LATAR BELAKANG
Diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronik berat yang ditandai dengan hiperglikemia
(peningkatan kadar gula darah) yang disebabkan karena gangguan pada sekresi insulin, resistensi
insulin atau keduanya. Angka kejadian penyakit DM selalu meningkat baik di Indonesia maupun
seluruh dunia. Diperkirakan 300 juta orang akan menderita diabetes pada tahun 2025 ( 5,4 %
populasi dunia) (1). Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan keempat
dengan jumlah penderita diabetes terbesar di dunia setelah India, Cina dan Amerika Serikat
DM dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita dan menyebabkan beban hidup yang panjang
pada kehidupan sosialnya. Diabetes juga dapat menyebabkan beberapa komplikasi diantaranya,
retinopati yang mengakibatkan hilangnya penglihatan, nefropati yang mengakibatkan gagal
ginjal dan neuropati perifer yang mengakibatkan risiko amputasi. Penderita diabetes juga
mempunyai resiko tinggi terhadap terjadinya penyakit kardiovaskular, vaskular perifer dan
serebrovaskular. Diperkirakan lebih dari 50 % penderita DM tipe 2 di negara-negara berkembang
berisiko menderita penyakit jantung iskemik.
b.
b. Resiko rata-rata Pemeriksaan glukosa darah pada minggu ke 24-28 dengan
menggunakan salah satu dari berikut :
1.
Resiko rata-rata, Wanita keturunan hispanik, Afrika, Pribumi Amerika, Asia
Selatan atau timut
2.
Resiko tinggi, wanita yang jelas kegemukan,jelas meiliki riwayak diabetes tipe
II pada anggota keluarga, riawayat diabetes gestasional atau glukosuria,
c.
Resiko Tinggi
antara (snack) dengan interval tiga jam. Buah yang dianjurkan adalah buah yang
kurang manis, misalnya pepaya, pisang, apel, tomat, semangka, dan kedondong.
Dalam melaksanakan diit sehari-hari hendaknya mengikuti pedoman 3J yaitu ;
J1 : Jumlah kalori yang diberikan harus habis.
J2 : Jadwal diit harus diikuti sesuai dengan interval.
J3 : Jenis makanan yang manis harus dihindari.
diakhiri lebih dini sebaiknya kehamilan 36-37 minggu. Lebih-lebih bila kehamilan
disertai komplikasi, maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih dini
lagi baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu melakukan
amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik yang tanpa dengan
induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika mungkin dengan pencatatan denyut
jantung janin terus menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi manajemen diet, menjaga
berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk menormalkan kontrol glikemik dan
olah raga.
Insulin yang dapat digunakan untuk terapi diantaranya:
a. Humulin
Komposisi : Humulin R Reguler soluble human insulin (rekombinant DNA origin).
Humulin N isophane human insulin (rekombinant DNA origin). Humulin 30/70 reguler
soluble human insulin 30% & human insulin suspensi 70% (rekombinant DNA
origin).
Indikasi : IDDM
Dosis : Dosis disesuaikan dengan kebutuhan individu. Diberikan secara injeksi SK,
IM, Humulin R dapat diberikan secara IV. Humulin R mulai kerja jam, lamanya 6-8
jam, puncaknya 2-4 jam. Humulin N mulai kerja 1-2 jam, lamanya 18-24 jam,
puncaknya 6-12 jam. Humulin 30/70 mulai kerja jam, lamanya 14-15 jam,
puncaknya 1-8 jam.
Kontraindikasi : Hipoglikemik.
Peringatan : Pemindahan dari insulin lain, sakit atau gangguan emosi, diberikan
bersama obat hiperglokemik aktif.
Efek sampinng : Jarang, lipodistropi, resisten terhadap insulin, reaksi alergi local
atau sistemik.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
b. Insulatard Hm/ Insulatard Hm Penfill
Komposisi : Suspensi netral isophane dari monokomponen insulin manusia.
Rekombinan DNA asli.
Indikasi : DM yang memerlukan insulin
Dosis : Jika digunakan sebagai terapi tunggal biasanya diberikan 1-2x/hari (SK).
Onset: jam. Puncak: 4-12 jam. Terminasi: setelah 24 jam. Penfill harus digunakan
dengan Novo pen 3 dengan jarum Novofine 30 G x 8mm.
Kontraindikasi : Hipoglikemia.
Faktor resiko : pada kehamilan kategori B
c. Actrapid Hm/Actrapid Hm Penfill
1. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama.
Mual, muntah, penambahan berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi,
poliphagi, poluri, nyeri tekan abdomen dan retinopati.
b. Riwayat kesehatan keluarga.
Riwayat diabetes mellitus dalam keluarga.
c. Riwayat kehamilan
Diabetes mellitus gestasional, hipertensi karena kehamilan, infertilitas, bayi low
gestasional age, riwayat kematian janin, lahir mati tanpa sebab jelas, anomali
congenital, aborsi spontan, polihidramnion, makrosomia, pernah keracunan selama
kehamilan.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Sirkulasi
- Nadi pedalis dan pengisian kapiler ekstrimitas menurun atau lambat pada diabetes
yang lama.
- Edema pada pergelangan kaki atau tungkai.
- Peningkatan tekanan darah.
- Nadi cepat, pucat, diaforesis atau hipoglikemi.
b. Eliminasi
Riwayat pielonefritis, infeksi saluran kencing berulang, nefropati dan poliuri.
c. Nutrisi dan Cairan
- Polidipsi.
- Poliuri.
- Mual dan muntah.
- Obesitas.
- Nyeri tekan abdomen.
- Hipoglikemi.
- Glukosuria.
- Ketonuria.
d. Keamanan
- Kulit : Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena ada
bekas injeksi insulin yang sering
Diagnosa keperawatan
TujuanIntervensi
Rasional
1
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat
Setelah
diberikan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi
terpenuhi dengan KH ;
- Meningkatkan 24-30 Ib pada masa prenatal atau yang tepat untuk berat badan
sebelum hamil
- Mempertahankan gkulosa darah puasa (FBS) antara 60-100 mg/dl, dan 1 jam
postprandial tidak lebih dari 140 mg/dl
- Mengungkapkan pemahaman tentang aturan tindakan individu dan kebutuhan
pemantauan diri yang sering
1. Timbang BB klien setiapkunjungan prenatal
2. Kaji masukkan kalori dan pola makan dalam 24 jam
3. Tinjau ulang/ berikan informasi mengenai perubahan yang diperlukan pada
penatalaksanaan diabetic
4. Tinjau ulang pentingnya makan dan kudapan yang teratur bila menggunakan
insulin
5. Perhatikan adanya mual dan muntah, khususnya pada trimester pertama
6. Kaji pemahaman tentang efek stress pada diabetes
7. Ajarkan klien metode finger stick untuk memantau glukosa sendiri dengan
menggunakan strip enzim dan meter reflektan
8. Anjurkan pemantauan keton urin pada saat terjaga dan bila rencana makan atau
kudapan diperlambat
Kolaborasi:
Rujuk pada ahli diet terdaftar pada diet individu dan konseling pertanyaan
mengenai diet
Pantau keadaan glukosa serum (FBS, preprandial, 1dan 2 jam postprandial) pada
kunjungan awal kemudian sesuai kondisi klien
Tentukan hasil HbAic setiap 2-4 mgg
Siapkan untuk perawatan di rumah sakit bila diabetes tidak terkontrol 1.
Penambahan BB adalah kunci penunjuk untuk memutuskan penyesuaian kalori
2. Membantu dalam mengevaluasi pemahaman klien tentang mentaati aturan diet
3. Kebutuhan metabolisme dan janin/ maternal membutuhkan perubahan besar
selama gestasi, memerlukan pemantauan ketat dan adaptasi
4. Makan sedikit dan sering menghindari hiperglikemia postprandial dan ketosis
puasa/ kelaparan
5. Mual dan muntah dapat mengakibatkan defisiensi karbohidrat, yang dapat
menimbulkan metabolism lemak dan terjadinya ketosis
6. Stress dapat meningkatkan kadar glukosa, menciptakan fluktuasi kebutuhan
insulin
2. Pastikan respon yang ada pada pesalinan dan penatalaksanaan medis. Kaji
keefektifan sistem pendukung.
3. Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi
4. Jelaskan semua prosedur tindakan perawatan
5. Fasilitasi semua keluhan atas ungkapan perasaan
6. Informasikan kepada keluarga tentang kemajuan persalinan dan keadaan janin.
1. Meningkatkan kontinuitas asuhan. Pasien dan keluarga perlu mengetahui
bahwa mereka tidak sendiri dan tersedianya tenaga bantuan dengan segera.
2. Memberikan pengkajian dasar untuk perbandingan selanjutnya, mengidentifikasi
kekuatan dan masalah yang potensial.
3. Memberikan perasaan kontrol terhadap situasi.
4. Pengetahuan tentang apa yang terjadi membantu menurunkan rasa takut.
5. Suasana terbuka dan mendukung menurunkan intimidasi karena prosedur atau
peralatan.
6. Membantu untuk menghilangkan atau meminimalkan rasa khawatir dan
mengembangkan rasa percaya.
4
Kurang pengetahuan tentang kondisi diabetik, prognosa dan kebutuhan
tindakan pengobatan berhubungan dengan kurangnya informasi, kesalahan
informasi dan tidak mengenal sumber informasi.
Setelah diberikan asuhan
keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan pengetahuan pasien meningkat
terhadap penyakitnya KH ;
- berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selam kehamilan.
1. Kaji
2. Berikan informasi tentang cara kerja dan efek merugikan dari insulin
3. Berikan informasi tentang kebutuhan program latihan eingan. Ingatkan untuk
berhenti latihan bila glukosa melebihi 300mg/dl
4. Berikan informasi mengenai dampak kehamilan pada kondisi diabetic dan
harapan masa datang
5. Anjurkan klien mempertahankan pengkajian harian dirumah terhadap kadar
glukosa serum, dosis insulin, diet, latihan, reaksi, perasaan umum tentang
kesejahteraan, dan pemikiran lain yang berhubungan
6. Bantu klien/ keluarga untuk mempelajari pemberian glucagon
7. Tinjau kadar Hb atau Ht
8. Jelaskan penambahan berat badan normal pada klien. anjurkan klien memantau
penambahan berat badannya sendiri dirumah diantara waktu kunjungan.
Penambahan total pada trimester pertama harus 2,5-4,5 Ib [1,1-2 kg] kemudian 0,80,9 Ib/mgg[360-400 g/mgg]setelahnya 1. Keputusan berdasarkan informasi dapat
dibuat hanya bila terdapat pemahaman yang jelas tentang proses penyakit dan
rasiuonal penatalaksanaanny
2. Perubahan metabolic prenatal menyebabkan kebutuhan insulin berubah
3. Klien harus latihan setelah makan ntuk membantu mencegah hipoglikemia dan
menstabilkan penyimpanan glukosa, kecuali terjadi peningkatan glukosa berlebih
dimana latihan dapat menyebabkan ketoasidosis
4. Peningkatan pengetahuan dapat menurunkan rasa takut tentang ketidaktahuan,
meningkatkan kemungkinan kerjasama, dan dapat membantu menurunkan
komplikasi janin.
5. Bila ditinjau ulang oleh praktisi pemberi perawatan, catatan harian klien dapat
membantu bagi evalusi dan perubahan terapi
6. Adanya gejala-gejal hipoglikemia dengan kadar glukosa darah di bawah 70 mg/ dl
memerlukan intervensi segera
7. Anemia lebih diperhatikan pada klien dengan diabetes yang ada sebelumnya
kerana peningkatan kadar glukosa menggantikan oksigen pada molekul Hb
mengakibatkan penurunan kapasitas pembawa oksigen
8. Pembatasan kalori dengan akibat ketonemia dapat menyebakan kerusakan janin
dan menghambat penggunaan protein optimal
5
Resiko tinggi terhadap trauma, pertukaran gas pada janin berhubungan
dengan ketidakadekuatan kontrol diabetik maternal, makrosomnia atau retardasi
1. Perhatikan
6. Kumpulkan spesimen untuk ekskresi protein total, klirens kreatinin nitrogen urea
darah dan kadar asam urat.
7. Jadwalkan pemeriksaan oftalmologi selama trimester pertama, trimester kedua
dan ketiga bila berada dalam diabetes klasifikasi kelas D atau diatasnya.
8. Siapkan untuk ultrasonografi pada gestesi ke-8, 12, 26, 36 dan 38 untuk
menentukan ukuran janin dengan menggunakan diameter biparietal, panjang femur
dan perkiraan berat badan janin.
9. Mulai terapi intra vena dengan dekstrose 5%, berikan glukogon sub cutan bila
dirawat di rumah sakit dengan shock insulin dan tidak sadar. Ikuti dengan
pemberian susu skim 8 oz bila mampu menelan
1. Klien dengan klasifikasi D, E
atau F adalah berisiko tinggi terhadap komplikasi kehamilan.
2. Perubahan vaskuler yang dihubungkan dengan diabetes menandakan resiko
abrupsi plasenta.
3. Distensi uterus berlebihan karena makrosomia atau hidramnion dapat
mempredisposisikan pada persalinan awal.
4. Memungkinkan keakuratan tes urin yang lebih besar karena ambang ginjal
terhadap glukosa menurun selama kehamilan.
5. Ketonuria menandakan adanya kondisi kelaparan yang secara negatif dapat
mempengaruhi perkembangan janin
6. Insiden hipoglikemia sering terjadi pada trimester ketiga karena aliran glukosa
darah dan asam amino yang kontinue pada janin dan untuk menurunkan kadar
insulin antagonis laktogen plasenta. Insiden hiperglikemia memerlukan regulasi diet
atau insulin untuk normoglikemia khususnya pada trimester kedua dan ketiga
karena kebutuhan insulin sering meningkat dua kali.
7. Diabetes cenderung kelebihan cairan karena perubahan vaskuler. Insiden
hidramnion sebanyak 6% 25% pada kasus diabetes yang hamil kemungkinan
berhubungan dengan peningkatan kontribusi janin pada cairan amnion dan
hiperglikemia meningkatkan haluaran urin janin.
8. Deteksi awal adanya infeksi saluran kencing dapat mencegah pielonefritis.
9. Obat tokolitik dapat meningkatkan glukosa darah dan insulin plasma
Kolaborasi
1. Mendeteksi ancaman ketoasidosis, menentukan adanya ancaman hipoglikemia.
2. Mengontrol secara akurat glukosa selama 60 hari terakhir.
3. Anemia mungkin ada dengan masalah vaskuler.
4. Kebutuhan insulin menurun pada trimester pertama kemudian meningkat dua
kali dan empat kali lipat pada trimester kedua dan ketiga.
.Evaluasi Keperawatan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi, Mempertahankan kadar gula darah puasa antara 60100 mg/dl dan 2 jam sesudah makan tidak lebih dari 140 mg/dl.
Kebutuhan cairan pasien terpenuhi, turgor kulit kembali normal, membrane mukosa
lemba, BB stabil, tanda vital dalam batas normal
Pasien tenang, mengungkapkan kesadaran tentang perasaan mengenai diabetes
dan persalinan, Menggunakan strategi koping yang tepat
Berpartisipasi dalam penatalaksanaan diabetes selama kehamilan, Mengungkapkan
pemahaman tentang prosedur
Bebas cedera, Menunjukkan kadar glukosa normal, bebas tanda hipoglikemia
Tetap normotensif, Mempertahankan normoglikemia., Bebas dari komplikasi seperti
infeksi, pemisahan plasenta.
Home