Anda di halaman 1dari 26

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH JENIS MUSIK TERHADAP LAMA BERKUNJUNG


DI PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT MEMBACA SEBAGAI
VARIABEL MODERATOR

Oleh :
DINI DUANITASARI
EMI ZULAIFAH

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2007

NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH JENIS MUSIK TERHADAP LAMA BERKUNJUNG DI


PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT MEMBACA SEBAGAI VARIABEL
MODERATOR

Telah Disetujui Pada Tanggal

Dosen Pembimbing

(Emi Zulaifah., Dra., M.Sc.)

PENGARUH JENIS MUSIK TERHADAP LAMA BERKUNJUNG DI


PERPUSTAKAAN DENGAN MINAT MEMBACA SEBAGAI
VARIABEL MODERATOR

Dini Duanitasari
Emi Zulaifah

INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empirik apakah ada pengaruh jenis musik
terhadap lama berkunjung di perpustakaan dengan minat membaca sebagai variabel moderator.
Hipotesis awal yang diajukan dalam penelitian ini adalah pemberian perlakuan tanpa musik,
pemutaran musik nasyid maupun pemutaran musik klasik di perpustakaan berpengaruh pada lama
berkunjung subjek, perbedaan level minat membaca pada subjek tidak berpengaruh terhadap lama
berkunjung di perpustakaan dan pemberian perlakuan tanpa musik, pemutaran musik nasyid maupun
pemutaran musik klasik berinteraksi secara signifikan dengan perbedaan level minat membaca dalam
mempengaruhi lama berkunjung subjek di perpustakaan.
Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Islam Indonesia, berusia 17-24
tahun, dan bersedia menjadi subjek atau partisipan secara sukarela. Subjek penelitian berjumlah 64
orang yang dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok eksperimen nasyid (22 orang), kelompok
eksperimen klasik (20 orang) dan kelompok kontrol (22 orang). Skala minat membaca yang
digunakan adalah modifikasi skala minat membaca dari Erriyanti (2001) dan Ramiyatun (2003)
sesuai dengan aspek-aspek yang diajukan oleh Salindri (1996).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah SPSS versi 12 for
windows. Analisis data dilakukan dengan menggunakan General Linear Model, Univariate Analysis
of Variance pada gain score. Pengujian hipotesis 1 menunjukkan skor F sebesar 1.31 dan skor p
sebesar 0.28 (2-tailed). Sehingga skor p > 0.05. Hal ini menunjukkan tidak adanya perbedaan lama
berkunjung yang signifikan antar ketiga perlakuan, yaitu tanpa musik (kontrol), musik nasyid dan
klasik, sehingga hipotesis 1 ditolak. Pengujian hipotesis 2 menunjukkan skor F sebesar 1.04 dan skor
p sebesar 0.36 (2-tailed). Sehingga skor p > 0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan ratarata lama berkunjung antara subjek dengan minat baca rendah, sedang dan tinggi, sehingga hipotesis
2 diterima. Hipotesis terakhir juga diuji dengan uji General Linear Model, Univariate Analysis of
Variance pada gain score. Skor F menunjukkan angka sebesar 1.05 dan skor p sebesar 0.39 (2tailed). Sehingga skor p > 0.05. Hal ini menunjukkan lama berkunjung subjek di perpustakaan yang
diberi perlakuan maupun tidak diberi perlakuan, level minat membacanya rendah, sedang maupun
tinggi, tidak berbeda atau sama saja, sehingga hipotesis 3 ditolak.
Kata Kunci: Jenis Musik, Lama Berkunjung, Minat Membaca

Pengantar
Menurut Leonhardt (Erryanti, 2001), minat baca tinggi mengembangkan
kepandaian berbahasa dan wawasan luas yang dimiliki individu; selain itu
mengembangkan kemampuan konsentrasi pada informasi lisan sehingga lebih dapat
mengikuti dan menikmati diskusi dibandingkan individu dengan minat baca rendah.
Individu dengan minat baca tinggi lebih dapat membawakan humor dan perspektif
dalam masalahnya, sehingga mampu mengatasi masalah pribadinya dengan baik, dan
mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk meraih kehidupan yang sukses.
Menurut Mulyati (2004), minat dapat membangkitkan gairah seseorang yang
menyebabkan orang itu menggunakan waktu, uang, serta energi untuk kesukaannya
terhadap objek tersebut. Namun, tinggi rendahnya minat seseorang terhadap bacaan
belum tentu dapat menggerakkan seseorang menjadi rutin dan berminat untuk
mengunjungi perpustakaan. Kebanyakan dari kasus yang ditemui sehari-hari, tidak
sedikit mahasiswa yang gemar membaca tapi jarang mengunjungi perpustakaan di
kampusnya. Mereka lebih suka menjadi anggota perpustakaan atau taman baca di
luar kampus dibandingkan menjadi anggota perpustakaan di kampus sendiri.
Sejak berdirinya Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, perpustakaan
Prodi Psikologi sudah menjadi bagian penting bagi masyarakat membaca di
Psikologi, khususnya bagi mahasiswa. Tugas-tugas kuliah mengharuskan mereka
banyak membaca dan perpustakaan Psikologi telah lama menjadi rujukan utama
mahasiswa Psikologi UII mencari buku. Namun demikian dari sekian banyak
mahasiswa Psikologi dari angkatan 2001-2005, maksimal hanya sekitar 10 persen
mahasiswanya (diumpamakan 100 orang tiap angkatan) yang berkunjung di

perpustakaan setiap harinya. Hal ini diketahui dari hasil rekapitulasi jumlah
pengunjung tahun 2002-2006 perpustakaan Prodi Psikologi. Rata-rata angka
pengunjung paling banyak ada pada tahun 2003 yaitu berkisar lebih kurang 65 orang
per harinya dan berkisar 30 orang per hari pada tahun 2004 dan 2005.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan minimnya pengunjung perpustakaan.
Selain adanya pengaruh tinggi rendahnya minat baca, faktor keadaan fisik dan
ambient (pembentuk suasana) perpustakaan juga mempengaruhi kesediaan
mahasiswa untuk berkunjung ke perpustakaan. Umumnya seseorang malas ke
perpustakaan karena terbentuknya citra negatif terhadap perpustakaan. Perpustakaan
dipandang sebagai suatu ruangan kaku, sepi, membosankan (www.pikiranrakyat.com. 22 Juni 2006). Hal ini juga terjadi di perpustakaan Prodi Psikologi di
UII. Pendapat beberapa mahasiswa Prodi Psikologi UII secara umum menyatakan,
penataan buku di perpustakaan Psikologi menyulitkan, koleksi buku kurang, baik
untuk buku psikologi maupun umum, suasana sepi yang menenangkan dan nyaman
tapi semakin lama cenderung membuat bosan. Keadaan seperti itu membuat
seseorang malas datang ke perpustakaan.
Mengadaptasi jurnal yang ditulis oleh Shields (2005), stimulus dari
lingkungan merupakan pengaruh utama pada respon emosional seseorang. Respon
ini membentuk sebuah perilaku yang diklasifikasikan menjadi approach (menerima)
ataupun avoidance (menolak). Menggunakan teori tersebut, diharapkan stimulus
yang diterapkan di perpustakaan, yaitu musik, dapat mempengaruhi reaksi emosional
pengunjung perpustakaan. Respon yang diharapkan muncul yaitu perilaku approach

yang berupa kesedian pengunjung untuk tinggal di perpustakaan dengan waktu yang
lebih lama daripada kondisi perpustakaan tanpa musik.
Secara psikologis, musik berhubungan dengan berbagai fungsi psikis manusia
seperti persepsi, abstraksi, dan berbagai fungsi psikologis lainnya. Pengaruh musik
pada manusia tergantung dari jenis musik dan konteks yang ada saat orang
mendengarkan

musik

(Rachmawati,

2005).

Penggunaan

musik

diharapkan

menciptakan atmosfer yang lebih baik di perpustakaan sehingga tanpa sadar


pengunjung menggunakan waktunya lebih lama di perpustakaan dibandingkan
dengan saat tidak ada musik di perpustakaan.
Penelitian ini juga meneliti pengaruh level minat membaca terhadap lama
berkunjung subjek. Sehingga dapat diketahui, apakah lamanya subjek berada di
perpustakaan benar-benar sebagai efek dari pemutaran musik atau karena tinggi
rendahnya level minat baca.
Metode Penelitian
Subjek Penelitian
Karakteristik subjek penelitian yang dipakai pada penelitian ini antara lain:
1. Mahasiswa Universitas Islam Indonesia berusia antara 1724 tahun.
2. Bersedia menjadi subjek penelitian tanpa ada paksaan
Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan adalah metode eksperimen sehingga ada beberapa
alat yang diperlukan dalam pengumpulan data yaitu:

1. Musik dan komputer


Komputer digunakan untuk mengatur serta mengontrol variabel bebasnya yaitu
jenis musik klasik dan nasyid. Musik disimpan dalam folder terpisah di komputer dan
dibedakan atas musik klasik dan nasyid.
2. Speaker
Speaker atau pengeras suara digunakan sebagai sarana sumber suara.
3. Jam Digital
Penggunaan jam digital bertujuan untuk mempermudah subjek dalam penulisan
waktu masuk dan waktu keluar.
4. Daftar Pengunjung
Daftar pengunjung digunakan untuk mengukur lamanya subjek berada di
perpustakaan, berdasarkan jam masuk dan keluar yang dituliskan dalam kolom yang
tersedia. Setiap pelaksanaan eksperimen disiapkan dua daftar pengunjung. Selain
sebagai petunjuk berapa lama subjek ada di perpustakaan, daftar ini juga berfungsi
sebagai absen subjek yang mengikuti penelitian.
5. Skala Minat Baca
Skala minat baca digunakan untuk mengukur dan mengklasifikasikan tingkat
minat baca subjek. Skala ini mengutip skala minat baca yang disusun Erryanti (2001)
dan Ramiyatun (2003) mengacu pada aspek-aspek minat membaca oleh Salindri
(1996). Aspek-aspek minat membaca meliputi kesadaran akan manfaat membaca,
perhatian, ketertarikan subjek terhadap membaca/objek baca (buku), rasa senang
terhadap membaca/objek baca (buku) dan frekuensi membaca. Penyusunan skala
minat baca menghasilkan 40 aitem, masing-masing empat aitem dari skala yang

disusun Erryanti (2001) dan Ramiyatun (2001) sedangkan 32 aitem disusun oleh
peneliti. Skala ini terdiri dari beberapa aspek yang disajikan dalam pernyataan
favorable (skor 1-4) dan unfavorable (skor 4-1). Format respon aitem yang
digunakan yaitu item with rating scales, tingkat kesesuaian. Skala tersebut harus
direspon sesuai dengan diri subjek dengan empat alternatif jawaban yang apabila
diurutkan yaitu Tidak Sesuai (TS), Kurang Sesuai (KS), Cukup Sesuai (CS), dan
Sesuai (S).
Rancangan Eksperimen
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu suatu pendekatan yang
dilakukan untuk mengetahui efek yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang
diberikan secara sengaja oleh peneliti (Latipun, 2004). Desain eksperimen yang
digunakan adalah statistical control with factorial design atau desain faktorial
dengan kontrol statistik. Penggunaan desain faktorial dikarenakan ada dua variabel
bebas yang diteliti pengaruhnya terhadap satu variabel tergantung yaitu jenis
perlakuan dan level minat membaca. Kontrol statistik digunakan setelah penelitian
dilakukan untuk mengontrol variabel level minat membaca (Seniati dkk, 2005).
Berikut ini penggambaran desain eksperimennya:
Tabel 1
Statistical Control With Factorial Design
VB 1 Jenis Perlakuan
Variasi
Kontrol
Nasyid
Klasik
1
1
VB 2
Rendah
KK
KE
KE 4
2
2
Minat Membaca Sedang
KK
KE
KE 5
Tinggi
KK 3
KE 3
KE 6
VB = Variabel Bebas
KK = Kelompok Kontrol
KE = Kelompok Eksperimen

Meskipun dalam penggambaran desain ada tiga kelompok kontrol dan enam
kelompok eksperimen, pelaksanaannya hanya akan melibatkan satu kelompok
kontrol (meliputi KK 1 - KK 3 ) dan dua kelompok eksperimen (meliputi KE 1-KE 6).
Pelaksanaan eksperimennya akan tampak sebagai berikut:
Tabel 2
Desain Pelaksanaan Eksperimen
Pretest
KK (R)

T01

KE1 (R)
T02
KE2 (R)
T03
Catatan:
KE = Kelompok Eksperimen
KK = Kelompok Kontrol
X = Pemberian perlakuan

Perlakuan

Post test

T11

X1
X2

T12
T13

= Tanpa perlakuan
T = Pengukuran Waktu (Time)

Sebelumnya mahasiswa yang mendaftar menjadi partisipan diminta


menyertakan jadwal kuliahnya untuk mengelompokkan dan menentukan waktu
kunjungan pertama dan kedua subjek ke perpustakaan, dengan perkiraan waktu
pelaksanaan penelitian dimulai hari Senin hingga Sabtu. Pretest dilakukan selama
tiga hari pertama, tanpa pemutaran musik. Deskripsi pelaksanaan pretest dapat
dilihat pada bagan berikut:
Subjek datang

Mengisi daftar
pengunjung

Aktivitas

Mengisi daftar
pengunjung

Keluar

Bagan 1
Pretest
Subjek diminta datang ke perpustakaan Psikologi, mengisi jam masuk dan
menandatangani daftar pengunjung saat pertama kali datang. Setelah itu subjek

beraktivitas sebagaimana biasanya saat berada di perpustakaan dan keluar dari


perpustakaan setelah merasa cukup. Sebelum keluar, subjek mengisi jam keluar dan
menandatangani daftar pengunjung.
Hari keempat dan seterusnya kelompok eksperimen dan kontrol diminta
datang untuk kedua kalinya secara bergiliran untuk diberi perlakuan dan mendapat
post test. Hari keempat giliran untuk kelompok kontrol, hari kelima untuk kelompok
eksperimen nasyid dan hari terakhir untuk kelompok eksperimen klasik. Deskripsi
pelaksanaan pemberian perlakuan dan post test dapat dilihat pada bagan berikut:
Musik diputar

Subjek
datang

Mengisi
daftar
pengunjung

Aktivitas

Keluar

Mengisi
daftar
pengunjung
Mengisi skala
minat membaca

Bagan 2
Pemberian Perlakuan dan Post test
Sekali lagi subjek diminta datang ke perpustakaan Psikologi, mengisi jam
masuk dan menandatangani daftar pengunjung saat pertama kali datang. Setelah itu
subjek beraktivitas sebagaimana biasanya saat berada di perpustakaan dan keluar dari
perpustakaan setelah merasa cukup. Sebelum keluar, subjek mengisi jam keluar,
menandatangani daftar pengunjung dan mengisi angket minat membaca. Subjek
dalam kondisi diberi perlakuan pemutaran musik.

Metode Analisis Data


Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode General Linear
Model, Univariate Analysis of Variance pada gain score untuk membuktikan apakah
ada perbedaan yang signifikan antara perlakuan dan lama berkunjung. Analisis ini
dilakukan dengan komputer, program SPSS for window versi 12.
Hasil Penelitian
Berdasarkan uji reliabilitas skala minat membaca yang telah diuji cobakan,
maka diperoleh reliabilitas skala minat membaca yaitu alpha sebesar 0.95 dengan
batas krisis 0.3 dan aitem yang valid sebanyak 34 aitem. Selanjutnya 34 aitem skala
minat membaca ini dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk diperiksa
validitas isinya. Aitemnya mengalami pengurangan lagi sebanyak dua aitem
sehingga aitemnya menjadi 32. Aitem ini yang digunakan dalam penelitian
selanjutnya.
Tabel 3
Distribusi Aitem Skala Minat Membaca Setelah Uji Coba
Butir Favourable
Butir Unfavourable
Aspek
Nomor Butir
Nomor Butir
Kesadaran akan manfaat
5, 17, 25
4, 26
membaca
Perhatian, ketertarikan
11, 24, 27, 29
3, 16, 18, 19, 32
subjek terhadap membaca/
objek baca (buku)
Rasa senang terhadap
2, 6, 28, 31
8, 12, 20, 23
membaca/objek baca (buku)
Frekuensi membaca
1, 10, 14, 22, 30
7, 9, 13, 15, 21
16
16

Jml.
Butir
Sahih
5
9
8
10
32

Pretest Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen


Tabel 4
Deskripsi Mean Lama Berkunjung (dalam menit)
VB 1 Jenis Perlakuan
Variasi
N
Kontrol
N
Nasyid
N
Klasik
VB 2
Rendah
3
39
1
55
1
55
Minat
Sedang
10
60.5
14
36
15
72.33
Membaca
Tinggi
9
51.89
7
71.57
4
43.75
Catatan: VB = variabel bebas
N = jumlah subjek
Tabel 4 menunjukkan skor tertinggi ada pada kelompok eksperimen klasik
dengan minat membaca sedang (72.33 menit) dan skor terendah ada pada subjek
kelompok nasyid dengan minat membaca sedang (36 menit).
Post test Kelompok Kontrol - Kelompok Eksperimen
Tabel 5
Deskripsi Mean Lama Berkunjung (dalam menit)
VB 1 Jenis Perlakuan
Variasi
N
Kontrol
N
Nasyid
N
VB 2
Rendah
3
36.67
1
92
1
Minat
10
56.10
14
32.21
15
Membaca Sedang
Tinggi
9
44.67
7
60.71
4
Catatan: VB = variabel bebas
N = jumlah subjek

Klasik
41
42.27
41.25

Tabel 5 menunjukkan skor tertinggi ada pada kelompok eksperimen yang


diberi musik nasyid dengan minat membaca rendah (92 menit). Sedangkan skor
terendah ada pada subjek kelompok kontrol yang tidak diberi musik sama sekali dan
minat membacanya rendah (36.67 menit).
Gain score Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Tabel 6
Deskripsi Mean Lama Berkunjung (dalam menit)
VB 1 Jenis Perlakuan
Variasi
N
Kontrol
N
Nasyid
N
VB 2
Rendah
3
-2.33
1
38
1
Minat
Sedang
10
-4.40
14
-3.57
15
Membaca
Tinggi
9
-7.22
7
-8.14
4
Catatan: VB = variabel bebas
N = jumlah subjek

Klasik
-14
-30.07
-2.5

Tabel 6 menunjukkan skor tertinggi ada pada kelompok eksperimen yang


diberi musik nasyid dengan minat membaca rendah (38 menit). Sedangkan skor
terendah ada pada subjek kelompok eksperimen yang diberi musik klasik dengan
minat membaca sedang (-30.07 menit).
Deskripsi Hasil Penelitian Variabel Minat Membaca
Saat analisis data variabel minat membaca, aitem diperiksa sekali lagi dan
ada beberapa aitem yang gugur (aitem 4, 5, 17, 24, 25, 26) karena kurang memenuhi
validitas isi. Sehingga aitem yang sahih menjadi 26 butir. Aitem favourable
berjumlah 12 aitem, yaitu 1, 2, 6, 10, 11, 14, 22, 27, 28, 29, 30 dan aitem 31.
Sedangkan aitem unfavourable berjumlah 14 aitem, yaitu 3, 7, 8, 9, 12, 13, 15, 16,
18, 19, 20, 21, 23 dan aitem 32.
Tabel 7
Deskripsi Hasil Penelitian Minat Membaca
Hipotetik
Kel.
N
Min
Max Mean
SD
KK
22
26
104
65
21.67
Ns
22
26
104
65
21.67
Kl
20
26
104
65
21.67
Catatan:
KK = kelompok kontrol
Ns = kelompok eks. nasyid
Kl = kelompok eks. klasik
N = jumlah subjek

Min
44
39
47

Empirik
Max Mean
99
74.68
90
72.23
87
70.25

Min
Max
Mean
SD

= skor minimum
= skor maksimum
= skor rata-rata
= standar deviasi

SD
14.13
11.13
10.81

Berdasarkan data yang diperoleh, peneliti menggolongkan subjek ke dalam


lima kategori minat membaca, yaitu sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat
tinggi.
Tabel 8
Kriteria Kategori Skor Minat Membaca

Kategori
Skor
f KK
(%)
f Ns
(%)
f Kl
(%)
SR
X < 25.99
0
0
0
0
0
0
R
25.99 < X < 51.99
3
13.64
1
4.54
1
5
S
51.99 < X < 78
10
45.45
14
63.64
15
75
9
40.91
7
31.82
4
20
T
78 < X < 104.01
ST
X > 104.01
0
0
0
0
0
0
Jumlah
22
22
20
Catatan:
SR = sangat rendah
T = tinggi
f KK = frekuensi kel. kontrol
R = rendah
ST = sangat tinggi
f Ns = frekuensi kel. eks. nasyid
S = sedang
% = persentase
f Kl = frekuensi kel. eks. klasik
Tabel 8 menunjukkan bahwa subjek ketiga kelompok, kontrol, nasyid dan
klasik terbagi dalam tiga kategori, rendah, sedang dan tinggi dan sebagian besar
termasuk dalam kategori tingkat minat membaca sedang.
Uji Asumsi
Uji Normalitas
Uji normalitas pada penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 12 for
windows. Uji normalitas yang digunakan adalah Non Parametric, One Sample
Kolmogorov Smirnov Test.
Tabel 9
Hasil Uji Normalitas
Gain score
lama berkunjung
Pretest
lama berkunjung
Post test
lama berkunjung
Minat membaca

Group
Nasyid
Klasik
Kontrol
Nasyid
Klasik
Kontrol
Nasyid
Klasik
Kontrol
Nasyid
Klasik
Kontrol

Mean
-3.14
-23.75
-5.27
48.18
65.75
54.04
44
42
48.77
72.23
70.25
74.68

SD
24.73
35.60
24.04
34.29
29.97
25.28
28.37
17.55
27.07
11.13
10.81
14.13

K-S Z
0.7
0.71
0.56
0.72
0.71
1.01
0.97
0.74
0.67
0.58
0.96
0.71

p (2-tailed)
0.71
0.69
0.91
0.68
0.69
0.26
0.31
0.64
0.71
0.88
0.31
0.69

Berdasarkan hasil analisis uji normalitas, diketahui bahwa kedua alat ukur
yang digunakan dalam penelitian yaitu: daftar pengunjung dan skala minat membaca
berdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat pada tabel 9 di kolom p (2-tailed) yang
semua angkanya menunjukkan bahwa p > 0.05.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah varians dari variabel
yang diukur sama atau homogen. Uji homogenitas yang dilakukan menggunakan uji
Levene dengan bantuan program komputer SPSS 12 for windows. Data dikatakan
homogen jika skor p > 0.05.
Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10
Hasil Uji Homogenitas dengan uji Levene
F

df1

df2

p (2-tailed)

pretest

1.08

55

0.39

postest

1.49

55

0.18

gainskor

0.88

55

0.54

Berdasarkan hasil analisis uji homogenitas, diketahui bahwa tidak ada


perbedaan varian antar kelompok sampel yang diteliti atau dengan kata lain varian
antar kelompok data adalah sama, baik pretest, post test maupun gain score nya. Hal
ini dapat dilihat pada tabel 10 di kolom p (2-tailed) yang semua angkanya
menunjukan bahwa p > 0.05.
Uji Hipotesis
1. Hipotesis 1 berbunyi pemberian perlakuan tanpa musik, pemutaran musik nasyid
maupun pemutaran musik klasik di perpustakaan berpengaruh pada lama

berkunjung subjek. Hipotesis satu diuji dengan menggunakan analisis General


Linear Model, Univariate Analysis of Variance, gain score. Hasil pengujian
menujukkan skor F sebesar 1.31 dan skor p sebesar 0.28, sehingga p > 0.05. Hal
ini menunjukkan tidak adanya perbedaan lama berkunjung yang signifikan antar
ketiga perlakuan, yaitu tanpa musik (kontrol), musik nasyid dan klasik.
2. Hipotesis 2 berbunyi perbedaan level minat membaca pada subjek tidak
berpengaruh terhadap lama berkunjung di perpustakaan. Hipotesis dua diuji
dengan menggunakan analisis General Linear Model, Univariate Analysis of
Variance, gain score. Hasil pengujian menujukkan skor F sebesar 1.04 dan skor
p sebesar 0.36, sehingga p > 0.05. Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan
rata-rata lama berkunjung antara subjek dengan minat baca rendah, sedang dan
tinggi.
3. Hipotesis 3 berbunyi pemberian perlakuan tanpa musik, pemutaran musik nasyid
maupun pemutaran musik klasik berinteraksi secara signifikan dengan perbedaan
level minat membaca dalam mempengaruhi lama berkunjung subjek di
perpustakaan. Hipotesis tiga diuji dengan menggunakan analisis General Linear
Model, Univariate Analysis of Variance, gain score. Hasil pengujian menujukkan
skor F sebesar 1.05 dan skor p sebesar 0.39, sehingga p > 0.05. Hal ini
menunjukkan lama berkunjung subjek di perpustakaan yang diberi perlakuan
maupun tidak diberi perlakuan, level minat membacanya rendah, sedang maupun
tinggi, tidak berbeda atau sama saja.

Pembahasan
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh jenis musik terhadap
lama berkunjung di perpustakaan dengan minat membaca sebagai variabel
moderator. Hasil penelitian yang diperoleh secara umum menunjukkan bahwa lama
berkunjung tidak dipengaruhi perbedaan perlakuan yang diberikan maupun
perbedaan level minat membaca masing-masing subjek. Pengujian hipotesis pertama
secara empirik ditolak (tidak dapat diterima). Tidak ada perbedaan lama berkunjung
antar ketiga perlakuan yang diberikan, yaitu tanpa musik, musik nasyid dan klasik.
Perpustakaan Psikologi UII merupakan bagian dari lingkungan akademik dan
pemanfaatannya pun dimaksimalkan untuk kepentingan akademik. Umumnya subjek
yang datang ke perpustakaan menggunakan perpustakaan sebagai tempat belajar,
mengerjakan tugas, membaca, ataupun sekedar mencari buku. Keperluan antar
subjek yang berbeda-beda memungkinkan perhatian dan waktu kunjungan berbeda
satu dengan lainnya. Subjek yang mengerjakan tugas maupun membaca buku
akademik akan membutuhkan perhatian, kekuatan fisik dan mental yang lebih
daripada subjek yang sekedar mencari buku.
Menurut Everly (Mahamood dan Kurniawan, 2001) saat mempelajari bahan
akademik, seseorang membutuhkan perhatian, kekuatan fisik dan mental yang lebih
daripada aktivitas lain. Kelelahan fisik dan mental karena banyak digunakan dapat
mengurangi daya ingat. Keadaan ini membuat seseorang menjadi bosan. Bagi
beberapa subjek yang mempelajari bahan akademik saat di perpustakaan, kelelahan
fisik dan mental sangat mungkin terjadi. Pemutaran musik tidak bersinergi secara
optimal dengan atmosfer perpustakaan dan tidak memunculkan perbedaan yang

signifikan karena tidak semua subjek berespon aktif terhadap musik. Suasana santai
dan menyenangkan yang ingin diciptakan dengan pemutaran musik hingga
memunculkan respon subjek yang diharapkan (perilaku approach maupun
avoidance) tidak tampak secara nyata.
Musik bisa menciptakan sikap positif terhadap suatu objek (Rachmawati,
2005), mengubah mood sesuai dengan musik yang diputar dan menciptakan suasana
yang merangsang pikiran dalam belajar (www.depdiknas.go.id/Jurnal/17 Februari
2006). Beberapa subjek berespon positif terhadap musik yang diberikan. Hal ini
terlihat dari jawaban subjek pada quesioner tambahan pada alat ukur yang diberikan.
Dua orang subjek merasa nyaman, dua orang subjek merasa lebih tenang, dua orang
tidak merasa bosan dan satu orang berkurang rasa kantuknya saat diberikan musik
klasik. Hal ini sesuai dengan pendapat Tomatis (Astuti, 2001) bahwa musik dapat
berfungsi seperti listrik yang memberi energi pada otak, memberikan simulasi pada
otak sehingga kebosanan menurun. Musik menstimulasi sistem-sistem tubuh dan
mengasah kewaspadaan sehingga rasa bosan dan mengantuk berkurang. Subjek
lainnya tidak memberi respon yang nyata. Hal ini sangat mungkin disebabkan karena
perhatian subjek berbeda-beda, sehingga tidak semua subjek terpengaruh oleh musik.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi lama berkunjung adalah minat
(Mulyati, 2004). Penelitian ini mengukur minat membaca dengan perkiraan semakin
tinggi minat membaca maka semakin lama waktu kunjungannya. Namun seperti
yang dinyatakan Wilson (2003), minat dapat dipengaruhi oleh keberadaan musik,
maka hipotesis kedua berbunyi perbedaan level minat membaca pada subjek tidak
berpengaruh terhadap lama berkunjung di perpustakaan. Hipotesis ini terbentuk

karena muncul asumsi musik akan mendominasi atmosfer perpustakaan dan


perhatian subjek sehingga minat membaca tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap lama kunjungan subjek di perpustakaan. Hipotesis kedua diuji
dengan General Linear Model, Univariate Analysis of Variance, gain score dan
hasilnya, perbedaan level minat membaca subjek tidak berpengaruh terhadap lama
berkunjungnya.
Berdasarkan teori Wilson (2003) bahwa minat dapat dipengaruhi oleh
keberadaan musik, maka pengujian hipotesis ketiga dilakukan untuk mengetahui
apakah musik dan minat saling berinteraksi, mempengaruhi atmosfer lingkungan
sehingga berpengaruh pada lama kunjungan. Hasil pengujian menunjukkan tidak ada
interaksi antara perbedaan perlakuan yang diberikan dengan level minat membaca
subjek, sehingga hipotesis ketiga juga ditolak. Ternyata musik dan minat membaca
tidak saling berinteraksi dalam penelitian ini. Muncul pemikiran mungkin bukan
minat membaca yang seharusnya diteliti pengaruh dan interaksinya dengan musik
tapi minat terhadap perpustakaan atau lokasi saat musik diputar.
Penelitian ini tidak berhasil meningkatkan rata-rata waktu berkunjung subjek
secara signifikan. Penyebab utamanya karena tingkat perhatian yang dibutuhkan
subjek berbeda-beda sebagai dampak dari aktivitas atau keperluan yang berbeda
antar subjek perlakuan. Meski demikian pada beberapa subjek yang diberi perlakuan
muncul respon positif sebagai efek dari pemberian musik, terutama musik klasik.
Selain karena pengaruh konteks penelitian dan keperluan yang berbeda antar subjek,
tidak ditemukannya pengaruh musik terhadap lama berkunjung mungkin disebabkan
karena adanya kekurangan yang terjadi selama penelitian berlangsung.

Berikut ini dipaparkan beberapa kekurangan dalam penelitian yang mungkin


berpengaruh pada hasil penelitian:
1. Rendahnya Validitas Temporal
Beberapa subjek (enam orang) merasa diburu-buru waktu atau bahkan
berhalangan hadir (mortalitas) pada salah satu dari kedua kunjungan ke perpustakaan
yang wajib dilakukan. Hal ini menyebabkan rendahnya validitas temporal, validitas
lama berkunjung subjek saat itu pun menjadi rendah.
2. Waktu kunjungan yang berbeda-beda antar subjek
Waktu kunjungan antara subjek satu dengan lainnya berbeda-beda, ada yang
waktu luangnya pagi, siang bahkan sore hari. Keadaan ini membuat data penelitian
yang diperoleh menjadi rancu dan lemah validitasnya. Sulit untuk mengetahui secara
pasti apakah lama kunjungan subjek saat itu dipengaruhi oleh perlakuan yang
diberikan atau karena perbedaan waktu kunjungan.
3. Sensitivitas subjek terhadap musik rendah
Subjek yang diberi perlakuan ada 42 orang, namun yang menyadari adanya
musik di perpustakaan hanya tiga orang dan semuanya merupakan subjek dari
kelompok eksperimen yang diperdengarkan musik klasik. Sensitivitas yang rendah
terhadap musik mungkin disebabkan perhatian subjek yang terfokus pada apa yang
dikerjakan saat itu sehingga kehadiran musik tidak berpengaruh secara signifikan
pada diri subjek.
4. Jumlah subjek antara kelompok eksperimen dan level minat membaca tidak
setara.
5. Kurangnya kontrol lingkungan di luar perpustakaan

Eksperimen dilaksanakan di perpustakaan sehingga peneliti terfokus pada


kontrol setting di dalam perpustakaan. Penelitian dimulai tanggal 25 November
2006. Saat penelitian ada beberapa kendala yang terjadi, misalnya listrik padam
ataupun gangguan suara dari luar perpustakaan.
Tiada gading yang tak retak, hasil pengujian hipotesis belum dapat
mendeskripsikan pengaruh musik terhadap lama berkunjung di perpustakaan secara
maksimal. Data yang diperoleh secara umum memiliki validitas yang rendah karena
error yang terjadi selama penelitian berlangsung. Kekurangan-kekurangan selama
eksperimen diharapkan menjadi bahan evaluasi untuk penelitian selanjutnya.
Kesimpulan
1. Hipotesis 1 yang berbunyi pemberian perlakuan tanpa musik, pemutaran musik
nasyid maupun pemutaran musik klasik di perpustakaan berpengaruh pada lama
berkunjung subjek ditolak (tidak diterima).
2. Hipotesis 2 berbunyi perbedaan level minat membaca pada subjek tidak
berpengaruh terhadap lama berkunjung di perpustakaan diterima.
3. Hipotesis 3 berbunyi pemberian perlakuan tanpa musik, pemutaran musik nasyid
maupun pemutaran musik klasik berinteraksi secara signifikan dengan perbedaan
level minat membaca dalam mempengaruhi lama berkunjung subjek di
perpustakaan ditolak (tidak diterima).
Saran
1. Bagi subjek penelitian
Mahasiswa yang sudah menjadi subjek penelitian diharapkan dapat terus
menanam kebiasaan membaca. Membaca adalah gerbang ilmu pengetahuan.

Penerapan kebiasaan membaca dalam kegiatan sehari-hari akan memperluas


wawasan dan meningkatkan kualitas mahasiswa yang bersangkutan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya hendaknya dapat memperhatikan beberapa hal berikut:
a. Keperluan subjek yang berbeda-beda saat di perpustakaan dan minat terhadap
perpustakaan dapat dijadikan variabel yang dipertimbangkan untuk diteliti
pengaruhnya terhadap lama berkunjung.
b. Subjek antar kelompok minat membaca rendah, sedang dan tinggi disetarakan
dengan menjadikan minat membaca sebagai variabel kontrol.
c. Kontrol terhadap alat-alat yang digunakan untuk penelitian dan validitas
eksternal
d. Perekrutan partisipan untuk eksperimen lebih efektif jika disampaikan secara
formal di kelas-kelas atau dengan pendekatan secara langsung.
e. Usahakan subjek benar-benar berada pada waktu luangnya saat hari
pelaksanaan eksperimen, sehingga subjek benar-benar terfokus pada
pelaksanaan eksperimen. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
menetapkan satu waktu penelitian yang sama bagi setiap subjek. Selain itu
dapat juga dilakukan dengan mengubah desain eksperimen menjadi
randomized post test only design.
f. Hubungi subjek penelitian sesering mungkin dan menjelang pelaksanaan
untuk memperoleh kepastian kesanggupan menjadi testee, sehingga tidak ada
mortalitas pada saat pelaksanaan eksperimen.

DAFTAR PUSTAKA

Arini,
S.H.D.
2006.
Musik
Merupakan
Stimulasi
Terhadap
Keseimbangan Aspek Kognitif dan Kecerdasan Emosi. http://www.depdiknas.
go.id/Jurnal. 17 Februari 2006.
Astuti. 2001. Analisis Pengaruh Jenis Musik Terhadap Kinerja dengan Pendekatan
Ergonomi. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Teknologi Industri
Universitas Islam Indonesia.
Djachrab, I.R. 2006. Mengapa Siswa Malas Berkunjung ke Perpustakaan?. http://
www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/032006/24/99forumguru.htm.22Juni 2006.
Erryanti, A.Y. 2001. Hubungan Minat Membaca Buku Non Fiksi dan Penundaan
Akademik pada Mahasiswa Universitas Gadjah Mada. Skripsi (tidak
diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Latipun. 2004. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Mahamood, Y. & Y. Kurniawan. 2001. Penggunaan Terapi Muzik Untuk
Mengurangkan Darjah Tekanan dan Kesannya Terhadap Peningkatan Masa
Belajar. Jurnal Psikologi Malaysia, 15; 187-204. Mildmodal Industries, Sdn.
Bhd. Selangor_D.E. Malaysia.
Mulyati. 2004. Kontribusi Minat Baca dan Bimbingan Belajar Orangtua Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Sekolah Dasar. PSIKOLOGIKA Jurnal Pemikiran dan
Penelitian Psikologi No. 18 Tahun IX, hal.64-72. Fakultas Psikologi
Universitas Islam Indonesia Jogjakarta.
Rachmawati, Y. 2005. Musik Sebagai Pembentuk Budi Pekerti. Yogyakarta:
Panduan.
Ramiyatun, P. 2003. Hubungan antara Konsep Diri Akademik dan Dukungan Sosial
Keluarga dengan Minat Membaca Pelajar SLTP di SLTP 13 Yogyakarta. Tesis
(tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.
Salindri, D.W. 1996. Hubungan antara Minat Membaca Buku Non Fiksi dengan
Kreativitas. Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.

Seniati, L., A. Yulianto, & B.N. Setiadi. 2005. Psikologi Eksperimen. Jakarta:
Indeks.
Shields, J. 2005. Environmental Psychology as a Complement to Restaurant Revenue
Management: Effect on Meal Duration and Table Turns. Portlands: New
England. http://www.sbaer.uca.edu/research/sbi/2005/pdffiles/papers/61.pdf.
17 Juli 2006.
Wilson, S. 2003. The Effect of Music on Perceived Atmosphere and Purchase
Intentions in a Restaurant. Psychology of Music, Vol. 31(1): 93-113.
Psychology of Music Copyright.

Identitas Penulis:
Nama

: Dini Duanitasari

Alamat

: Jl. Kaliurang km 5 Komp.Pogung Baru Blok E 26 C

No. Telp

: 0274-589890

Anda mungkin juga menyukai