Anda di halaman 1dari 6

Nama : Abdussalam Topandi

NIM

: 121424001

Kelas : 3A-TKPB
RINGKASAN EOR

Pengertian Perolehan Tahap Lanjut (EOR) adalah :


Perolehan minyak yang berasal dari salah satu atau beberapa metode pengurasan yang
menggunakan energi luar reservoir, berbagai cara yang dilakukan untuk meningkatkan
laju produksi dari suatu sumur, tanpa merusak formasi dari reservoir yang ada, sehingga
faktor perolehan dari sumur produksi tersebut meningkat.
Alasan dilakukan EOR ialah :
jumlah cadangan hidrokarbon diperkirakan masih cukup besar, tetapi tekanan sudah
sangat menurun
Tujuan EOR adalah :
Meningkatkan faktor perolehan minyak
Mengurangi saturasi minyak residual (Sor)
Menurunkan viskositas minyak yang terdapat dalam reservoir
Mengurangi tekanan kapiler pada sistem fluida-batuan reservoir
Memberikan driving force pada laju produksi minyak yang sudah rendah
Meningkatkan areal sweep efficiency (bergantung pada karakteristik reservoir)
Dasar Pemilihan Metode EOR
1. Kedalaman
Kedalaman reservoir merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan suatu EOR
dari segi teknik maupun ekonomi. Dari sudut pandang teknik, jika reservoir cukup dangkal,
tekanan injeksi yang dapat dikenakan pada reservoir juga kecil karena dibatasi oleh tekanan
rekah.

2. Kemiringan

Kemiringan memiliki arti yang penting jika perbedaan rapat massa yang didesak cukup besar.
Jika kecepatan pendesakan besar sekali, pengaruh kemiringan tidak terlalu besar. Jika fluida
pendesaknya air, maka cenderung untuk maju lebih cepat di bagian bawah.
3. Tingkat Heterogenitas Reservoir
Heterogenitas reservoir ditentukan oleh :

Tingkat ketidakseragaman ukuran pori


Stratigrafi / jenis batuan
Kontinuitas yang dipengaruhi oleh struktur

4. Sifat Petrofisik
Besaran besaran petrofisik yang mempengaruhi keberhasilan metode EOR atau
peningkatan perolehan ialah :

Porositas
Permeabilitas
Permeabilitas efektif sebagai fungsi saturasi (kro dan krw)
Tekanan kapiler
Kebasahan batuan

5. Mekanisme Pendorong
Peranan mekanisme pendorong sangat penting artinya dalam EOR. Misalnya, jika suatu
reservoir memiliki tenaga pendorong air (waterdrive mechanism) yang kuat, maka injeksi air
atau kimiawi tidak akan memberi dampak yang berarti.
6. Cadangan Minyak Tersisa
Cadangan minyak tersisa reservoir mempunyai hubungan langsung dengan nilai ekonomi
penerapan suatu metode EOR. Makin besar cadangan tersisa, maka makin besar suatu proyek
EOR mendapatkan keuntungan.

7. Saturasi Minyak Tersisa (Sor)

Besarnya saturasi minyak tersisa menentukan sulit mudahnya pendesakan atau pengurasan
yang dilakukan oleh fluida injeksi. Hal ini disebabkan oleh dua hal, yaitu pengurasan minyak
akan memerlukan metode yang mahal dan jumlah minyak yang harus menanggung biaya
pengurasan makin sedikit.
8. Viskositas Minyak
Viskositas minyak penting dalam pemilihan metode EOR dan juga dalam penentuan
keberhasilan metode tersebut. Dalam pendesakan tak tercampur, besaran yang menentukan
efektifitas penyapuannya ialah perbandingan mobilitas fluida pendesak dengan minyak
didesak.

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi EOR


1. Mobilitas Fluida
Mobilitas merupakan suatu ukuran kemudahan suatu fluida untuk mengalir melalui

media berpori dengan suatu gradient tekanan tertentu.


Mobilitas fluida merupakan perbandingan antara permeabilitas efektif fluida tersebut
terhadap viskositasnya pada kondisi reservoir.
= kf/f

..(1)

dengan :

= mobilitas fluida, md/cp

kf

= permeabilitas efektif, md

= viskositas fluida, cp

Persamaan ini berlaku baik untuk air, minyak, dan gas.


2. Perbandingan Mobilitas Fluida
Besaran ini menghubungkan antara mobilitas air yang berada di belakang kontak airminyak (front) dengan mobilitas minyak yang berada di dalam oil bank. Apabila
harga dari perbandingan mobilitas fluida ini semakin kecil, maka bagian yang tersapu
oleh fluida injeksi akan semakin besar.
M=(k/)pendesak/(k/)didesak

..(2)

dengan :
M

= perbandingan mobilitas

= permeabilitas efektif fluida, md

= viskositas fluida, cp

Bila proses pendesakannya merupakan pendesakan fluida yang bercampur (miscible),


maka permeabilitas efektif fluida pendesak dan fluida yang didesak sama, sehingga
secara lebih sederhana yang dibandingkan hanya viskositas kedua fluida tersebut saja.
3. Pola Sumur Injeksi
Pertimbangan dalam penentuannya tergantung pada tingkat keseragaman formasi,
yaitu penyebaran permeabilitas ke arah lateral maupun ke arah vertikal.

Gambar 1. Pola Sumur Injeksi (Latil et.al 8)

4. Efisiensi Penyapuan (ES)

Efisiensi penyapuan didefinisikan sebagai perbandingan antara luas daerah


hidrokarbon yang telah terdesak di depan front dengan luas daerah hidrokarbon

seluruh reservoir.
5. Efisiensi Pendesakan (ED)
Efisiensi pendesakan merupakan perbandingan antara volume hidrokarbon (minyak
atau gas) yang dapat didesak dari sebuah atau banyak pori pori terhadap volume

hidrokarbon total yang terdapat di dalam pori pori tersebut.


Dalam prakteknya, efisiensi pendesakan didefinisikan lebih sederhana, yaitu fraksi
hidrokarbon (minyak atau gas) yang dapat didesak setelah dilalui oleh front dan zona

transisinya.
Bila dianggap suatu kasus pendesakan linier pada suatu sampel media berpori yang
berbentuk silinder, kemudian semua pori pori yang terletak di belakang front dapat
diisi oleh fluida pendesaknya, maka sesuai dengan definisi, efisiensi volumetriknya
akan mencapai 100% dan hubungan yang menunjukkan efisiensi pendesakan adalah
sebagai berikut :

ED=(Soi - Sor)/Soi .(3)

dimana :
ED

= efisiensi pendesakan, fraksi

Soi

= saturasi minyak mula mula (pada saat awal

pendesakan)
Sor

= saturasi minyak sisa

Dalam prakteknya, Sor dan ED akan tetap harganya sampai bidang front mencapai
titik produksi. Pada saat dan sebelum waterbreakthrough terjadi, efisiensi pendesakan
ditunjukkan oleh persamaan :
(ED)BT=(Soi - Sor)BT)/Soi ..(4)

Harga Soi akan berkurang dan ED akan bertambah dengan terus berlalunya zona
transisi melewati sumur produksi. Setelah zona transisi berlalu, maka akan diperoleh
harga Sor minimum yang merupakan saturasi minyak irreducible dan efisiensi
pendesakan akan mencapai suatu harga maksimum, sesuai dengan persamaan :
(ED)max=(Sor - Sor(min))/Soi ..(5)

6. Efisiensi Invasi
Efisiensi invasi didefinisikan sebagai besarnya perbandingan antara volume
hidrokarbon dalam pori pori yang telah didesak oleh fluida terhadap volume

hidrokarbon yang tertinggal di belakang front.


Dalam pembicaraan mengenai efisiensi penyapuan, seolah olah proses pendesakan
memiliki sifat sifat yang merata secara vertikal. Tetapi pada kenyataannya hal
tersebut jarang sekali terjadi di dalam reservoir. Agar pengaruh aliran ke arah vertikal
turut diperhitungkan, maka perlu ditentukan terlebih dahulu efisiensi invasinya. Besar
kecilnya efisiensi invasi dipengaruhi oleh adanya pelapisan serta pengaruh gravitasi.
Hubungan efisiensi secara keseluruhan dapat dinyatakan sebagai berikut :
E=EsxEDxEi (6)

Anda mungkin juga menyukai