Anda di halaman 1dari 19

ASKEP DM

LATAR BELAKANG

Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik berat yang ditandai dengan hiperglikemia
(peningkatan kadar gula darah) yang disebabkan karena gangguan pada sekresi insulin, resistensi
insulin atau keduanya. Angka kejadian penyakit DM selalu meningkat baik di Indonesia maupun
seluruh dunia. Diperkirakan 300 juta orang akan menderita diabetes pada tahun 2025 ( 5,4 %
populasi dunia) (1). Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan keempat
dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat
DM dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita dan menyebabkan beban hidup yang panjang
pada kehidupan sosialnya. Diabetes juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi diantaranya,
retinopati yang mengakibatkan hilangnya penglihatan, nefropati yang mengakibatkan gagal
ginjal dan neuropati perifer yang mengakibatkan risiko amputasi. Penderita diabetes juga
mempunyai resiko tinggi terhadap terjadinya penyakit kardiovaskular, vaskular perifer dan
serebrovaskular. Diperkirakan lebih dari 50 % penderita DM tipe 2 di negara-negara berkembang
berisiko menderita penyakit jantung iskemik.

Friday, February 1, 2013

ASKEP DIABETES MELITUS

KONSEP DASAR PENYAKIT


A. Pengertian Diabetes melitus merupakan kelainan metabolisme yang kronis terjadi
defisiensi insulin atau retensi insulin, di tandai dengan tingginya keadaan glukosa
darah (hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau merupakan
sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia kronik dan gangguan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein sehubungan dengan kurangnya sekresi
insulin secara absolut / relatif dan atau adanya gangguan fungsi insulin.
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000). Diabetes
Melllitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002). Diabetes Melitus
gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat ringan (toleransi karbohidrat
terganggu) maupun berat, terjadi atau diketahui pertama kali saat kehamilan
berlangsung

Diabetes Melitus gestasional (DMG) adalah intoleransi karbohidrat dengan berbagai


tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama masa
kehamilan (ADA, 1990). Diabetes Melitus gestasional adalah intoleransi karbohidrat
dengan keparahan bervariasi dan awitan ataum pertama kali diketahui saat hamil.
Jadi diabetes mellitus gestasional adalah adalah difisiensi insulin ataupun retensi
insulin pada ibu hamil sehingga mengakibatkan terjadinya intoleransi karbohidrat
ringan maupun berat yang baru diketahui selama mengalami kehamilan.
B. Epidemiologi
Kebanyakan kasus, diabetes gestasional akan menghilang segera setelah bayi
dilahirkan. Bagaimanapun juga, wanita-wanita yang menderita diabetes gestasional
mempunyai resiko tinggi untuk mengalami diabetes gestasional lagi pada
kehamilan berikutnya, dan juga 17 % - 63 % dari mereka akan mengalami
perubahan dan berkembang menjadi diabetes tipe 2 dalam 5 hingga 16 tahun.
Ahli nutrisi, Nancy Clark di dalam majalah American Fitness, menyatakan bahwa
secara teori, persiapan untuk menghadapi pertumbuhan bayi dalam janin
memerlukan 85.000 kalori. Tetapi ada wanita hamil yang mengkonsumsi kalori lebih
dari itu. Namun ada pula yang mengalami perubahan nafsu makan. Menurut hasil
studi yang diterbitkan dalam America Journal Of Clinical Nutrition, kebutuhan energi
( kalori ) wanita hamil sangat bervariasi, yaitu antara 50.000 150.000 kalori.
Kecemasan bahwa berat badan Anda tidak bisa kembali lagi seperti sebelum hamil,
tak perlu dirisaukan. Seorang ibu dapat menikmati saat-saat kehamilan tanpa takut
menjadi gemuk. Kehamilan dan obesitas memiliki perbedaan. Peningkatan berat
badan pada saat hamil sekitar 12 kg, namun itu semua disebabkan oleh berat bayi (
3,5 kg ), plasenta ( 1 kg ), cairan ketuban ( 1,5 kg ), rahim ( 1,5 kg ), air lemak, dan
jumlah darah ( 3 3,5 kg ).
C. Etiologi
Diabetes mellitus dapat merupakan kelainan herediter dengan cara insufisiensi atau
berkurangnya insulin dalam sirkulasi darah, berkurangnya glikogenesis, dan
konsentrasi gula darah tinggi. Diabetes dalam kehamilan menimbulkan banyak
kesulitan, penyakit ini akan menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada penderita. Beberapa hormon tertentu mengalami peningkatan
jumlah. Misalnya hormon kortisol, estrogen, dan human placental lactogen (HPL).
Peningkatan jumlah semua hormon tersebut saat hamil ternyata mempunyai
pengaruh terhadap fungsi insulin dalam mengatur kadar gula darah. Kondisi ini
menyebabkan suatu kondisi yang kebal terhadap insulin yang disebut sebagai
"insulin resistance".
D. Faktor Predisposisi
Umur sudah mulai tua
Multiparitas
Penderita gemuk (obesitas)

riwayat melahirkan anak lebih besar dari 4000 g


Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir mati,
Sering mengalami keguguran
Hipertensi
Suku bangsa tertentu (Afrika, Latin, Asia, dan Amerika),
Mempunyai riwayat diabetes mellitus gestasional pada kehamilan sebelumnya
Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.
Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan
epineprin.
Obat-obatan.
Klasifikasi
Resiko rendah Pemeriksaan glukosa`darah tidak diperlukan secara rutin apabila
semua karakeristik berikut ditemukan :
1.
Berasal dari kelompok ethnic yang prevalensi diabetes mellitus
gestasionalnya rendah
2.
Tidak ada anggota keluarga dekat ( first-degree relative) yang mengidap
diabetes
3.
4.
5.
6.

Usia kurang dari 25 tahun


berat sebelum hamil normal
Tidak ada riwayat kelainan metabolisme glukosa
Tidak memiliki riwayat obstri yang buruk

b.
b. Resiko rata-rata Pemeriksaan glukosa darah pada minggu ke 24-28 dengan
menggunakan salah satu dari berikut :
1.
Resiko rata-rata, Wanita keturunan hispanik, Afrika, Pribumi Amerika, Asia
Selatan atau timut
2.
Resiko tinggi, wanita yang jelas kegemukan,jelas meiliki riwayak diabetes tipe
II pada anggota keluarga, riawayat diabetes gestasional atau glukosuria,
c.

Resiko Tinggi

Lakukan pemeriksaan sesegera mungkin : apabila diabetes gestasional tidak


terdiagnosis, pemeriksaan glukosa darah harus diulang pada minggu ke 24-28 atau
setiap saat pasie memperlihatkan gejala atau tanda yang mengarah ke
hiperglikemia.(Metzger & Coustan.1998)
Manifestasi klinis

GDM, kebanyakan tidak memperlihatkan gejala, namun beberapa wanita dengan


GDM memperlihatkan gejala-gejala klasik seperti :
1.Polidipsi
2.Polifagi
3.Poliuri
4.Kelemahan yang berlebihan
Patofisiologi
Pada DMG, selain perubahan-perubahan fisiologi tersebut, akan terjadi suatu
keadaan di mana jumlah/fungsi insulin menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan
kinetika insulin dan resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber
energi dalam plasma ibu bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap
tinggi). Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi janin
juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan kemungkinan
terjadi berbagai komplikasi). Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia sehingga janin
juga mengalami gangguan metabolik (hipoglikemia, hipomagnesemia,
hipokalsemia, hiperbilirubinemia. Metabolisme karbohifrat wanita hamil dan tidak
hamil yang ditandai hipoglikemia puasa , hipoglikemia postprandial yang
memanjang dan hiperinsulinemia terutama pada trimester III efek kehamilan yang
memperberat diabetes mellitus yang didertia ibu hamil ataupun menimbulkan
Diabetes mellitus grstasional disebut diabetagonik. terdapat hipertrofi, hyperplasia
dan hipesekresi sel b pancreas, konsentrasi asam lemak bebas, trigliserida, da
kolesterol pada wanita hamil puasa yang kebih tinggi.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining
glukosa darah, ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan
makrosomia, Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan kontrol diabetik
(HbA1c lebih besar dari 8,5% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin
beresiko anomali kongenital, Pemeriksaan kadar keton urin untuk menentukan
status gisi, Budaya urin untuk mengidentifikasi ISK asimtomatik, protein dan kliren
kreatinin (24 jam) untuk memastikan tingkat fungsi ginjal, khusus pada diabetes
durasi lama, tes`toleransi glukosa (GTT), kultur vagina mungkin positif untuk
candida albicans, Contraction stress test ( CST), Oxytocin challenge test (OCT)
menunujukkan hasil positif jika trjadi insufisiensi plasenta, Kriteria profil biofisik
(BPP)
Penatalaksanaan
1. Mengatur diet.
Diet yang dianjurkan pada bumil DMG adalah 30-35 kal/kg BB, 150-200 gr
karbohidrat, 125 gr protein, 60-80 gr lemak dan pembatasan konsumsi natrium.
Penambahan berat badan bumil DMG tidak lebih 1,3-1,6 kg/bln. Dan konsumsi
kalsium dan vitamin D secara adekuat. Makanan disajikan menarik dan mudah
diterima. Diet diberikan dengan cara tiga kali makan utama dan tiga kali makanan

antara (snack) dengan interval tiga jam. Buah yang dianjurkan adalah buah yang
kurang manis, misalnya pepaya, pisang, apel, tomat, semangka, dan kedondong.
Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu ;
J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari.

Penentuan jumlah kalori Untuk menentukan jumlah kalori penderita DM yang


hamil/menyusui secara empirik dapat digunakan umus sebagai berikut ;
( TB 100 ) x 30 T1 + 100 T3 + 300 T2 + 200 L + 400
Keterangan
TB : Tinggi badan. T3 : Trimester III
T1 : Trimester I L : Laktasi/menyusui
T2 : Trimester II
2. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut :
Daya tahan terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang
dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum kehamilan
sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama dengan dosis diluar
kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu ditambah atau dikurangi.
Perubahan-perubahan dalam kehamilan memudahkan terjadinya hiperglikemia dan
asidosis tapi juga menimbulkan reaksi hipoglikemik. Maka dosis insulin perlu
ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman pada 140
mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial <>
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan hidrat
arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin berkurang yang mengakibatkan
mudah mengalami hipoglikemia bila diet tidak disesuaikan atau dosis insulin tidak
dikurangi. Pemberian insulin yang kurang hati-hati dapat menjadi bahaya besar
karena reaksi hipoglikemik dapat disalah tafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis
insulin perlu dikurangi selama wanita dalam persalinan dan nifas dini. Dianjurkan
pula supaya dalam masa persalinan diberi infus glukosa dan insulin pada
hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin secara infus intravena dengan
kecepatan 2-4 satuan/jam untuk mengatasi komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak berat dan cukup
dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk, dapat
diharapkan partus spontan sampai kehamilan 40 minggu. lebih dari itu sebaiknya
dilakukan induksi persalinan karena prognosis menjadi lebih buruk. Apabila
diabetesnya lebih berat dan memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan

diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37 minggu. Lebih-lebih bila kehamilan
disertai komplikasi, maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini
lagi baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan
amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa dengan
induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut
jantung janin terus menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet, menjaga
berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol glikemik dan
olah raga.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a. Humulin
Komposisi : Humulin R Reguler soluble human insulin (rekombinant DNA origin).
Humulin N isophane human insulin (rekombinant DNA origin). Humulin 30/70 reguler
soluble human insulin 30% & human insulin suspensi 70% (rekombinant DNA
origin).
Indikasi : IDDM
Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan individu. Diberikan secara injeksi SK,
IM, Humulin R dapat diberikan secara IV. Humulin R mulai kerja jam, lamanya 6-8
jam, puncaknya 2-4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam, lamanya 18-24 jam,
puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70 mulai kerja jam, lamanya 14-15 jam,
puncaknya 1-8 jam.
Kontraindikasi : Hipoglikemik.
Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit atau gangguan emosi, diberikan
bersama obat hiperglokemik aktif.
Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten terhadap insulin, reaksi alergi local
atau sistemik.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
b. Insulatard Hm/ Insulatard Hm Penfill
Komposisi : Suspensi netral isophane dari monokomponen insulin manusia.
Rekombinan DNA asli.
Indikasi : DM yang memerlukan insulin
Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2x/hari (SK).
Onset: jam. Puncak: 4-12 jam. Terminasi: setelah 24 jam. Penfill harus digunakan
dengan Novo pen 3 dengan jarum Novofine 30 G x 8mm.
Kontraindikasi : Hipoglikemia.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
c. Actrapid Hm/Actrapid Hm Penfill

Komposisi : Larutan netral dari monokomponen insulin manusia. Rekombinan DNA


asli
Indikasi : DM
Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal, biasanya diberikan 3 x atau lebih
sehari. Penfill SK, IV, IM. Harus digunakan dengan Novo Pen 3 & jarum Novofine 30
G x 8 mm. Tidak dianjurkan untuk pompa insulin. Durasi daya kerja setelah injeksi
SK: jam, puncak: 1-3 jam. Terminasi setelah 8 jam.
Kontraindikasi : hipoglikemia, insulinoma. Pengunaan pada pompa insulin.
Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit lain yang meningkatkan kebutuhan
insulin. Hamil.
Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
Interaksi obat : MAOI, alcohol, bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan kebutuhan
insulin.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
d. Humalog/Humalog Mix 25
Komposisi : Per Humalog insulin lispro. Per Humalog Mix 25 insulin lispro 25%,
insulin lispro protamine suspensi 75%.
Indikasi : Untuk pasien DM yang memerlukan insulin untuk memelihara homeostasis
normal glukosa. Humalog stabil awal untuk DM, dapat digunakan bersama insulin
manusia kerja lama untuk pemberian pra-prandial
Dosis : Dosis bersifat individual. Injeksi SK aktivitas kerja cepat dari obat ini,
membuat obat ini dapat diberikan mendekati waktu makan (15 menit sebelum
makan)
Kontraindikasi : hipoglikemia. Humalog mix 25 tidak untuk pemberian IV.
Peringatan : Pemindahan dari terapi insulin lain. Penyakit atau gangguan emosional.
Gagal ginjal atau gagal hati. Perubahan aktivitas fisik atau diet. Hamil.
Efek samping : Hipoglikemia, lipodisatrofi, reaksi alergi local & sistemik.
Interaksi obat : Kontrasepsi oral,kortikosteroid, atau terapi sulih tiroid dapat
menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin meningkat. Obat hipoglikemik oral,
salisilat, antibiotik sulfa, dapat menyebabkan kebutuhan tubuh akan insulin
menurun.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
e. Mixtard 30 Hm/Mixtard Hm Penfill
Komposisi : Produk campuran netral berisi 30% soluble HM insulin & 70% isophane
HM insulin (monokomponen manusia). Rekombinan DNA asli.

Indikasi : DM yang memerlukan terapi insulin.


Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2 x/hari. Onset:
jam. Puncak 2-8 jam. Terminasi setelah 24 jam. Penfill harus digunakan dalam
Novo Pen 2 dengan jarum Novofine 30 G x 8 mm.
Kontraindikasi : Hipoglikemia, insulinoma.
Peringatan : Stres psikis, infeksi atau penyakit yang dapat meningkatkan kebutuhan
insulin. Hamil.
Efek samping : Jarang, alergi & lipoatrofi.
Interaksi obat : MAOI, alkohol, ? bloker meningkatkan efek hipoglikemik.
Kortikosteroid, hormon tiroid, kontrasepsi oral, diuretic meningkatkan kebutuhan
insulin.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B.
3. Olah Raga
Kecuali kontraindikasi, aktivitas fisik yang sesuai direkomendasikan untuk
memperbaiki sensitivitas insulin dan kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa.
Olah raga juga dapat membantu menaikkan berat badan yang hilang dan
memelihara berat badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake
kalori.
Prognosis
Prognosis bagi wanita hamil dengan diabetes pada umumnya cukup baik, apalagi
penyakitnya lekas diketahui dan dengan segera diberikan pengobatan oleh dokter
ahli, serta kehamilan dan persalinannya ditangani oleh dokter spesialis kebidanan.
Kematian sangat jarang terjadi, apabila penderita sampai meninggal biasanya
karena penderita sudah mengidap diabetes sudah lama dan berat, terutama yang
disertai komplikasi pembuluh darah atau ginjal. Sebaliknya, prognosis bagi anak
jauh lebih buruk dan di pengaruhi oleh ;
Berat dan lamanya penyakit, terutama disertai asetonuria
Insufisiensi plasenta
Prematuritas
Gawat napas (respiratory distress)
Cacat bawaan
Komplikasi persalinan (distosia bahu)
Pada umumnya angka kematian perinatal diperkirakan anatara 10-15%, dengan
pengertian bahwa makin berat diabetes, makin buruk pula prognosis perinatal.
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan, infertilitas, bayi low
gestasional age, riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab jelas, anomali
congenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia, pernah keracunan selama
kehamilan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada diabetes
yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poliuri.
c. Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah.
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
d. Keamanan
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering

- Riwayat gejala-gejala infeksi dan/budaya positif terhadap infeksi, khususnya


perkemihan atau vagina.
e. Mata
Kerusakan penglihatan atau retinopati.
f. Seksualitas
- Uterus : tinggi fundus uteri mungkin lebih tinggi atau lebih rendah dari normal
terhadap usia gestasi.
- Riwayat neonatus besa terhadap usia gestasi (LGA),Hidramnion,anomaly
congenital, lahir mati tidak jelas
g. Psikososial
- Resiko meningkatnya komplikasi karena faktor sosioekonomi rendah.
- Sistem pendukung kurang dapat mempengaruhi kontrol emosi.
- Cemas, peka rangsang dan peningkatan ketegangan.
B. Diagnosa Keperawatan
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakmampuan
mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan kehilangan cairan
berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan
Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau mengancam
pada status kesehatan maternal atau janin.
Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan tindakan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan informasi dan
tidak mengenal sumber informasi.
Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
pertumbuhan intra uterin.
Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan ketidakadekuatan
kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia jaringan dan
perubahan respon umum.
C. Rencana Keperawatan
No

Diagnosa keperawatan

TujuanIntervensi

Rasional

1
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi dengan KH ;

- Meningkatkan 24-30 Ib pada masa prenatal atau yang tepat untuk berat badan
sebelum hamil
- Mempertahankan gkulosa darah puasa (FBS) antara 60-100 mg/dl, dan 1 jam
postprandial tidak lebih dari 140 mg/dl
- Mengungkapkan pemahaman tentang aturan tindakan individu dan kebutuhan
pemantauan diri yang sering
1. Timbang BB klien setiapkunjungan prenatal
2. Kaji masukkan kalori dan pola makan dalam 24 jam
3. Tinjau ulang/ berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada
penatalaksanaan diabetic
4. Tinjau ulang pentingnya makan dan kudapan yang teratur bila menggunakan
insulin
5. Perhatikan adanya mual dan muntah, khususnya pada trimester pertama
6. Kaji pemahaman tentang efek stress pada diabetes
7. Ajarkan klien metode finger stick untuk memantau glukosa sendiri dengan
menggunakan strip enzim dan meter reflektan
8. Anjurkan pemantauan keton urin pada saat terjaga dan bila rencana makan atau
kudapan diperlambat
Kolaborasi:
Rujuk pada ahli diet terdaftar pada diet individu dan konseling pertanyaan
mengenai diet
Pantau keadaan glukosa serum (FBS, preprandial, 1dan 2 jam postprandial) pada
kunjungan awal kemudian sesuai kondisi klien
Tentukan hasil HbAic setiap 2-4 mgg
Siapkan untuk perawatan di rumah sakit bila diabetes tidak terkontrol 1.
Penambahan BB adalah kunci penunjuk untuk memutuskan penyesuaian kalori
2. Membantu dalam mengevaluasi pemahaman klien tentang mentaati aturan diet
3. Kebutuhan metabolisme dan janin/ maternal membutuhkan perubahan besar
selama gestasi, memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi
4. Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia postprandial dan ketosis
puasa/ kelaparan
5. Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat, yang dapat
menimbulkan metabolism lemak dan terjadinya ketosis
6. Stress dapat meningkatkan kadar glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan
insulin

7. Kebutuhan insulin sehari dapat dinilai berdasarkan temuan glukosa serum


periodic
8. Ketidakcukupan masukan kalori ditunjukkan dengan ketonuria
Kolaborasi:
1. diet spesifik pada individu perlu untuk mempertahankan normoglikemia, dan
untuk mendapatkan penambahan berat badan yang diinginkan
2. Insiden abnormalitas janin dan bayi baru lahir menurun bila kadar FBS direntang
antara 60 dan 100 mg/dl, kadar prepandial antara 60 dan 105 mg/dl, 1 jam
postprandial tetap rendah 140 mg/dl, dan 2 jam postprandial kurang dari 120 mg/dl
3. Memberikan keakuratan gambaran rata-rata control glukosa serum selama 60
hari sebelumnya. control glukosa serum memerlukan waktu 6 minggu untuk stabil.
4. Morbiditas bayi dihubungkan pada hiperinsulinemia janin karena hiperglikemia
maternal.
2
Kekurangan volume cairan dan elektrolite berhubungan dengan kehilangan
cairan berlebihan dan tidak adekuatnya intake cairan
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan kesimbangan cairan dan elektrolit
dengan KH ;
Turgor kulit kembali normal
Membrane mukosa lembab
BB stabil
Tanda vital dalam batas normal 1. Kaji dan dokumentasikan turgor kulit, kondisi
membrane mukosa, TTV
2. Timbang BB setiap hari hari dengan menggunakan alat yang sama
3. Catat intake dan output secara adekuat
4. Jika klien mampu, najurkan untuk mengonsumsi cairan peroral dengan perlahan ,
dan tingkatkan jumlah cairan sesuai order
5. Tes urine terhadap aseton, albumin, dan glukosa
Kolaborasi
1. Berikan cairan intravena sesuai order yang terdiri dari elektrolit, glukosa, dan
vitamin
1. Pengkajian status cairan dan elekrolit yang akurat menjadi dasar
rencana asuhan keperawatan dan evaluasi intervensi
2. Penimbangan berat bada perludilakukan secara rutin untuk mengetahui
kesesuaian BB dengan umur kahamilan
3. Poliuri menyebabkan pasien benyak kehilangan cairan. Pengkajian output dan
input yang tepat membantu menentukan tindakan

4. Mencegah kekurangan cairandan memperbaikai keseimbanganasam-basa,


perubahan kadar elektrolit, dan hipovitaminosis
5. Menetapkan data dasar yang dilakukan secara rutin untuk mendeteksi situasi
potensial risiko tinggi seperti ketidakadekuatan intake karbohidrat, diabetic
ketoaidosis, dan hipertensi dalam kehamilan
Kolaborasi
Selanjutnya guna mempertahankan kesimbangan asam-basa dan keadaan elektrolit
yang tidak seimbang
3.
Gangguan psikologis, ansietas berhubungan dengan situasi kritis atau
mengancam pada status kesehatan maternal atau janin. Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan pasien tenang dengan KH ;
- Mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes dan persalinan.
- Menggunakan strategi koping yang tepat
kontinu selama persalinan.

1. Atur keberadaan perawat secara

2. Pastikan respon yang ada pada pesalinan dan penatalaksanaan medis. Kaji
keefektifan sistem pendukung.
3. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
4. Jelaskan semua prosedur tindakan perawatan
5. Fasilitasi semua keluhan atas ungkapan perasaan
6. Informasikan kepada keluarga tentang kemajuan persalinan dan keadaan janin.
1. Meningkatkan kontinuitas asuhan. Pasien dan keluarga perlu mengetahui
bahwa mereka tidak sendiri dan tersedianya tenaga bantuan dengan segera.
2. Memberikan pengkajian dasar untuk perbandingan selanjutnya, mengidentifikasi
kekuatan dan masalah yang potensial.
3. Memberikan perasaan kontrol terhadap situasi.
4. Pengetahuan tentang apa yang terjadi membantu menurunkan rasa takut.
5. Suasana terbuka dan mendukung menurunkan intimidasi karena prosedur atau
peralatan.
6. Membantu untuk menghilangkan atau meminimalkan rasa khawatir dan
mengembangkan rasa percaya.
4
Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan
tindakan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan pengetahuan pasien meningkat
terhadap penyakitnya KH ;
- berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selam kehamilan.

- mengungkapkan pemahaman tentang prosedur, tes laboratorium, dan aktivitas


yang melibatkan pengontrolan diabetes
- mendemonstrasikan kemahiran memantau sendiri dan pemberian insulin
pengetahuan tentang proses dan tindakan terhadap penyakit dari klien

1. Kaji

2. Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan dari insulin
3. Berikan informasi tentang kebutuhan program latihan eingan. Ingatkan untuk
berhenti latihan bila glukosa melebihi 300mg/dl
4. Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetic dan
harapan masa datang
5. Anjurkan klien mempertahankan pengkajian harian dirumah terhadap kadar
glukosa serum, dosis insulin, diet, latihan, reaksi, perasaan umum tentang
kesejahteraan, dan pemikiran lain yang berhubungan
6. Bantu klien/ keluarga untuk mempelajari pemberian glucagon
7. Tinjau kadar Hb atau Ht
8. Jelaskan penambahan berat badan normal pada klien. anjurkan klien memantau
penambahan berat badannya sendiri dirumah diantara waktu kunjungan.
Penambahan total pada trimester pertama harus 2,5-4,5 Ib [1,1-2 kg] kemudian 0,80,9 Ib/mgg[360-400 g/mgg]setelahnya 1. Keputusan berdasarkan informasi dapat
dibuat hanya bila terdapat pemahaman yang jelas tentang proses penyakit dan
rasiuonal penatalaksanaanny
2. Perubahan metabolic prenatal menyebabkan kebutuhan insulin berubah
3. Klien harus latihan setelah makan ntuk membantu mencegah hipoglikemia dan
menstabilkan penyimpanan glukosa, kecuali terjadi peningkatan glukosa berlebih
dimana latihan dapat menyebabkan ketoasidosis
4. Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa takut tentang ketidaktahuan,
meningkatkan kemungkinan kerjasama, dan dapat membantu menurunkan
komplikasi janin.
5. Bila ditinjau ulang oleh praktisi pemberi perawatan, catatan harian klien dapat
membantu bagi evalusi dan perubahan terapi
6. Adanya gejala-gejal hipoglikemia dengan kadar glukosa darah di bawah 70 mg/ dl
memerlukan intervensi segera
7. Anemia lebih diperhatikan pada klien dengan diabetes yang ada sebelumnya
kerana peningkatan kadar glukosa menggantikan oksigen pada molekul Hb
mengakibatkan penurunan kapasitas pembawa oksigen
8. Pembatasan kalori dengan akibat ketonemia dapat menyebakan kerusakan janin
dan menghambat penggunaan protein optimal
5
Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi

pertumbuhan intra uterin.Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ....x 24 jam


diharapkan trauma tidak terjadi dengan KH ;
- Kehamilan cukup bulan.
- Meningkatkan keberhasilan kelahiran dari bayi usia gestasi yang tepat
- Bebas cedera
- Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia 1. Tinjau ulang
riwayat pranatal dan kontrol maternal.
2. Periksa adanya glukosa atau keton dan albumin dalam urin ibu dan pantau
tekanan darah
3. Observasi tanda vital.
4. Anjurkan posisi rekumben lateral selama persalinan.
5. Lakukan dan bantu dengan pemeriksaan vagina untuk menentukan kemajuan
persalinan..
Kolaborasi :
Tinjau hasil tes pranatal seperti profil biofisikal, tes nonstres dan tes stres kontraksi.
Dapatkan atau tinjau ulang hasil dari amniosentesis dan ultrasonografi.
Pantai kadar glukosa serum maternal dengan finger stick setiap jam, kemudian
setiap 2-4 jam sesuai indikasi.
Observasi frekuensi denyut jantung janin.
Lakukan pemberian cairan dekstrose 5% per parenteral.
Siapkan untuk induksi persalinan dengan oksitosin atau seksio saesar.
Kolaborasi dengan tim medis lain sesuai indikasi.
1. Hiperglikemia maternal pada periode pranatal meningkatkan makrosomia,
membuat janin berisiko terhadap cedera kelahiran karena distosia atau disporsia
sefalopelvis. Kadar glukosa maternal yang tinggi pada kelahiran meransang
pankreas janin, mengakibatkan hiperinsulinemia.
2. Peningkatan glukosa dan kadar keton menandakan ketoasidosis yang dapat
mengakibatkan asidosis janin dan potensial cedera susunan syaeaf pusat.
3. Peningkatan infeksi asenden, dapat mengakibatkan sepsis neonatal.
4. Meningkatkan perfusi plasenta dan meningkatkan kesediaan oksigen untuk janin.
5. Persalinan yang lama dapat meningkatkan resiko distres janin
Kolaborasi
1. Memberikan informasi tentang cadangan pada plasenta untuk oksigenasi janin
selama periode intrapartal.

2. Memberikan informasi tentang maturasi paru janin.


3. Peningkatan kebutuhan energi, penurunan kadar glikogen.
4. Tacikardi, bradikardi atau deselerasi lambat pada penurunan variabilitas
menandakan kemungkinan hipoksia janin.
5. Mempertahankan normoglikemia tanpa pemberian glukosa sampai persalinan
aktif mulai.
6. Mendapatkan kelahiran dari bayi sesuai usia gestasi yang tepat.
7. Profesionalisasi dapat memberikan bantuan atau tindakan yang tepat.
6
Resiko tinggi terhadap cedera maternal berhubungan dengan
ketidakadekuatan kontrol diabetik, profil darah abnormal atau anemia, hipoksia
jaringan dan perubahan respon umum.Setelah diberikan asuhan keperawatan
selama ... x 24 jam diharapkan cedera maternal tidak terjadi dengan KH ;
- Tetap normotensif
- Mempertahankan normoglikemi
- Bebas dari komplikasi seperti infeksi, pemisahan plasenta.
klasifikasi white untuk diabetes. Kaji derajad kontrol diabetik.

1. Perhatikan

2. Kaji perdarahan pervaginam dan nyeri tekan abdomen.


3. Pantau terhadap tanda dan gejala persalinan preterm.
4. Bantu untuk belajar memantau glukosa darah di rumah yang dilakukan 6 kali
sehari.
5. Periksa keton dalam urin setiap hari.
6. Identifikasi kejadian hipoglikemia dan hiperglikemia.
7. Pantau adanya edema dan tentukan tinggi fundus uteri.
8. Kaji adanya infeksi saluran kencing.
9. Pantau dengan ketat bila obat tokolitik digunakan untuk menghentikan
persalinan..
Kolaborasi :
1. Pantau kadar glukosa serum setiap kunjungan.
2. Dapatkan HbA1c setiap 2-4 minggu sesuai indikasi.
3. Kaji Hb dan Ht pada kunjungan awal lalu selama trimester kedua dan preterm.
4. Instruksikan pemberian insulin sesuai indikasi.
5. Dapatkan urinalisa dan kultur urin, kultur rabas vagina, berikan antibiotika sesuai
indikasi.

6. Kumpulkan spesimen untuk ekskresi protein total, klirens kreatinin nitrogen urea
darah dan kadar asam urat.
7. Jadwalkan pemeriksaan oftalmologi selama trimester pertama, trimester kedua
dan ketiga bila berada dalam diabetes klasifikasi kelas D atau diatasnya.
8. Siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan 38 untuk
menentukan ukuran janin dengan menggunakan diameter biparietal, panjang femur
dan perkiraan berat badan janin.
9. Mulai terapi intra vena dengan dekstrose 5%, berikan glukogon sub cutan bila
dirawat di rumah sakit dengan shock insulin dan tidak sadar. Ikuti dengan
pemberian susu skim 8 oz bila mampu menelan
1. Klien dengan klasifikasi D, E
atau F adalah berisiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan.
2. Perubahan vaskuler yang dihubungkan dengan diabetes menandakan resiko
abrupsi plasenta.
3. Distensi uterus berlebihan karena makrosomia atau hidramnion dapat
mempredisposisikan pada persalinan awal.
4. Memungkinkan keakuratan tes urin yang lebih besar karena ambang ginjal
terhadap glukosa menurun selama kehamilan.
5. Ketonuria menandakan adanya kondisi kelaparan yang secara negatif dapat
mempengaruhi perkembangan janin
6. Insiden hipoglikemia sering terjadi pada trimester ketiga karena aliran glukosa
darah dan asam amino yang kontinue pada janin dan untuk menurunkan kadar
insulin antagonis laktogen plasenta. Insiden hiperglikemia memerlukan regulasi diet
atau insulin untuk normoglikemia khususnya pada trimester kedua dan ketiga
karena kebutuhan insulin sering meningkat dua kali.
7. Diabetes cenderung kelebihan cairan karena perubahan vaskuler. Insiden
hidramnion sebanyak 6% 25% pada kasus diabetes yang hamil kemungkinan
berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin pada cairan amnion dan
hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.
8. Deteksi awal adanya infeksi saluran kencing dapat mencegah pielonefritis.
9. Obat tokolitik dapat meningkatkan glukosa darah dan insulin plasma
Kolaborasi
1. Mendeteksi ancaman ketoasidosis, menentukan adanya ancaman hipoglikemia.
2. Mengontrol secara akurat glukosa selama 60 hari terakhir.
3. Anemia mungkin ada dengan masalah vaskuler.
4. Kebutuhan insulin menurun pada trimester pertama kemudian meningkat dua
kali dan empat kali lipat pada trimester kedua dan ketiga.

5. Membantu mencegah atau mengatasi pielonefritis. Monilial vulvovaginitis dapat


menyebabkan sariawan oral pada bayi baru lahir.
6. Kemajuan perubahan vaskuler dapat merusak fungsi ginjal dengan diabetes
jangka panjang atau berat.
7. Latar belakang retinopati dapat berlanjut selama kehamilan karena keterlibatan
vaskuler berat. Terapi koagulasi laser dapat memperbaiki dan menurunkan fibrosis
optik.
8. Mengetahui adanya tanda makrosomia dan diproporsi cephalopelvis.
9. Glukagon adalah substansi alamiah yang bekerja pada glikogen hepar dan
mengubahnya menjadi glukosa yang memperbaiki status hipoglikemik.

.Evaluasi Keperawatan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, turgor kulit kembali normal, membrane mukosa
lemba, BB stabil, tanda vital dalam batas normal
Pasien tenang, mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes
dan persalinan, Menggunakan strategi koping yang tepat
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan, Mengungkapkan
pemahaman tentang prosedur
Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia
Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari komplikasi seperti
infeksi, pemisahan plasenta.

Posted by endang fik at 7:32 AM No comments: Email This


BlogThis!
Share to Twitter
Share to Facebook

Home

Subscribe to: Posts (Atom)


Blog Archive
2013 (1)
February (1)
<!--[if gte mso 9]> Normal 0 false fa...
About Me
endang fik

View my complete profile

Watermark template. Powered by Blogger.

Anda mungkin juga menyukai