Anda di halaman 1dari 25

Pemicu 2

Definisi
Suatu penyakit multifaktoral, yang terjadi
akibat akumulasi jaringan lemak
berlebihan, sehingga dapat menggangu
kesehatan

Penyebab Obesitas

Secara ilmiah, obesitas terjadi akibat mengkonsumsi kalori


lebih banyak dari yang diperlukan oleh tubuh.
Faktor faktor penyebab :
1. Faktor genetik
2. Faktor lingkungan
3. Faktor psikis
4. Faktor kesehatan
5. Obat-obatan
=>steroid dan beberapa anti-depresi
6. Faktor perkembangan
7. Aktivitas fisik

Faktor genetik
Obesitas cenderung diturunkan, sehingga
diduga memiliki penyebab genetik
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa
rata-rata faktor genetik memberikan
pengaruh sebesar 33% terhadap berat
badan seseorang

Faktor lingkungan
Gen merupakan faktor yang penting
dalam berbagai kasus obesitas, tetapi
lingkungan seseorang juga memegang
peranan yang cukup berarti. Lingkungan
ini termasuk perilaku/pola gaya hidup
(misalnya apa yang dimakan dan berapa
kali seseorang makan serta bagaimana
aktivitasnya).

Faktor psikis
Apa yang ada di dalam pikiran seseorang
bisa mempengaruhi kebiasaan makannya.
Banyak orang yang memberikan reaksi
terhadap emosinya dengan makan.

Faktor kesehatan
Beberapa penyakit bisa menyebabkan
obesitas, diantaranya:
- Hipotiroidisme
- Sindroma Cushing
- Sindroma Prader-Willi
- Beberapa kelainan saraf yang bisa
menyebabkan seseorang banyak makan.

Obat-obatan
Obat-obat tertentu (misalnya steroid dan
beberapa anti-depresi) bisa menyebabkan
penambahan berat badan.

Faktor perkembangan
Penambahan ukuran atau jumlah sel-sel lemak
(atau keduanya) menyebabkan bertambahnya
jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh.
Penderita obesitas, terutama yang menjadi
gemuk pada masa kanak-kanak, bisa memiliki
sel lemak sampak 5 kali lebih banyak
dibandingkan dengan orang yang berat
badannya normal.
Jumlah sel-sel lemak tidak dapat dikurangi,
karena itu penurunan berat badan hanya dapat
dilakukan dengan cara mengurangi jumlah
lemak di dalam setiap sel.

Aktivitas fisik
Kurangnya aktivitas fisik kemungkinan
merupakan salah satu penyebab utama dari
meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah
masyarakat yang makmur.
Orang-orang yang tidak aktif memerlukan lebih
sedikit kalori.
Seseorang yang cenderung mengkonsumsi
makanan kaya lemak dan tidak melakukan
aktivitas fisik yang seimbang, akan mengalami
obesitas.

Epidemiologi
Menurut Ketua Umum Persatuan Ahli Gizi
Indonesia (PERSAGI), Prof Dr Herdinsyah MS,
saat ini jumlah penderita obesitas di Indonesia
untuk populasi remaja mencapai angka 18 %
dan pada orang dewasa mencapai 25 % dari
total populasi seluruh Indonesia (Depkes
Februari 2007).
Pada kelompok umur 40-49 tahun obesitas
mencapai 23% pada laki-laki dan 43% pada
wanita (Depkes, 2003).

Gejala Obesitas

Gangguan pernafasan dan sesak nafas.


Pada siang hari sering merasa ngantuk.
Berkeringat banyak.
Lebih cepat gerah dan lelah serta mempunyai
kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja.
Sering ditemukan edema (pembengkakan akibat
penimbunan sejumlah cairan) di daerah tungkai dan
pergelangan kaki.

Pengukuran lemak
Body Mass Index (BMI) atau
Indeks Masa Tubuh (IMT)
= BB (kg)
TB (m)

Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas


berdasarkan IMT menurut WHO

Berat badan kurang


Normal
Berat badan lebih
Pra-obes
Obesitas tingkat I
Obesitas tingkat II
Obesitas tingkat III

: < 18.5 kg/m2


: 18.5 - 24.9 kg/m2
: > 25
: 25 29 ,9 kg/m2
: 30 34,9 kg/m2
: 35 39,9 kg/m2
: 40 kg/m2

Klasifikasi berat badan lebih dan obesitas berdarkan


IMT dan lingkar perut menurut kriteria Asia Pasifik
Resiko ko-morbiditas
Lingkar perut
Klasifikasi

IMT (kg/m2) < 90 cm (laki-laki) 90 cm (laki-laki)


< 80 cm
80 cm
(perempuan)
(perempuan)

Berat badan kurang < 18.5

Rendah

Sedang

Normal

18.5 - 22.9

Sedang

Meningkat

Berat badan lebih


- Berisiko
- Obesitas I
- Obesitas II

23
23 24,9
25 29,9
30

Meningkat
Moderat
Berat

Moderat
Berat
Sangat berat

Pengukuran lingkar lingkar perut


Diukur pada pertengahan antara batas bawah ida
dan krista iliaka, dengan menggunakan ukuran
pita secara horisontal pada akhir ekspirasi dengan
kedua tungkai dilebarkan 20 30 cm
Subyek diminta tidak menahan perutnya dan
diukur memakai pita dengan tegangan pegas yang
konstan

Mengukur lemak tubuh


Underwater weight, pengukuran berat badan dilakukan di dalam air
dan kemudian lemak tubuh dihitung berdasarkan jumlah air yang
tersisa.
BOD POD merupakan ruang berbentuk telur yang telah
dikomputerisasi. Setelah seseorang memasuki BOD POD, jumlah
udara yang tersisa digunakan untuk mengukur lemak tubuh.
DEXA (dual energy X-ray absorptiometry), menyerupai skening
tulang. Sinar X digunakan untuk menentukan jumlah dan lokasi dari
lemak tubuh.
Jangka kulit, ketebalan lipatan kulit di beberapa bagian tubuh diukur
dengan jangka (suatu alat terbuat dari logam yang menyerupai
forseps).
Bioelectric impedance analysis (analisa tahanan bioelektrik),
penderita berdiri diatas skala khusus dan sejumlah arus listrik yang
tidak berbahaya dialirkan ke seluruh tubuh lalu dianalisa.

Sindrom metabolik
Obesitas abdominal: lingkar pinggang > 88
cm pada wanita atau > 102 cm pada laki-laki
Hipertrigliseridemia: 150 mg/dL
High-density lipoprotein: < 50 mg/dL pada
wanita, atau < 40 mg/dL pada laki-laki.
Tekanan darah : > 130 / 85 mmHg
Glukosa darah puasa: 110 mg/dL

Penatalaksanaan
Terapi penurunan berat badan yang
sukses meliputi 4 pilar, yaitu :
Diet rendah kalori
Aktivitas fisik
Perubahan perilaku
Obat-obatan / bedah

Diet rendah kalori

Pengukuran kebutuhan energi basal dengan rumus Harris


Beenedict
Laki-laki
BEE = 66,5 + (13,75 x kg) + (5,003 x cm) (6,775 x age)
Wanita
BEE = 655,1 + (9,563 x kg) + (1,850 x cm) (4,676 x age)

Kebutuhan kalori total = BEE x jumlah faktor stress dan


aktivitas.
Faktor stress ditambah aktivitas berkisar dari 1,2 sampai
lebih dari 2.
Pengurangan lemak jenuh, total lemak harus 30 % dari
total kalori

Aktivitas fisik
Terapi harus dimulai secara perlahan dan
intensitasnya sebaiknya ditingkatkan secara
bertahap.
Pasien dapat memulai aktivitas fisik dengan
berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu
3 x seminggu dan dapat ditingkatkan
intensitasnya selama 45 menit dengan jangka
waktu 5 x seminggu
Mengurangi waktu santai dengan aktivitas fisik
lain

Terapi perilaku
Pengawasan mandiri terhadap kebiasaan
makan dan aktivitas fisik
Stimulus control
Pemecahan masalah
Contigency management
Cognitive restructuring
Dukungan sosial

Farmakoterapi
Sibutramine
Pemberian sibutramine dapat muncul
peningkatan tekanan darah dan denyut
jantung
Sebaiknya tidak diberikan pada pasien
dengan riwayat hipertensi, penyakit jantung
koroner, gagal jantung kongestif, aritmia atau
riwayat stroke

Orlistat
Menghambat absorbsi lemak sebanyak 30 %

Terapi bedah
Terapi ini hanya diberikan kepada pasien
obesitas berat secara klinis dengan BMI
40 atau 35 dengan kondisi komorbid
Terapi bedah ini harus dilakukan sebagai
alternatif terakhir untuk pasien yang gagal
dengan farmakoterapi dan menderita
komplikasi obesitas yang ekstrem
Bedah gastrointestinal (restriksi gastrik
atau bypass gastric)

Komplikasi

Diabetes tipe 2 (timbul pada masa dewasa)


Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Stroke
Serangan jantung
Gagal jantung
Kanker
Batu kandung empedu dan batu kandung kemih
Osteoartritis
Tidur apneu (kegagalan untuk bernafas secara normal
ketika sedang tidur, menyebabkan berkurangnya kadar
oksigen dalam darah)
Sindroma Pickwickian (obesitas disertai wajah
kemerahan dan ngantuk)

Anda mungkin juga menyukai