Dr Erny SpA(K)
FK UWKS
2012
1
Kompetensi dasar
Mampu menegakkan diagnosis TBC pada anak
Sub-kompetensi :
1. Mampu menggali anamnesa TBC anak
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik paru pada TBC
anak
3. Mampu menyusun pemeriksaan penunjang diagnosis
TBC anak
4. Mampu menyusun program tata-laksana TBC anak
5. Mampu menentukan kasus Rujukan TBC anak
2
Definisi
TBC :
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium Tuberculosis
98% kasus TBC : portentre : Paru
Penyebaran : droplet infeksi
Epidemiologi
WHO : 2/3 penduduk dunia telah terinfeksi dg M
Tbc dengan angka tertinggi Asia, Afrika dan Amerika
latin
WHO
Jumlah kasus TBC baru/tahun
1989
: 1,3 juta kasus
1990
: 7,5 juta kasus
1995
: 8,8 juta kasus
2000
: 10,2 juta kasus
2005
: 11,9 juta kasus
Negara kerkembang (1985-1992)
0-4 tahun
: 36,1%
5-12 tahun
: 38,1%
25-44 tahun
: 54,5%
Peningkatan insiden :
USA/Kanada
0-4 tahun
5-15 tahun
: 19%
: 40%
Inhalasi M TBC
Kuman mati
TB Primer
Masa inkubasi
(2-12 minggu)
Kompleks primer
Sakit TBC
Infeksi TBC
Imunitas optimal
Imunitas menurun
Reaktivasi/reinfeksi
Mati
Sembuh
Sakit TBC
Efusi pleura
(3-6 bulan)
Erosi
bronkus
TBC tulang
(dlm 3 tahun)
Meningitis
TB milier
(dalam 12 bulan
TBC ginjal
(setelah 5 th)
Infeksi
Hipersensitivitas
Kekebalan didapat
1 tahun
2-12 Minggu
(6-8 minggu)
Risiko menurun
(-)
Normal
Normal
selalu
1
Infeksi
(+)
Normal
Normal +
pada imunokompromais
1
Penyakit
(+) 90%
Abnormal*
Abnormal
Selalu
3/4
*Pada 50% anak dengan TBC paru didapatkan pemeriksaan fisik normal
+ kalsifikasi atau granuloma kecil diartikan infeksi, bukan penyakit
pada beberapa anak dengan TBC paru tidak didapatkan kelainan pada thorax foto
Starke JR. Tuberculosis. Dalam : Gherson AA, Hotez PJ, Katz SL, eds. Krugmans infectious disease of
children, Edisi 11. Philadelphia: Mosby, 2004: 731-67
10
12
Diluar paru
Manifestasi klinis
Kelompok umur
Gejala
Demam
Keringat malam
Batuk
Batuk produktif
Hemoptoe
Dyspnea
bayi
anak
Remaja
Sering
Sangat jarang
Sering
Sangat jarang
Tidak pernah
Sering
Jarang
Sangat jarang
Sering
Sangat jarang
Sangat jarang
Sangat jarang
Sering
Jarang
Sering
Sering
Sangat jarang
Sangat jarang
Sering
Sering
Sangat jarang
Sangat jarang
Sering
Jarang
Jarang
Sangat jarang
Sangat jarang
Sangat jarang
Sangat jarang
Jarang
Jarang
Jarang
jarang
Tanda
Ronki basah
Wheezing
Fremitus
Perkusi pekak
Suara nafas berkurang
14
15
Multiple
Unilateral
Tidak nyeri
Mobile
Dapat saling melekat
SSP
Meningitis
TBC
Tuberkuloma
Nyeri kepala
Penurunan kesadaran
Kaku kuduk
Muntah proyektil
Kejang
Kulit
Inokulasi
langsung
tuberculosis
chancre
Limpadenitis
TBC
Mata
Peritonitis
TBC
TBC tulang
TBC ginjal
skrofuloderma
SOP :
Lokasi, Ukuran
uberkuloma
16
Anamnesa
Keluhan utama :
tergantung jenis TBC
Riwayat penyakit
sekarang
Riwayat penyakit
dahulu
Riwayat kontak TBC
dewasa
Riwayat pengobatan
Pemeriksaan fisik
Vital sign
Status gizi
Kelenjar (coli, axila,
inguinal, submandibuler,
subclavicula
Mata
Rongga mulut
Thorak
Spine : Gibbus cervicothoracic
Abdomen : ginjal, hati
17
Pemeriksaan penunjang
Mantoux test
(Tuberculin test)
Radiologis
Mikrobiologis
Dugaan
TBC
Mantoux test
Positif palsu
Penyuntikan salah
Interpretasi salah
Reaksi silang dengan M atipik
Negatif palsu
Masa inkubasi
Penyimpanan tidak baik/penyuntikan salah
Interpretasi salah
TBC berat
Disertai infeksi virus (campak, rubela, varicela, influenza, HIV)
Imunoinkompetensi seluler (pemakaian kortikosteroid)
Kekurangan komplemen
Demam
Lekositosis
Malnutrisi
19
20
3 kriteria
TBC
Dianggap TBC
Membaik
Teruskan
OAT 2 bulan
Memburuk/tetap
Bukan
TBC Resisten
Rujuk RS
21
Tidak jelas
BTA (+)
MT test
(-)
BB/status gizi
BB/TB <90% /
BB/U <80%
Demam
2 minggu
Batuk kronik
3 minggu
Pembesaran KGB
1 cm, jumlah 1
Tidak nyeri
Pembengkakan
tulang/lutut/phalang
(+)
Normal
Gambaran sugestif TB
Kontak TB
Foto thorax
22
Dosis harian
(mg/kg/hari)
Dosis maksimal
(mg per hari)
Efek samping
INH
5-15
300
Rifampicin
10-20
600
Pirazinamid
15-30
2000
Ethambutol
15-20
1250
Streptomycin
15-40
1000
Ototoksik, nefrotoksik
23
Paduan OAT
TBC
TBC berat
Fase intensif
(2 bulan)
Fase lanjutan
(4 bulan)
INH, Rif
Evaluasi :
1. Klinis
2. Radiologis
3. LED
Evaluasi :
1. Klinis
2. Radiologis
Milier
meningitis TBC
efusi pleura TBC
peritonitis TBC
Fase intensif
(2 bulan)
Fase lanjutan
(10 bulan)
Rif, INH
+
kortikosteroid 1-2mg/kg/3 dosis/hari/2-4
minggu lalu tappering - off
Evaluasi :
1. Klinis
2. Radiologis
24
Evaluasi ESO
Hepatotoksisitas :
1. SGOT & SGPT 5 kali nilai normal + tanpa gejala /
3 kali nilai normal + gejala : semua OAT harus
dihentikan
2. Ulang laboratorium 1 minggu kemudian : jika
normal : OAT (+) dengan peningkatan bertahap +
pemantauan lab ketat
25
Drop out
Henti obat >2 minggu
Sikap : tergantung evaluasi klinis
Multiple drug resistance (MDR)
1. Tergantung kultur dan uji sensitivitas obat
2. Meningkat : pengendalian obat tidak benar, minum obat
tidak teratur
3. Harus di rujuk ke centre kesehatan tingkat tinggi
26
27
Asma bronkiale
Dr Erny SpA(K)
FK UWKS
2012
28
Standart kompetensi
Mampu menegakkan diagnosis dan melakukan tatalaksana pada
asma bronkiale pada anak
Sub-kompetensi
1. Mampu menggali anamnesa
2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik
3. Mampu memahami patofisiologi asma bronkiale pada anak
4. Mampu menyusun pemeriksaan penunjang untuk menegakkan
diagnosis asma bronkiale pada anak
5. Mampu menyusun program tata-laksana di bidang asma bronkiale
pada anak
6. Mampu menentukan kasus rujukan
29
Definisi
Mengi berulang dan/atau batuk persisten
dengan karakteristik sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA), 2004, UKK Respirologi Anak IDAI
30
Epidemiologi
Prevalensi asma dunia 7,2% (6% dewasa, 10% anak)
WHO : 250.000 kematian akibat asma termasuk anak-anak
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Patofisiologi Asma
Manifestasi klinis
Anamnesis
1. Menetapkan mengi & batuk berulang
33
Parameter klinis
Ringan
Sedang
Berat tanpa
ancaman apnea
Berat dengan
ancaman apnea
Sesak
Berjalan
Menangis (bayi)
Bicara
Tangis pendek, sulit
minum (bayi)
Istirahat
Tidak bisa minum
(bayi)
Posisi
Bisa berbaring
Duduk bertopang
lengan
Bicara
Kalimat
Penggal kalimat
Kata
Kesadaran
Mungkin iritable
Biasanya iritable
Biasanya iritable
Confuse/bingung
Sianosis
(-)
(-)
(+)
(+) nyata
Wheezing
Sedang, akhir
ekspirasi
Nyaring, sepanjang
ekspirasiinspirasi
Sangat nyaring
tanpa stetoskop,
sepanjang ekspirasi
& inspirasi
Sulit/tidak
terdengar
(-)
(+)
(+)
Gerakan paradoks
thoraco-abdominal
Retraksi
Dangkal, ICS
Sedang,
ICS+suprasternal
Dalam , ditambah
PCH
Dangkal/hilang
RR
Nadi
Takipnea
Normal
Takipnea
Takikardia
Takipnea
Takikardia
Bradipnea
Bradikardia
34
Batuk dan/mengi
Patut diduga asma
- Episodik
- nokturnal/morning dip
- musiman
- Pasca aktivitas fisik berat
- riwayat atopi
Riwayat penyakit
Pemeriksaan fisik
Uji tuberkulin
Tidak berhasil
Bronkodilator
Pemeriksaan penunjang
- Thorax dan sinus foto
- uji fungsi paru
- Uji respon terhadap bronkodilator
- uji provokasi bronkus
- uji imunologik
- RGE
Berhasil
Diagnosis kerja : ASMA
Tidak mendukung
diagnosis lain
Mendukung diagnosis
lain
Pertimbangkan asma
sebagai diagnosis
penyerta
Bukan asma
35
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fungsi paru
Pemeriksaan hiperreaktivitas saluran nafas
Pengukuran petanda inflamasi saluran nafas
non-invasif
Penilaian status alergi
36
Diagnosis banding
GER
Rinosinobronkitis
Kistik fibrosis
Bronkiolitis
Aspirasi benda asing
37
Penatalaksanaan
Asma
Serangan asma akut
1. Adrenalin 0,1-0,2ml larutan 1:1000/sc/dpt
diulang setiap 20 menit sampai 3x,
dilanjutkan dengan :
2. Efedrin 0,5-1mg/kg/do/3x/hr atau
3. Salbutamol 0,1-0,15mg/kg/do/3-4x/hr
atau
4. Aminofilin 4mg/kg/do/3-4x/hr atau
5. Theophylin 3mg/kg/do/3-4x/hr atau
6. Prednison 0,5-2mg/kg/hr selama 3 hr
Status asmaticus
1. Pengobatan asma attack tidak
berhasil
2. Kriteria diagnosis asma berat dengan
risiko apnea
3. Harus MRS
1. Oksigen , Infus
2. Aminophylin 4-5mg/kg/do/iv/20
menit tiap 6 jam
3. Hidrokortison 4-10mg/kg/do/iv/46jam
4. Follow-up ketat dengan skoring
pernafasan
38
Sianosis
(-)
(+) 40% O2
(-)
Sedang
Nyata
Pertukaran udara
Baik
Sedang
jelek
Keadaan mental
Normal
Depresi/gelisah
Koma
Pulsus paradoksus
<10
10-40
>40
PaO2
70-100
70 suhu kamar
70 pada 40% O2
PaCO2
<40
40-65
>65
Skor 0-4 : aman ; 5-6 : akan gagal nafas, siap ICU ; 7 : gagal nafas : ventilator
39
Pneumonia
Dr Erny SpA(K)
FK UWKS
2012
40
Standart kompetensi
Mampu menegakkan diagnosis dan melakukan tatalaksana
pneumonia pada anak
1.
2.
3.
4.
Sub-kompetensi
Mampu menggali anamnesa
Mampu melakukan pemeriksaan fisik
Mampu memahami patofisiologi pnemonia pada anak
Mampu menyusun pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan diagnosis pneumonia pada anak
5. Mampu menyusun program tata-laksana di bidang
pneumonia pada anak
6. Mampu menentukan kasus rujukan
41
Epidemiologi
Masalah kesehatan utama pada anak di negara
berkembang :
Penyebab mortalitas & morbiditas untuk balita
SKN 2001 : 27,6% kematian bayi & 22,8% kematian balita
Faktor risiko :
1. BBLR
2. Tidak imunisasi dan ASI
3. Malnutrisi
4. Defisiensi vitamin A
5. Tingginya prevalensi koloni bakteri nasofaring
6. Polutan udara
42
Non-infeksi
Bronchopneumonia
Pneumonia lobaris
Infeksi
Pneumonia interstitialis
43
Etiologi
usia
Lahir 20 hari
Bakteri
E Coli, Streptococcus group B
L Monocytogenes
Bakteri
Bakteri anaerob, Streptococcus group D
H influenzae, S pneumoniae
Virus :
CMV, HSV
3 minggu-3 bulan
Bakteri :
C Trachomatis, S Pneumoniae
Virus :
Adeno , Influenzae, RSV
Para influenzae 1,2,3
Bakteri :
B Pertusis, Hib, M catharalis
S Aureus
U urealyticum
4 bulan 5 tahun
Bakteri :
C pneumoniae, M pneumoniae
S pneumoniae
Virus :
Adeno, influenzae, parainfluenzae
RSV
Bakteri :
Hib, M Cataralis, N Meningitidis
S Aureus
Virus :
VZV
5 tahun-remaja
Bakteri :
C pneumoniae, M Pneumoniae
S Pneumoniae
Bakteri :
H Influenzae, Legionella Spp, S Aureus
Virus :
Adeno, E Barr, influenzae, parainfluenzae
Rino, RSV, VZV
44
1.
2.
3.
4.
Lekositosis (15.000-40.000/mm3)
dominasi PMN, Shift to the left,
LED , CRP
infiltrat tersebar/satu
lobus/lobulus
Pneumonia virus
Gejala
Klinik
Diawali URI
Mendadak panas tinggi
Kualitas lebih ringan dari bakteri
DP
laboratorium
Radiologis
45
Pneumonia berat
1. Sesak nafas
2. Harus dirawat dan diberi antibiotika
Pneumonia
1. Sesak nafas (+)
2. RR :
o >50x/menit : usia 2 bulan-1tahun
o >40x/menit : 1 5 tahun
3. MRS (-), dapat diberi antibiotika oral
Bukan pneumonia
1. Nafas cepat dan sesak nafas (-)
2. Tidak perlu MRS dan antibiotika, hanya terapi simptomatis
Pneumonia :
1. RR>60x/menit atau sesak nafas
2. Harus MRS dan antibiotika
Bukan pneumonia :
1. RR normal, sesak (-)
2. Tidak perlu MRS, cukup pengobatan simptomatis
46
Anamnesa
DP
Diagnosis
Laboratorium
Radiologi
Pneumonia
Mikrobiologis
Diagnosis
etiologis
Serologis
47
Antibiotika
Penatalaksanaan
MRS :
1. Dyspnea
2. Toksis
3. Usia<6 bulan
4. Penulit
5. Stafilococcus
Simptomatis :
1. Oksigen +nebulizer
2. Ekspectoransia
3. Bronkodilator
4. fisioterapi
Anak (non-toksis)
STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE (2-3mg)
PP im 1-3 hari dilanjut fenoksimetilpenicilin 25.000-50.000 KI/kg/hr/oral/4x
<3 bulan :
Kuman gram (+) atau (-) (6mg)
PP + Gentamycin 5-7mg/kg/hr/iv/3x atau
Cloxacilin + gentamycin
48
Evaluasi terapi
Kemajuan klinis
Radiologis
Dinilai setelah
pemberian
antibiotika
Dinilai
setelah 4-6
minggu post
terapi
Membaik
Tidak
Re-evaluasi Dx
Diagnostik banding
Komplikasi
Membaik
Ya
Terapi stop
Tidak
Pikirkan :
TBC
Benda asing
Keganasan
49
Bronkitis
Dr Erny SpA(K)
FK UWKS
2012
50
Definisi
Proses inflamasi yang mengenai trakea,
bronkus utama dan menengah dengan
manifestasi sebagai batuk yang akan membaik
tanpa terapi dalam 2 minggu
Sering merupakan gabungan dengan penyakit
lain, misalnya asma bronkiale atau infeksi
traktus respirasi atas atau bawah
51
AWAL SAKIT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Rhinovirus
RSV
Virus influenzae
Virus parainfluenzae
Adenovirus
Virus rubeola
paramyxovirus
Bayi/anak kecil :
Muntah
Produksi sputum
banyak
Rhinitis &
pharyngitis
3 4 hari
Batuk keras
& produktif
Tx suportif
Batuk lepas
yang ringan
& produktif
Ronki kasar
wheezing
Bronkodilator
Anak
menelan
dahak
10-14 hari
Batuk
hilang
Thorax foto :
Normal/peningkatan
corakan bronkial
SEMBUH
52
Staphylococcus aureus
Streptococcus pneumoniae
Haemophyllus influenzae
Mycoplasma influenzae
Chlamydia sp
Bordetella pertusis
Corynebacterium diphteriae
Infeksi virus
saluran nafas
Desquamasi epitel
bersilia trakea
Invasi bakteri
menembus mukosa
trakea
Demam, batuk
Pemeriksaan penunjang :
- Mucus : limfosit & PMN
- Kultur mucus
Terapi :
Eritromycin
Tetracyline
suportif
53
54
Bronkiolitis
Dr Erny SpA(K)
FK UWKS
2012
55
Mekanisme ventilasi
56
Definisi
Inflamasi pada
bronkiolus
Etiologi :
1.
2.
3.
4.
5.
95% RSV
Adenovirus
Virus influenzae
Rhinovirus
Mikoplasma
57
Epidemiologi
ASI (-)
Hidup di lingkungan padat
Laki-laki (1,25 kali lebih banyak)
Penyebab kematian pada 4500 bayi/tahun
Insiden : 21,7/1000 bayi
Laki-laki (63%)
58
Inflamasi virus
Edema
sekresi mukus
timbunan debris
seluler
Infiltrasi limfosit
peribronkial
Edema submukosa
Resistensi bronkiolus
selama inspirasi & ekspirasi
Air trapping &
hiperinflasi
Gg pertukaran gas
Hipoksemia
Hipoksia jaringan
Gangguan keseimbangan
ventilasi-perfusi
Retensi CO2
Gagal nafas
59
Diagnosis
Anamnesa
Awal : ISPA (batuk, pilek,
demam)
1-2 hari :
batuk +sesak
Nafas bunyi, penurunan
nafsu makan/sulit minum
Pemeriksaan fisik
Penunjang
Takipnea
Takikardia
Demam (>38,5C)
Gejala obstruksi saluran nafas
bawah :
1. Eksp memanjang
2. Wheezing
3. PCH, retraksi ICS
Ronki
Sianosis
apnea
Laboratorium :
1. DL : kurang bermakna
2. Analisa gas darah :
distress nafas berat
Radiologis : tdk spesifik
1. Hiperinflasi
2. Infiltrat
3. Atelektasis
Atelektasis
Hiperinflasi lung
60
Tatalaksana
Suportif :
1.
2.
3.
4.
5.
Oksigen
Cairan intravena
Termoregulasi : konsumsi oksigen minimal
Tunjangan respirasi (kalau perlu)
Nutrisi optimal
Bronkodilator
Kortikosteroid : prednison 0,6 mg/kgBB/oral
61
Prognosis
23% bayi dengan riwayat bronkiolitis akan
berkembang menjadi asma & penurunan
fungsi paru pada usia 3 -7 tahun
Peningkatan kadar antibodi IgE terhadap RSV
& virus parainfluenzae
RSV mampu merubah jalur saraf yang
menyebabkan responsifnya saluran respirasi
62
Kasus
Seorang anak usia 6 bulan dibawa ibunya ke
RS karena demam 1minggu, batuk dan sesak,
pada pemeriksaan fisik ditemukan scar BCG,
retraksi ICS nyata, dan ronki basah halus.
Diagnosis anak ini apa
Apa pemeriksaan yang harus dilakukan
Tatalaksana apa yang harus dilakukan
63