Oleh
Arum Widianingsih
NIM: P17324212005
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1
Tujuan Umum
Agar dapat memahami dan mampu menerapkan Asuhan Kebidanan
Tujuan Khusus
yang telah
BAB II
TINJAUAN TEORI
darurat
yang
terjadi
dimana
dapat
mengancam
dan
2.
Kehamilan Intertisial
Karena dinding agak tebal, dapat menahan kehamilan
sampai 4 bulan atau lebih, kadang kala sampai aterm. Kalau pecah
dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan keluarnya janin
dalam rongga perut.
Implantasi telur terjadi pada interstitialis tuba. Karena
lapisan myometrium lebih tebal maka ruptur terjadi lebih lama
kira-kira pada bulan ke-3 atau 4 bulan. Kalau terjadi ruptur maka
bisa terjadi pendarahan hebat karena tempat ini banyak pembuluh
darahnya sehingga dalam waktu yang singkat dapat menyebabkan
kematian. Terapi : histerektomi.
3.
Kehamilan abdomen
a. Kehamilan abdomen ada 2 macam :
- Kehamilan abdomen primer, dimana
telur
dari
awal
abdomen
(rongga
perut)
biasanya
baru
Kehamilan ovarium
Jarang terjadi melainkan biasanya terjadi ruptur pada hamil muda.
5.
Kehamilan serviks
Kehamilan serviks jarang sekali terjadi, nidasi terjadi dalam selaput
lendir serviks dan dengan tumbuhnya telur serviks mengembung.
Kehamilan serviks biasanya berakhir pada kehmailan muda, karena
menimbulkan pendarahan hebat. Plasenta sukar dilepaskan dan
pelepasan plasenta tersebut mengakibatkan perdarahan hebat
hingga serviks sangat memerlukan tampon atau kalau ini tidak
menolong maka harus dilakukan histerektomi.
2.1.3 Etiologi
Ada berbagai macam faktor yang dapat menyebabkan kehamilan
ektopik. Namun perlu diingat bahwa kehamilan ektopik dapat terjadi
pada wanita tanpa faktor risiko. Faktor risiko kehamilan ektopik adalah:
1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya
Risiko paling besar untuk kehamilan ektopik. Angka kekambuhan
sebesar 15% setelah kehamilan ektopik pertama dan meningkat
sebanyak 30% setelah kehamilan ektopik kedua
2. Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron
Kehamilan ektopik meningkat apabila ketika hamil, masih
menggunakan kontrasepsi spiral (3 4%). Pil yang mengandung
hormon progesteron juga meningkatkan kehamilan ektopik karena
pil progesteron dapat mengganggu pergerakan sel rambut silia di
saluran tuba yang membawa sel telur yang sudah dibuahi untuk
berimplantasi ke dalam rahim
3. Kerusakan dari saluran tuba
Telur yang sudah dibuahi mengalami kesulitan melalui saluran
tersebut sehingga menyebabkan telur melekat dan tumbuh di dalam
saluran tuba. Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan
gangguan saluran tuba diantaranya adalah :
- Merokok : kehamilan ektopik meningkat sebesar 1,6 3,5 kali
dibandingkan wanita yang tidak merokok. Hal ini disebabkan
karena
merokok
menyebabkan
penundaan
masa
ovulasi
10
pengobatan
infertilitas
seperti
bayi
tabung
2.1.4 Patofisiologi
Tempat-tempat implantasi kehamilan ektopik antara lain ampulla
tuba (lokasi tersering), isthmus, fimbriae, pars interstitialis, ovarium,
rongga abdomen, dan serviks. Pada keadaan yang pertama, zigot
melekat pada ujung atau sisi jonjot endosalping yang relatif sedikit
mendapat suplai darah, sehingga zigot mati dan kemudian direasorbsi.
Pada implantasi interkolumnar, zigot menempel di antara dua jonjot.
Zigot yang telah bernidasi kemudian tertutup oleh jaringan endosalping
yang menyerupai desidua, yang disebut pseudokapsul. Villi korialis
dengan
mudah
menembus
endosalping
dan
mencapai
lapisan
Selanjutnya,
hasil
konsepsi
berkembang,
dan
11
12
kehamilan
tuba
berbeda
dari
penatalaksanaan
13
14
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari, Tanggal pengkajian
Waktu pengkajian
: 10.00 WIB
Tempat pengkajian
A. Data Subjektif
1. Identitas Klien
Istri
Suami
Nama
:Ny. N.R
Tn. A
Umur
:22 tahun
24 tahun
Agama
:Islam
Islam
Sunda
Pendidikan
:SD
SMP
Pekerjaan
Borongan
Alamat
2. Keluhan Utama
Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah, keluar bercak darah berwarna
kecoklatan, sejak hari Kamis, 27-11-2014, pusing, lemas.
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ini adalah kehamilan yang pertama, tidak pernah keguguran, hari pertama
haid terakhir 11-10-2014, taksiran persalinan 18-07-2015. Ibu melakukan
pemeriksaan USG di dokter pada hari Jumat, 28-11-2014, dengan hasil
kehamilan di luar kandungan.
4. Riwayat Kesehatan Ibu dan Keluarga
Ibu tidak pernah mengalami demam dalam waktu lama, tidak pernah sesak
napas, tidak pernah batuk dan berkeringat di malam hari, jantung tidak
berdebar, ibu tidak memiliki riwayat hipertensi, tidak mengalami
keputihan berwarna, berbau, dan gatal. Ibu dan suami tidak ada yang
mempunyai riwayat keturunan kembar, tidak ada keturunan diabetes
melitus maupun hipertensi.
15
5. Riwayat Bio-Psiko-Sosial-Ekonomi
a. BIOLOGI
Ibu makan 2-3x/hari dengan nasi, ikan, ayam, telur, tahu, tempe, sayur,
dan minum 5-6 gelas air putih dalam sehari. Ibu biasanya buang air
kecil 3x/hari, buang air besar 1-2 hari sekali, tidak ada keluhan Ibu
Tidur malam 6 jam, tidur siang 1 jam. Ibu mengerjakan pekerjaan
rumah tangga seperti menyapu, mengepel, memasak dan lain-lain.
b. PSIKOLOGI
Ibu, suami serta keluarga sudah menerima apapun yang terjadi pada
kehamilan ini.
c. SOSIAL
ibu telah menikah selama 3 tahun dengan status pernikahan pertama,
pengambilan keputusan bersama.
d. EKONOMI
ibu sudah mempunyai kartu jaminan kesehatan BPJS.
B. DATA OBJEKTIF
1.
Keadaan umum
2.
Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
: sedang
: compos mentis
: TD = 110/60 mmHg, N = 94x/menit
(teratur), P=22x/menit (teratur), S = 36,2oC
4.
Pemeriksaan fisik
a. Kepala dan leher
Wajah
Mata
Leher
b.
Payudara
Abdomen
nyeri tekan
: tidak ada luka bekas operasi, ada nyeri
tekan. TFU belum teraba, kandung kemih
d.
e.
f.
Ekstremitas atas
Ekstremitas bawah
Genitalia
sedikit penuh.
: kuku pucat, tidak ada oedema
: tidak ada varises.
: vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio
kuncup, nyeri goyang portio, pengeluaran
g. Anus
5.
Laboratorium
4000
mIU/ml.
Hasil
10. Memberitahu ibu untuk puasa terlebih dahulu sebelum dilakukan operasi.
11. Melakukan asuhan pre operasi, mengganti baju pasien dengan baju
operasi.
12. Memberi dukungan emosional/motivasi pada ibu.
Catatan Perkembangan
Hari, Tanggal pengkajian
Waktu pengkajian
: 14.35 WIB
Tempat pengkajian
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih belum bisa menggerakan kedua tangan dan kakinya, lemas, dan
sedikit pusing, ibu sudah minum sedikit-sedikit dengan menggunakan
sendok.
17
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
S=35,1 oC
4. Mata
5. Abdomen
6. Ekstremitas atas
: baik
: compos mentis
: TD=90/60 mmHg, N=89x/menit, P= 24x/menit,
: konjungtiva dan sclera pucat
: luka operasi basah, tidak ada tanda-tanda infeksi.
: kuku tidak pucat, akral teraba dingin, tidak ada
oedema, terpasang infus RL 20 500 ml tetes per
7. Ekstremitas bawah
C. ANALISA
P1A0 post op. laparotomy 2 jam
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan.
2. Melakukan pemantauan keadaan umum, tanda-tanda vital.
3. Melakukan penggantian cairan RL 20 tetes per menit, habis pukul 18.00
WIB.
4. Memberikan Cefotaxime 1 gr 2x1 (IV) pada pukul 14.00 WIB dan
metronidazole 500 mg 2x1 (Infus), kaltrofen 100 mg 2x1 (suppositoria)
pukul 17.00 WIB.
5. Memberikan dukungan dan semangat pada ibu.
6. Memberitahu ibu mengenai istirahat dan mobilisasi.
7. Memberitahu ibu bahwa dapat mulai minum sedikit-sedikit setelah 2
jam post operasi, dan diperbolehkan makan dengan bubur setelah 8 jam
post operasi.
Catatan Perkembangan
Hari, Tanggal pengkajian
Waktu pengkajian
: 14.30 WIB
Tempat pengkajian
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu sudah bisa menggerakan kedua tangan dan kakinya, sudah makan siang
dengan bubur, dan minum 1 gelas air putih, masih merasa nyeri pada luka
operasi.
B. DATA OBJEKTIF
18
1. Keadaaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
: baik
: compos mentis
: TD=110/70 mmHg, N=82x/menit, P= 23x/menit,
S=36,3 oC
4. Mata
5. Abdomen
6. Ekstremitas atas
19
Lembar Observasi
Waktu
TD
15.30 WIB
16.30 WIB
17.00 WIB
(mmHG)
110/70
120/80
120/70
(x/menit)
84
82
83
Pemeriksaan
P
(x/menit)
20
21
20
S
(oC)
36
36,3
36,2
Terapi
metronidazole
500 mg 2x1
(Infus),
kaltrofen 2x1
(suppositoria)
18.30 WIB
19.30 WIB
20.30 WIB
21.30 WIB
22.30 WIB
23.30 WIB
00.30 WIB
01.30 WIB
02.30 WIB
03.30 WIB
04.30 WIB
05.30 WIB
06.30 WIB
07.30 WIB
08.30 WIB
09.30 WIB
10.30 WIB
11.30 WIB
12.30 WIB
120/70
110/80
110/70
110/70
120/70
120/80
120/70
120/70
110/70
110/80
110/80
110/70
110/70
120/70
120/70
120/80
120/80
120/70
120/70
83
82
80
81
81
82
84
83
82
80
82
83
83
81
83
82
83
81
80
22
20
23
23
20
21
21
22
21
23
21
20
23
22
21
23
22
20
20
36,3
36,4
26,1
36,1
36
36,5
36,2
36,2
36,3
36
36,1
36,1
36,2
36,4
36,5
36,2
36,1
36,3
36,2
Catatan Perkembangan
Hari, Tanggal pengkajian
Waktu pengkajian
: 13.30 WIB
Tempat pengkajian
A. DATA SUBJEKTIF
20
Ibu sudah makan siang dengan nasi, tahu, sayur, tempe, dan minum 1 gelas
air putih, masih merasa sedikit nyeri pada luka operasi.
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
S=36,2oC
4. Mata
5. Abdomen
6. Ekstremitas atas
: baik
: compos mentis
: TD=120/70 mmHg, N=81x/menit, P= 22x/menit,
: konjungtiva merah muda, sclera putih.
: luka operasi kering, tidak ada tanda-tanda infeksi.
: kuku tidak pucat, tidak ada oedema, terpasang
infus RL 500 ml, 20 tetes per menit di tangan
7. Ekstremitas bawah
sebelah kiri.
: tidak ada varises.
C. ANALISA
P1A0 post op. laparotomy 2 hari, dengan keadaan umum baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan.
2. Melakukan pemantauan keadaan umum, tanda-tanda vital.
3. Penggantian cairan RL 20 tetes per menit pukul 10.00 WIB, habis pukul
18.00 WIB
4. Memberikan Cefotaxime 1 gr 2x1 (IV) pada pukul 14.00 WIB dan
metronidazole 500 mg 2x1 (Infus), kaltrofen 2x1 (suppositoria) pukul
5.
6.
7.
8.
17.00 WIB.
Memberikan dukungan dan semangat pada ibu.
Memberitahu ibu mengenai istirahat dan mobilisasi.
Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan luka operasi.
Memberitahu ibu bisa melakukan aktifitas seperti biasa dalam 2-4
minggu, tetaapi ibu harus menghindari mengangkat benda berat,
mendorong, dan menarik benda selama 6 minggu.
Catatan Perkembangan
Hari, Tanggal pengkajian
Waktu pengkajian
: 15.30 WIB
Tempat pengkajian
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu sudah makan siang dengan nasi, telur rebus, sayur, tempe, dan minum 1
gelas air putih, tidak ada keluhan apapun saat ini
21
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaaan umum
2. Kesadaran
3. Tanda-tanda vital
S=36,5 oC
4. Mata
5. Abdomen
6. Ekstremitas atas
: baik
: compos mentis
: TD=120/70 mmHg, N=82x/menit, P= 23x/menit,
: konjungtiva merah muda, sclera putih.
: luka operasi kering, tidak ada tanda-tanda infeksi.
: kuku tidak pucat, tidak ada oedema, terpasang
infus RL 500 ml, 20 tetes per menit di tangan
7. Ekstremitas bawah
sebelah kiri.
: tidak ada varises.
C. ANALISA
P1A0 post op. laparotomy 3 hari, dengan keadaan umum baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan.
2. Melakukan pemantauan keadaan umum, tanda-tanda vital.
3. Perawatan luka operasi.
4. Melakukan aff infus.
5. Melakukan aff kateter.
6. Memberikan dukungan dan semangat pada ibu.
7. Memberitahu ibu untuk menjaga kebersihan luka operasi.
8. Memberitahu ibu bisa melakukan aktifitas seperti biasa dalam 2-4minggu,
tetaapi ibu harus menghindari mengangkat benda berat, mendorong, dan
menarik benda selama 6 minggu.
9. Mengizinkan ibu untuk pulang.
10. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian tanggal 8
Desember 2014, atau bila ada keluhan.
Catatan Perkembangan
Hari, Tanggal pengkajian
Waktu pengkajian
: 11.15 WIB
Tempat pengkajian
A. DATA SUBJEKTIF
Ibu datang ingin memeriksakan kondisinya, tidak ada keluhan apapun saat ini
B. DATA OBJEKTIF
1. Keadaaan umum
2. Kesadaran
: baik
: compos mentis
22
3. Tanda-tanda vital
S=36,2 oC
4. Mata
5. Abdomen
6. Ekstremitas atas
C. ANALISA
P1A0 post partum 9 hari, dengan keadaan umum baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan.
2. Mengganti balutan, luka kering tidak ada tanda infeksi.
3. Memberitahu ibu untuk tidak ada pantangan makanan
4. Menganjurkan ibu menjaga kebersihan luka operasi.
5. Memberitahu ibu bisa melakukan aktifitas seperti biasa dalam 2-4minggu,
tetaapi ibu harus menghindari mengangkat benda berat, mendorong, dan
menarik benda berat selama 6 minggu.
6. Memberitahu ibu untuk memeriksakan diri ke tenaga kesehatan, bila ada
keluhan.
23
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Data Subjektif
Dari hasil anamnesa didapatkan keluhan ibu, nyeri perut bagian bawah,
keluar bercak darah berwarna kecoklatan, sejak hari Kamis, 27-11-2014,
pusing, lemas, sudah melakukan pemeriksaan USG di dokter dengan hasil
kehamilan di luar kandungan.
Menurut Myles (2009), tanda dan gejala kehamilan ektopik terganggu
adalah nyeri hebat pada perut bagian bawah, nyeri tersebut dapat terasa tajam
awalnya kemudian perlahan lahan menyebar ke seluruh perut. Nyeri
bertambah hebat bila bergerak Perdarahan vagina (bervariasi, dapat berupa
bercak atau banyak seperti menstruasi)
B. Data Objektif
Hasil pemeriksaan fisik pada Ny. N keadaan umum sedang, kesadaran
compos mentis, tekanan darah 110/70 mmhg, nadi 94 x/menit, pernapasan 22
x/menit, suhu 36,20C, konjungtiva dan sklera pucat, pada abdomen terdapat
nyeri tekan, genitalia terdapat nyeri goyang portio.
Menurut Myles (2009), ditemui pula kondisi gawat darurat dan
abdominal akut seperti kesadaran menurun dan lemah, pucat, syok
hipovolemik sehingga isi dan tekanan denyut nadi berkurang serta
meningkatnya frekuensi nadi > 112/menit, perut kembung ( adanya cairan
bebas abdomen ) dan nyeri tekan, nyeri perut bawah yang makin hebat
apabila tubuh digerakkan, nyeri goyang portio
24
C. ASESSMENT
Berdasarkan data subjektif dan objektif yang ada maka dapat
disimpulkan bahwa Ny. N.R, 22 tahun G1P0A0, hamil 7 minggu dengan
kehamilan ektopik terganggu.
D. PLANNING
Ketika Ny. N.R tiba di IGD kebidanan dilakukan kolaborasi dengan dr.
SpOG dan melakukan pemasangan infus RL 20 tetes per menit di tangan
sebelah kiri, selain itu dilakukan pengosongan kandung kemih dengan
pemasangan dower kateter. Dilakukan pemeriksaan laboratrium, dengan hasil PP
test (+), Hb=11,2 gr%, protein urine (-), beta-HCG= 4.000 mlU/ml, kemudian
dilakukan EKG untuk melihat kondisi jantung ibu , serta observasi keadaan umum,
.
E.
25
a. Klien dan keluarga yang sangat kooperatif dan adanya respon positif
terhadap asuhan yang diberikan.
b. Adanya kerjasama dengan petugas kesehatan yang baik, di ruang IGD
kebidanan, rusng nifas dan poli kebidanan dan kandungan RSUD
Cianjur, sehingga penulis dapat melaksanakan asuhan kepada Ny. N.R
secara optimal.
2. Faktor Penghambat.
Selama melaksanakan asuhan penulis tidak mengalami hambatan
karena adanya kerjasama yang baik dari pihak petugas kesehatan, sikap
kooperatif dari pihak klien dan keluarga.
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari uraian materi dan pembahasan kasus tersebut, dapat ditarik
kesimpulan bahwa pentingnya asuhan yang diberikan bidan terhadap ibu pada
masa bersalin untuk mencegah terjadinya komplikasi pada ibu dan janin.
Berdasarkan keseluruhan data yang didapat dan di kaji baik dari teori
maupun praktik, diketahui bahwa dari data Ny.N.R yang didapat di lapangan
praktik sesuai dengan teori. Asuhan yang diberikan terhadap Ny. N.R
ditemukan dalam hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik.
Pada pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan pada Ny. N.R sebagian
telah dilakukan sesuai dengan standar pelayanan kebidanan dan berdasarkan
teori yang ada dengan praktek yang nyata.
B. Saran
1. Pelayanan Kesehatan
a. Diharapkan petugas kesehatan khususnya Bidan dan dokter di RSUD
Cianjur
27