Anda di halaman 1dari 14

Judul

: Kecemasan Menghadapi Persalinan Anak Pertama Pada Ibu


Dewasa Awal

Nama/ NPM : Ditha Arindra/ 10503054


Pembimbing : Anita Zulkaida, S.Psi.,Msi.
ABSTRAK
Saat menghadapi persalinan anak pertama merupakan suatu pengalaman baru
dan merupakan masa-masa yang sulit bagi seorang wanita. Kecemasan yang terjadi
pada wanita yang akan memiliki bayi, umumnya disebabkan karena mereka harus
menyesuaikan diri dengan kebutuhan fisik dan psikologis bayi yang banyak menyita
waktu, emosi dan energi, sementara itu seorang wanita tetap dibebani untuk mengurus
kebutuhan rumah tangga. Pada saat cemas individu akan sangat sulit untuk
menyesuaikan diri baik dengan dirinya sendiri, orang lain, maupun lingkungan
sekitarnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kecemasan pada ibu ketika
menghadapi persalinan anak pertama dan untuk mengetahui sebab-sebab terjadinya
kecemasan pada ibu dalam menghadapi persalinan anak pertama.
Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui bagaimana
kecemasan pada ibu dewasa awal dalam menghadapi persalinan anak pertama. Dalam
peneitian ini, peneliti menggunakan wawancara mendalam karena wawancara terebut
lebih seperti percakapan sehari-hari dibandingkan dengan wawancara terstruktur, dan
teknik yang akan digunakan adalah teknik observasi non-partisipan karena didalam
penelitian, peneliti tidak berperan serta ikut ambil bagian dalam kehidupan orang yang
diobservasi.Dalam penelitian ini, subjek berjumlah tiga orang, dengan karakteristik
wanita berusia dewasa awal (20 sampai 25 tahun) dan yang akan menghadapi
persalinan anak pertama dengan usia kehamilam 8-9 bulan.
Hasil menunjukkan bahwa tingkat kecemasan yang dialami berbeda-beda untuk
masing-masing subjek. Kecemasan tertinggi dialami oleh subjek ketiga, kecemasan
lebih rendah dialami oleh subjek kedua, sedangkan kecemasan terendah dialami oleh
subjek pertama. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala fisik yang dialami antara subjek
pertama, subjek kedua, dan subjek ketiga ketika menjelang persalinan. Terdapat
persamaan pada saat menjelang persalinan, ketiga subjek merasakan gatal-gatal pada
daerah sekitar perut. Selain itu terdapat pula perbedaan perilaku yang dilakukan
antara ketiga subjek ketika mendapatkan masalah selama menjelang proses persalinan.
Subjek pertama lebih senang untuk pergi mencari hiburan dan bercerita kepada
sahabatnya untuk sedikit melupakan masalah yang dihadapinya atau membersihkan
rumah. Subjek kedua lebih senang mengurung diri didalam kamar, menangis,
mendengarkan musik, dan menulis diary dibandingkan melampiaskan kemarahannya
kepada orang lain. Sedangkan subjek ketiga lebih senang mengurung diri didalam
kamar dan beristirahat untuk melupakan masalah yang sedang dihadapinya.

Selain gejala-gejala, kecemasan subjek pertama, kedua dan ketiga dapat juga
dilihat dari faktor-faktor yang berpengaruh, diantaranya berkaitan dengan dukungan
dari keluarga dan mertua membuat subjek merasa lebih diperhatikan dalam menjalani
kehamilan. Perhatian terhadap makanan dilakukan oleh keluarga untuk menjaga
kehamilan dan persalinan agar tidak terjadi masalah. Subjek pertama dan kedua
memiliki kesiapan fisik yang baik, mereka menjaga fisik mereka agar siap ketika waktu
persalinan tiba. Sedangkan subjek ketiga merasa mampu menjalankan persalinan
walaupun kondisi tubuhnya sangat lemah dikarenakan masalah yang dihadapi sangat
membuat diri subjek mudah lelah, tetapi suami subjek merasa siap jika waktu
persalinan telah tiba.
Ketiga subjek dan suami mereka merasa siap dengan psikologis mereka. Mereka
lebih memasrahkan diri kepada Tuhan untuk hasil yang akan diterima oleh mereka
setelah persalinan terjadi. Subjek pertama dan suami subjek merasa belum siap secara
ekonomi, dikarenakan suami subjek belum mendapatkan pekerjaan yang tetap. Subjek
menjaga kehamilannya agar tidak menjalankan persalinan melalui proses operasi
karena biaya yang dibutuhkan sangat banyak. Sedangkan subjek kedua dan ketiga
merasa lebih siap secara ekonomi dikarenakan suami mereka sudah mendapat
pekerjaan dan sudah memiliki tabungan yang mereka kumpulkan sejak mereka
membangun kehidupan rumah tangga.
Kata kunci : Kecemasan, Persalinan, dewasa awal.

A. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pernikahan merupakan sesuatu yang
sakral bagi setiap orang. Bagi sebagian
besar pasangan yang sudah menikah,
kehadiran seorang anak tentu dianggap
sebagai suatu berkah. Selain sebagai
penerus
keturunan,
anak
juga
merupakan wujud cinta kasih yang
menimbulkan kepuasan interpersonal
serta memperkuat ikatan pasangan
suami istri. Emosi seorang wanita hamil
cenderung berubah dengan cepat,
misalnya saja di satu saat individu
tersebut merasa bahagia dua jam
kemudian tiba-tiba merasa sangat
tertekan, bahkan menangis tersedu-sedu
tanpa adanya sebab.
Pada waktu hamil, wanita dihadapkan
pada beberapa keadaan yang mungkin

dapat terjadi sehubungan dengan


kehamilannya itu, seperti perkembangan
dan
keselamatan
janin
dalam
kandungannya sampai tiba waktunya
untuk dilahirkan. Kelahiran anak sering
dirayakan sebagai momen seremonial
yang membahagiakan baik bagi kedua
orang tuanya maupun bagi keluarga
besar mereka sekaligus penuh dengan
perasaan cemas.
Kehamilan merupakan pengalaman
yang luar biasa untuk wanita. Dengan
hadirnya anak seorang wanita akan
merasa lebih sempurna. Namun
disamping itu, terdapat kekhawatiran
yang ditimbulkan ketika menjalani
kehamilan, diantaranya wanita hamil

yang memiliki risiko tinggi saat


menjalani persalinan.
Saat menghadapi
persalinan anak
pertama, munculnya kecemasan ini
sangat wajar, karena merupakan suatu
pengalaman baru dan merupakan masamasa yang sulit bagi seorang wanita.
Menurut Kaplan dkk (1997), kecemasan
merupakan respons terhadap situasi
tertentu
yang
mengancam
dan
merupakan hal yang normal terjadi
menyertai perkembangan, perubahan,
serta dalam menemukan identitas diri
dan arti hidup. Seringkali kecemasan
juga ditandai dengan perasaan mudah
marah, cemas, perasaan tegang, mudah
gugup, kewaspadaan berlebih, dan
terkadang menyebabkan keringat pada
telapak tangan. Terkadang dampak yang
terjadi pada kecemasan dapat berupa
dampak yang positif atau negatif.
Dampak positif terjadi jika kecemasan
muncul pada tingkat moderat dan
memberikan kekuatan untuk melakukan
sesuatu,
membantu
individu
membangun pertahanan dirinya agar
rasa cemas yang dirasakan dapat
berkurang
sedikit
demi
sedikit,
sedangkan dampak negatif terjadi jika
kecemasan muncul pada tingkat tinggi
dan menimbulkan simtom-simtom fisik
yang dapat menghalangi individu untuk
berfungsi efektif dalam kehidupan
sehari-hari seperti meningkatnya detak
jantung, dan menegangnya otot-otot
tubuh sehingga sering terlihat sebagai
suatu reaksi panik.
Pada saat cemas individu akan sangat
sulit untuk menyesuaikan diri baik
dengan dirinya sendiri, orang lain,
maupun
lingkungan
sekitarnya.
Menurut Freud (dalam Fausiah, 2003)
kecemasan
yang
nyata
sebagai
kecemasan yang mendasar terhadap

bahaya nyata yang ada dalam dunia


eksternal. Dalam hal ini, wanita yang
cemas dalam menghadapi persalinan
anak pertama merupakan kecemasan
yang mendasar yang seharusnya
diterima. Dari pernyataan diatas dapat
diketahui bahwa tingkah laku dan
dukungan sosial dapat mempengaruhi
keadaan emosi pada wanita saat masa
kehamilan dan ketika menghadapi
persalinan.
Untuk memperoleh gambaran yang
lebih lengkap, peneliti tertarik untuk
meneliti mengenai kecemasan pada ibu
dewasa
awal
saat
menghadapi
persalinan.
2. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan yang ingin dibahas dalam
penelitian ini adalah bagaimana
kecemasan yang dialami oleh ibu dalam
menghadapi persalinan anak pertama?,
mengapa kecemasan pada ibu ketika
menghadapi persalinan anak pertama
demikian?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui kecemasan pada ibu ketika
menghadapi persalinan anak pertama
dan mengetahui penyebab kecemasan
pada ibu dalam menghadapi persalinan
anak pertama.
4. Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat
yang
ingin
disampaikan dalam penelitian ini, yaitu
1. Manfaat teoritis.
Penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan sumbangan pengetahuan
mengenai psikologi wanita dan
psikologi perkembangan khususnya
mengenai keadaan psikologis pada
wanita
yang
akan
menghadapi
persalinan anak pertama.

2. Manfaat praktis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
membantu dalam bidang kesehatan
dalam menghadapi gangguan emosional
yang dialami oleh wanita yang akan
menghadapi persalinan. Selain itu,
penelitian ini juga diharapkan dapat
mengurangi
kecemasan
dalam
menghadapi
persalinan
dengan
mempersiapkan keadaan fisik dan psikis
sebelum masa persalinan dan juga untuk
penelitian lebih lanjut.
B. Tinjauan Pustaka
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah masa dimana seorang
wanita membawa embrio atau fetus
didalam tubuhnya, dan kehamilan dapat
terjadi jika ada pertemuan antara sel
telur dan sel sperma. Kehamilan adalah
kondisi kritis yang dialami oleh wanita,
tidak hanya gangguan psikologis namun
juga adanya perubahan sense dan
identitas pada diri wanita (Trad, 2006).
b. Proses Terjadinya Kehamilan
Selama kehamilan hormon estrogen dan
progesteron akan meningkat dan
menekan
sekresi
FSH
(Follicle
Stimulating
Hormone)
dan
LH
(Luteinizing Hormone) sehingga tidak
terjadi pematangan dan pelepasan ovum
di dalam ovarium. Ovarium juga
mengeluarkan hormon relaksin yang
mempunyai pengaruh menenangkan
rahim sehingga pertumbuhan janin
menjadi baik sampai persalinan. Sel
telur dapat dibuahi hanya beberapa jam
setelah ovulasi. Waktu ovulasi sel telur
masih diliputi oleh corona radiata,
dengan enzim hyaluronidase yang
dimiliki oleh sel sperma, maka sel

sperma dapat mencairkan corona


radiata tersebut, sehingga salah satu sel
sperma dapat menembus dinding sel
telur. Setelah penggabungan antara sel
telur dan sel sperma, hasil yang
diperoleh disebut zygote. Setelah
pembuahan zygote mempunyai 46 buah
kromosom, 23 buah kromosom
diperoleh dari sel sperma dan 23 buah
kromosom lagi diperoleh dari sel telur
(Sastrawinata, 1983).
c. Perubahan
Fisiologis
Saat
Kehamilan
Sastrawinata (1983) mengatakan bahwa
pada kehamilan terjadi perubahan pada
seluruh tubuh wanita, seperti cepat
merasa letih, amenore (tidak mendapat
menstruasi),
perubahan
emosi,
perubahan kerja jantung dan paru, dan
perubahan payudara. Plasenta dalam
perkembangannya
mengeluarkan
hormon somatomammotropin, estrogen,
dan progesteron yang menyebabkan
perubahan pada :
1) Rahim atau uterus
2) Vagina
3) Ovarium
4) Payudara
5) Sirkulasi darah ibu
d. Senam Hamil
Senam hamil membantu para ibu hamil
untuk membuat persiapan dalam
melahirkan bayinya. Menurut penelitian
dikatakan bahwa para ibu hamil harus
siap secara mental dan fisik untuk
proses
alamiah
ini.
Dengan
diberikannya latihan kepada para ibu
hamil akan memberikan keyakinan yang
lebih besar bahwa proses melahirkan
bukanlah hal yang menakutkan,
mencemaskan, dan sebagainya.
Menurut Kushartanti (2004), latihanlatihan yang dilakukan pada saat
mengikuti senam hamil diantaranya :

a. Pemanasan
b. Latihan kebugaran
c. Latihan penguatan dan peregangan
d. Latihan relaksasi
e. Latihan pernafasan
f. Latihan koreksi sikap
g. Latihan pendinginan.
2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Menurut
Prawirohardjo
(2002),
persalinan adalah proses pengeluaran
hasil konsepsi yang dapat hidup dari
dalam uterus melalui vagina ke dunia
luar. Persalinan terbagi menjadi dua,
yaitu persalinan normal dan persalinan
abnormal. Persalinan normal adalah bila
bayi lahir dengan letak belakang kepala
tanpa
memakai
alat-alat
atau
pertolongan istimewa serta tidak
melukai ibu dan bayi, dan biasanya
berlangsung dalam waktu kurang dari
24 jam. Persalinan abnormal adalah bila
bayi dilahirkan dengan menggunakan
alat-alat seperti vakum, cunam dan
sebagainya.
b. Faktor-faktor
Terjadinya
Persalinan
Faktor-faktor hormonal, struktur rahim,
sirkulasi rahim, pengaruh syaraf dan
nutisi
merupakan
faktor
yang
mengakibatkan tejadinya persalinan.
Perubahan-perubahan dalam biokimia
dan
biofisika
menungkapkan
berlangsungnya
persalinan
terjadi
karena penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Keadaan
rahim yang terus membesar dan
menjadi
tegang
mengakibatkan
penyempitan pembuluh darah ke otototot rahim. Hal ini merupakan faktor
yang mengganggu sirkulasi darah
uteroplasenter yaitu sirkulasi darah dari
rahim menuju plasenta, sehingga
plasenta
mengalami
degenerasi.

Menurut
Hippocrates
(dalam
Prawirohardjo, 2002), bila nutrisi pada
janin berkurang maka hasil pembuahan
akan segera dikeluarkan.
c. Mekanisme Persalinan Normal
Persalinan dibagi menjadi empat tahap.
Pada kala I leher rahim membuka
sampai terjadi pembukaan sepuluh
sentimeter, kala I dinamakan kala
pembukaan. Kala II disebut kala
pengeluaran janin, karena pada kala ini
wanita
yang
akan
melahirkan
menggunakan kekuatan kontraksi rahim
dan kakuatan mengedan janin agar
terdorong ke luar. Kala III disebut kala
pengeluaran plasenta dari dinding
rahim, sedangkan kala IV disebut kala
pengawasan selama satu jam setelah
bayi dan plasenta lahir (Prawirohardjo,
2002). Menurut Prawirohardjo (2002),
persalinan dibagi menjadi empat tahap,
yaitu :
1) Kala I (Kala Pembukaan)
2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
3) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
4) Kala IV (Kala Pengawasan)
3. Kecemasan
a. Pengertian Kecemasan
Kaplan dkk (1997) mengatakan bahwa
kecemasan adalah respons terhadap
situasi tertentu yang mengancam dan
merupakan hal yang normal terjadi
menyertai perkembangan, perubahan,
serta dalam menemukan identitas diri
dan arti hidup. Davison dan Neale
(dalam Fausiah, 2003) mengatakan
bahwa kecemasan adalah munculnya
perasaan takut dan kehati-hatian atau
kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak
menyenangkan. Selain itu kecemasan
seringkali disertai dengan gejala fisik
seperti sakit kepala, jantung berdebar
dengan cepat, dada terasa sesak, sakit

perut, tidak tenang dan tidak dapat


duduk diam.
b. Jenis-jenis Kecemasan
Freud (dalam Hall & Lindzey, 1993)
mengemukakan adanya tiga macam
kecemasan, yaitu :
1) Kecemasan realitas
2) Kecemasan Neurotic
3) Kecemasan moral atau rasa bersalah
c. Gejala-gejala Kecemasan
Menurut Nolen dan Hoeksema (2001)
kecemasan terdiri dari 4 bagian besar
gejala-gejala dengan cirinya masingmasing. Gejala tersebut adalah :
1) Fisik
2) Perilaku
3) Emosi
4) Kognisi
Berdasarkan gejala-gejala kecemasan di
atas, dapat disimpulkan bahwa gejala
kecemasan dapat dilihat dari beberapa
hal diantaranya suasana hati, pikiran,
motivasi, perilaku, fisik, emosi, dan
kognisi.
d. Faktor-faktor
Penyebab
Kecemasan
Ada empat faktor utama yang
mempengaruhi perkembangan pola
dasar yang menunjukkan reaksi rasa
cemas (Ramaiah, 2003) :
1) Lingkungan
2) Emosi yang ditekan
3) Sebab-sebab fisik
4) Lingkungan
Berdasarkan faktor-faktor kecemasan
dari beberapa tokoh di atas, dapat
ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor
kecemasan dapat dipengaruhi oleh
lingkungan, emosi yang ditekan, sebabsebab fisik, dan keturunan. Adapula
faktor yang berpengaruh terhadap
kecemasan suami seperti kesiapan fisik,
kesiapan mental psikologis, dan
kesiapan sosial ekonomi.

e. Teori-teori Kecemasan
1) Teori psikoanalisa
2) Teori perilaku
3) Teori eksistensial
4) Teori biologi
4. Dewasa Awal
a. Pengertian Dewasa Awal
Individu dewasa awal adalah individu
yang
telah
menyelesaikan
pertumbuhannya dan siap dalam
masyarakat bersama dengan individu
dewasa lainnya (Hurlock, 1980).
b. Aspek-aspek Perkembangan Fisik
Dewasa Awal
Ciri-ciri yang menonjol dalam masa
dewasa awal yang membedakannya
dengan kehidupan yang lain, nampak
dalam adanya peletakan dasar dalam
banyak
aspek
kehidupannya,
melonjaknya persoalan hidup yang
dihadapi dibandingkan dengan remaja
akhir dan terdapatnya ketegangan
emosi, tetapi selain itu penyesuaian diri
merupakan hal yang utama. Menurut
Becker (dalam Mappiare, 1983), dewasa
awal
merupakan
suatu
masa
penyesuaian
terhadap
pola-pola
kehidupan yang baru dan harapanharapan sosial yang baru.
Pada golongan dewasa awal telah
mencapai puncak kekuatan (strength),
energi
(energy),
dan
ketekunan
(endurance) yang prima.
C. Metode Penelitian
1. Pendekatan Kualitatif
Sesuai dengan latar belakang masalah
penelitian, maka peneliti menggunakan
pendekatan kualitatif untuk mengetahui
bagaimana kecemasan menghadapi
persalinan anak pertama pada ibu
dewasa awal.

Patton (dalam Poerwandari, 1998)


menyatakan bahwa penelitian kualitatif
dan
kuantitatif
merupakan
dua
pandangan yang berbeda yang harus
dipilih bukan karena salah satunya baik,
melainkan karena pendekatan yang
dipilih memang sesuai dengan masalah
penelitian dan paling baik untuk
menjawab masalah tersebut. Perbedaan
metode kualitatif dengan kuantitatif
terletak pada keluasan cakupan (breath)
dan kedalaman (depth). Penelitian
kuantitatif menuntut digunakannya
pendekatan
yang
terstandarisasi,
sehingga
pengalaman-pengalaman
manusia dibatasi pada kategori tertentu,
sedangkan
penelitian
kualitatif
memungkinkan peneliti mempelajari
isu-isu tertentu secara mendalam dan
mendetail karena pengumpulan data
tidak dibatasi pada kategori-kategori
tertentu saja.
2. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini, karakteristik dan
jumlah subjek adalah sebagai berikut :
Wanita berusia dewasa awal (20 sampai
25 tahun), dan akan menghadapi
persalinan anak pertama dengan usia
kehamilam 8-9 bulan, subjek penelitian
berjumlah tiga orang.
3. Tahap-tahap Penelitian
a. Tahap
Persiapan,
Pedoman
wawancara yang dikembangkan dalam
penelitian ini berdasarkan teori-teori
yang telah dikemukakan sebelumnya
mengenai post power syndrome pada
pegawai negeri sipil yang mengalami
masa pensiun, sehingga pertanyaan
yang diajukan relevan dengan masalah
penelitian.
Kemudian
pedoman
wawancara dikonsultasikan dengan
dosen pembimbing sebagai expert
judgement (penilaian ahli) untuk
mendapatkan
masukan
apakah

pertanyaan yang diajukan sudah dapat


menggali
informasi
yang
ingin
diperoleh dari penelitian dan feedback
(umpan balik).
b. Tahap pelaksanaan,
Sebelum
dilakukan pengumpulan data, peneliti
menghubungi dan membuat janji
dengan subjek terlebih dahulu untuk
melakukan wawancara. Setelah bertemu
dengan
subjek,
peneliti
memperkenalkan diri dan menerangkan
tujuan dari penelitian, serta meminta
izin kepada subjek untuk menggunakan
alat
perekam
saat
mengajukan
pertanyaan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan hal yang akan
diteliti. Saat pelaksanaan, peneliti
melakukan observasi, mencatat dan
merekam
semua
jawaban
yang
diberikan oleh subjek. Selain itu peneliti
juga melakukan wawancara dengan
significant other untuk mengecek agar
data yang diperoleh berasal dari
berbagai sumber. Setelah peneliti
melakukan wawancara dan observasi,
peneliti menganalisis data yang ada
kemudian menulis laporannya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti akan
menggunakan
tipe
wawancara
mendalam
(in-depth
interview).
Wawancara mendalam ini lebih seperti
percakapan sehari-hari dibandingkan
dengan wawancara terstruktur. Tehnik
ini dapat berubah tergantung pada
tingkatan wawancara yang telah
terstruktur. Teknik ini dapat berubah
tergantung pada tingkatan wawancara
yang telah terstruktur sebelumnya.
Penelitian ini menggunakan Observasi
non-partisipan.
Observasi
nonpartisipan adalah peneliti berada diluar
subjek yang diamati dan tidak ikut
dalam kegiatan-kegiatan yang mereka

lakukan. Dengan demikian peneliti akan


lebih leluasa mengamati kemunculan
tingkah
laku
yang
terjadi
(Sukandarrumidi, 2004).
Dalam
penelitian
ini,
peneliti
menggunakan wawancara mendalam
karena wawancara tersebut lebih seperti
percakapan sehari-hari dibandingkan
dengan wawancara terstruktur.
5. Alat Bantu Pengumpul Data
Dalam penelitian, informasi atau data
yang dibutuhkan bisa dalam bentuk
verbal dan non verbal. Oleh sebab itu
dalam melakukan observasi dan
wawancara
peneliti
memerlukan
beberapa alat bantu yang dapat
digunakan sebagai sarana untuk
mempermudah proses jalannya suatu
penelitian. Beberapa sarana atau
instrumen yang digunakan adalah
menggunakan media perekam suara,
catatan atau tulisan tangan, pedoman
wawancara, dan pedoman observasi.
6. Keakuratan Penelitian
Untuk mencapai keakuratan dalam
suatu penelitian dengan metode
kualitatif, ada beberapa teknik yang
digunakan dan salah satu teknik tersebut
adalah triangulasi. Triangulasi dapat
dibedakan menjadi emapat macam yaitu
triangulasi data, pengamat, teori, dan
metodologis. Dalam penelitian ini,
peneliti
menggunakan
triangulasi
dengan sumber dan metode karena
peneliti membandingkan dan mengecek
kembali jawaban yang diberikan oleh
subjek dengan jawaban yang diberikan
oleh suami subjek sebagai significant
other, selain itu peneliti juga
menggunakan metode wawancara dan
observasi untuk memperoleh data yang
dibutuhkan untuk penelitian.

7. Teknik Analisa Data


Data yang diperoleh akan di analisa
dengan menggunakan teknik analisa
data kualitatif. Adapun tahapan tersebut
adalah
mengorganisasikan
data,
mengelompokkan data, analisis kasus,
dan menguji asumsi.
D. Hasil Dan Analisis.
1. Hasil Observasi dan Wawancara
a. Gambaran Umum Subjek
Subjek pertama mempunyai tubuh yang
tidak terlalu besar untuk seseorang yang
sedang hamil, berkulit putih, berambut
lurus, subjek mempunyai mata yang
bulat dengan bulu mata yang tidak
terlalu lentik serta alis yang tipis.
Subjek mempunyai hidung yang
mancung, bibir yang tipis, serta susunan
gigi yang rapi. Pada saat observasi
pertama subjek memakai baju putih
berlengan pendek dengan celana bahan
panjang berwarna hitam, rambut subjek
berwarna hitam panjang dan diikat
kebelakang.
Subjek kedua mempunyai badan yang
kecil, berkulit putih, berambut lurus
kemerahan. Subjek memiliki mata yang
sipit dengan alis yang tipis. Selain itu,
hidung subjek tidak mancung, bibir
yang tebal dan susunan ggi yang kurang
rapi.
Subjek mempunyai badan yang kecil,
berkulit putih, dan memakai kerudung.
Subjek ketiga memiliki alis yang tipis
dan bulu mata yang lentik. Hidung
subjek tidak terlalu mancung, bibir
subjek tipis dan susunan gigi yang rapi.

b. Pembahasan
1. Bagaimana
kecemasan
yang
dialami
oleh
ibu
dalam
menghadapi
persalinan
anak
pertama?
Terdapat kesamaan gejala fisik yang
dialami antara subjek pertama, subjek
kedua, dan subjek ketiga ketika
menjelang
persalinan.
Mereka
merasakan gatal-gatal pada daerah
sekitar perut, tekanan darah subjek
ketika mendekati waktu persalinan, dan
nafas subjek tidak menjadi cepat jika
teringat mengenai persalinan. Perbedaan
gejala fisik terdapat pada meningkatnya
detak jantung. Subjek pertama merasa
detak jantungnya meningkat jika subjek
mendengar cerita mengenai persalinan
melalui proses operasi, dan membaca
buku-buku yang mambahas mengenai
persalinan. Sedangkan pada subjek
kedua dan subjek ketiga, detak jantung
tidak meningkat jika subjek mendengar
cerita mengenai persalinan, membaca
buku yang membahas mengenai
persalinan, dan menonton acara televisi
mengenai persalinan. Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa ketiga
subjek mengalami perubahan detak
jantung, seperti meningkatnya detak
jantung ketika ketiga subjek mendengar
cerita dari orang lain mengenai
persalinan normal maupun persalinan
melalui proses operasi, selain itu detak
jantung subjek juga dapat meningkat
ketika ketiga subjek membaca bukubuku mengenai persalinan.
Terdapat perbedaan perilaku yang
dilakukan antara ketiga subjek ketika
mendapatkan
masalah
selama
menjelang proses persalinan. Subjek
pertama lebih senang untuk pergi
mencari hiburan dan bercerita kepada
sahabatnya untuk sedikit melupakan

masalah yang dihadapinya atau


membersihkan
rumah.
Jika
mendapatkan masalah, subjek kedua
lebih senang mengurung diri didalam
kamar, menangis, mendengarkan musik,
dan menulis diary dibandingkan
melampiaskan kemarahannya kepada
orang lain. Sedangkan subjek ketiga
lebih senang mengurung diri didalam
kamar dan beristirahat untuk melupakan
masalah yang sedang dihadapinya.
Ketiga subjek tersebut memiliki
persamaan
dalam
menghadapi
persalinan, mereka takut menghadapi
persalinan yang semakin dekat. Mereka
lebih banyak berdoa dan pasrah kepada
Tuhan untuk membuat mereka merasa
tenang setelah mereka teringat waktu
persalinan yang semakin dekat. Jika
mendapat masalah kecil, subjek pertama
tidak
langsung
melampiaskan
kemarahannya. Sedangkan subjek kedua
dan ketiga jika mendapat masalah kecil
yang menyinggung perasaan, terkadang
mereka
langsung
melampiaskan
kemarahannya terhadap suami mereka.
Berdasarkan
gejala
emosi yang
diperoleh, ketiga subjek merasa takut
menghadapi persalinan yang semakin
dekat. Sedangkan jika mendapat
masalah kecil, subjek kedua dan ketiga
terkadang langsung melampiaskan
kemarahannya kepada suami mereka.
Terdapat persamaan antara ketiga
subjek mengenai keselamatan bayi dan
dirinya serta kondisi bayi setelah
dilahirkan. Mereka sangat cemas
dengan kondisi bayi, keselamatan bayi
yang akan dilahirkan, dan keselamatan
diri mereka sendiri. Kecemasan dalam
menghadapi
persalinan
biasanya
dialami oleh para ibu jika kehamilannya
sudah mendekati tanggal kelahiran.
Selama menjelang persalinan, terdapat

perbedaan dalam penyelesaian masalah.


Subjek
pertama
lebih
sering
menyelesaikan masalah yang ada
dibandingkan dengan subjek kedua dan
ketiga yang selalu menghindar jika
masalah
datang.
Subjek
kedua
mendapatkan pengetahuan dengan cara
bertanya kepada seseorang yang telah
melakukan proses persalinan dan
menonton acara di televisi yang
membahas
mengenai
peralinan,
sedangkan subjek pertama mendapat
pengetahuan dengan cara bertanya
kepada
sahabatnya
yang
telah
melakukan proses persalinan dan
membaca
buku-buku
mengenai
persalinan, dan subjek ketiga mendapat
pengetahuan dengan cara bertanya
kepada teman-teman disekitar tempat
kerjanya dan membaca buku mengenai
masalah yang sedang dihadapinya
berkaitan dengan persalinan.
2. Mengapa kecemasan pada ibu
ketika menghadapi persalinan
anak pertama demikian?
Terdapat persamaan antara ketiga
subjek, dukungan dari keluarga dan
mertua membuat subjek merasa lebih
diperhatikan
dalam
menjalani
kehamilan. Perhatian terhadap makanan
dilakukan oleh keluarga untuk menjaga
kehamilan dan persalinan agar tidak
terjadi masalah. Dukungan keluarga
terhadap subjek membuat subjek merasa
aman dan merasa terlindungi.
Subjek
pertama
lebih
senang
menceritakan masalahnya kepada ibu
dan sahabatnya, sehingga subjek merasa
membantu mengurangi masalah yang
sedang dihadapi oleh subjek. Selain itu,
subjek banyak mendapat masukan untuk
memecahkan masalah yang ada. Subjek
kedua lebih senang mengurung diri
didalam kamar sambil mendengarkan

musik dan menulis buku diary,


sedangkan subjek ketiga lebih senang
mengurung diri didalam kamar dan
beristirahat
atau
melampiaskan
kemarahannya kepada suami subjek.
Mendekati waktu persalinan, subjek
pertama dan kedua tidak mengalami
kecemasan karena kondisi fisik mereka
sangat baik. Sedangkan pada subjek
ketiga, kecemasan terjadi karena subjek
cemas dengan kondisi fisiknya yang
lemah menjelang persalinan.
Subjek pertama memiliki riwayat
penyakit asma dari nenek subjek,
sebelumnya subjek juga mengalami
gangguan
asma.
Tetapi
ketika
menjelang persalinan, gejala penyakit
tersebut tidak muncul pada diri subjek.
subjek kedua tidak memiliki riwayat
penyakit apapun, dan saat ini subjek
tidak memiliki penyakit yang sedang
diderita. Sedangkan pada subjek ketiga
terdapat riwayat penyakit darah tinggi
yang dimiliki oleh kedua orang tua
subjek. hingga saat ini gejala penyakit
terssebut tidak muncul pada subjek.
Subjek pertama dan kedua beserta
suami mereka memiliki kesiapan fisik
yang baik, mereka menjaga kesiapan
fisik mereka agar siap ketika waktu
persalinan tiba. Sedangkan subjek
ketiga merasa mampu menjalankan
persalinan walaupun kondisi tubuhnya
sangat lemah dikarenakan masalah yang
dihadapi sangat membuat diri subjek
mudah lelah, tetapi suami subjek merasa
siap jika waktu persalinan telah tiba.
Ketiga subjek dan suami mereka merasa
siap dengan psikologis mereka. Mereka
lebih memasrahkan diri kepada Tuhan
untuk hasil yang akan diterima oleh
mereka setelah persalinan terjadi.
Sumapraja (1990) menjelaskan bahwa
faktor ini berkaitan dengan kesiapan

mental psikologi seorang suami dalam


menghadapi segala kemungkinan yang
akan terjadi pada saat istri menjalani
proses persalinan.
Subjek pertama dan suami subjek
merasa belum siap secara ekonomi,
dikarenakan suami subjek belum
mendapatkan pekerjaan yang tetap.
Subjek menjaga kehamilannya agar
tidak menjalankan persalinan melalui
proses operasi karena biaya yang
dibutuhkan sangat banyak. Sedangkan
subjek kedua dan ketiga merasa lebih
siap secara ekonomi dikarenakan suami
mereka sudah mendapat pekerjaan dan
sudah memiliki tabungan yang mereka
kumpulkan sejak mereka membangun
kehidupan rumah tangga.
E. Penutup
1. Kesimpulan
Kecemasan tertinggi dialami oleh
subjek ketiga, kecemasan yang lebih
rendah dialami oleh subjek kedua, dan
kecemasan terendah dialami oleh subjek
pertama. Gejala-gejala tersebut dapat
diketahui baik secara fisik, perilaku,
emosi, dan kognitif. Subjek pertama
mengalami kecemasan dengan gejala
fisik seperti meningkatnya detak
jantung, dan gatal-gatal disekitar daerah
perut menjelang persalinan anak
pertama. Subjek kedua mengalami
gatal-gatal disekitar daerah perut ketika
mendekati waktu persalinan, dan tubuh
terasa lemas jika kekurangan air dalam
tubuhnya. Sedangkan subjek ketiga
mengalami gatal disekitar daerah perut,
sebelumnya subjek mengalami gatal
diseluruh bagian tubuh, selain itu subjek
sering terlihat pucat jika kekurangan air
dalam tubuh.

Faktor-faktor
yang
menyebabkan
kecemasan diantaranya :
a. Lingkungan. Ketiga subjek memiliki
hubungan yang baik dengan mertua,
keluarga besar mereka, suami, sahabat
dan tetangga disekitar tempat tinggal
mereka. Dukungan dari luar membuat
mereka aman dan merasa terlindungi
sehingga dapat membuat mereka
memiliki seseorang yang dapat mereka
ajak untuk berbagi masalah yang
mereka hadapi sehingga dapat menekan
tingkat kecemasan menjadi lebih
rendah.
b. Emosi yang ditekan. Subjek kedua
dan ketiga lebih senang mengurung diri
di dalam kamar dan mendengarkan
musik dibandingkan dengan subjek
pertama yang selalu menceritakan
masalah yang tidak dapat subjek
selesaikan sendiri. Jika subjek kedua
dan ketiga merasa marah, biasanya
mereka menangis didalam kamar sambil
menulis buku diary atau sesekali
mereka melampiaskan kemarahannya
kepada suami mereka. Sedangkan
subjek ketiga akan melampiaskan
kemarahannya dengan membersihkan
rumah atau sesekali melampiaskn
kemarahannya kepada suami jika
memang masalah yang dihadapi
berkaitan dengan suami subjek.
c. Sebab-sebab fisik. Ketika mendekati
waktu persalinan, subjek pertama dan
kedua tidak mengalami sebab-sebab
fisik
yang
dapat
menimbulkan
kecemasan. Sedangakan subjek ketiga
memiliki kondisi yang lemah ketika
menjalani kehamilan, sehingga merasa
cemas dengan persalinan yang akan
dihadapinya.

d. Keturunan. Subjek pertama memiliki


penyakit keturunan yaitu asma dan
subjek ketiga juga memiliki penyakit
keturunan yaitu darah tinggi yang
membuat mereka merasa khawatir
dalam menghadapi persalinan, hal ini
dikarenakan penyakit tersebut dapat
mengganggu jalannya persalinan. Selain
itu, keluarga dari subjek pertama dan
ketiga memiliki riwayat persalinan
melalui operasi caesar.
e. Kesiapan fisik. Subjek ketiga
mengalami kecemasan, karena kondisi
fisik sangat lemah disebabkan masalahmasalah yang terjadi dengan kehamilan
subjek. sedangkan subjek pertama dan
kedua tidak merasakan kekhawatiran
dengan kondisi fisiknya.
f. Kondisi mental psikologis. Kondisi
bayi yang akan dilahirkan membuat
ketiga subjek merasa sangat cemas.
Proses persalinan yang akan dijalani,
dan keselamatan bayi dan dirinya
membuat subjek lebih banyak berdoa
dan memasrahkan diri kepada Tuhan
dan menerima apapun yang akan terjadi
selanjutnya.
g. Kesiapan sosial ekonomi. Faktor
ekonomi membuat subjek pertama
merasa sangat cemas dibandingkan
dengan subjek kedua dan ketiga. Hal itu
disebabkan karena subjek pertama
belum memiliki biaya yang cukup untuk
persalinan. Suami subjek pun belum
mendapatkan pekerjaan tetap sehingga
subjek belum memiliki tabungan yang
cukup
untuk
biaya
persalinan.
Sedangkan subjek kedua dan ketiga
tidak mencemaskan faktor ekonomi,
karena sebelumnya mereka telah
menabung untuk biaya persalinan dan
biaya perawatan bayinya setelah
dilahirkan.

2. Saran
Dari hasil penelitian tentang kecemasan
menghadapi persalinan anak pertama
pada ibu dewasa awal, maka saran yang
diajukan peneliti terhadap penelitian ini
adalah sebagai berikut :
a. Untuk subjek pertama.
Dianjurkan untuk selalu menjaga
kesehatan agar bayinya dapat lahir
dengan normal tanpa kekurangan.
b. Untuk subjek kedua.
Dianjurkan untuk mengikuti senam
hamil agar posisi bayi tetap pada posisi
normal. Jika tidak melakukan senam
hamil, diharapkan untuk berjalan
mengelilingi komplek secara rutin agar
posisi tidak berubah dan pernafasan
sedikit terlatih.
c. Untuk subjek ketiga.
Dianjurkan untuk tidak bekerja terlalu
keras dan terlalu lelah, lebih banyak
beristirahat untuk menjaga kehamilan
dan fisik tetap sehat ketika akan
menghadapi perslinan.
d. Untuk
wanita
yang
akan
menghadapi persalinan.
Dianjurkan untuk tetap menjaga pola
makan, tidak merokok, membiasakan
berjalan berkeliling kompleks jika tidak
mengikuti senam hamil agar melatih
pernafasan,
mempersiapkan
fisik,
mental, dan ekonomi untuk menghadapi
persalinan.
e. Untuk penelitian selanjutnya.
Agar dapat mengembangkan penelitian
mengenai
kecemasan
ketika
menghadapi persalinan, dan menggali
lebih dalam faktor yang mempengaruhi
kecemasan
ketika
menghadapi
persalinan.

DAFTAR PUSTAKA
Anjaswari,
A.
(2003).
Dampak
perceraian pada pembentukan
nilai pernikahan remaja akhir
putri : suatu penelitian kualitatif
terhadap remaja akhir putri dari
keluarga
bercerai
dengan
keluarga utuh. Skripsi (tidak
diterbitkan). Jakarta : Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.
Basuki, H. (2006). Penelitian kualitatif
untuk ilmu-ilmu kemanusian dan
budaya. Jakarta : Universitas
Gunadarma.
Blackburn, M., dan Davidson, K.
(1990). Cognitive therapy for
depression & anxiety. Ed.
Cambridge
:
Blackwell
Scientific Publication.
Dariyo,
A.
(2003).
Psikologi
perkembangan dewasa muda.
Jakarta : Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Denzin, N. K., dan Lincoln, Y. S.
(1994). Handbook of qualitative
research. London : SAGE
Publication Inc.
Fausiah, F. (2003). Psikologi abnormal
( klinis dewasa ). Jakarta :
Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Flick, U. (1998). An introduction to
qualitative research. London :
SAGE Publications Inc.
Hall, C.S. & Lindzey, G. (1993). Teoriteori psikodinamik (klinis). Alih
Bahasa :
A. Supratiknya.
Yogyakarta : Kanisius.
Heardman, H. (1996). Relaxation and
exercise for childbirth. Jakarta :
Arcan.

Hurlock, E. B. (1980). Psikologi


perkembangan
:
suatu
pendekatan sepanjang rentang
kehidupan edisi kelima. Alih
Bahasa : Tjandrasa & Zarkasih.
Jakarta : Erlangga.
Ibrahim, C. S. (1993). Perawatan
kebidanan jilid 1. Jakarta :
Bhratara.
Kagan, J., dan Havemann, E. (1976).
Psychology and introduction 3rd
edition. New York : Hardcourt
Brace Jovanovich Inc.
Kaplan, H. I., Sadock, B. J., dan Grebb,
J. A. (1997). Sinopsis psikiatri
jilid 2. Alih Bahasa : Widjaja
Kusuma. Jakarta : Binarupa
Aksara.
Kushartanti. (2004). Senam hamil
menyamankan
kehamilan
mempermudah
persalinan.
Yogyakarta : Lintang Pustaka.
Manuaba, I. B. G. (1998). Ilmu
kebidanan, penyakit kandungan,
dan keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Jakarta :
Buku Kedokteran EGC.
Mappiare, A. (1983). Psikologi orang
dewasa. Surabaya : Usaha
Nasional.
Marshall, C., dan Rossman, G. B.
(1990). Designing qualitative
research. California : SAGE
Publications Inc.
Mochtar, R. (1998). Sinopsis obstetri :
obstetri
fisiologi,
obstetri
patologi jilid 1. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Moleong, L. J. (1999). Metodologi
penelitian kualitatif. Bandung :
Remaja Rosdakarya.

Minichello, V. (1996). In-dept interview


2nd edition. Melbourne :
Longman.
Nolen, S. & Hoksema. (2001).
Abnormal psychology. New
York : Mc Graw Hill.
Patton, M. Q. (1990). Qualitative
evaluation
and
research
methods 2nd edition. New York :
SAGE Publications Inc.
Poerwandari, E. K. (2005). Pendekatan
kualitatif
untuk
penelitian
perilaku manusia. Depok :
Lembaga Pengembangan Sarana
dan
Pendidikan
Psikologi
(LPSP3) Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia.
Poerwandari, E. K. (1998). Pendekatan
kualitatif
dalam
penelitian
psikologi. Jakarta : Lembaga
Pengembangan Sarana dan
Pendidikan Psikologi (LPSP3)
Fakultas Psikologi Universitas
Indonesia.
Prawirohardjo,
S.
(2002).
Ilmu
kebidanan. Jakarta : Yayasan
Bina
Pustaka
Sarwono
Prawirohardjo.
Ramaiah, S. (2003). Kecemasan.
Bagaimana
mengatasi
penyebabnya. Jakarta : Pustaka
Populer.
Sastrawinata, S. (1983). Obstetri
fisiologi. Bandung : Bagian
Obstetri
dan
Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas
Padjajaran.
Sukandarrumidi. (2004). Metodologi
penelitian petunjuk praktis untuk
peneliti pemula. Yogyakarta :
Gadjah Mada Yogyakarta Press.
Sumapraja, S. (1990). Untuk suami
yang istrinya hamil. Jakarta :
Yayasan Sayang Ibu.

Williams, J. H. (1996). Psychology of


women : behavior in a biosocial
context. New York : W.W
Norton and Company Inc.
Paul. (2006). Masa
kehamilan.
http://www.medicastore.com/me
d/artikel/ kehamilan/.
Trad. (2006). Menghadapi kehamilan
dan
proses
persalinan.
http://niningdwi.wordpress.com/
category/kehamilan-persalinan/

Anda mungkin juga menyukai