Anda di halaman 1dari 38

UU NO.

14 TAHUN 2005
TENTANG GURU DAN DOSEN
dan SERTIFIKASI GURU
DISIAPKAN DALAM RANGKA
SEMINAR PGRI EI - CONSORTIUM PROJECT
TAHUN 2012

MENGAPA PENTING
Mengangkat harkat, martabat dan citra
guru.
Menetapkan guru sebagai profesi yang
terlindungi, sejahtera, dan
bermartabat.
Meningkatkan tanggung jawab
profesional guru.
Memberdayakan profesi guru.
Mewujudkan pendidikan yang bermutu.
Menghapus/meminimalkan perbedaan
guru non PNS dengan guru PNS.

MEMIKUL BEBAN

GURU
adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah.

DOSEN
adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan
tugas utama mentransformasikan,
mengembangkan , dan menyebarluaskan, ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui

FUNGSI DAN PERAN


GURU
Sebagai tenaga profesional guru berfungsi
meningkatkan martabat dan peran guru sebagai
agen pembelajaran berfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan.

DOSEN
Sebagai tenaga profesional dosen berfungsi
meningkatkan martabat dan peran dosen sebagai
agen pembelajaran, pengembang ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
mengabdi kepada masyarakatberfungsi untuk
meningkatkan mutu pendidikan.

Guru bukan penghias


alam tetapi, tetapi
guru adalah
pembentuk manusia

Guru adalah pendidik


rakyat ke arah
kejayaan dan
keagungan bangsa.

Semua orang pandai


dan patriot-patriot
negara adalah hasil
pendidikan para guru.

Dalam menghadapi
perjuangan dan
pembangunan negara,
guru harus menjadi
Presiden Sukarno
pelopornya.
pada pembukaan kongres ke dua
PGRI di Surakarta, 21

HIROHITO (KAISAR JEPANG) :


Apakah di negeri ini masih ada guru
yang hidup?
(Sehabis
1945)

kekalahan Jepang pada Perang Dunia kedua)

HO CHI MINH (Bapak Bangsa Vietnam):


NO TEACHERS NO EDUCATION,
NO EDUCATION, NO ECONOMIC
AND SOCIAL DEVELIOPEMNT

JOHN F. KENNEDY (Presiden Amerika Serikat):


WHATS WRONG IN OUR CLASSROOM?
(Reaksi terhadap peluncuran Sputnik oleh Uni Soviet
tahun 1957)

SUBSTANSI ESENSIAL

SATU

1. Guru adalah pendidik profesional. (Pasal 1 Ayat


(1)
2. Guru wajib berkualifikasi akademik S1 atau D4
(Pasal 8, 9).
3. Guru wajib memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
dan kompetensi profesional.
(Pasal 8,10)
4. Guru wajib memiliki sertifikat pendidik yang
didapat melalui sertifikasi. (Pasal 8, 11)
5. Guru wajib menjadi anggota organisasi profesi
(Pasal 41 Ayat (3).

Lanjut

SUBSTANSI ESENSIAL

DUA

6. Ada perlindungan guru (Pasal 39)


7. Ada kewenangan organisasi profesi
guru (Pasal 42)
8. Ada kode etik guru (Pasal 43)
9. Ada dewan kehormatan guru (Pasal
44).
10.Perbedaan antara guru PNS dengan
guru non PNS hanya pada status dan

gaji

SUBSTANSI ESENSIAL

TIGA

Guru berhak mendapat:


1.penghasilan di atas kebutuhan hidup
minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial.
2.tunjangan profesi (Pasal 16),
3.tunjangan fungsional (Pasal 17),

SUBSTANSI ESENSIAL

EMPA
T

Guru yang bertugas di daerah khusus


1. mendapat tunjangan khusus setara dengan
1 X gaji pokok, dan
2. berhak atas rumah dinas (Pasal 18), serta
3. maslahat tambahan (Pasal 19), yang
merupakan tambahan kesejahteraan yang
diperoleh dalam bentuk:
a. tunjangan pendidikan,
b. asuransi pendidikan,
c. beasiswa,
d. penghargaan guru,
e. pelayanan kesehatan,
f. atau bentuk kesejahteraan
lain,

HAK-HAK GURU

(Bab IV

SATU
Pasal 14)
Dalam melaksanakan tugas keprofesionalan,
guru berhak:

1.memperoleh penghasilan di atas kebutuhan


hidup minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial;
2.mendapat promosi dan penghargaan sesuai
dengan tugas dan prestasi kerja;
3.memperoleh perlindungan dalam
melaksanakantugas dan hak atas kekayaan
intelektual;
4.memperoleh kesempatan untuk meningkatkan
kompetensi;
5.memperoleh dan memanfaatkan sarana dan

prasana
pembelajaran untuk
menunjang

HAK-HAK GURU

(Bab IV Pasal 14)

TIGA

6. memiliki kebebasan dalam memberikan


penilaian dan ikut menentukan kelulusan,
penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta
didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode
etik guru, dan peraturan perundangundangan;
7. memperoleh rasa aman dan jaminan
keselamatan dalam melaksanakan tugas;
8. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam
organisasi profesi;
9. memiliki kesempatan untuk berperan dalam
penentuan kebijakan pendidikan;
10.memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi;

PRINSIP PROFESIONALITAS
(Bab III Pasal 7).

SATU

1.Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa,


dan idealisme;
2.Memiliki komitmen untuk meningkatkan
mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan,
dan akhlak mulia;
3.Memiliki kualifikasi akademik dan latar
belakang pendidikan sesuai dengan
bidang tugas;
4.Memiliki kompetensi yang diperlukan
seuai dengan bidang tugas;
5.Memiliki tanggung jawab atas

1
0

PRINSIP PROFESIONALITAS
(Bab III Pasal 7).

DUA

6. Memperoleh penghasilan yang


ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja;
7. Memiliki kesempatan untuk
mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar
sepanjang hayat;
8. Memiliki jaminan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan;
9. Memiliki organisasi profesi yang

1
1

KEWENANGAN ORGANISASI
PROFESI
KEWENAGAN (Pasal
42)
a. Menetapakan dan
menegakkan kode
etik guru, (Pasal 42,

PGRI
Etik
Guru
Kode
Indonesia PGRI

huruf a)

b. Memberikan bantuan
hukum kepada guru,

LKBH PGRI.

(Pasal 42, huruf b)

c. Memberikan
perlindungan hukum
kepada guru,

DKGI PGRI

(Pasal 42, huruf c).

Pusat Pelatihan
d. Melakukan
dan
pembinaan dan
Pengembangan
pengembangan

profesi guru (Pasal 42, Profesi Guru PGRI

1
2

KODE ETIK GURU


INDONESIA

SATU

Kongres XX PGRI telah menghasilkan Kode Etik


Guru Indonesia, Dewan Kehormatan Guru
Indonesia dan Prosedur Operasional kode Etik
Guru Indonesia.
Kode Etik Guru Indonesia adalah pedoman
sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas
profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat,
dan warga negara.
Kode Etik Guru Indonesia bertujuan
menempatkan guru sebagai profesi terhormat,
mulia, dan bermartabat yang dilindungi
undang-undang.

1
3

KODE ETIK GURU


INDONESIA

DUA

Kode Etik Guru Indonesia mengatur perilaku dan


sikap guru dalam hal:
1.Hubungan guru dengan peserta didik, (16
butir)
2.Hubungan guru dengan orangtua/wali murid,
(7 butir)
3.Hubungan guru dengan masyarakat, (8 butir)
4.Hubungan guru dengan sekolah dan rekan
sejawat, (17 butir)
5.Hubungan guru dengan profesi, (8 butir)
6.Hubungan guru dengan organisasi profesinya,

1
4

DEWAN KEHORMATAN GURU


INDONESIA (DKGI)

SATU

1. DKGI menerima surat pengaduan dari pihak


yang menemukan terjadinya pelanggaran
kode etik guru Indonesia.
2. Setiap surat pengaduan pelanggaran kode
etik guru Indonesia dikaji secara seksama
berdasarkan asas praduga tidak bersalah.
3. Dewan Kehormatan Guru Indonesia (DKGI)
adalah perangkat kelengkapan organisasi
PGRI yang dibentuk berdasarkan AD PGRI
Bab XVII Pasal 30, dan ART PGRI Bab XXVI
Pasal 92.
4. Keputusan persidangan DKGI atas
pelanggaran kode etik guru Indonesia harus

1
5

DEWAN KEHORMATAN GURU


SATU
INDONESIA
4.
Susunan keanggotaan DKGI terdiri dari unsur
(DKGI)
Dewan Penasehat, Badan Pimpinan
Organisasi, Himpunan Profesi dan Keahlian
Sejenis, dan yang lainnya sesuai dengan
keperluan.
5. Tugas DKGI adalah memberikan saran,
pendapat, pertimbangan, penilaian kepada
badan pimpinan organisasi yang
membentuknya atas pengaduan pelanggaran
disiplin organisasi dan kode etik guru
Indonesia.
6. Dalam melaksanakan tugas penilaian, DKGI
menyelenggarakan persidangan-persidangan.

1
6

DEWAN KEHORMATAN GURU


INDONESIA
(DKGI)

DUA

8. DKGI merekomendasikan pemberian sanksi


kepada badan pimpinan organisasi PGRI
yang membentuknya agar diteruskan
kepada PB PGRI untuk disampaikan kepada
instansi pemerintah atau penyelenggara
pendidikan yang terkait.
9. Pengadu dan teradu yang merasa tidak puas
atas keputusan yang ditetapkan DKGI, dapat
mengajukan banding.
10.Perbaikan dan/atau pemulihan dilakukan
apabila teradu dinyatakan tidak bersalah,
atau telah menjalani sanksi sesuai

1
7

SERTIFIKASI GURU

SATU

Pemerintah mulai melaksanakan program


sertifikasi pendidik paling lama dalam waktu
12 (dua belas) bulan, terhitung sejak
berlakunya Undang-Undang ini. (Bab VIII Pasal
82 Ayat (1)
Guru yang belum memiliki kualifikasi akademik
serta setifikat pendidik, wajib memenuhi
kualifikasi akademik dan sertifikat pendidik
paling lama 10 (sepuluh) tahun sejak
berlakunya Undang-Undang Guru. (Pasal 82
Ayat (2) berakhir tahun 2015.
PB PGRI mengusulkan sertifikasi melalui
penilaian fortofolio bagi guru dalam jabatan,
yaitu setifikasi sebagai penghargaan
dan

1
8

SERTIFIKASI GURU

DUA

Pasal 65 PP No. 74 Tentang Guru:


Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sejak
berlakunya Peraturan Pemerintah ini, guru
dalam jabatan yang belum memenuhi
kualifikasi akademik sarjana (S-1) atau
diploma empat (D-IV), dapat mengikuti uji
kompetensi untuk memperoleh sertifikat
pendidik apabila sudah:
a. mencapai usia 50 (lima puluh) tahun dan
mempunyai pengalaman kerja 20 (dua puluh)
tahun sebagai guru; atau
b. mempunyai golongan IV/a, atau yang
memenuhi angka kredit kumulatif setara
dengan golongan IV/a.

1
9

SERTIFIKASI GURU

TIGA

Penilaian portofolio sebagaimana dimaksud pada

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Pasal 2 Ayat (3) merupakan pengakuan atas


pengalaman profesional guru dalam bentuk penilaian
terhadap kumpulan dokumen yang mendeskripsikan:
kualifikasi akademik;
pendidikan dan pelatihan;
pengalaman mengajar;
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran;
penilaian dari atasan dan pengawas;
prestasi akademik;
karya pengembangan profesi;
keikutsertaan dalam forum ilmiah;
pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan
sosial;
penghargaan yang relevan dengan bidang

2
0

EMPA
T

SERTIFIKASI GURU

Permendiknas RI Nomor 11 Tahun 2011 Tentang


Sertifikasi Bagi Guru Dalam Jabatan,

Pasal 2, Sertifikasi dilaksanakan melalui:


penilaian portofolio;
pendidikan dan latihan profesi guru
(PLPG);
pemberian sertifikat pendidik secara
langsung; atau
pendidikan profesi guru
Pasal 4 ayat (3) huruf c, sertifikasi melalui
penilaian portofolio diperuntukkan bagi guru
yang telah diangkat menjadi guru sebelum

2
1

SERTIFIKASI GURU

LIMA

Pasal 5,

a.Guru dalam jabatan yang memilih sertifikasi melalui


penilaian portofolio harus mengikuti tes awal yang
dikoordinasikan oleh konsorsium sertifikasi guru.
b.Guru dalam jabatan yang lulus dalam tes awal harus
menyerahkan portofolio untuk penilaian.
c. Guru dalam jabatan yang tidak lulus dalam tes awal harus
mengikuti pendidikan dan latihan profesi guru.

2
2

SERTIFIKASI GURU

ENAM

Pasal 6,

a. Guru dalam jabatan yang memenuhi syarat kelulusan


akademik dan administrasi penilaian portofolio
mendapat sertifikat pendidik.
b. Guru dalam jabatan yang belum memenuhi syarat
kelulusan administrasi penilaian portofolio dapat
melengkapi administrasi portofolio.
c. Guru dalam jabatan yang belum memenuhi syarat
kelulusan akademik penilaian portofolio mengikuti
pendidikan dan latihan profesi guru yang diakhiri uji
kompetensi.

2
3

SERTIFIKASI
GURU

TUJUH

Pasal 7,

Sertifikasi melalui pendidikan dan latihan profesi guru


(PLPG) diperuntukkan bagi guru yang:
a. tidak memiliki kesiapan diri untuk penilaian
portofolio;
b. tidak lulus penilaian portofolio; dan
c. dinyatakan tidak memenuhi persyaratan untuk
memperoleh sertifikat pendidik secara langsung.

2
4

SERTIFIKASI GURU

DELAPA
N
Pasal 9, Sertifikasi melalui pemberian sertifikat
pendidik secara langsung, diperuntukkan bagi:

a. guru kelas,
b. guru mata pelajaran,
c. guru bimbingan dan konseling,
d. guru yang diangkat dalam jabatan pengawas,
yang sudah memiliki kualifikasi akademik S-2
atau S-3 dari perguruan tinggi terakreditasi
dalam bidang kependidikan atau bidang studi
yang relevan dengan mata pelajaran atau
rumpun mata pelajaran yang diampunya, dengan
golongan paling rendah IV/b atau yang memenuhi
angka kredit kumulatif setara dengan golongan
IV/b;

e. guru yang sudah mempunyai


golongan IV/c, atau

2
5

SEMBIL
AN

SERTIFIKASI GURU
Pasal 13,

a. Menteri menetapkan kuota peserta sertifikasi


setiap tahun.
b. Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai
dengan kewenangannya menentukan peserta
sertifikasi berdasarkan kuota yang ditetapkan
oleh Menteri.
c. Kuota Sertifikasi guru dalam jabatan tahun 2011
secara nasional ditetapkan oleh pemerintah
sebanyak 300.000 guru, terdiri dari :

PF (portofolio) =

2.940 orang,

PLPG
=
297.060 orang,
guru (TK, SD, SMP, SMA, SMK, SLB N/S) baik

2
6

SERTIFIKASI GURU

SEPULU
H

Kuota Kab/Kot.

a.Kuota kab/kot ditetapkan bersama oleh


disdik provinsi, disdik kab/kot, dan
LPMP.
b.Kuota diberikan kepada guru (nama),
bukan kepada satuan pendidikan.
c. Kuota pengawas, untuk semua
pengawas.
d.Kuota guru non PNS sekurangkurangnya 15% sesuai proporsi masingmasing daerah.

2
7

SERTIFIKASI GURU

SEBELA
S

PB PGRI sudah mengusulkan kepada

Mendiknas, Menag, dan Menteri


keuangan agar :
1.Kuota sertifikasi ditata agar tahun
2015 selesai.
2.Pembayaran tunjangan profesi
dilaksanakan setiap bulan bersama gaji.

2
8

SERTIFIKASI GURU KUOTA


PROVINSI 2011
N
O

PROVINSI
PF

KUOTA
PLPG

DKI Jakarta

120

12.026

Jawa Barat

399

40.322

Jawa Tengah

339

34.292

DI Yogyakarta

64

6.456

Jawa Timur

451

45.487

NAD

84

8.378

Sumatera Utara

235

23.665

Sumatera Barat

85

8.589

Riau

63

6.468

48

4.880

10 Jambi

SATU
TOTA
L
12.1
46
40.7
21
34.6
31
6.52
0
45.9
38
8.46
2
23.9
00
8.67
4
6.53
1
4.92

2
9

SERTIFIKASI GURU KUOTA


PROVINSI3320113.381
17
Sulawesi Utara
3.414
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33

Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Maluku
Bali
Nusa
Tenggara
Barat
Nusa
Tenggara
Timur
Papua
Bengkulu
Maluku Utara
Banten
Bangka Belitung
Gorontalo
Kepulauan Riau
Papua Barat
Sulawesi Barat
JUMLAH

27
121
37
23
72
59

2.717
12.173
3.771
2.282
7.065
6.053

2.744
12.294
3.808
2.305
7.137
6.112

59

5.935

5.994

23
31
13
81
11
13
18
10
16
2.940

2.341
3.293
1.276
8.314
1.183
1.329
1.766
1.014
1.618
297.060

2.364
3.324
1.289
8.395
1.194
1.342
1.784
1.024
1.634
300.000

DU
A

3
0

PENETAPAN PESERTA SERTIFIKASI GURU


DALAM JABATAN
Syarat utama:
- Guru memiliki Kualifikasi Akademik S1/D4
- Guru bukan S1/D4 usia > 50 tahun dan masa kerja >
20 tahun
atau gol IV/a atau setara IV/a
Penetapan calon peserta ditentukan berdasarkan
urutan prioritas :
Masa kerja sebagai guru,
Usia,
Golongan (bagi PNS),
Beban mengajar,
Tugas tambahan, dan
Prestasi kerja.

3
0

SERTIFIKASI GURU AGAMA DAN MADRASAH


Seluruh guru Agama yang mengajar di
sekolah disertifikasi melalui Departemen
Agama
Seluruh guru Madrasah baik guru umum
maupun guru Agama disertifikasi melalui
Departemen Agama
Sistem dan mekanisme sertifikasi sama
dengan yang dilaksanakan oleh Depdiknas

3
0

BATAS MINIMAL LULUS


(PASSING GRADE)

850
Skor tidak lulus
800 849
Mengulang Portofolio dengan
melengkapi
dokumen portofolio yang
kurang.
< 800
Mengikuti diklat profesi
( DPG ).

3
0

Anda mungkin juga menyukai