Anda di halaman 1dari 1

Bab 1 pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Struktur keuangan adalah perimbangan perbandingan hutang jangka panjang dengan
modal sendiri. Keputusan struktur modal berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang
berasal dari dalam maupun dari luar, sangat mempengaruhi nilai perusahaan. Hasil kegitatan
operasional suatu perusahaan secara konsepsional dipengaruhi oleh keputusan manajemen
dalam menetapkan struktur keuangan. Dengan demikian jika sebuah perusahaan beroperasi
pada tingkat efisiensi yang sama untuk memperoleh pendapatannya maka kebijakan
penetapan sumber pembelanjaan (financial decision) tidak akan menyebabkan perubahan
terhadap pencapaian hasil kegiatan operasional. Tetapi sebaliknya, keputusan penetapan
sumber pada tingkat efisiensi operasional tersebut akan mempunyai keragaman pengaruh
terhadap penghasilan perusahaan. Dengan kata lain bahwa penetapan struktur pembelanjaan
atau struktur keuangan yang berbeda akan mempunyai kekuatan berlainan bagi perubahan
penghasilan dan nilai perusahaan. Keadaan tersebut disebabkan karena setiap perubahan
struktur modal akan selalu disertai oleh adanya perubahan tingkat resiko finansiilnya.
Sinaga (1999) mengemukakan bahwa struktur keuangan suatu badan usaha tercermin
dalam semua pos pada sisi pasiva neraca perusahaan. Seluruh pos ini bila dikurangi dengan
kewajiban jangka pendek adalah struktur pemodalan perusahaan. Sisi kanan neraca
perusahaan ini, identik dengan sumber dana yang diperoleh perusahaan yang menciptakan
adanya kewajiban termasuk ekuitas atau modal sendiri. Kewajiban yang tercipta harus
diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak melebihi kekayaan perusahaan.
Dalam hubungannya dengan struktur keuangan dan struktur kekayaan, ada pedoman
atau aturan struktur keuangan yang konservatif, baik yang vertikal maupun yang horizontal.
Aturan struktur keuangan konservatif yang vertikal memberikan batas imbangan yang harus
dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal asing dengan modal sendiri.
Sedangkan aturan struktur keuangan yang horizontal memberikan batas imbangan antara
besarnya modal sendiri di satu pihak dengan besarnya aktiva tetap dan persediaan besi dilain
pihak. Aturan tersebut menyatakan bahwa keseluruhan aktiva tetap dan persediaan besi harus
sepenuhnya ditutup atau dibelanjai dengan modal sendiri, yaitu modal yang tetap tertanam di
dalam perusahaan.

1.2 Rumusan Masalah


1.3 Tujuan

Anda mungkin juga menyukai