Anda di halaman 1dari 7

Patient Monitors

Konsep kunci
1. Selama kateterisasi dari vena jugular internal, kemungkinan penempatan dilator vena atau
kateter

vena sentral ke dalam arteri karotis dapat dikurangi dengan mengantarkan

gelombang tekanan intravaskuler atau dengan membandingkan warna darah atau PaO 2
dengan sampel arteri.
2. Kateter tekanan vena sentral (CVP) seharusnya tidak boleh berpindah tempah tempat ke
bilik jantung.
3. Kontraindikasi relative untuk kateterisasi arteri pulmonary termasuk complete left bundle
branch block (risioko terjadinya blok jantung), wolff-Parkinson-White Syndrome, dan
malformasi Ebstein (kemungkinan terjadinya takiaritmia).
4. Tekanan arteri pulmo harus dimonitor terus-menerus untuk mendeteksi terjadinya
perpindahan kateter.
5. Pengukuran akurat dari cardiac output tergantung pada injeksi yang cepat dan lancar,
suhu dan volume injektan diketahui secara tepat, msduksn ysng benar dari faktor-faktor
kalibrasi untuk tipe spesifik dari kateter arteri pulmo ke dalam computer cardiac output,
dan pencegahan dari pengukuran selama elektrokauter.
6. Kapnografi secara cepat dan dipercayauntuk indiksdi intubsdi esophageal, penyebab
umum dari kesalahan anestesi, tapi tidak mendeteksi intubsdi bronkisl.
7. Perubahan elektroensefalografi (EEG) yang menyertai iskemia, seperti aktivitas
frekueansi yang tinggi, dapat menyerupai hipotermia, agen anestetik, gangguan elektrolit,
dan hopnikapnia. Deteksi dari perubahan EEG pada pasien yang sedang dianestesi harus
mengarah ke tinjauan segera dari kemungkinan penyebab iskemia serebral sebelum
kerusakan otak yang tidakdapat kembali seperti semula terjadi.
8. Karena hipotermia mengurangi kebutuhan metabolic oksigen, ini telah terbukti
melindungi selama terjadinya iskemia cerebral dan iskemia jantung.

9. Redistribusi panas dari bagian tengah yang hangat (abdomen, toraks) untuk
mendinginkan jaringan perifer (lengan, tungkai) dari vasodilatasi induksi obat anestetik
menjelaskan sebagian besar terjadinya penurunan suhu, dengan hilangnya panas yang
sebenarnya sebagai kontribusi kecil.
10. Selama anestesi umum, tubuh tidak bisa melakukan kompensasi jika terjadi hipotermia
karena anestedi menginhibisi sentral termoregulasi dengan mengganggu fungsi
hipotalamus.

Salah satu responsibilitas utama seorang anestesiologi adalah memantau pasien yang
dianestesi selama operasi berlangsung. Pada kenyataannya, kewaspadaan adalah moto dari
American Society of Anesthesiologists (ASA). Karena monitor pasien sangat membantu dalam
menjaga efektifitas dari kewaspadaan, standar untuk monitoring intraoperasi telah diadopsi oleh
ASA. Kewaspadaan yang optimal membutuhkan pemahaman teknologi dari alat monitoring
yang mutakhir. Bab ini akan mengulas indikasi, kontraikdikasi, teknik dan alat, dan komplikasi
yang dapat terjadi, dan pertimbangan klinik lainnya untuk monitor anestesi yang sering
digunakan.

Monitor Jantung
Tekanan darah arteri
Kontraksi dari ventrikel kiri, mengeluarkan darah ke dalam sistem vascular,
menghasilkan tekanan arteri yang berdenyut. Puncak tekanan yang dihasilkan selama kontraksi
sistolik adalah tekanan darah arteri sistolik SBP); tekanan selama relaksasi diastolik adalah

tekanan darah arteri diastolic (DBP). Tekanan nadi merupakan perbedaan antara tekanan sistolik
dan diastolik. Rata-rata waktu dari tekanan arteri selama siklus nadi adalah Mean Arterial Blood
Pressure (MAP). MAP dapat dihitung dengan mengaplikasikan formula dibawah ini:
MAP = (SBP) + 2 (DBP)
3
Tekanan darah arteri sangat dipengaruhi oleh tempat dilakukannya pengukuran. Selama
nadi bergerak secara perifer melalui arteri, refleksi gelombang mengubah tekanan bentuk
gelombang, menyebabkan terjadinya tekanan nadi dan sistolik yang berlebihan (Gambar 6-1).
Contohnya, tekanan arteri radius biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan sistolik
aorta karena lokasinya yang lebih distal. Sebaliknya, tekanan sistolik arteri radius seringkali
lebih rendah dibandingkan dengan tekanan aorta. Obat yang menyebabkan vasodilatasi
(isflurane, nitrogliserin) cenderung menekankan

ketidaksesuaian tersebut. Tingkat lokasi

pengambilan sampel terhadap jantung akan mempengaruhi pengukuran tekanan darah karena
adanya efek gravitasi (gambar 6-3). Pada pasien dengan penyakit vaskuler perifer yang berat
mungkin terdapat perbedaan signifikan tekanan darah antara lengan kanan dan kiri. Nilai yang
lebih tinggi harusnya digunakan pada pasien ini.
Karena metode pengukuran tekanan darah secara non invasif (palpasi, Doppler, auskultasi,
oscilometri, pletismografi) dan invasif (kanulasi arteri) sangat berbeda, maka diskusi dibahas
secara terpisah.
1. Monitoring tekanan darah arteri non invasif
Indikasi
Penggunaan berbagai obat anestesi, tidak peduli seberapa sepelenya, merupakan indikasi
absolute untuk pengukuran tekanan darah arteri. Penentuan teknik dan frekuensi tekanan

tergantung dari keadaan pasien dan tipe prosedur operasi. Pengukuran tekanan darah
osiklometri setiap 3-5 menit adekuat di sebagian besar kasus
Kontaindikasi
Teknik yang mengandalkan manset untuk pengukuran tekanan darah sebaiknya dihindari
pada pasien yang memiliki kelainan vaskular pada ekstremitas atau dengan jalur
intravena.
Teknik dan Komplikasi
a. Palpasi
Tekanan darah sistolik dapat ditentukan dengan (1) meraba nada di perifer, (2)
menggembungkan manset tekanan darah proksimal nadi sampai nadi tidak teraba, (3)
naikkan tekanan manset 2 atau 3 mmHg, dan (4) mengukur tekanan manset saat
pulsasi mulai teraba. Palpasi tidak dapat mengukur diastolic dan MAP. Alat yang
dibutuhkan sederhana dan tidak mahal.
b. Doppler
Efek Doppler yaitu perubahan dari frekuensi gelombang suara saat objek
bergerak. Probe Doppler mengirimkan sinyak ultrasonic yang merefleksikan jaringan
dibawahnya. Saat sel darah merah lewat melalui arteri, perubahan frekuensi Doppler
akan terdeteksi oleh probe. Perbedaan antara frekuensi yang dikirimkan dan yang
diterima menyebabkan suara mendesir, yang menandakan aliran darah. Karena udara
merefleksikan ultrasound, jel diberikan antara probe dan kulit. Posisi probe yang tepat
berada di atas arteri sangat penting, karena sinar harus melalui pembuluh darah.
Adanya gangguan dari gerakan probe atau elektrokauter merupakan gangguan yang
meyulitkan. Perhatikan bahwa hanya tekanan sistolik yang dapat ditentukan dengan
menggunakan metode Doppler.

Berbagai macam teknologi Doppler digunakan Kristal piezoelektrik untukk


mendeteksi gerakan laterl dinding arterial untuk pembukaan dan penutupan pembulu
darah antara tekanan sistolik dan diastolic.
c. Auskultasi
Pemompaan manset tekanan darah ke tekanan antara sistolik dan diastolik akan
membuat arteri dibawahnya kolaps, menimbulkan aliran turbulensi dan menghasilkan
suara korotkoff. Suara ini dapat didengarkan menggunakan stetoskop yang diletakkan
tapat dibawahnya. Para peneliti mengukur tekanan antara manometer aneroid dan
merkuri. Karena merkuri berbahaya unutk lingkungan, spigmomanometer mulai
jarang digunakan untuk praktek sehari-hari.
Terkadang, suara korotkoff tidak dapat terdengar saat pengukuran tekanan darah
sistolik dan diastolic. Auscultatory gap ini sering terjadi pada pasien dengan riwayat
hipertensi dan dapat menyebabkan pengukuran tekanan darah tidak akurat. Suara
korotkoff sering kali sulit untuk diauskultasi saat episode hipotensi atau terjadi
vasokonstriksi perifer. Dalam keadaan ini, frekuensi subsonic berhubungan dengan
suara dapat dideteksi dengan mikrofon dan diperkuat untuk menunjukkan tekanan
sistolik dan diastolic. Gerak artefak dan gangguan elektrokauter membatasi kegunaan
metode ini.
d. Oskilometri
Pulsasi arteri menyebabkan osilasi pada tekanan manset. Osilasi ini tidak terlalu
berpengaruh jika manset dipompa di atas tekanan sistolik. Ketika tekanan manset
berkurang ke tekanan sistolik, pulsasi ditransmisikan ke seluruh bagian manset dan
osilasi meningkat secara signifikan. Osilasi maksimal terjadi saat MAP. Karena
beberapa osilasi terjadi saat di atas dan di bawah tekanan darah arteri, manometer
merkuri atau aneroid menyediakan pengukuran secara kasar dan kurang dapat
dipercaya. Monitor otomatis tekanan darah mengukur tekanan dimana amplitude

osilasi berubah (gambar 6.5). Mesin yang membutuhkan gelombang listrik identik
yang terus menerus untuk konfirmasi pengukuran mungkin kurang dapat diandalkan
saat aritmia (atrial fibrilasi). Monitor osiklimetri tidak boleh digunakan pad pasien
bypass cardiopulmonary. Walaupun demikian, kecepatan, akurasi dan fleksibilitas
dari alat oksiklometri telah mengalami perkembangan, dan telah menjadi referensi
penggunaan monitor tekanan darah non invasif di Amerika Serikat dan seluruh dunia.
e. Tonometri Arteri
Tonometri arteri mengukur tekanan darah arteri detak per detak dengan
merasakan tekanan yang dibutuhkan untuk meratakan sebagian arteri superfisial yang
didukung oleh struktur bertulang. tonometer terdiri dari beberapa transduser yang
ditempelkan ke kulit yang berada tepat diatas arteri. Kontak antara transduser dan
kulit merefleksikan tekanan intraluminal. Keterbatasan dari teknologi ini adalah
sensitivitas terhadap gerakan artefak dan alat harus dikalibrasi.

Pertimbangan klinik
Pengantaran oksigen yang adekuat ke organ vital harus dipantau selama anesthesia.
Sayangnya, alat untuk memonitor pefusi dan oksigenasi organ yang spesifik kompleks, mahal,
dan kadang kurang dapat dipercaya, dank arena alasan itu tekanan darah arteri diasumsikan
mereflesikan aliran darah di organ. Aliran darah tergantung pada resistensi vaskular, akan tetapi:
Flow= Pressure
Resistance
Bahkan jika tekanan tinggi, dan resistensi juga tinggi aliran bisa rendah. Oleh karenanya,
tekanan darah arteri harus digunakan sebagai indikasi tetapi bukan unutk pengukuran. Akurasi
dari berbagai pengukuran tekanan darah berdasarkan ukuran manset tekanan darah yang tepat.

Manset harus dapat melingkari paling tidak ekstremitas, dan lebar manset 20-50% lebih lebar
daripada diameter ekstremitas.
Monitor tekanan darah yang otomatis, menggunakan satu atau dua kombinasi dari
metode-metode yang telah dijelaskan di atas, sering digunakan di anestesiologi. Pompa udara
otomatis memompa manset saat beberapa interval. Pemakaian yang salah atau penggunaan yang
terlalu sering akan menyebabkan nerve palsies dan ekstravasasi ekstensif dari pemberian
intravena. Saat alat yang digunakan rusak, metode pengukuran tekanan darah alternative harus
segera tersedia.

Anda mungkin juga menyukai