Kepemimpinan Jack Welch
Kepemimpinan Jack Welch
Pada pertemuan tahunan di bulan maret 1999, Jack Welch bersinar karena untuk
pertama kalinya GE mencapai revenue 100 miliar dollar, laba operasinya mencapai
16.7% dan perolehan per sahamnya meningkat 14%, di atas record level di tahun
1997. Atas pencapaian GE setelah bertransformasi selama 2 dekade, GE diganjar
penghargaan Most Admired Company dan Most Respected Company in the
World.
Walaupun suasananya menggembirakan, namun dalam pertemuan ini, sejumlah
pemegang saham merasa khawatir tentang rencana pensiun Jack Welch pada akhir
tahun 2000. Mereka khawatir apakah pengganti Jack bisa mempertahankan
pertumbuhan perusahaan di tengah perubahan dan tantangan di era Welch.
Sejarah GE
GE didirikan pada tahun 1878 oleh Thomas Edison, dan terus berkembang jauh dari
usaha awalnya yaitu distribusi dan pemanfaatan energi listrik. GE terus
berkembang menjadi perusahaan yang memiliki diversifikasi usaha, seperti mesin
pesawat terbang, system kesehatan dan lokomotif diesel.
Namun di tahun 1960, GE mengalami periode profitless sehingga mau tidak mau,
GE memperkuat staf perusahaan nya dan mengembangkan system perencanaan
strategicnya.
Ketika Reg Jones menjadi CEO sebelum Jack Welch di tahun 1973, dia mewarisi 10
grup, 46 divisi dan 190 departement. Untuk mengatasi banyaknya departemen di
GE, Reg Jones mendesign 43 strategic busnis unit untuk mendukung perencanaan
strategic di GE. GE kemudian menjadi benchmark bagi semua perusahaan yang
meniru sistem struktur bisnis unitnya. Namun, akhirnya Jones tidak sanggup
menampung dan mereview banyaknya informasi dan rencana strategis yang
dihasilkan oleh 43 bisnis unitnya itu.
Di tahun 1977, dia membuat lapisan organisasi yang baru dengan pengelompokan
grup, divisi, departemen dan bisnis unitnya berdasarkan makrobisnis, yaitu
consumer product, power system dan technical product.
Pada tahun 1981, Reg Jones pensiun dan dinobatkan sebagai Legenda
Manajemen.
Ketika Jack Welch (45 tahun) menjadi CEO di tahun 1981, situasi ekonomi saat itu
sedang resesi. Tingginya suku bunga saat itu membuat tingkat pengangguran
tertinggi terjadi. Untuk meningkatkan performa perusahaan, CEO baru harus
melakukan perubahan dan secara radikal melakukan restrukturisasi selama 5 tahun
ke depan.
Nomor 1 atau Nomor 2, : Perbaiki, Jual atau Tutup
Jack Welch langsung membuat standar untuk setiap bisnis GE, yaitu : harus bisa
menjadi nomor 1 atau nomor 2 di industrinya, atau dilepaskan. Pada tahun 1983,
Jack Welch mengelaborasi strateginya ini menjadi konsep 3 lingkaran (Three Circle
Concept). Bisnis dikategorikan menjadi Utama (dengan prioritas produktivitas
dan kualitas), teknologi canggih (perbanyak investasi di bagian Riset and
miliar dolar AS di eropa. Dan pada tahun 1995, mata uang peso kolaps, GE justru
melihat kesempatan untuk pembelian banyak. Dalam waktu 6 bulan, GE
memperoleh 16 perusahaan. Dan ketika terjadi krisis di Asia tahun 1997-1998, Jack
meminta para manajernya untuk melihat hal tersebut sebagai peluang bukan
sebagai masalah. Pada tahun 1998, revenue dari pasar internasional mencapai 42.8
miliar dolar AS dua kali lebih besar dibandingkan 5 tahun sebelumnya. Revenue
dari pasar internasional ini mencapai 3 kali lipat dari revenue pasar domestik GE.
Developing Leaders
Jack benar-benar berkomitmen untuk mengembangkan karyawannya.
Jack meminta para eksekutifnya untuk mengidentifikasi pemimpin masa depan,
dan menuliskan detail rencana training dan pengembangan untuk para pemimpin
ini serta rencana karir bagi setiap posisi kunci.
Jack percaya bahwa orang-orang baik di GE adalah kunci aset bagi perusahaan dan
harus dikelola dengan baik sebagai sumber daya.
Jack memperkirakan, dirinya harus menghabiskan 70% waktunya untuk
karyawannya, dengan cara mengajar dan mengembangkan karyawannya.
Jack secara radikal mengubah paket kompensasi perusahaan, bonus berdasarkan
performa individu, dia bahkan mengimplementasikan opsi kepemilikian saham bagi
karyawan dalam kompensasi manajemennya.
Di tahun 1990, Jack fokus dalam membangun lingkungan dimana orang bisa
menjadi terbaik dari dirinya. Jack ingin GE dipandang sebagai sebuah tempat
dimana semua orang memiliki kebebasan menjadi kreatif, sebuah tempat yang
membuat orang menampilkan hal-hal terbaik dari dirinya. Sebuah tempat yang
terbuka dan gair dimana setiap orang memiliki kesadaran bahwa apa yang mereka
lakukan, memang berguna dan sebuah tempat dimana setiap pencapaian akan
diberi penghargaan.
Di bawah pengawasan Jack, Fasilitas pengembangan manajemen GE Crotonville
berubah menjadi mesin perubahan yang kuat. Crotonville berevolasi dari sebuah
tempat training menjadi tempat dimana para manajer tim bekerjasama dalam isuisu prioritas dan membuat keputusan yang result oriented. Di sini, program Work
Out dan Best Practices menjadi intens digunakan.
Dari semua program pengembangan manusia yang dilakukan, tetap ada beberapa
manajer yang tidak memenuhi ekspektasi Jack. Mereka lalu dipecat karena
memiliki nilai-nilai salah. Bukan karena pencapaian sales mereka, tapi karena
mereka tidak menginternalisasi nilai-nilai yang baik.
GE juga memperkenalkan 360 feedback process. Dimana setiap karyawan dinilai
oleh manajernya, teman2nya dan semua staf di bawahnya dalam skala 1 sampai 5
tentang team building, fokus kualitas dan visi. Penilaian ini akan digunakan untuk
menentukan kebutuhan training, kesempatan coaching dan rencana karir.
Boundaryless Behavior (Perilaku yang tidak dibatasi)
GE telah berubah jauh dari bisnis awalnya, dan saat ini, revenue dari bisnis service
GE menyumbang 2/3 dari revenue perusahaan.
Welchs Final Chapter
Komitmen Jack untuk terus mengembangkan GE tidak pernah tergoyahkan
walaupun Jack menyadari dirinya akan pensiun di tahun 2001.
Beberapa kritik yang mempertanyakan bagaimana perusahaan yang memiliki begitu
banyak diversifikasi bisnis portofolio bisa terus adding value ?
Jack terus mengembangkan GE walaupun dia mengalami 3 kali operasi by pass di
tahun 1995.
Six Sigma Initiative
Jack belajar tentang Six Sigma yang ternyata mengungkapkan bahwa selama ini GE
beroperasi pada tingkat eror 10.000 kali daripada Six Sigma quality level. Hal ini
tentunya membuat perusahaan tidak efisien dan hilang produktivitas dan
mengakibatkan perusahaan harus menderita biaya sebesar 8-12 miliar dolar AS.
Pada pertemuan tahunan, Jack mengumumkan bahwa perusahaan mentargetkan
akan mencapai Six Sigma Quality Level di tahun 2000. Hal ini menurutnya
merupakan program yang bisa meningkatkan profitabilitas perusahaan dan
kepuasan karyawan dalam sejarah perusahaan ini.
Sejumlah training diberikan kepada para manager untuk belajar ttg program ini,
dan Jack menetapkan 40% bonus untuk Six Sigma individu.
Hasil dari program Six Sigma ini, perusahaan mendapatkan pengembalian investasi
sebanyak 750 juta dolar AS dan penambahan 1.5 juta dolar AS di tahun 1999.
Semakin dekat dengan masa pensiunnya, Jack semakin getol mencari formula
untuk menetapkan GE leader. Menurutnya, GE harus memiliki A Player. A Player ini
harus memiliki karakteristik 4 E yaitu :
1. Energi
2. Ability to Energize others
3. Edge
4. Execution
Menurutnya, GE adalah perusahaan kelas A sehingga GE memerlukan karyawan
yang kelas A juga. Jack mengatakan, karyawan kelas A harus diberi gaji yang baik,
diberikan penghargaan yang baik dan dipromosikan.
Jack menyadari, upaya terus menerus untuk meningkatkan kualitas manajemen
merupakan salah satu kunci keberhasilan GE.
One more initiative
Di saat saat terakhir masa pensiunnya, Jack menetapkan intiative terakhirnya : e
business. Menurutnya perubahan adalah peluang, bukan ancaman. Jack tahu GE
agak terlambat memasuki dunia internet.
Namun menurutnya, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan karena GE sudah
membangun pondasi bisnis yang kuat, sehingga akan memudahkan GE untuk