Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Nama:
Nim :
C111 11 129
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Makassar
2014
A.PENDAHULUAN
Deep Vein Thrombosis merupakan kondisi umum yang dapat
menimbulkan komplikasi seperti post-phlebitis syndrome, pulmonary
embolism, bahkan kematian.
Cerebral venous thrombosis merupakan penyakit yang semakin
meningkat angka kejadiannya dengan gejala dan tanda klinis yang tidak
spesifik.
B.DEFINISI
Deep Vein Thrombosis (DVT) merupakan pembentukan gumpalan dari
darah (thrombus) pada pembuluh darah profunda tubuh. Pada umumnya
terjadi di vena profunda extremitas inferior, pembuluh vena regio ventral
pedis, vena regio femoris atau pembuluh vena di regio poplitea. (dvt
definisi)
Cerebral Vein Thrombosis cukup jarang ditemukan namun sangan
berpotensi untuk mengancam jiwa. Sekitar 0,5% dari kasus stroke.
C.KLASIFIKASI
Klasifikasi cerebral vein thrombosis, menurut gambaran radiologi:
1. CVT Direk
Jika gambaran thrombus tampak pada hasil pemeriksaan, baik
gambaran iskemik maupun perubahan vascular akibat kerusakan
sirkulasi vena cerebral.
2. CVT Indirek
Pada CVT Indirek hasil pemeriksaan radiologi tidak begitu spesifik
dan perlu pertimbangan hasil visualisasi dari kortikal sinus thrombus.
Tanda dari CVT indirek seperti perubahan parenkim otak akibat
edema, white matter edema, hilangnya gray matter, penonjolan sulcus
kortikal, dan infark hemoragik. (cvt)
D.EPIDEMIOLOGI
DVT merupakan penyakit yang dapat dicegah dan termasuk penyebab
kematian yang tinggi di dunia. Sekitar 0,1% orang per tahunnya. Terdapat
117 insiden VTE setiap 100.000 jiwa ( 48 insiden DVT setiap 100.000
jiwa, 69 insiden PE setiap 100.000 jiwa). Laki-laki memiliki risiko lebih
tinggi untuk thrombosis rekuren. Wanita mengandung memiliki risiko
lebih tinggi untuk mendapatkan VTE disbanding wanita yang tidak
mengandung.
F. FAKTOR RISIKO
1. Obesitas
Obesitas sangat erat kaitannya dengan permasalahan-permasalahan
kesehatan tubuh kita. Seseorang dengan obesitas memiliki risiko
untuk menderita Deep Vein Thrombosis. Seseorang dengan obesitas
memiliki kecenderungan yang lebih untuk memiliki tekanan darah
yang tinggi, hiperlipidemia, penyakit kardio vascular, stroke,
intoleransi glukosa, resistensi insulin, penyakit gallbladder. Obesitas
mempengaruhi mempengaruhi pula kesehatan post-menopouse pada
wanita dan kesehatan mammae pada wanita.
Obesitas sebaiknya dicegah di usia anak, remaja, atau dewasa muda.
Untuk usia 25-35 tahun dan menopause obesitas bisa dicegah dengan
meningkatkan aktivitas fisik dan diet rendah lemak dengan <30%
kalori.
(porth)
2. Bed rest
Stasis pembuluh darah vena merupakan keadaan yang dapat terjadi
pada seseorang yang diwajibkan istirahat total di tempat tidur (bed
rest). DVT merupakan komplikasi terbesar ketiga dari bed rest. Bed
rest juga memicu pembentukan batu pada ginjal dan infeksi traktus
urinarius, depresi dan gangguan konsentrasi.
(porth)
3. Jejas pembuluh darah
Rudolf Virchow mendeskripsikan tiga kondisi yang dapat memicu
pembentukan thrombus, yang dikenal dengan Virchow Triase, antara
lain jejas pada dinding pembuluh darah, stasis atau turbulensi
pembuluh darah, dan hiperkoagulasi darah.
Jejas pada pembuluh darah umumnya risiko dari trauma atau tindakan
operasi. Infeksi berat, trauma, penyakit sickle cell, antiphospolipid
G.DIAGNOSIS
1.
2.
3.
4.
5.
D-Dimer Assay
Venous Ultrasound
MRI
MR Venography
Digital Substraction Angiography (DSA)
H.PENATALAKSANAAN
Tujuan dari penatalaksanaan Deep Vein Thrombosis antara lain untuk
mencegah pembesaran dari thrombus, PE akut, thrombosis rekuren, dan
timbulnya komplikasi DVT seperti hipertensi pulmoner dan postthrombotic syndrome.(dfinis)
1. Thrombolitik
Thrombolitik jarang diindikasikan, mempertimbangkan efek
perdarahan yang dapat ditimbulkan seperti perdarahan intracranial.
Terapi thrombolitik diindikasikan untuk thrombus besar yang
memungkinkan terjadinya phlegmasia dolens dan limb loss.
Thrombolitik agen yang tersedia seperti tissue plasminogen activator,
streptokinase, dan urokinase.
Antikoagulan atau thrombolitik sistemik merupakan terapi pertama
yang diberikan untuk CVT.
Yamini et al menjelaskan bahwa bahwa pada pasien dengan cranial
sinus thrombosis yang tidak membaik dengan 25mg bolus RT-PA.A
lanjutkan dengan infuse RT-PA 1mg/jam selama 19jam. Terapi low
molecular weight heparin juga sama efektifnya.
2. Operasi
Dapat dilakukan dekompresi craniotomy, thrombectomi, evakuasi
intercerebral hematom, namun membutuhkan evaluasi yang lebih
lanjut sebelum tindakan tersebut direkomendasikan sebagai prosedur
yang aman.
3. Intervensi endovascular
Intervensi endovascular dengan infus rt-PA atau thrombolitik
mekanik menggunakan microwire atau perangkat lainnya.
Terapi pembukaan endovascular sinus dural dengan angioplasty dan
pemasangan cincin dengan hipertensi intracranial hebat masih bersifat
anekdot dan efek jangka panjangnya masih beum diketahui secara
pasti.
I. PROGNOSIS
Dengan mengenali dan mendiagnosis lebih awal serta terapi dini heparin
atau thrombolitik yang diikuti dengan antikoagulan oral dapat
memperbaiki prognosis dari cereberal vein thrombosis (CVT).
Sirnivasan telah meneliti bahwa mortalitas CVT telah menurun dari
50,6% menjadi 10% dalam 3 dekade terakhir
Status konvulsoparalitik, penurunan kesadaran, dan ada tidaknya infark
hemoragik sangat berperan dalam memperburuk prognosis CVT. Infeksi
CNS, deficit motor neurologis, lokasi thrombus yang terdapat di
profunda cerebri, lateral sinus akan member prognosis yang buruk.
DAFTAR PUSTAKA
Chiewvit Pipat, Piyapittayanan Siriwan, and Poungvarin Niphon.
Cerebral Venous Thrombosis: diagnosis dilemma. a page press
journal neurology international. 2011. [Pubmed]
Scarvelis D, Wells PS. Diagnosis and Treatment of Deep Vein Thrombosis.
2007.[Pubmed]
Santos GR, Andre R. Pereira SL, Parreira T, Machado E. Cerebral Venous
Thrombosis: retrospective analysis of 49 cases. Acta Med Port 2011.
[Pubmed]
Kesieme Emeka et al. Deep Vein Thrombosis: a clinical review. Publisher
and License Dove Medical Press Ltd. 2011. [Pubmed]
Goldhaber Samuel Z, MD, Fanikos John, RPH, MBA. Prevention of Deep
Vein Thrombosis and Pulmonary Embolism. American Heart Association
HR Yusuf et al. Risk of Venous Thromboembolism Among Hospitalizations
of adult with selected autoimmune diseases. J Thromb Thrombolysis 2014.
[Pubmed]
Hospitalizations of Adults >=60 Years of Age with Venous
Thromboembolism Authors. 2014. Sage Journals
Porth-Essentials of Patophysiology
Wilkinson, I.MS. Wilkinson-Essential Neurology 4th ed 2005. India.
Replika Press. Pvt.Ltd, Kunduli