MAKALAH
UPAYA MENINGKATKAN WIBAWA PEMERINTAH
MELALUI IMPLEMENTASI PANCASILA
OLEH:
I. LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan reformasi yang
menghendaki terwujudnya pemerintahan yang bersih, berwibawa, dan transparan dalam
menjalankan tugas dengan tekad memerangi praktek korupsi, kolusi dan nepotisme,
menuntut pemerintah untuk meningkatkan kinerja pelayanan aparatursecara terus menerus.
Tanpa kinerja pelayanan yang tinggi, tidak mungkin aparatur pemerintrah memiliki
keunggulan kompetitif dan mempunyai etoskerja yang tinggi sebagai syarat untuk
memberikan Wibawa Pemerintah yang betul-betul prima, dalam arti sesuai dengan
harapan, keinginan, dan kebutuhan masyarakat. Dengan kata lain, tanpa kinerja pelayanan
yang optimal, Wibawa Pemerintah yangdiperankan oleh aparatur pemerintah tidak akan
behasil. Wibawa Pemerintah dalam artian ini adalah pelayanan yang dilakukan oleh
birokrasi pemerintah atau lembaga lain yang tidak termasuk badan usaha swasta, yang
tidak berorientasi pada laba (profit). Pelayanan ini lazim pula disebutsebagai pelayanan
umum yang harus dilaksanakan dalam suatu rangkaian kegiatan terpadu yang bersifat:
sederhana, terbuka, lancar, tepat, lengkap, wajar dan terjangkau (Boediono, 1999: 59).
Wibawa Pemerintah pada hakekatnyamerupakan kebangaan dan jati diri dari
aparatur pemerintah. Wibawa Pemerintah merefleksikan interaksi aktif pemerintah dengan
masyarakat. Ini berarti jika terjadi perubahan positif yang signifikan pada Wibawa
Pemerintah, makadengan sendirinya dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh
masyarakat.
Wibawa Pemerintah merupakan salah satu nilai yang dimiliki oleh pemerintah
(birokrasi), selain fungsi proteksi, regulasi dan distribusi. Namun kondisi Wibawa
Pemerintah yang diberikan oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih relatif buruk dan
perlu perbaikan sejalan dengan upaya percepatan pemberantasan korupsi, kolusi dan
nepotisme (KKN). Hal tersebut diungkapkan oleh Menteri Negara
Pendayagunaan
Dinamis
Wibawa Pemerintah tidaklah tetap melainkan dapat meningkat dan atau menurun
tergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan negara serta kondisi lingkungan
strategisnya. Hal ini sesuai dengan hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia
ini senantiasa berubah dan perubahan itu senantiasa berubah pula. Oleh karena itu, upaya
peningkatan Wibawa Pemerintahharus selalu diorientasikan ke masa depan dan
dinamikanya diarahkan untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
b.
Wibawa
Keberhasilan pembinaan Wibawa Pemerintah Indonesia secara berlanjut dan
faktor
yang
diperhatikan
pihak
lain.
Makin
tinggi
tingkat
Wibawa
PemerintahIndonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan nasonal yang berarti makin
tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa dan negara Indoesia
c.
dan antagonistis, tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik semata tetapi lebih
pada sikap konsultatif dan kerjasama serta saling menghargai dengan mengandalkan pada
kekuatan moral dan kepribadian bangsa.
Wibaawa pemerintah baik di pusat dan daerah dilaksanakan atas dasar keterpaduan
segenap aspek kehidupan bangsa yang saling berinterkasi inilah yang dimaksud dengan
ketahanan nasional sebagai metode berfikir komprehensif.
III. KONDISI SAAT INI
Demokrasi merupakan suatu bentuk pemerintahaan politik yang kekuasaan
pemerintahaannya berasal dari rakyat, baik secara langsung ataupun melalui perwakilan.
Jadi maksud dari demokrasi itu adalah suatu proses pemungutan suara yang dimana semua
warga negaranya mempunyai hak dan nilai yang sama untuk memilih pemimpinnya agar
negaranya dapat dipimpin atau berjalan dengan baik.
Indonesia memang sudah cukup lama menganut sistem demokrasi, Namun apakah
demokrasi di Indonesia sudah berjalan dengan baik saat ini? Dengan keadaan Indonesia
saat ini masih jauh dikatakan bahwa Indonesia sudah jauh lebih baik justru sebaliknya,
Indonesia terus mengalami kemunduran dan masih jauh dari sempurna dalam bidang
politik, ekonomi dan sebagainya.
Indonesia memang masih mempunyai segudang masalah, masalah yang di hadapi
di Indonesia memang berat tapi jika ketidak ada ketegasan dari pemerintah akan membuat
masalah-masalah yang ada akan semakin sulit dan kepercayaan masyarakat pada kinerja
dan efektivitas pemerintahan akan semakin berkurang. Dengan begitu pada akhirnya
pemerintahan tidak akan memiliki legitimasi.
Contohnya saja banyak pemimpin dan politisi seringkali melupakan kewajibannya
untuk memimpin negara dengan baik dan memakmurkan rakyatnya, mereka lebih
mementingkan dirinya sendiri akan kekuasaan dan keserakahan yang akhirnya membuat
mereka nekat untuk menjadi seorang koruptor akibatnya banyak nasib rakyat yang harus di
korbankan dari rakyat miskin menjadi semakin miskin dan pejabat yang kaya semakin
berlimpah ruah hartanya.
Dengan ketidak adilan dan ketidak tegasan seperti ini dari pemerintah membuat
rakyat bertindak sendiri dengan berdemonstrasi menuntut keadilan dan berbuat onar
dengan bertindak kekerasan dan merusak fasilitas umum karena kekecewaanya terhadap
pemerintahan yang dijalankan di Indonesia saat ini.
hal yang diperlukan di Indonesia saat ini seharusnya ketegasan dari pemerintah untuk
menentukan sikap yang seharusnya dan menjalankan keadilan yang sewajarnya.
Maksudnya adalah jika pemerintah mau memperdulikan rakyat dan memiliki visi dan misi
yang jelas mengenai arah negara ini dalam menjalankan tugasnya dengan benar untuk
mensejahterakan rakyat dan bersikap adil menindak para pejabat yang koruptor di hukum
sesuai dengan UUD yang berlaku tanpa ada sogokan lagi dari seorang koruptor untuk
hakim pengadilan agar hukumanya diringankan, mungkin kepercayaan rakyat kepada
pemerintahan akan kembali lagi. Namun, sayangnya hal itu belum di tunjukan oleh
pemerintahan Indonesia dan kemungkinan runtuhnya demokrasi di Indonesia akan tetap
ada.
IV. KONDISI YANG DIHARAPKAN
Pada tanggal 9 Juli yang lalu, Indonesia telah sukses menyelenggarakan pemilu
untuk menentukan presiden yang akan memimpin Indonesia untuk lima tahun ke depan.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, Indonesia menyelanggarakan pemilihan presiden
yang hanya terdiri dari dua kandidat. Meskipun, hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum
(KPU) baru akan diumumkan pada tanggal 22 Juli yang akan datang, masing masing
kandidat telah mengumumkan kemenangannya pada pemilu presiden tersebut berdasarkan
quick count yang diselenggarakan oleh beberapa stasiun televisi dan lembaga. Siapa pun
presiden Indonesia kelak, setelah pengumuman resmi dari KPU, setiap pendukung dari
masing masing kandidat harus berjiwa besar untuk menerima kekalahan dan kemenangan
agar persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia tetap dapat terjaga dengan baik. Presiden
Indonesia nantinya harus dengan cepat menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja baru
karena banyak tugas tugas yang telah menanti untuk segera mendapat perhatian dan
penyelesaian dari pemerintah. Dari sekian banyak tugas tugas tersebut, pada kesempatan
ini penulis akan menyoroti tiga tugas besar yang harus mendapatkan perhatian ekstra dari
pemerintah yaitu, ekonomi, hukum, dan energi.
Tugas pertama, memasuki tahun 2015, Indonesia dihadapkan pada masalah
ekonomi berupa pelemahan mata uang rupiah terhadap dollar. Dampak dari pelemahan ini
adalah makin tingginya beban pemerintah dalam mensubsidi bahan bakar minyak sehingga
berpotensi pada semakin besarnya defisit anggaran pemerintah. Di sisi lain, perusahaan
swasta yang melakukan pembayaran dengan dollar Amerika akan menghadapi potensi
kerugian yang cukup besar. Menaikkan harga jual kepada pelanggan bukanlah langkah
yang bijak karena saat ini daya beli masyarakat Indonesia sedang mengalami penurunan
karena naiknya harga BBM dan tarif listrik serta ditambah pula meningkatnya harga
harga sembako. Menurunkan biaya variabel seperti upah buruh tidaklah mudah karena
pengusaha akan berbenturan dengan peraturan upah minimun regional. Di sisi lain,
pemerintah melalui bank sentralnya, Bank Indonesia, menaikkan suku bunga acuan atau
lazim dikenal dengan nama BI rate menjadi 7,25% dengan tujuan meningkatkan
permintaan akan rupiah sehingga dapat menguatkan mata uang rupiah terhadap dollar
Amerika. Strategi ini dinilai tidak jitu karena sampai saat ini rupiah masih bertengger di
kisaran Rp11.500 per dollar Amerika dan tak jarang menyentuh level Rp12.000,-. BI rate
secara langsung mempengaruhi industri keuangan dimana bank bank komersil turut
menaikkan suku bunga deposito hingga mencapai level yang tidak masuk akal karena
dapat menyentuh dua digit atau lebih dari 10%. Imbasnya, suku bunga pinjaman mencekik
pengusaha pengusaha yang mendapatkan suntikan modal dari bank. Oleh karena itu,
presiden yang baru bersama sama dengan tim ekonominya harus segera memikirkan
terobosan yang jitu untuk menyelesaikan permasalahan ekonomi ini.
V. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Untuk mengetahui apakah suatu daerah otonom mampu mengatur dan mengurus
rumah tangganya sendiri, Syamsi (1986: 199) menegaskan beberapa ukuran sebagai
berikut:
Kemampuan struktural organisasi
Struktur organisasi pemerintah daerah harus mampu menampung segala aktivitas dan
tugas-tugas yang menjadi beban dan tanggung jawabnya, jumlah dan ragam unit cukup
mencerminkan kebutuhan, pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang cukup
jelas.
Kemampuan aparatur pemerintah daerah
Aparat pemerintah daerah harus mampu menjalankan tugasnya dalam mengatur dan
mengurus rumah tangga daerah. Keahlian, moral, disiplin dan kejujuran saling menunjang
tercapainya tujuan yang diinginkan.
Kemampuan mendorong partisipasi masyarakat
Pemerintah daerah harus mampu mendorong masyarakat agar memiliki kemauan untuk
berperan serta dalam kegiatan pembangunan.
Kemampuan keuangan daerah
Pemerintah daerah harus mampu membiayai kegiatan pemerintahan, pembangunan
dan kemasyarakatan secara keseluruhan sebagai wujud pelaksanaan, pengaturan dan
pengurusan rumah tangganya sendiri. Sumber-sumber dana antara lain berasal dari PAD
atau sebagian dari subsidi pemerintah pusat.
Keberhasilan suatu daerah menjadi daerah otonomi dapat dilihat dari beberapa hal
yang mempengaruhi (Kaho, 1998), yaitu faktor manusia, faktor keuangan, faktor peralatan,
serta faktor organisasi dan manajerial. Pertama, manusia adalah faktor yang esensial dalam
penyelenggaraan pemerintah daerah karena merupakan subyek dalam setiap aktivitas
pemerintahan, serta sebagai pelaku dan penggerak proses mekanisme dalam sistem
pemerintahan. Kedua, keuangan yang merupakan bahasan pada lingkup penulisan ini
sebagai faktor penting dalam melihat derajat kemandirian suatu daerah otonom untuk dapat
mengukur, mengurus dan membiayai urusan rumah tangganya. Ketiga, peralatan adalah
setiap benda atau alat yang dipergunakan untuk memperlancar kegiatan pemerintah daerah.
Keempat, untuk melaksanakan otonomi daerah dengan baik maka diperlukan organisasi
dan pola manajemen yang baik.
Kaho (1998) menegaskan bahwa faktor yang sangat berpengaruh dalam
pelaksanaan otonomi daerah ialah manusia sebagai pelaksana yang baik. Manusia ialah
faktor yang paling esensial dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, sebagai pelaku
dan penggerak proses mekanisme dalam sistem pemerintahan. Agar mekanisme
pemerintahan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan, maka
manusia atau subyek harus baik pula. Atau dengan kata lain, mekanisme pemerintahan baik
daerah maupun pusat hanya dapat berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan seperti
yang diinginkan apabila manusia sebagai subyek sudah baik pula.
Selanjutnya, faktor yang kedua ialah kemampuan keuangan daerah yang dapat
mendukung pembiayaan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
Mamesah mengutip pendapat Manulang (1995: 23) yang menyebutkan bahwa dalam
kehidupan suatu negara, masalah keuangan negara sangat penting. Semakin baik keuangan
suatu negara, maka semakin stabil pula kedudukan pemerintah dalam negara tersebut.
Sebaliknya kalau kondisi keuangan negara buruk, maka pemerintah akan menghadapi
berbagai kesulitan dan rintangan dalam menyelenggarakan segala kewajiban yang telah
diberikan kepadanya.
Faktor ketiga ialah anggaran, sebagai alat utama pada pengendalian keuangan
daerah, sehingga rencana anggaran yang dihadapkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah (DPRD) harus tepat dalam bentuk dan susunannya. Anggaran berisi rancangan
yang dibuat berdasarkan keahlian dengan pandangan ke muka yang bijaksana, karena itu
untuk menciptakan pemerintah daerah yang baik untuk melaksanakan otonomi daerah,
maka mutlak diperlukan anggaran yang baik pula.
Faktor peralatan yang cukup dan memadai, yaitu setiap alat yang dapat digunakan
untuk memperlancar pekerjaan atau kegiatan pemerintah daerah. Peralatan yang baik akan
mempengaruhi kegiatan pemerintah daerah untuk mencapai tujuannya, seperti alat-alat
kantor, transportasi, alat komunikasi dan lain-lain. Namun demikian, peralatan yang
memadai tersebut tergantung pula pada kondisi keuangan yang dimiliki daerah, serta
kecakapan dari aparat yang menggunakannya.
Faktor organisasi dan manajemen baik, yaitu organisasi yang tergambar dalam
struktur organisasi yang jelas berupa susunan satuan organisasi beserta pejabat, tugas dan
wewenang, serta hubungan satu sama lain dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Manajemen merupakan proses manusia yang menggerakkan tindakan dalam usaha
kerjasama, sehingga tujuan yang telah ditentukan dapat dicapai.
VI. Upaya Meningkatkan Wibawa Pemerintahan Melalui Implementasi Pancasila
Analisis Strategis
a. Ideologi Pancasila
Pancasila yang telah dilegitimasikan sebagai sebagai dasar negara dan ideologi
nasional semestinya menjadi rujukan dalam segala bentuk perundangan maupun rujukan
bagi para pemangku kebijakan dan masyarakat dalam bertindak, sehingga tidak terjadi
resistensi antara idealisme yang terkandung dalam sila Pancasila, UUD 1945 dengan
realitas kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai pasal dalam perundangan yang
tidak seiring dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945 telah
menimbulkan serangkaian kegelisahan dan protes dari masyarakat. Berbagai resistensi
yang terjadi tersebut jika dibiarkan akan berdampak pada terjadinya pergeseran ke arah
degradasi kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Dari berbagai jajak pendapat yang dilakukan berbagai kalangan dalam waktu yang
berbeda-beda, ternyata Pancasila masih mendapatkan dukungan yang kuat dari mayoritas
bangsa Indonesia. Dukungan yang kuat ini harus dipertahankan dan diperkuat dengan
mengembangkan kondisi sosial politik,
kondisi
Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 yang terkait dengan kedaulatan rakyat dan Pancasila-yaitu
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah dasar Indonesia; memajukan
kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial belum terlaksana
secara optimal.
Fundamentalisme agama yang
radikalisme global sangat
ideologi
Pancasila. Walaupun
mayoritas umat Islam Indonesia mendukung Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, namun dukungan mayoritas umat Islam ini belum
dilibatkan secara optimal dan melembaga dalam upaya penangkalan, pencegahan, serta
penanggulangan aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh para pendukung
Dari berbagai jajak pendapat yang dilakukan berbagai kalangan dalam waktu yang
berbeda-beda, ternyata Pancasila masih mendapatkan dukungan yang kuat dari mayoritas
bangsa Indonesia. Dukungan yang kuat ini harus dipertahankan dan diperkuat dengan
mengembangkan
10
yang lama. Kemerosotan sumber daya alam dan kerusakan lingkungan ini telah
mengakibatkan terjadinya berbagai bencanan alam seperti kekeringan, banjir atau longsor.
d. Sosial Budaya
Untuk melaksanakan salah satu tugas konstitusional pemerintah dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, Undang-Undang
Dasar 1945 telah menetapkan bahwa 20% dari anggaran pendapatan dan belanja negara
dialokasikan untuk bidang pendidikan.
Namun demikian, dalam waktu yang bersamaan telah dianut asas bahwa biaya
pendidikan harus dipikul oleh masyarakat yang diartikan tunduk pada hukum permintaan
dan penawaran, sehingga anak-anak dari kalangan yang berpendapatan menengah dan
rendah mengalami kesukaran untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih
tinggi.
Teknologi informasi telah menyebabkan terbukanya akses langsung terhadap unsurunsur sosial budaya asing yang langsung atau tidak langsung telah mengakibatkan
perubahan sosial budaya di daerah-daerah yang dapat berdampak positif maupun negatif di
mana jalur teknologi tersebut juga digunakan oleh para pendukung ideologi radikalisme
radikal.
e. Pertahanan dan Keamanan
Sejak dilancarkannya gerakan reformasi pada tahun 1998, seiring dengan kuatnya
tuntutan penghapusan dwifungsi ABRI, telah terjadi kemerosotan perhatian yang luar biasa
terhadap masalah pertahanan dan keamanan. Bidang pertahanan dan keamanan dipandang
sebagai masalah militer dan kepolisian belaka. Fungsi teritorial Tentara Nasional
Indonesia, khususnya Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, yang secara doktrin
termasuk dalam tugas pertahanan, telah disamakan dengan fungsi sosial politik ABRI, dan
dituntut untuk dihapuskan.
Dengan demikian, telah terbuka peluang besar bagi para pendukung ideologi
radikalisme global untuk menanamkan pengaruhnya di tengah-tengah masyarakat.
Dengan belum terbentuknya Dewan Pertahanan Nasional dan/atau Dewan
Keamanan Nasional yang beranggotakan pejabat tinggi negara dan unsur-unsur
11
masyarakat, maka presiden tidak dapat memperoleh masukan analisis intelijen yang
bersifat komprehensif tentang ancaman ideologi radikalisme global serta saran kebijakan
yang mendasar
untuk menangkal,
mencegah
pemberantasan terorisme secara taktis belaka ternyata bukan merupakan jawaban yang
efektif terhadap ancaman ideologi tersebut.
Upaya
a. Memperkokoh Nilai-nilai Pancasila
1)
Sesuai dengan dasar kedaulatan rakyat yang terdapat dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 serta pada Pasal 1 UndangUndang Dasar 1945, pada setiap upacara
peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan, rakyat perlu diberi kebebasan untuk menilai dan
mengkritisi pelaksanaan kinerja penyelenggara negara dalam melaksanakan empat tugas
pokoknya menurut Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
3) Oleh karena republik Indonesia merupakan negara kesatuan yang menganut sistem
pemerintahan demokrasi presidensial, maka presiden republik Indonesia adalah
penyelenggara negara yang mempunyai peranan sentral dalam memperkokoh nilai-nilai
Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, baik secara
konseptual maupun dalam pelaksanaannya.
4)
Agar presiden republik Indonesia dapat menunaikan tugas ideologis dan tugas
konstitusionalnya itu secara efektif dan efisien, presiden republik Indonesia perlu dibantu
oleh sebuah lembaga staf umum pendukung yang mampu memantau, mendorong,
mengawasi, serta mengarahkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara ke arah terwujudnya semangat yang terkandung dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945.
5)
Dalam kantor kepresidenan perlu dibentuk sebuah staf kepresidenan yang secara
12
6) Dalam proses pembentukan undangundang oleh dewan perwakilan rakyat RI dan oleh
pemerintah, wajib disusun naskah akademik yang dapat dipertanggungjawabkan dari segi
ideologis dan konstitusional.
7)
keabsahan ideologisnya berdasar semangat yang terkandung dalam Pembukaan UndangUndang Dasar 1945.
8)
mahkamah konstitusi selain merujuk pada pasal-pasal Undang-Undang Dasar 1945 juga
harus merujuk pada semangat yang terkandung dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
1945.
b. Memantapkan Semangat Kebangsaan dan Jiwa Nasionalisme Ke-Indonesia-an
1) Perlu dilanjutkan pengkajian terhadap sejarah, sistem nilai, struktur sosial serta aspirasi
dan kepentingan dari 1.072 suku bangsa Indonesia yang mendiami seluruh kepulauan
Indonesia, sebagai latar belakang kultural mendasar dalam penyusunan dan pelaksanaan
kebijakan negara.
2)
undangundang dan penyusunan anggaran pendapatan dan belanja negara, perlu diberikan
kewenangan yang seimbang antara dewan perwakilan rakyat RI yang beranggotakan partai
politik yang mempunyai struktur internal yang bersifat sentralistik dengan dewan
perwakilan daerah RI yang mewakili daerah-daerah pemilihan berdasar prinsip teritorial.
3) Untuk memantapkan semangat kebangsaan dan jiwa nasionalisme ke-Indonesia-an,
perlu dipelajari perkembangan proses pembentukan kesadaran kebangsaan dalam
menghadapi kolonialisme Belanda sejak tahun 1908 sampai dengan tahun 1945, serta
pasang naik dan pasang surut kehidupan berbangsa dan bernegara sejak Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dari pelajaran sejarah ini ditimba kearifan tentang faktor
penyebab keberhasilan yang harus dimantapkan serta faktor penyebab kegagalan yang
harus dihindari.
13
Wibawa pemerintah saat ini sedang berada di titik nadir sehingga perlua adanya
upaya kembali kepada pancasila untuk mengembalikan wibawa pemerintah di mata
masyarakat
Ideologi Pancasila pada tataran implementasinya sangat dipengaruhi oleh nilainilai internal (seperti primordialisme/fanatisme kedaerahan yang sempit) dan nilainilai eksternal (seperti ideologi new liberal, sosio demokrat dan fundamentalisme,
di mana ketiganya saling bertentangan). Nilainilai internal dan eksternal tersebut
SARAN
Perlu digalakkan kembali upaya kembali pada pancasila bagi semua masyarakat
Pemerintah baik di pusat maupun daerah disarankan berhati-hati dalam mengambil
kebijakan apalagi jika menyangkut hak hajat masyarakat luas
DAFTAR PUSTAKA
14
and
Martin
Harrop, Comparative
Government
and
Politics: An