliki faktor resiko lebih
tinggi terjadi trauma dibandingkan dengan anak dengan overjet normal (Holan
and McTigue, 2005). Tabel 2.1 menunjukkan probabilitas fraktur gigi incisif
sentral maksila dengan perbedaan overjet.
Tabel 2.1 Probabilitas Kejadian Fraktur Gigi Incisif Sentral Maksila dengan Perbedaan
Jarak Overjet (Finn, 2003).
Overjet
Laki-laki
Perempuan
Semua Anak
< 1 mm
1:25
1:55
1:34
1-5 mm
1:13
1:27
1:18
6-9 mm
1:7
1:11
1:8
10 + mm
1:4
1:10
1:6
Prevalensi trauma gigi anak berkisar dari 10-30% di beberapa negara di dunia.
(Shun-Te Huang, et al., 2005). Data epidemiologi mengenai fraktur gigi anak di
Indonesia belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa laporan makalah
12
13
14
menemukan bahwa usia anak pada waktu terjadinya trauma merupakan faktor
yang paling memengaruhi perkembangan kerusakan gigi permanen. Mereka
menemukan bahwa 60% anak di bawah usia 4 tahun dengan trauma pada gigi
incisif menunjukkan anomali klinis pada radiografi gigi permanen pengganti
(Dummet, 2006).
Perawatan orthodonti;
2.
Sabuk pengaman;
3.
4.
5.
6.
15
dengan overjet normal. Hal tersebut memberikan gambaran kepada dokter gigi
untuk menghimbau pasien dengan keadaan overjet tinggi ini untuk melakukan
perawatan orthodonti, sehingga kondisi overjet pasien dapat dikoreksi dan
kejadian fraktur dentoalveolar dapat dihindari.
Penyebab fraktur dentoalveolar berikutnya selain overjet adalah terjadinya
kecelakaan, bukan hanya saat berkendara tetapi juga saat berolahraga. Dokter gigi
dapat menghimbau kepada masyarakat untuk menggunakan sabuk pengaman saat
berkendara dan memakai helm saat bersepeda. Hal ini dapat mengurangi resiko
cedera saat terjadi kecelakaan lalu lintas.
Cedera saat berolahraga dapat dicegah dengan mouth protector. Contoh
olahraga yang biasanya membutuhkan alat ini adalah olahraga dinamis, seperti
sepakbola, hoki, baseball, softball, dan lain sebagainya. Ada beberapa jenis mouth
protector yang dapat digunakan sebagai langkah pencegahan terhadap fraktur
dentoalveolar, berikut adalah tipe dari mouth protector (Fonseca, 2005):
1. Stock mouth protectors
Jenis mouth protector ini merupakan tindakan pencegahan yang paling mudah
dan murah. Mouthguard ini dibuat dari lateks atau material silikon dan hanya
menjaga secara minimal karena cukup longgar saat digunakan sehingga harus
dalam kondisi rahang yang tertutup. Jenis ini kurang nyaman saat digunakan
karena menyulitkan pengguna untuk berbicara dan bernafas, selain itu
mouthguard ini mengiritasi gingiva dan vestibula di bagian bukal. Jenis ini kurang
direkomendasikan. Gambar 2.5 menunjukkan stock mouth protector.
16
17
3. Bimaxillary mouthguard
Penggunaan pelindung mulut ini terfiksasi di mandibula dan cukup nyaman
untuk bernafas secara maksimal. Efektif mencegah cedera karena concussion dan
trauma yang menyebabkan jejas pada kondilus mandibula. Gigi anterior
mandibula juga terproteksi dari trauma yang cukup frontal. Gambar 2.7
menunjukkan pelindung mulut jenis bimaksila.
18
Tindakan yang sudah disebutkan di atas akan berjalan optimal ketika para
orang tua sudah teredukasi dengan baik tentang pencegahan trauma gigi pada
anak-anak. Langkah darurat yang bisa dilakukan ketika terjadi trauma gigi pada
anak juga akan mengurangi keparahan trauma yang mengenai intraoral.