a. Pengertian tulang
6
Tulang terdiri dari materi intra sel, baik berupa sel yang hidup ataupun
sel yang tidak hidup. Bahan-bahan tersebut berasal dari embriohialin
tulang rawan melalui osteogenesis kemudian menjadi tulang, proses ini
oleh sel-sel yang disebut osteoblas. Kualitas kerasnya tulang
merupakan hasil deposit kalsium. (Long, Barbara C, 2005).
b. Fungsi tulang
1) Membentuk rangka badan.
2) Sebagai pengumpil dan tempat melekat otot.
3) Sebagai bagian dari tubuh untuk melindungi dan mempertahankan
alat-alat dalam, seperti otak, sum-sum tulang belakang, jantung,
dan paru-paru.
4) Sebagai tempat deposit kalsium, fosfor, magnesium, dan garam.
5) Sebagai organ yang mempunyai fungsi tambahan lain yaitu sebagai
jaringan hemopoietik untuk memproduksi sel-sel darah merah, selsel darah putih dan trombosit.
c. Klasifikasi tulang berdasarkan bentuknya.
(Long, Barbara C, 2005)
1) Tulang panjang (femur, homerus, dan tibia).
2) Tulang pendek (carpals).
3) Tulang ceper (tulang tengkorak).
4) Tulang yang tidak beraturan ; vertebrae (sama dengan tulang
pendek).
5) Tulang sesamoid.
seseorang
memiliki
keterbatasan
gerak,
10
kalus
eksterna
serta
pada
daerah
endosteum
11
12
13
Lokalisasi fraktur
2)
Bentuk fraktur
3)
Menentukan
teknik
yang
14
mengembalikan
aktifitas
fungsional
semaksimal
mungkin.
Metode penanganan fraktur.
a. Traksi
Suatu proses yang menggunakan kekuatan tarikan pada bagian tubuh
dengan memakai katrol dan tahanan beban untuk menyokong tulang.
b. Gips
Suatu teknik untuk mengimobilisasi bagian tubuh tertentu dalam
bentuk tertentu dengan mempergunakan alat tertentu.
c. Operation/pembedahan
Saat ini metode yang paling menguntungkan, mungkin dengan
pembedahan. Metode ini disebut fiksasi interna dan reduksi terbuka.
Tindakan operasi harus diputuskan dengan cermat dan dilakukan oleh
ahli bedah serta pembantunya yang berpengalaman dalam ruangan
yang aseptik. Operasi harus dilakukan secepatnya (dalam satu minggu)
kecuali bila ada halangan. Alat-alat yang dipergunakan dalam operasi
15
yaitu kawat bedah, kawat Kirschners, screw, screw dan plate, pin
Kuntscher intrameduler, pin Rush, pin Steinmann, pin Trephine (pin
Smith Peterson), plate dan screw Smith Peterson, pin plate teleskopik
dan pin Jewett, protesis.
Selain alat alat metal, tulang yang mati ataupun hidup dapat pula
berupa bone graft baik autograft/alograft, untuk mengisi defek tulang
atau pada fraktur yang non-union. Operasi dilakukan dengan cara
membuka daerah fraktur dan fragmen direduksi secara akurat dengan
penglihatan langsung.
Prinsip operasi teknik AO yang sedang dikembangkan berupa reduksi
akurat, reduksi rigid dan mobilisasi dini yang akan memberikan hasil
fungsional yang maksimal.
Reduksi terbuka dengan fiksasi interna diindikasikan pada :
1)
Fraktur
intra-artikuler
Reduksi
tertutup
yang
Bila
terdapat
interposisi
16
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
Fraktur
multiple
misalnya
Untuk
mempermudah
17
b. Delayed union
Fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 5 bulan (tiga bulan
untuk anggota gerak atas dan lima bulan untuk anggota gerak bawah).
c. Non union
Apabila fraktur tidak menyembuh antaran 6 8 bulan dan tidak
didapatkan konsolidasi sehingga terdapat pseudoartritis (sendi palsu).
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan.
Asuhan keperawatan yang dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Proses keperawatan adalah suatu proses
pemecahan masalah yang dinamis dalam usaha memperbaiki dan memelihara
pasien sampai optimal melalui suatu pendekatan yang sistematis untuk
membantu pasien.
Proses keperawatan terdiri dari 4 tahap yaitu :
1. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien dengan fraktur adalah :
18
a.
b.
c.
d.
e.
f.
a.
Pemeriksaan
rontgen
menentukan
lokasi/luasnya
fraktur/trauma.
19
b.
c.
d.
e.
f.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan pada klien dengan fraktur (Doenges, Marilynn E,
2005) sebagai berikut :
a.
b.
c.
20
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Gangguan
pemenuhan
ADL
berhubungan
dengan
immobilisasi.
j.
k.
3. Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan, maka intervensi dan aktivitas
keperawatan perlu ditetapkan untuk mengurangi, menghilangkan dan
21
Tindakan/intervensi :
1)
Pertahankan
tirah
2)
3)
Sokong
fraktur
dengan
22
4)
Pertahankan
terhambat
dengan
beban
bebas
katrol
menggantung
tidak
hindari
mengangkat/menghilangkan berat.
Rasional
5)
6)
23
Rasional
Menunjukkan
tindakan
santai
mampu
Intervensi :
1)
2)
Tinggikan
dan
dukung
3)
Lakukan
dan
awasi
latihan
24
Rasional
4)
Berikan
alternatif
tindakan
5)
Berikan
obat
sesuai
indikasi
Intervensi :
1) Kaji aliran kapiler, warna kulit dan kehangatan distal pada fraktur.
Rasional
2) Lakukan
pengkajian
neuromuskuler,
perhatikan
fungsi
motorik/sensori.
25
Rasional
cedera
pada
adanya
fraktur
kaki,
: Ketidakadekuatan
volume
sirkulasi
akan
26
Intervensi :
1)
2)
Auskultasi
bunyi
nafas
: Perubahan
dalam/adanya
bunyi
adventisius
4)
27
Rasional
5)
6)
e. Gangguan
mobilitas
berhubungan
dengan
kerusakan
rangka
neuromuskuler, nyeri/ketidaknyamanan.
Tujuan
-
Meningkatkan/mempertahankan
mobilitas
pada
keterbatasan
fisik
aktual
memerlukan
28
tungkai
dan
membantu
: Mobilisasi
dini
mencegah
komplikasi
tirah
baring/contoh decubitus.
5) Berikan diet tinggi protein, karbohidrat, vitamin dan mineral,
pertahankan penurunan kandungan protein sampai setelah defekasi
pertama.
Rasional
29
Intervensi
1) Kaji kulit untuk luka terbuka, benda asing, kemerahan, perdarahan,
perubahan warna.
Rasional
30
Rasional
: Plester
traksi
melingkari
tungkai
dapat
Mencegah
terjadinya
infeksi
untuk
mencapai
31
Rasional
: Dapat
mencegah
kontaminasi
silang
dan
atau
dapat
ditujukan
pada
mikroorganisme.
6) Berikan irigasi luka sesuai indikasi yang ada.
Rasional
Intervensi
1) Kaji ulang patologi, prognosis dan harapan yang akan datang.
32
Rasional
mempengaruhi
intramedulla
atau
kekuatan
piringan
tulang
mungkin
dan
diangkat
33
Intervensi
1) Kaji tingkat kemampuan klien dalam merawat dirinya.
Rasional
34
Rasional
: Untuk
memotivasi
agar
mematuhi
program
Intervensi
1) Kaji derajat dukungan yang ada untuk pasien.
Rasional
35
Tujuan :
-
Intervensi :
1) Berikan informasi akurat dan konsisten mengenai prognosis.
Rasional
4. Pelaksanaan
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Long, Barbara C, (2005); Perawatan Medikal Bedah, volume 2, penerbit EGC,
Bandung.
Engram, Barbara, (2005); Rencana Asuhan Keperawatan Medikal Bedah,
volume 2, penerbit EGC, Jakarta.
E. Oswari, (2007); Bedah dan Perawatannya, cetakan III, Balai Penerbit FKUI,
Jakarta.
Doenges, Marilynn E, dkk (2004); Rencana Asuhan Keperawatan, edisi III,
penerbit EGC, Jakarta.
Jong, Wim de, (2005); Ilmu Ajar Bedah, penerbit EGC, Jakarta.
PRICE, Sylvia A, (2005); Patofisiologi, jilid 2, penerbit EGC, Jakarta.
Rasjad, Chaeruddin, (2006); Pengantar Ilmu Bedah Orthopedi, cetakan III,
penerbit Bintang Lamumpatue, Makassar.
38
39