Oleh:
ARROFITA ANI SANDIYA, S.Farm.
(NPM 260112140002)
(NPM 260112140118)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
JATINANGOR
2015
Ginjal,
adalah
sebagai
kemampuan
ginjal
untuk
Pernafasan Cheyne-Stokes
Pulsus alternans
Peningkatan HR
Hipertropi ventrikel kiri
Pertukaran O2 buruk
Crackles
Bunyi jantung S3 dan S4
Gagal jantung kanan maupun kiri dapat disebabkan oleh beban
kerja(tekanan atau volume) yang berlebihan dan atau gangguan otot
jantung itu sendiri. Beban volume atau preload disebabkan karena kelainan
ventrikel memompa darah lebih banyak semenit sedangkan beban tekanan
atau afterload disebabkan oleh kealinan yang meningkatkan tahanan
terhadap pengaliran darah ke luar jantung. Kelainan atau gangguan fungsi
miokard dapat disebabkan oleh menurunnya kontraktilitas dan oleh
hilangnya jaringan kontraktil ( infark miokard ).
Berikut gambar manifestasi klinik gagal jantung kiri dan kanan :
2. Gambarkan diagram patofisiologi gagal jantung sistolik dan tentukan
tempat kerja berbagai obatnya :
golongan obat tersebut, apakah termasuk obat bebas atau obat keras
Untuk indikasi apa obat tersebut digunakan, penjelasan secara umum
asupan
garam,
mengurngi
konsumsi
makanan
C. GINJAL
1. Fungsi ginjal
Price dan Wilson (2005) menjelaskan secara singkat fungsi utama ginjal
yaitu :
A. Fungsi Eksresi
1. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mili Osmo l dengan
mengubah-ubah ekresi air.
2. Mempertahankan volume ECF dan tekanan darah dengan mengubahubah ekresi natrium.
3. Mempertahankan konsentrasi
plasma
masing-masing
elektrolit
3. Konsep Patofisiologi/ problem medic apa saja yang terjadi pada pasien
dengan gangguan ginjal? Jelaskan penyebabnya masing-masing!
Patofisiologi ganggun ginjal pada awalnya tergantung pada penyakit yang
mendasarinya, tapi dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang
lebih sama. Pengurangan massa ginjal mengakibatkan hipertrofi. Struktural dan
fungsional nefron yang masih tersisa (surviving nephrons) sebagai upaya
kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokin dan growth
factors.
Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh
peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini
berlangsung singkat dan pada akhirya diikuti oleh proses maladaptasi berupa
sklerosis nefron yang masih tersisa. Proses ini diikuti dengan penurunan fungsi
nefron yang progresif walaupun penyakit dasarnya sudah tidak aktif lagi.
Adanya
peningkatan
aktivitas
aksis
renin-
angiotensin-aldosteron
badan.Sampai pada LFG di bawah 30%, pas ien memperlihatkan gejala dan tanda
uremiayang nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan
metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus,muntah dan lain sebagainya. Pasien juga
mudah terkena infeksi seperti infeksi saluran kemih, infeksi saluran napas,
maupun infeksi saluran cerna. Juga akan terjadi gangguan keseimbangan air
seperti hipo atau hipervolemia, gangguan keseimbangan elektrolit antara lain
natrium dankalium. Pada LFG di bawah 15% akan terjadi gejala dan komplikasi
yang lebihserius, dan pasien sudah memerlukan tetapi pengganti ginjal (renal
replacementtherapy) antara lain dialisis atau tansplantasi ginjal. Pada keadaan ini
pasien dikatakan sampai pada stadium gagal ginjal (Suwitra, 2006)
4. Apa yang dimaksud dengan laju filtrasi glomerulus dan apa
hubungannya dengan clearance serum kreatinin? Mengapa creatinin
yang digunakan untuk penentuan fungsi ginjal?
Laju filtrasi glomerulusadalah jumlah filtrat glomerulus yang dibentuk setiap
menit dalam semua nefron kedua ginjal. Laju filtrasi glomerular (LFG)
(bahasa Inggris: Gromerular filtration rate (GFR)) adalah laju rata-rata
penyaringan darah yang terjadi di glomerulus yaitu sekitar 25% dari total
curah jantung per menit, 1,300 ml . LFG digunakan sebagai salah satu
indikator menilai fungsi ginjal. Biasanya digunakan untuk menghitung
bersihan kreatinin.
Hubungan GFR dengan clearance serum kreatinin adalah dimana kenaikan
kreatinin serum proporsional dengan penurunan fungsi glomeruli, bahkan
lazim digunakan sebagai indikator penurunan fungsi ginjal. Kreatinin
merupakan hasil metabolisme otot yang berukuran mikromolekul sehingga
sebagian besar dapat lolos, dan hal ini digunakan dalam parameter pengukuran
fungsi ginjal.Laju filtrasi glomerulus merupakan salah satu indikasi untuk
melihat fungsi ginjal.Pemeriksaan kadar kreatinin darah merupakan salah satu
parameter yang digunakan untuk menilai fungsi ginjal, karena konsentrasi
dalam plasma dan ekskresinya dalam urin dalam 24 jam relatif konstan. Kadar
kreatinin darah yang tinggi menindikasikan bahwa fungsi ginjal terganggu.
( 140usia ) xBB
72 x Scr
c
d
e
D. HATI
1. Jelaskan fungsi hati
a. Metabolisme hidrat arang, protein, lemak
b. Memproduksi protein plasma dan empedu
alcohol,
klinis,
farmakoterapi,
.
Salisilat absorpsi sedang fenobarbita labsorpsinya di usus halus
borat, aminoglikosida.
Pemberian injeksi pada malnutrisi menyebabkan konsentrasi obat
lahir
belum
teratur,
umumnya
perubahan
komposisi
tubuh
dengan
pertumbuhan
dan
lebih tinggi.
Terjadinya interaksi dengan bilirubin kernik terus. Misalnya
sulfonamid, diazoksida, vitamin K
c. Metabolisme
Metabolisme obat secara signifikan berlangsung lebih lambat pada bayi
dibandingkan dengan anak yang lebih tua dan orang dewasa. Terdapat
perbedaan penting dalam pematangan beberapa jalur metabolisme pada
bayi prematur. Contohnya pada bayi, jalur sulfas yang berkembang baik,
tetapi jalur glukorunidasi belum berkembang. Walaupun metabolisme
asetaminofen dengan glukorunidase masih belum sempurna jika
dibandingkan dengan orang dewasa, tetapi secara parsial masih dapat
efikasi
eksresi
renal.
Proses-proses
tersebut
dapat
prospektif efek samping pada anak dalam upaya mendapatkan gambaran yang
objektif (Nahata et al., 1994).
3. Apabila Anda ditugaskan memberikan konseling tentang kepatuhan
minum obat kepada orangtua anak yang sakit, materi apa saja yang
harus Anda sampaikan?
1. Nama obat, jumlahnya dan indikasinya
2. Aturan pakai, cara dan lama pemakaian
3. Interaksi obat
4. Efek samping obat
5. Pengaruh terhadap pola hidup, pola makan
6. Cara penyimpanan
7. Terapi nonfarmakologi
8. Menekankan tentang pentingnya kepatuhan dalam menggunakan obat.
F. Laboratorium
1. Apa artinya seorang pasien laki-laki dengan hasil pemeriksaan
laboratorium sebagai berikut?
Coba terangkan arti angka tersebut dan apa kira-kira penyakitnya?
a. SGOT = 355 U/L
SGPT = 30 U/L
b. Albumin serum = 2,1 g/dl
c. Creatinin serum = 3,2 mg/dl
d. Hb = 7 gr/dl
Parameter
Hasil Lab
Nilai normal
Keterangan
SGOT
355 U/L
5-40U/L
Tinggi
SGPT
30 U/L
7-56U/L
Normal
Albumin serum
2,1 g/dl
3,8 - 5,1 gr/dl
Rendah
Creatinin serum
3,2 mg/dl
0,6-1,3 mg/dl
Tinggi
Hb
7 gr/dl
13 gr/dl
Rendah
Dari hasil lab di atas dapat dilihat bahwa kadar SGOT sangat tinggi, menunjukan
bahwa pasien mengalami gangguan hati. Dapat dilihat juga dari hasil lab kadar
albumin serum yang rendah. Kadar albumin serum akan rendah bila terjadi suatu
gangguan pada hati. Dari hasil lab di atas juga dapat dilihat bahwa kadar serum
kreatinin tinggi menunjukan adanya gangguan pada ginjal, ginjal tidak melakukan
pembersihan kreatinin dengan sempurna. Adanya gangguan ginjal juga dilihat dari
Hb yang rendah.Hb yang rendah karena ginjal tidak / kurang menghasilkan
eritropoetin
sehingga
tidak
terjadi
pembentukan
eritrosit.
Berdasarkan
intreperetasi klinis bahwa pasien diduga menderita gangguan fungsi hati namun
tidak dapat dipastikan penyebabnya karena tidak ada data diagnosis dari dokter
yang mendukung.
G. Farmasi Rumah Sakit
1. Sebutkan ketentuan yang menjadi dasar pelayanan kefarmasian di
Rumah Sakit?
KepMenKes no. 1197/MENKES/SK/X/2004 Tentang Standar Pelayanan
Farmasi di Rumah Sakit.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Rumah sakit diatur
oleh Keputusan
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai
serta pelayanan farmasi klinik.
3. Sebutkan tugas pokok dan fungsi farmasi di rumah sakit
Tugas pokok dan fungi farmasi rumah sakit berdasarkan Permenkes No. 58
tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit yaitu :
Tugas pokok :
a) Menyelenggarakan, mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh
kegiatan Pelayanan Kefarmasian yang optimal dan profesional serta sesuai
prosedur dan etik profesi;
b) Melaksanakan pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan
Medis Habis Pakai yang efektif, aman, bermutu dan efisien;
c) Melaksanakan pengkajian dan pemantauan penggunaan Sediaan Farmasi,
Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai guna memaksimalkan efek
terapi dan keamanan serta meminimalkan risiko;
d) Melaksanakan Komunikasi, Edukasi dan Informasi
(KIE)
serta
dan
Bahan
Medis
Habis
Pakai
(apabila
sudah
memungkinkan);
k) Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai;
l) Melakukan pemusnahan dan penarikan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai yang sudah tidak dapat
digunakan;
m) Mengendalikan persediaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan
Bahan Medis Habis Pakai;
n) Melakukan administrasi pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,
dan Bahan Medis Habis Pakai.
2. Pelayanan farmasi klinik
a) Mengkaji dan melaksanakan pelayanan Resep atau permintaan Obat;
b) Melaksanakan penelusuran riwayat penggunaan Obat;
c) Melaksanakan rekonsiliasi Obat;
d) Memberikan informasi dan edukasi penggunaan Obat baik
berdasarkan Resep maupun Obat non Resep kepada pasien/keluarga
pasien;
e) Mengidentifikasi, mencegah dan mengatasi masalah yang terkait
dengan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai;
f) Melaksanakan visite mandiri maupun bersama tenaga kesehatan lain;
g) Memberikan konseling pada pasien dan/atau keluarganya;
h) Melaksanakan Pemantauan Terapi Obat (PTO)
1) Pemantauan efek terapi Obat;
2) Pemantauan efek samping Obat;
i) Melaksanakan Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
j) Melaksanakan dispensing sediaan steril
1) Melakukan pencampuran Obat suntik
penderita.
Memberi kesempatan interaksi profesional antara apoteker-dokter-
perawat-penderita
Memungkinkan pengendalian yang lebih dekat atas perbekalan
Mempermudah penagihan biaya obat penderita
Kekurangan :
-
Keuntungan :
- Obat yang diperlukan segera sedia bagi penderita
- Peniadaan pengembalian obat yang tidak terpakai ke IFRS
- Pengurangan penyalinan kembali resep obat
- Pengurangan jumlah personel IFRS yang diperlukan
Kekurangan :
-
Kesalahan obat sangat meningkat karena order obat tidak dikaji oleh
apoteker. Disamping itu penyiapan obat dan konsumsi obat dilakukan
karena kadaluarsa
Pencurian obat meningkat
Meningkatnya bahaya karena kerusakan obat
Penambahan modal investasi, untuk menyediakan
fasilitas
Kekurangan :
ii.
iii.
iv. Nama, alamat, umur, jenis kelamin, dan berat badan pasien
v. Cara pemakaian yang jelas
vi.
Informasi lainnya
b) Kesesuaian farmasetik : bentuk sediaan, dosis, potensi, stabilitas,
inkompatibilitas, cara, aturan dan lama pemberian
c) Pertimbangan klinis : adanya alergi, efek samping, interaksi,
kontraindikasi, dan ketidaksesuaian (dosis, durasi, jumlah obat dan
lain
lain).
Jika
ada
keraguan
terhadap
resep hendaknya
dan
tujuannya!
Konseling berasal dari kata counsel yang berarti nasehat atau saran.
Konseling adalah suatu proses yang sistemik untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan pengambilan dan
penggunaan obat.
Tujuan konseling: meningkatkan keberhasilan terapi, memaksimalkan efek
terapi, meminimalkan resiko efek samping, meningkatkan cost effectiveness,
dan menghormati pilihan pasien dalam menjalankan terapi
Tahapan proses konseling:
- Pengenalan
Tujuan: pendekatan dan membangun kepercayaan
Teknik: memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan konseling dan
-
12. Apa yang dimaksud PTO dan visite? Maksud dan tujuannya untuk apa?
Jelaskan!
PTO adalah Pemantauan Terapi Obat merupakan starting point pelayanan
farmasi klinik.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang
paling sesuai dalam bentuk dan dosis yang tepat, dimana waktu pemberian
dan lamanya terapi dapat dioptimalkan dan DRP diminimalkan.
PTO dapat dipertimbangkan sebagai penyusunan DRP, sebagai pertimbangan
untuk pemilihan terapi obat, sebagai pertimbangan rekomendasi terapi, dan
bagian dari pharmaceutical care, tanggung jawab apoteker.
Visite apoteker adalah kunjungan rutin yang dilakukan apoteker kepada
pasien di ruang rawat dalam rangka mencapai hasil terapi (clinical outcome)
yang lebih baik. Aktivitas visite dapat
kolaborasi secara aktif dengan tim dokter dan profesi kesehatan lainnya
dalam proses penetapan keputusan terkait terapi obat pasien.
Visite yang dilakukan oleh apoteker berupa kunjungan apoteker ke pasien di
ruang
rawat,
meliputi
identifikasi
masalah
terkait
penggunaan
Daftar Pustaka
Depkes RI (2005), Pelayanan Informasi Obat.Jakarta: Departemen Kesehatan RI
Harsono, 1999. Buku Ajar Neurologi Klinis. Edisi Pertama, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Jong, GWT., Vulto, AG., De Hoog, M., Schimmel, J M., Tibboel, D., Van Den,
Anker N. A. 2001. Survey of the use of Off-label and unlicensed drugs in
Dutch childrens hospital. Pediatrics. 108: 1089-1093.
Kemenkes RI. 2014. Permenkes No. 58 Tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Rumah Sakit. Jakarta.
Nahata, R E. 1994. Need for conducting research on medications unlabelled for
use in pediatric patients. Ann Pharmacother; 28: 1103-4.
Price, S & Wilson, L, 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.
Edisi 6. EGC, Jakarta.