Anda di halaman 1dari 7

Sayangi Hati Kita

Kedai Buku Online


www.stormreaders.net/yaamatin
019-9994525
Assalamualaikum wR wB

PAGI!!! LUAR BIASA!!!

Rasulullah saw telah bersabda tentang hati itu :

‫أال وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله أال‬
‫وھي القلب‬
Yang bermaksud :

“Ketahuilah bawaha didalam jasa ada segumpal (seketul) daging, jika baik dia, (maka) baiklah
jasad keseluruhannya, dan jika rosak dia, (maka) rosaklah jasad keseluruhannya. Ketahuilah
dia itulah “HATI”. (H.R. Bukhari Muslim)

Hati itu bagaikan sebuah antenna yang sangat sensitive, antenna yang sensitive akan menerima
segala macam siaran yang sedang mengudara, sehingga semua siaran masuk ke dalam radio yang
sedang dihidupkan.

Begitu juga hati manusia itu ketika bangun dipagi hari dalam keadaan bersih atau baru “ON”
kemudian seorang manusia berhadapan dengan perjuangan “hidup” yang bemacam ragamnya,
sehingga hati tadi menerima sinyal yang berbeda-beda, setiap sinyal yang diterima telah
memberi efek terhadap hati, hati yang pagi tadi keadaannya masih bersih kini dia sudah
merekam berbagai-bagai problematika kehidupan sehingga dipetang hari hati itu mula calar dan
ternoda.

Sinyal pada harinya itu ada yang menyenangkan sehingga hati seseorang itu menjadi gembira
ada pula yang menyakitkan sehingga hatinya menjadi sedih, ada pula yang mengecewakan
sehingga hatinya menjadi geram dan resah. Begitulah seterusnya kehidupannya bergulir penuh
dengan sinyal-sinyal permasalahan baik ataupun buruk.

Hati itupun semakin tua, beriringan dengan usia orang yang membawanya, maka hati yang putih
itu semakin bertambah runyam dan sekrang kelihatan berkarat, setiap hari hatinya semakin keras
dan menghitam, karena tidak pernah disirami oleh sinar-sinar lembutnya “alunan” al-Quran,
hatinya tidak disinari oleh belaian kasih sayang nabinya, hatinya tidak pernah diusahakan untuk
di “defrag” kembali agar kehidupan esoknya dapat dengan tegar menerima sinyal yang berbagai
rupa dan kerenahnya.

Hati itupun keras. Adakah ianya sekeras batu? Tidak ia tidak sekeras batu tetapi lebih keras lagi,
apakah itu agaknya? Besikah yang lebih keras dari batu. Betul, hatinya telah menjadi keras lebih
keras dari batu!!! Manakala batu-batu itu ada yang memancar darinya sungai-sungai, ada pula
diantara batu-batu itu yang pecah kemudian mengalir pula darinya air, dan adapula yang runtuh
karena takut kepada Allah swt . Maka berfirmanlah Allah swt didalam surah al-Bqarah mengenai
hati manusia itu :

‫ك فَ ِھ َي َك ْال ِح َجا َر ِة أَ ْو أَ َش ﱡد قَ ْس َوةً َوإِ ﱠن ِم َن ْال ِح َجا َر ِة لَ َما يَتَفَ ﱠج ُر‬


َ ِ‫ت قُلُوبُ ُكم ﱢمن بَ ْع ِد َذل‬ ْ ‫)ثُ ﱠم قَ َس‬
‫ﷲِ َو َما‬ ّ ‫ق فَيَ ْخ ُر ُج ِم ْنهُ ْال َماء َوإِ ﱠن ِم ْنھَا لَ َما يَ ْھبِطُ ِم ْن َخ ْشيَ ِة‬ ُ ‫ِم ْنهُ األَ ْنھَا ُر َوإِ ﱠن ِم ْنھَا لَ َما يَ ﱠشقﱠ‬
( 74 : ‫ون( )البقرة‬ َ ُ‫ﷲُ بِ َغافِ ٍل َع ﱠما تَ ْع َمل‬ّ

“Kemudian sesudah itu, hati kamu juga menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi.
padahal di antara batu-batu itu ada Yang terpancar dan mengalir air sungai daripadanya; dan
ada pula di antaranya Yang pecah-pecah terbelah lalu keluar mata air daripadanya; dan ada
juga di antaranya Yang jatuh ke bawah kerana takut kepada Allah; sedang Allah tidak sekali-
kali lalai daripada apa Yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Baqarah : 74)

Ternyata sang hati walaupun ia sangat sensitive ternyata lebih keras daripada batu-batu ditepian
sungai, jika hatinya sudah mengeras seperti besi, ataupun lebih dari itu? Maka hati itu bagaikan
tanah yang gersang dan tandus, hati itu menjadi tidak sensitive hati itu tidak dapat menerima
kebenaran, hati itu tidak lagi dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk,
dihatinya tidak lagi terbit perasaan kasih sayang, hatinya sudah tertutup dari pintu-pintu hidayah
yang tebuka lebar. Bunga-bunga hikmah kehidupan yang harum baunya sungguh tidak dapat
tumbuh dengan subur bahkan tidak dapat hidup padanya. Hatinya membesi, hatinya sakit,
hatinya perlu obat.

Islam agama rahmatan lil alamiin, agama yang membawa rahmat bagi semesta alam. Allah swt
telah menciptakan manusia dengan segala persiapan yang sempurna, karena hanya manusia saja
yang dijadikan khalifahnya, dan sebagai seorang “wakil” Allah swt dimuka bumi dengan segala
problematikanya, maka Allah swt menggenggam hatinya, dan Allah swt Maha Mengetahui
tentang hati itu, hati yang senantiasa berhadapan dengan sepak terjang kehidupan, hati yang
senantiasa bertukar rasa, hati yang cenderung untuk menjadi resah dan berkarat.
Demi melihat kondisi hati manusia yang sangat komplek itu, maka Allah swt punya cara
tersendiri bagaimana mengembalikan kemurnian hati manusia agar ia dapat menerima kembali
sinyal dengan sempurna sebagaimana fitrahnya diciptakan dahulu kala, maka Allah swt
memberikan obat-obat untuk menjaga kebugaran hati itu, sebagaimana yang diperintahkan
didalam al-Quran dan sunnah rasluNya.

Pertama : Menunaikan solat lima waktu. Dengan solat lima waktu maka hati kita akan tertata
rapi, jika hati sudah tertata rapi, maka pandangan kita akan menjadi baik, pendengaran akan
menjadi baik, perkataan akan menjadi baik, pemikiran akan menjadi baik dan perbuatan akan
menjadi baik. Demikianlah yang diceritakan oleh Allah swt kepada kita didalam surah al-Nahl
ayat ke 90 dan surah al-Ankabut ayat ke 45. Akan lebih besar kesan atau efeknya jika solat itu
dikerjakan secara berjamaah sebagaiman perintah Allah swt war ka’uu maarraki’iina “dan
rukuklah kamu semua bersama orang-orang yang rukuk” (Q.S. al-Baqarah : 42) demikian pula
sang Rasul mulia bersabda : “Solat berjamaah lebih afdhal dari solat bersendirian sebanyak 25
derajat” (H.R. Bukhari)

Kedua : Gemar bersedekah. Dengan bersedekah maka hilanglah perasaan pelit bin kedekut dari
hatinya, gemar bersedekah pula bertambah berkah hartanya, suka bersedekah akan bertambah
hartanya. Demikianlah janji Allah swt didalam quranNya : “Bandingan (derma) orang-orang
Yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama seperti sebiji benih Yang tumbuh
menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai itu pula mengandungi seratus biji. dan (ingatlah),
Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa Yang dikehendaki'ya, dan Allah Maha Luas
(rahmat) kurnia'ya, lagi meliputi ilmu pengetahuan'ya”. (Q.S. al-Baqarah : 261).

Jika dermawan kita, maka banyak pintu kebaikan yang terbuka, namun jika pelit dan kedekut
kita, kawan-kawan dan saudaramara- pun tinggalkan kita.

Ketiga : Membaca al-Quran. Rasulullah saw bersabda didalam sebuah hadis yang bermaksud :
“Sesungguhnya hati itu boleh menjadi keras seperti kerasnya besi” maka dikatakan kepada beliau
: wahai Rasulullah saw dan apa obatnya? Maka beliau berkata : “Membaca al-Quran dan ingat
mati”. Orang yang membaca al-Quran dan tidak memahami maknanya, janganlah bersedih hati
dan jangan pula beranggapan itu merupakan perbuatan sia-sia karena Allah swt tidak akan
menyia-nyiakan amal solehnya demikianlah Allah swt menghibur hati kita seperti yang telah
dijelaskan olehnya didalam firmanNya : “Dan sesungguhnya Allah swt tidak akan mempersia-
siakan amalan orang-orang yang berbuat baik” (Q.S. Ali Imran : 171, Al-Taubah : 170, Hud :
115 dan Yusuf : 90). Manakala orang-orang yang membaca al-Quran seraya dia memahami
maknanya, maka renungkanlah janji-janji Allah swt, renungkan keindahan surga-surgaNya,
bayangkan pahit azab nerakanya. Maka dengan cara demikian hati itu akan menjadi lembut, jika
hati sudah lembut maka ia bagaikan lahan yang subur yang tumbuh padanya segala macam
pohon-pohon yang berwarna-warni bunganya dan semerbak mengharum bunga-bungaannya.
Adapun cara yang paling diridhai oleh Allah swt didalam membaca al-Quran, hendaklah
seseorang itu membacanya dengan tartil ataupun perlahan sambil mentadabburkan bacaan yang
sedang dibaca olehnya. Demikianlah Allah swt memerintahkan didalam firmanNya : dan
bacalah Al-Quran Dengan "Tartil". (Q.S. Al-Muzammil : 4)

Keempat : Mengingat kematian. Jika dihadapkan kepada kematian, maka hati yang keras akan
menjadi lembut. Berapa ramai manusia yang tadinya mata mereka itu bersinar-sinar dan angkuh?
Berapa ramai manusia yang tadinya sangat berambisi dalam mengejar cita-cita? Berapa ramai
manusia tadinya merancang plan-plan kejayaan dunianya? Namun ketika datang malaikat maut
kepadanya, maka dimanakah letaknya mata yang bersinar-sinar itu? Maka dimanakah ambisi
yang besar itu? Maka dimanakah rancangan plan-plan itu? Dimana semua itu? Yang ada
sekarang hanya tubuh kaku dan tidak berdaya, bahkan mata itu menjadi sayu, pandangannya
menjadi kosong, pandangannya terkadang menggambarkan kekecewaan, tetapi apa yang
dikecewakan? Tubuhnya yang dahulunya gagah itu, tubuhnya yang dahulu menggoda itu
sekarang tidak lagi laku. Dia tidak lama lagi akan masuk kedalam tanah dan akan menjadi
santapan lezat binatang-binatang didalam tanah, melainkan mereka yang Allah swt jaga jasad
kasarnya. Duhai tubuh itu, duhai cita-cita itu, duhai dunia, dimana sekarang dikau berada?

Kelima : Memperbanyak muhasabah diri atau menghitung amalan-amalan sepanjang hari. Orang
yang senantiasa bermuhasabah akan menyadari kemana telah melangkah kakinya, apa yang telah
disentuh oleh tangannya dan apa yang telah dimakan olehnya. Jika kita senantiasa bermuhasabah
diri, maka hati ini akan menjadi hidup, dapat merasa. Dia dapat bersinar kemudian menerangi
jalan hidup pemiliknya. Hatinya menjadi lentera penerang didalam melalui gelapnya celah-celah
kehidupan yang pengap dan kelam. Adapun waktu yang paling baik untuk bermuhasabah adalah
sebelah malam, karena saat inilah manusia lebih bersedia untuk melihat kedalam dirinya.

Keenam : Berpuasa. Jika berpuasa seorang hamba, maka bersih hatinya. Jika bersih hatinya
maka tidak susah baginya untuk menerima ilmu dan kebenaran. Namun jika kotor hati manusia
itu, bebal jadinya dan gelap pandangannya, jika sudah gelap pandangannya maka kemana arah
melangkahnya?

Ketujuh : Lihatlah orang-orang yang lebih rendah dari kita. Rasulullah saw bersabda didalam
sebuah hadis yang disampaikan oleh Abu Hurairah ra :
‫ عن رسول ﷲ صلى ﷲ عليه وسلم قال ) إذا نظر أحدكم إلى من‬: ‫عن أبي ھريرة‬
(‫فضل عليه في المال والخلق فلينظر إلى من ھو أسفل منه‬
Yang bermaksud :

“Daripada Abu Hurairah ra : Rasulullah saw telah bersabda : “Jika seorang darimu melihat
kepada orang yang dilebihkan keatasnya dalam harta dan ciptaan, maka hendaklah dia melihat
kepada orang yang lebih rendah darinya”. (H.R. Bukhari Muslim)

Penjelasan hadis : Jika kita melihat mereka yang dilebihkan dalam harta, maka jangan kita
berkecil hati, ataupun jika kita melihat mereka lebih cantik, lebih handsome, lebih gagah, lebih
tinggi, lebih putih dan mulus kulitnya, lebih mancung hidungnya, lebih lentik bulu matanya,
lebih tebal alis matanya, lebih lurus berderai rambutnya, jangan mengatakan Allah tidak adil.

Palingkan pandangan kita kepada mereka yang lebih miskin dari kita, dalam artian jika mereka
memiliki kereta atau mobil lebih mewah dari kita punya, maka bersyukurkalah karena tetangga
kita tidak dapat membeli kereta yang buruk sekali-pun, jika kita hanya memiliki motosikal, maka
jangan berkecil hati karena ternyata tetangga kita kemana-mana pergi naik bas, jika tidak
memiliki kendaraan, maka janganlah berkecil hati karena ternyata tetangga kita tidak dapat
berjalan disebabkan kakinya diamputasi ataupun terkena lumpuh.

Mereka kurang cantik, kurang handsome, kurang gagah, kurang tinggi, kurang putih mulus kulit,
kurang mancung hidung, kurang lentik bulu mata, kurang tebal alis mata, tidak lurus rambutnya
(kribo) bersyukurlah karena saudara masih menjadi hamba Allah swt dan bukan hamba nafsu.

Lihatlah mereka yang kurang darimu niscaya tentram jiwamu, namun jika kamu melihat orang-
orang yang lebih darimu, maka akan dikhawatirkan hatimu menjadi rosak dan tidak dapat
mensyukuri apa yang dikau dapat.

Kedelapan : Mengasihi orang dhaif dan anak yatim. Jika saudara sudah memiliki ketujuh obat
diatas, maka agar lebih mujarab, manjur dan lebih berkesan kepada kesehatan hati, maka
sempatkanlah diri saudara untuk melihat mereka yang dhaif. Renungkanlah wahai saudara
bagaimana sang bayi menangis meminta-minta makan dari ibunya? Lihatlah wahai saudara
bagaimana seorang buta yang tercari-cari jalan? Perhatikanlah bagaimana orang-orang miskin
itu berebut sedikit makanan? Amat-amatilah wahai saudara bagaimana seorang ibu
kebingungan karena tidak dapat membeli makan bayinya? Pikir-pikirkanlah wahai saudara
bagaimana keadaan seorang ayah yang tidak lagi mampu berusaha untuk membesarkan anak-
anaknya? Dan bayangkanlah wahai saudara, bagaimana keadaan anak-anak yatim yang tidak
sempat merasakan kasih sayang kedua orang tuanya. Maka jika kita masih lagi merasakan
desakan-desakan hiba didalam jiwa, insya Allah hati kita masih sehat sempurna.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan saat ini semoga kita yang masih diberikan kesempatan
ini (hidup) dapat menambahkan amal dan memperbaiki segala kekurangan.

Wallahu a’lam bi al shawab

Masyhuri Masud

(MIRKH Quran Sunnah IIUM)

Kamis : 09 – July – 2009, Cheras, Kuala Lumpur

Anda mungkin juga menyukai