Anda di halaman 1dari 14

OPTIMISASI BIT ERROR

PADA SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

Oleh:

Muhamad Ibnu Sani/ 14221707

Program Studi Teknik Elektro


Institut Sain dan Teknologi (ISTN), Jakarta
Slide 1

Daftar isi
Overview
Bit Error Rate & Signal to Noise Ratio
Sumber Noise, Modulasi & Pengkodean
Pendeteksian Kesalahan & Metodologi Koreksi
Serat Optik
Analisa signal loss & BER pada Serat Optik
Kesimpulan

Slide 2

Overview
Penggunaan serat optik yang luas dalam sistem komunikasi
Penggunaan arsitektur wavelength division multiplexing

(WDM)
Karakteristik linear serat optik pada kecepatan tinggi sebaik
karakteristik non linearnya
BER salah satu parameter penentu kualitas sinyal
Pada sistem komunikasi, BER pada sisi penerima disebabkan
oleh noise pada saluran transmisi, pelemahan, wireless
multipath fading sehingga penggunaan serat optik dapat
mengurangi bit error

Slide 3

BER & SNR

BER

SNR
Slide 4

Adalah presentasi relatif dari bit yang error


terhadap jumlah bit yang diterima pada proses
transmisi
Merupakan indikasi seberapa sering data di
transmisikan ulang karena sebuah error.
Dapat di atasi dengan:
Pemilihan sinyal yang kuat
Pemilihan teknik modulasi yang tepat
Pemilihan lince coding yang sesuai

Ukuran yang digunakan dalam untuk mengukur


berapa banyak sinyal yang dirusak noise
Signal-to-noise ratio mengukur perbandingan
diantara level sinyal yang tidak dibutuhkan dan
noise
Pengukuran signal-to-noise ratio memerlukan
pemilihan sinyal representatif atau sinyal referensi

Sumber Noise,Modulasi & Pengkodean


Sumber Noise

Teknik Modulasi

Amplifier Noise
(ASE)

Electro-absorption
modulator

Noise yang
berlebihan saat
proses
penguatan sinyal

memodulasi intensitas
sinar laser melalui
tegangan listrik
dapat dioperasikan
pada kecepatan tinggi
dapat diintegrasikan
dengan laser diode

Thermal Noise
Akibat
pergerakan
elektron
Faktor penentu
batas sensitifitas
sistem

Slide 5

Mach-zehnder modulator

intensitas sinyal yang


lemah
menggunakan
rangkaian simple drive
dalam memodulasi
tegangan

Pengkodean
NRZ Coding;
RZ Coding;
AMI Coding;
Manchester
Coding;
Differential
Manchesster
Coding;
Multi-State Coding

Pendeteksian Kesalahan & Metode Koreksi

Pendeteksian Kesalahan
Penggunaan Algoritma
Checksum
Penambahan label dengan
panjang yang tetap pada
setiap pesan

Koreksi Kesalahan
Automatic repeat request
(ARQ)
Acknowledgment
Time out

Error correcting code (ECC)

Data parity
Cocok untuk komunikasi simplex

Skema hibrid

Kombinasi dari ARQ dan ECC

Slide 6

Serat Optik
Single mode
Diamater 8.3-10 mikron
Panjang gelombang 1300-1320 nm
Untuk transmisi kecepatan tinggi
Gangguan akibat distorsi dan overlaping lebih kecil karena
penggunaan inti serat yang kecil
Harga lebih mahal daripada multimode

Multimode
Diameter 50-100 mikron
Bandwith10 sampai 100mbs Gigabit ke 275m ke 2km
Mudah dalam spilicing
Memungkinkan penggunaan LED sebagai sumber cahaya
Adanya modal dispertion sehingga membatasi bandwith

Slide 7

Analisa Signal Loss dan BER Pada


Serat Optik
1. Analisa Signal loss
Dianalisa dengan persamaan Power Budget sebagai berikut:

Dimana:

adalah power transmitter

adalah sensitivity receiver


A adalah fiber attenuation

adalah panjang serat optik

adalah coupling loss

adalah loss tambahan


M adalah power margin.

Slide 8

Analisa Signal Loss dan BER Pada


Serat Optik
2. Perhitungan Signal Loss Pada Serat Optik

Dari pengukuran dengan OTDR diperoleh hasil sebagai berikut:

Slide 9

Analisa Signal Loss dan BER Pada


Serat Optik

Dari hasil pengukuran terlihat secara berturut-turut signal loss-nya


0.248 dB & 0.226 dB. Itu adalah titik optimal untuk mengurangi
signal loss pada komunikasi serat optik
Slide 10

Analisa Signal Loss dan BER Pada


Serat Optik
3. Analisa Bit Error Rate (BER)

Pengukuran menggunakan simulasi komputer stochastic dengan


rangkaian sebagai berikut:

Slide 11

Analisa Signal Loss dan BER Pada


Serat Optik
4. Komponen Diagram dari BER

Hasil BER analyzer dengan input 4 bit

Hasil analisa:
Tidak ada bit error rate yang ditemukan kecuali dengan penerapan teknik
modulasi mach-zehnder;
Ditemukan bit error rate untuk kedua pembangkit sinyal yang digunakan
( RZ dan NRZ) dengan teknik modulasi mach-zehnder;
Bit error rate yang ditemukan menjadi lebih sedikit ketika menggunakan
daya 15 dB atau 20 dB dengan pembangkit sinyal NRZ.
Slide 12

Analisa Signal Loss dan BER Pada


Serat Optik
Hasil BER analyzer dengan input 8 bit

Hasil Analisa:
Jasil analisa ditemukan bit error rate kecuali dengan penggunaan
teknik modulasi electro-absorption dengan pembangkit sinyal RZ;
Bit error rate 0 didapat hanya dengan penggunaan pembangkit
sinyal RZ dengan teknik modulasi electro-absorption;
Bit error rate ditemukan ketika daya diturunkan ke level 15 dB dengan
kondisi yang sama.
Slide 13

Kesimpulan
1. Simulasi numerical menunjukkan peningkatan nyata dari sistem
BER setelah dilakukan optimisasi dari proses operasi (yang
diusulkan) dalam pendeteksian sinyal listrik pada panjang
gelombang di area 1310 nm.
2. Solusi maksimal untuk mengurangi bit error rate dengan
menggunakan pembangkit sinyal RZ dan menggunakan teknik
modulasi electro-absorption.
3. Operasi dari jaringan transmisi optik akan menjadi fitur paling
utama untuk di masa depan dalam melayani peningkatan
permintaan internet protocol (IP) pada jaringan.

Slide 14

Anda mungkin juga menyukai