Anda di halaman 1dari 13

PTM

ary-1

PEMINDAHAN TANAH MEKANIS


Pekerjaan Sipil

Tenaga Kerja
Alat Mekanis (Mesin)

Yang dimaksud alat mekanis adalah semua peralatan yg


dijalankan dengan tenaga mesin, untuk pelaksanaan pekerjaan
lapangan, yang meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan
Pekerjaan

Tanah
Batu
Beton
penunjang pekerjaan pokok

Pekerjaan tanah merupakan kegiatan penting terutama dalam


pembangunan jalan raya, lapangan terbang, dan irigasi.
PEKERJAAN TANAH MELIPUTI
a. Pekerjaan pemotongan tanah (Cutting ).
Yaitu pekerjaan untuk mengurangi ketinggian tanah sampai
ketinggian yang direncana-kan.
b. Pekerjaan pemuatan (Loading)
Yaitu usaha memuat hasil pemotongan ke dalam alat pengangkut
c. Pekerjaan pengangkutan (Hauling)
Yaitu usaha memindahkan tanah ke tempat lain
d. Penebaran tanah (Spreading)
Yaitu usaha penebaran tanah untuk mendapatkan permukaan
yang rata
e. Pembersihan permukaan (Stripping)
Yaitu pemotongan bagian atas permukaan tanah agar bersih dari
rumput maupun ta-nah yang kurang baik.
f. Pemadatan tanah (Compacting)
Yaitu usaha untuk memadatkan tanah agar didapatkan daya
dukung tanah yang disya-ratkan.
g. Pembasahan (Watering)
Yaitu usaha membasahi tanah sebelum dipadatkan agar pada
pelaksanaan pemadatan diperoleh kepadatan yang maksimum
dalam waktu yang singkat.
h. Galian tanah (Excavating)
Yaitu usaha membuat lubang atau saluran yang lebih rendah dari
permulcaan tanah di mana alat tersebut berdiri.

PTM

ary-2

Dalam pelaksanaan pekerjaan tersebut perlu didukung


disiplin ilmu yang lain: Geologi, Geodesi, Geoteknik, dll
Perlu fasilitas pendukung untuk mobilisasi
SIFAT-SIFAT TANAH
Beberapa sifat-sifat tanah sehubungan dengan pekerjaan
pemindahan, penggusuran dan pemampatan perlu diketahui.
karena tanah yang dikerjakan akan mengalami perubahan dalam
volume dan kepampatannya Oleh karena itu dalam menyatakan
jumlah volumenya perlu dinyatakan keadaan tanah yang
dimaksud.
Keadaan tanah yang mempengaruhi volume tanah yang kita
jumpai dalam pekerjaan-pekerjaan tanah antara lain :

Bank

Loose

Compact

a. Keadaan asli/alam (bank)


Keadaan tanah yang dijumpai sebelum tanah tersebut terusik,
atau dalam keadaan bank atau alam, ukurannya dinyatakan
dalam bank measure (BM) Keadaan yang demikian ini meliputi
juga keadaan sejumlah tanah yang akan dikerjakan.
b. Keadaan lepas (loose)
Yaitu keadaan tanah setelah mengalami gangguan, baik yang
berupa kegiatan pemotongan, penggalian dan lain-lainnya.
Ukuran tanah dalam keadaan lepas ini biasanya dinyatakan
dalam % BM (BM + swell), jadi volume tanah loose akan lebih
besar dibanding volume tanah alam pada berat tanah yang
sama.
c. Keadaan padat (compact)
keadaan tanah setelah diberikan usaha-usaha pemampatan
dengan bermacam cara baik dengan alat maupun dengan
tenaga manusia. Besamya ukuran tanah dalam keadaan
pampat (compacted) ini, jika dibandingkan dengan BM. sangat
tergantung dari usaha pemampatan yang diberikan, jadi
mungkin dapat lebih besar atau mungkin dapat lebih kecil
Deskripsi Tanah Berdasarkan Ukuran Butir Beserta Berat
Volume Dalam Keadaan Asli (Bank)
Nama Umum
Kerikil (gravel)
pecah

Diameter
Butir
(mm)
2.0-50.00

Berat Volume
Asli
(t/m3)
1.70-1.80

PTM

ary-3

bulat
1.80-1.90
Pasir (sand)
0.05-2.0
kering
1.40-1.50
sedang
1.6-1.75
basah
1.80-1.90
Lempung dan lanau (clay
0.001-0.05
dan silt)
1.60-1.80
kering
1.90-2.1
basah
Batu pecah
50 lebih
1.55-1.65
Tanah
campuran
kering
1.50-1.60
basah
1.60-1.70
Perbandingan Volume Dalam Berbagai Keadaan Untuk
Bermacam-Macam Tanah
Nama Umum
kerikil (gravel)
pasir (sand)
lempung
dan
lanau
batu pecah
tanah

Lepas
Asli
1.05-1.25
1.10-1.30
1.15-1.35
1.65-1.75
1.20-1.30
L

Padat
Asli

0.80-1.00
0.80-1.00
0.80-1.00
1.25-1.35
0.85-0.95

Bertambahnya volume tanah dari bank menjadi loose disebut


dengan swell yang dinyatakan dalam %, dan dihitung dengan:
B

Sw

1 100%

Keterangan: Sw
: % swell
B : berat tanah dalam keadaan bank (alam)
L : berat tanah dalam keadaan loose (lepas)
Berkurangnya volume tanah dan keadaan bank menjadi pampat
disebut dengan shrinkage atau susut, yang dinyatakan dalam %,
dan dihitung dengan rumus:

B
Sh 1 100%
C

Keterangan: Sh
: % shrinkage atau susut
B : berat tanah dalam keadaan bank (alam)
C : berat tanah dalam keadaan compacted (pampat)
Contoh:
Suatu tanah yang akan digunakan untuk penimbunan mempunyai
nilai-nilai:

PTM

ary-4

Berat tanah alam: 88 lbs/cu.ft


Berat tanah lepas: 74 lbs/cu.ft
Berat tanah dimampatkan: 110 lbs/cu.ft
Maka:

88
1 100% 18.9%
74
88
Sh 1
20%
100%
110

Sw

Disamping swell dan shrinkage, untuk menyatakan konversi


keadaan tanah dapat juga digunakan load factor dan shrinkage
factor

LoadFactor

vol.tanah
keadaan
bank
vol.tanah
keadaan
loose

vol.tanah
keadaan
compacted
vol.tanah
keadaan
bank
Daftar Load Factor dan Prosentase Swell dari berbagai
macam bahan
Shrinkage
Factor

Material
Bauksit
Kaliche
Cinders
Karnotit, Bijih Uranium
Lempung:tanah liat asli
kering untuk digali
basah untuk digali
Lempung & Kerikil: kering
Basah
Batu bara:
antrasit muda
antrasit tercuci
Bitumen muda
Bitumen tercuci
Batuan lapukan
75% batu 25% tanah biasa
50% batu 50% tanah biasa
25% batu 75% tanah biasa
Tanah:
Kering padat
Basah
Lanau (Loam)
Batu granit Pecah
Kerikil: siap pakai
Kering
Kering 2 (6-51 mm)

% Swell
33
82
52
35
22
23
25
41
11
35
35
35
35

Load Factor
(%)
75
55
66
74
82
81
80
71
80
74
74
74
74

43
33
25
25
27
23
64
12
12
12

70
75
80
80
79
81
61
89
89
89

PTM

ary-5

Basah -2 (6-51 mm)


Pasir & Tanah liat: lepas
padat
Gips dengan pecahan agak besar
dengan pecahan lebih kecil
Hematit, bijih besi
Batu kapur pecah
Magnetit, bijih besi
Pyrit, bijih besi
Pasir batu
Pasir:
kering lepas
sedikit basah
Basah
Pasir & Kerikil:
kering
Basah
Slag-pecah
Batu pecah
Takonit
Tanah permukaan (Top Soil)
Traprock pecah

12
27
75
75
18
69
18
18
67
12
12
12
12
10
67
67
75-72
43
49

89
79
57
57
85
59
85
85
60
89
89
89
89
91
60
60
57-58
70
67

Contoh:
Berapa kali harus diangkut oleh scraper dengan kapasitas 18 cuyd, jika dibutuhkan tanah lempung berkerikil kering, sebanyak
8000 cu-yd (compacted) dengan shrinkage factor 0.80 ?
Jawab:
Diperlukan tanah =

8000
10.000
cu yd(bank
)
0.80

Kemampuan scraper mengangkut tanah = 18 * 0.71 = 12.78 cuyd (bank)


Jika digunakan 1 scraper maka diperlukan =

10000
782.5
kali
12.78

Faktor perubahan volume tanah untuk berbagai macam


tanah
Tanah Asli
Pasir

Lempung
kepasiran

A.
B.
C.
A.
B.
C.

Kondisi Tanah

Perubahan Volume
Tanah

Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan

Asli
1.00
0.90
1.05
1.00
0.80
1.11

asli
lepas
padat
asli
lepas
padat

Lepas Padat
1.11
0.95
1.00
0.80
1.17
1.00
1.25
0.90
1.00
0.72
1.59
1.00

PTM

Lempung

A.
B.
C.
Tanah berkerikil
A.
B.
C.
Kerikil
A.
B.
C.
Kerikil padat
A.
B.
C.
Batu kapur- pecah A.
batuan lunak
B.
C.
Granit basalt dan A.
batuan keras
B.
C.
Batu pecah
A.
B.
C.

ary-6

Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan
Keadaan

asli
lepas
padat
asli
lepas
padat
asli
lepas
padat
asli
lepas
padat
asli
lepas
padat
asli
lepas
padat
asli
lepas
padat

1.00
0.70
1.11
1.00
0.85
0.93
1.00
0.88
0.97
1.00
0.70
0.77
1.00
0.61
0.82
1.00
0.59
0.76
1.00
0.57
0.71

1.25
1.00
1.59
1.18
1.00
1.09
1.13
1.00
1.10
1.42
1.00
1.10
1.65
1.00
1.35
1.70
1.00
1.30
1.75
1.00
1.24

0.90
0.63
1.00
1.08
0.91
1.00
1.03
0.91
1.00
1.29
0.91
1.00
1.22
0.74
1.00
1.31
0.77
1.00
1.40
0.80
1.00

Angka-angka dalam tabel tersebut hanya sekedar untuk


gambaran saja, karena angka pasti masih banyak dipengaruhi
oleh fakor-faktor lain misalnya kadar air, gradasi, dll.
DASAR BEKERJANYA PERALATAN
Faktor yang Mempengaruhi Gerakan Peralatan
Ketinggian Tempat Kerja
Yang dimaksud dengan ketinggian di sini adalah
lokasi/tempat bekerjanya alat terhadap permukaan air laut.
Seperti kita ketahui bahwa mesin dari alat yang digunakan
kebanyakan dari jenis internal combustion engines, yang
bekerjanya atas dasar pembakaran campuran zat asam (oksigen)
dari udara dengan bahan bakar. Untuk mendapatkan tenaga
maksimal dalam pembakaran harus dipenuhi syarat-syarat
perbandingan yang tepat antara bahan bakar dan oksigen.
Apabila kerapatan udara berkurang, misalnya karena berada
pada tempat yang lebih tinggi, maka jumlah oksigen per satuan
volume dalam udara juga berkurang, sehingga mesin tidak dapat
mencapai pembakaran yang sempurna.
Untuk mendapatkan pembakaran yang sempuma, tentu saja
bahan bakar dikurangi, agar perbandingan oksigen dan bahan
bakar memenuhi persyaratan, tetapi hal ini akan menyebabkan

PTM

ary-7

tenaga mesin berkurang. Dan pengertian ini, maka berkurangnya


tenaga mesin sebanding dengan kerapatan udara, sehingga
untuk pertimbangan praktis, dianggap bahwa berkurangnya
tenaga mesin berbanding lurus dengan bertambahnya ketinggian
tempat kerja.
Praktisnya dapat ditulis menjadi. berkurangnya tenaga mesin
adalah sebesar 3% dari HP (Horse Power) seluruhnya untuk tiap
penambahan 1000 feet di atas 3000 feet yang pertama, dari
atas permukaan air laut. untuk/our cycle engines. Untuk two
cycle engines berkurang sebesar 1% tiap penambahan ketinggian
1000 feet.
Contoh:
Sebuah traktor 100 HP (four cycle engines) bekerja pada
ketinggian 10.000 feet dari permukaan air laut.
Tenaga mesin (di atas muka air laut)

= 100 HP

Pengurangan =

= 21 HP

3%* 10.000
- 3000)
* 100
1000

tenaga efektif = 100 - 21 = 79 HP

Sehingga untuk keperluan kerja traktor tersebut, hanya dihitung


kemampuannya sebesar 79 HP atau bekerja efektif 79 % saja.
Pada akhir-akhir ini penggunaan alat super charger dapat
mengurangi kehilangan tenaga akibat ketinggian tempat ini.
Super charger bertujuan untuk menginjeksikan udara ke dalam
silinder, sehingga sistem super charger ini dapat mempertinggi
tenaga mesin hingga mencapai 125%.
Temperatur
Apabila suhu udara naik, udara mengembang, hal ini akan
mengurangi kandungan oksigen per satuan volume udara,
sehingga
akan
mengurangi
tenaga
mesin.
Pengaruh
berkurangnya tenaga pada mesin akibat temperatur ini adalah,
tenaga mesin berkurang sebesar 1% untuk tiap suhu udara naik
10 F di atas temperatur standar 85F, atau tenaga mesin akan
bertambah 1% bila suhu udara turun tiap 10 F di bawah
temperatur standar 85 F.
Koefisien Traksi
Tenaga mesin alat hanya dapat dijadikan tenaga traksi yang
maksimal apabila ada gesekan yang cukup antara pennukaan
ban/roda dengan pennukaan tanah tempat alat tersebut bekerja.
Apabila gesekan antara tanah dengan roda/ban kurang, maka
tenaga berlebih yang dilimpahkan kepada roda hanya akan
menyebabkan selip.

PTM

ary-8

Koefisien traksi adalah besamya tenaga tank yang


menyebabkan selip dibagi dengan berat kendaraan keseluruhan
(untuk crawler/roda rantai) atau besamya tenaga tank yang
menyebabkan selip dibagi dengan berat kendaraan yang
terlimpah pada roda geraknya.
Contoh:
Sebuah alat dengan roda rantai (crawler), berat total alat 3000
kg. Dari hasil pengamatan. alat tersebut bekerja pada medan
tertentu, roda mengalanu selip pada saat diberikan tenaga traksi
sebesar 2.400 kg.
Jadi koefisien traksi =

2400
0.8
3000

Contoh:
Sebuah loader berat total 10.000 kg, 60% berat kendaraan
dilimpahkan pada roda gerak. Dari hasil pengamatan roda gerak
selip pada pada tenaga tank sebesar 4.000 kg. Berat alat yang
dilimpahkan apda roda gerak = 0.60 * 10.000 kg = 6.000 kg
Koefisien traksi =

4000
0.667
6000

Besarnya koefisien traksi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor,


misalnya untuk kendaraan dengan roda karet, kembangan ban,
bentuk dan ukuran ban, keadaan permukaan tanah dan
sebagainya sangat mempengaruhi besamya nilai koefisien traksi.
Variasi-variasi ini tidak dapat diberikan secara pasti, tetapi dari
percobaan-percobaan dapat dilberikan ancer-ancer seperti tabel
berikut.
Jenis Permukaan
Beton kering dan
kasar
Tanah liat kering
Tanah liat basah
Pasir kering
Pasir basah
Kerikil lepas
Es/salju

Ban Karet
0.80-1.00
0.50-0.70
0.40-0.50
0.15-0.20
0.20-0.40
0.10-0.30
0.05-0.10

Crawler
0.45
0.90
0.70
0.30
0.50
0.40
0.15

Contoh:
Sebuah traktor roda karet dengan dua roda gerak, berat total
18.000lbs bekerja pada tanah berpasir basah dengan koefisien
traksi 0.3
Maka tenaga traksi yang dapat dimanfaatkan = 0.3 * 18.000 =
5.400lbs

PTM

ary-9

Tahanan Gelinding (Rolling Resistance = RR)


Yaitu tenaga tarik yang diperlukan untuk menggerakkan
tiap ton berat kendaraan termasuk muatannya di atas permukaan
yang datar.
Untuk kendaraan beroda ban dipengaruhi oleh faktor-faktor:
a. Ukuran ban
b. Tekanan angin
c. Bentuk kembang dari permukaan ban
Untuk kendaraan beroda rantai biasanya tergantung dari sifat
permukaan tanah

RR

P
G

dimana:
RR : Rolling resitance
P : Gaya tarik (tegangan tali)
G : Berat kendaraan
Landai Permukaan
Jika sebuah kendaraan melalui jalan yang menanjak, tenaga
traksi yang diperlukan oleh kendaraan akan naik pula, kira-kira
akan sebanding dengan tanjakan jalan yang dilalui. Deniildan
juga bila jalan tunm. tenaga yang diperiukan berkurang denfian
nilai yang sama seperti jalan menanjak.
Landai
jalan
dinyatakan
dalam
persen (%),
ialah
perbandingan antara perubahan ketinggian per satuan panjang
jalan. Penambahan dan pengurangan tenaga traksi akabat
adanya tanjakan atau turunan dapat dikatakan berbanding lurus
dengan % naik turunnya landai jalan tersebut. Meskipun keadaan
sebenarnya tidak tepat demikian, namun secara praktis
pernyataan tersebut dapat digunakan secara praktis, karena
hasilnya tidak begitu jauh dengan kenyataan. Misalnya sebuah
kendaraan dengan berat 1.000 kg melewati jalan naik dengan
landai 5%, maka tambahan tenaga traksi yang diperiukan = 5% *
1.000 = 50 kg.
Secara mudah pengaruh landai (grade) ini adalah sebesar 10
kg atau 20 lbs per ton berat kendaraan setiap % grade. Dalam

PTM

ary-10

hitungan-hitungan kebutuhan tenaga traksi kita bedakan antara


tanjakan dan turunan sebagai berikut:
a.

Grade Resistance adalah tanjakan yang mengakibatkan


bertambahnya tenaga traksi yang diperiukan.
b.
Grade Assistance adalah turunan yang mengakibatkan
berkurangnya tenaga traksi yang diperlukan.
Jadi Total Resistance = TR, adatah :
TR=RR+GR, atau TR=RR-GA
Keterangan:
TR = Total Resistance
RR = Rolling Resistance
GR = Grade Resistance (akibat tanjakan)
GA = Grade Assistance (akibat turunan)
Tenaga Roda (Rimpull)
Tenaga roda adalah tenaga gerak yang dapat disediakan
mesin kepada roda-roda gerak suatu kendaraan yang dinyatakan
dalam kilogram atau lbs. Jika secara rinci tidak disediakan oleh
pabrik pembuat alat/kendaraan, tenaga roda ini dapat dihitung
dengan rumus:

Rimpull

375* HP* Efisiensi


(lbs)
kecepatan
(mph)

Contoh:
Sebuah traktor roda karet 160 HP. berjalan pada gigi ke 1 dengan
kecepatan 3.6 mph, maka rimpull yang tersedia pada roda-roda
maksimal:

Rimpull

375* 160* 0.80


13.500
lbs
3.6

Tenaga ini hanya dapat dimanfaatkan apabila cukup gesekan


antara tanah dengan roda. Misalnya traktor tersebut pada gigi ke
4 dengan kecepatan 22,4 mph harus menarik muatan (total +
berat traktor) sebesar 16 ton dan harus melalui tanjakan 5% dan
RR = 50 lbs/ton, maka :

Rimpull

3.6
13.500
2.160
lbs
22.4

Akibat RR: 50 * 16 = 800 lbs


Akibat GR: 5*20*16 = 1.600 lbs
Sehingga TR = RR + GR = 2.400 lbs

PTM

ary-11

Disini Rimpull yang tersedia 2.160 lbs < 2.400 lbs (berat traktor
+ muatan yang harus ditarik), sehingga harus pindah gigi yang
lebih rendah agar traktor dapat menarik.
Tanaga Tarik (Drawbar Pull = DBP)
Tenaga tersedia pada traktor/kendaraan yang dapat dihitung
untuk menarik muatan disebut tenaga tank traktor (drawbar pull
= DBP), ialah tenaga yang terdapat pada gantol (hook) di
belakang traktor tersebut, yang dinyatakan dalam kilogram atau
lbs.
Dari tenaga mesin secara keseluruhan setelah dikurangi
untuk mengatasi gesekan-gesekan mekanisme traktor, untuk
tenaga menggerakkan kendaraannya sendiri dan lain-lain
pengaruh yang mengurangi daya guna mesin. maka sisanya
dihitung sebagai DBP.
DBP ini besamya tergantung juga dari kecepatan gerak
kendaraan (gear selection), untuk masing-masing gigi dinyatakan
masing-masing DBP nya untuk kecepatan maksimal pada gigi
tersebut, pada putaran mesin tertentu (rated RPM). Sebagai
contoh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Biasanya dalam daftar spesifikasi yang diberikan oleh
masing-masing pabrik telah diperhitungkan besamya rolling
resistance sebesar 110 lbs/ton berat traktor. Jika dalam
kenyataannya nilai RR tersebut lebih kecil atau lebih besar, maka
dapat dilakukan penyesuaian nilai DBP nya.
Gigi ke
Kecepat DBP (lbs)
an
1
1.56
9.909
2
2.20
6.872
3
3.04
4.752
4
3.88
3.626
5
5.30
2.419
Contoh:
Sebuah traktor berat 15 ton mempunyai DBP = 5.684 lbs,
diperhitungkan pada nilai RRF = 110 lbs/ton. Jika traktor bekerja
pada jalan dengan RRF =180 lbs/ton, maka :
DBP pada RRF 110 lbs/ton
= 5.684 lbs
reduksi DBP = (180-110) * 15 = 1.050 lbs
Jadi DBP efektif tinggal = 4.634 lbs
Kemampuan Mendaki Tanjakan (Gradability)
Kemampuan mendaki tanjakan ini adalah landai maksimal
yang dapat ditempuh oleh sebuah traktor atau kendaraan yang
dinyatakan dalam % landai. Kemampuan ini berbeda pada
masing-masing keadaan traktor/kendaraan yang kosong atau
yang isi muatan atau dalam keadaan menarik muatan atau
kecepatan pada gigi yang dipilih dsb.

PTM

ary-12

Gerakan maju traktor sebagai alat penarik (prime mover) dibatasi


oleh :
a. daya tarik (DBP atau rimpull) yang disediakan oleh mesin,
b. rolling resistance pada permukaan jalan,
c. berat total dengan muatan. dan
d. landai permukaan jalan yang dilalui.
Untuk
crawler
traktor
kemampuan
mendaki
dihitung
berdasarkan sisa DBP yang masih. setelah dari DBP seluruhnya
dikurangi dengan DBP yang dibutuhkan untuk menanggulangi
rolling resistance.
Contoh:
Sebuah traktor menarik scraper dengan ketentuan sebagai
berikut. Traktor 180 HP, berat 20 ton scraper dengan muatan
penuh berat 36 ton. DBP traktor pada gigi ke 3 sebesar 9.200 kg,
rolling resistance (RR) traktor 80 kg/ton, RR traktor yang
diperhitungkan oleh pabrik 50 kg/ton, RR scraper 100 kg/ton,
efisiensi 85%.
Hitungan:
RR tambahan untuk traktor (80 - 50) = 30 kg/ton
RR traktor
= 20 * 30
= 600 kg
RR scraper
= 36 * 100 = 3.600 kg
Total RR = 4.200 kg
Maksimal DBP yang dihitung = 85% * 9.200 = 7 820 kg
Untuk mengatasi RR
= 4.200 kg
DBP yang tersedia
= 3.620 kg
Berat traktor + scraper = 20 + 36 = 56 ton
Diperlukan DBP tambahan 10 kg/ton untuk tiap landai 10%,
jadi untuk traktor + scraper = 10 * 56 = 560 kg untuk tiap
1% landai naik.
Jadi kemampuan mendaki traktor menarik scraper =

3.620
* 1% 6.46%
560

Contoh:
Traktor roda karet 120 HP berat total 12 ton. distribusi beban
pada roda gerak 60%, koefisien traksi 0.5. Traktor menarik
scraper dengan muatan penuh 25 ton. DBP traktor pada gigi ke 2
sebesar 4 500 kg. RR traktor 60 kg/ton, RR yang diperhitungkan
pabrik 50 kg/ton, RR scraper 70 kg/ton. Efisiensi mesin 85 %.
Hitungan:
Tambahan RR traktor
RR scraper
= 70 * 25
RR total

= (60 - 50) * 12 = 120 kg


= 1.750 kg
= 1.870 kg

PTM

ary-13

Kontrol traksi pada roda gerak:

25 ton

60%
(7.2 ton)

40%
(4.8 ton)

Beban pada roda gerak = 60% * 12.000


= 7.200 kg
Tenaga traksi sebelum teriadi slip
= 0.5 * 7.200
=
3.600
kg
Maksimal DBP traktor dihitung
= 85% * 4 500 = 3 825
kg > 3.600 kg , jadi traktor sudah slip
Tenaga yang dapat dimanfaatkan = 3 600 kg
Untuk menanggulangi RR
= 1.870 kg
DBP tersisa
= 1.730 kg
Berat traktor + scraper
Tiap % landai perlu tenaga

= 12 + 25 = 37 ton
= 10 * 37 = 370 kg

Jadi kemampuan mendaki traktor =

1.730
* 1% 4.67%
370

Anda mungkin juga menyukai