Anda di halaman 1dari 32

Perawatan dan Persiapan Pre

Operasi Intra Operasi Pasca Operasi


Yossie Firmansyah
102010328
C5

Pendahuluan
Keberhasilan operasi dalam bidang bedah
ahli bedahnya, ketepatan diagnose, dan
perencanaan operasi yang matang
Selain itu, persiapan prabedah kondisi
pasien

Tujuan umum penanganan praoperasi bedah


meminimalkan risiko operasi,
menentukan keadaan pasien dan
teknik mana yang akan digunakan

Pengertian perioperasi

Tahapan dalam proses pembedahan

prabedah (preoperasi),

bedah (intraoperasi), dan

pascabedah (post operasi)

Preoperatif

Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan radiologis, EKG
Edukasi tentang prosedur
Inform consent, ASA atau status fisik
Instruksi kepada pasien

Anamnesis

Riwayat
masalah
klien/
keluarga
dengan
obat
anestesi.
(alergi,
hipertemia maligna).
Riwayat operasi sebelumnya.
Riwayat penyakit sebelumnya.
Riwayat pengobatan, konsumsi obat
rutin.
Diet.

Pemeriksaan fisik

LOOK, LISTEN, FEEL


Keadaan umum pasien (pucat, kuning, sianosis,
dehidrasi, malnutrisi, edema, sesak/ kesakitan?

Jalan napas bagian atas (mudah tersumbat?


intubasi akan sulit?? Trismus/ kekakuan
leher?
pembengkakan?

Penyakit jantung/ pernapasan (bentuk dada, trakea)


Abdomen
PF umum: tekanan darah, nadi, suhu, dan
pernapasan.

Tabel 1 Klasifikasi Status Fisik


ASA
Kelas ASA

Penjelasan

Tidak ada penyakit organik

II

Penyakit sistemik ringan atau sedang tanpa gangguan


fungsional

III

Penyakit organik dengan gangguan fungsional defisit

IV

Penyakit parah yang mengancam hidup

Klien sekarat, kecil harapan untuk selamat

Sumber : Gruendemann BJ, Fernsebner B. Buku ajar keperawatan perioperatif. Jakarta: EGC, 2005. h. 536-56.

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium, radiologi dan EKG.

Radiologi rutin toraks tidak diperlukan


jika tidak ada gejala/ tanda abnormal
pada dada.

Klien dalam kondisi sehat, uji minimal


hemoglobin, hematokrit, urinalisis,
dan EKG.

Edukasi tentang prosedur


Jika semua hasil baik, tanyakan pada diri kita sendiri 3
pertanyaan:
Apakah kondisi pasien membutuhkan terapi pre-operatif?
Pasien harus dirujuk untuk pengobatan penyakit sebelum op?
Teknik anestesi apa yang akan digunakan untuk pasien?

Jika sudah memutuskan teknik anestesi yang akan digunakan

Jelaskan secara singkat kepada pasien apa yang akan terjadi,


Katakan bahwa kita akan memperhatikan terus kondisi pasien
Yakinkan bahwa pasien tidak akan merasa sakit.
Juga terangkan kepada pasien apa yang akan dijumpai
setelah bangun (oksigen, infus, sonde lambung, atau drain.

Inform consent
Penderita
dan
keluarga
harus
diberikan

penjelasan
yang
realistis
dan
konstruktif
segala risiko yang potensial terjadi
dan
hasil tindakan op yang akan dilakukan
sebaiknya didokumentasikan.

Persiapan mental penderita

Melakukan tugas dg efisien dan


tenang.
Bersedia untuk mendengarkan.
Menjelaskan prosedur yang dilakukan.
Menganjurkan pasien berpartisipasi
dalam perawatannya.
Mengirim permintaan hadirnya pemuka
agama.

INTRA OPERATIVE

Anestesi umum/ Regional


Monitoring Hemodinamik
Terapi cairan
Penilaian klinis terhadap cairan tubuh
Pekiraan darah yang hilang selama op
Penilaian ketepatan penggantian cairan

Jenis- jenis anestesia

Anesthesia umum
memblok pusat kesadaran otak dengan menghilangkan kesadaran.

Anesthesia regional
pada pasien dalam keadaan sadar, bagian tertentu.
(blok saraf, regional intravena dengan tourniquet, blok daerah spinal,
dan melalui epidural)

Hipoanestesia
membuat status kesadaran menjadi pasif secara artificial
terjadi ketaatan pada saran/ perintah serta untuk mengurangi
kesadaran sehingga perhatian menjadi terbatas. Metode yang
dilakukan adalah hipnotis.

Akupuntur

Prosedur anestetik
Pemeriksaan rutin sebelum anestesi:
Identitas penderita, lokasi, sifat tindakan pembedahan.

Surat izin operasi ditandatangani penderita/ keluarga.

Tidak ada perhiasan atau proteosa (termasuk gigi palsu).

Ahli bedah mengetahui lesinya, mengenal penderita.

Alat penghisap lendir telah tersedia.

Obat dan peralatan anestesi,peralatan resusitasi tersedia.

Asisten yang terlatih siap sedia.

Penyakit infeksi yang berbahaya telah disingkirkan.

Penilaian dan perekaman:


Status prabedah.
Pengaruh pramedikasi.
Frekuensi denyut jantung.
Tekanan darah sistemik.
Persiapkan pemantauan:
EKG
Frekuensi denyut jantung melalui nadi perifer.
TD dengan sfignomanometer atau kanula permanen.
Suhu jika dibutuhkan.
Tekanan Vena sentral (CVP) jika dibutuhkan
Oksigenasi dengan Pulse Oximetry dan Karbondioksida
ekspirasi.

Premedikasi anestesi dan


operasi

Sedatif untuk mengurangi ansietas.

Sedatif untuk mempermudah konduksi anestesi.

Analgetik pasien merasa sakit preoperatif/ dengan


latar belakang analgesia selama dan sesudah operasi.

Antasida peroral mengurangi resiko aspirasi isi lambung

Dosisnya disesuaikan BB dan keadaan umum pasien.


Biasanya diberikan IM 1 jam sebelumnya/ per oral 2
jam sebelum anestesi.

Analgesic opium : Morfin 0,15 mg/kgBB, IM


Petidin 1,0 mg/kgBB, IM

Sedatif: diazepam 0, 15 mg/kgBB, oral/ IM Dewasa


1, 5 mg/kgBB/IM.

Prometazin 0,5 mg/kgBB/ peroral


Kloral hidrat sirup 30 mg/kgBB. Anak

Vagolitik antisialogog : Atropin 0,02 mg/kgBB, IM


IV pada saat induksi, maksimal 0,5 ml

Antasida : Natrium sitrat 0,3 mol/ liter 10-20 ml.


Suspensi aluminium hidroksida

Pentobarbital 3 mg/kgBB peroral/

Kebutuhan cairan

Perhari dan perjam.


Berat (kg)

Water
ml/ hari

ml/ jam

0- 10

100 / kg

4/ kg

11- 20

50 / kg

2/ kg

> 20

20 / kg

1/ kg

Penilaian klinis cairan tubuh

Keadaan umum pasien.

Kehilangan cairan >>> mata cekung, turgor jaringan


rendah, lidah kering.

Ekstremitas dingin, sianosis, dan vena perifer tidak


tampak gejala lebih lanjut dari hipovolemia, dan tensi
mungkin rendah disertai dengan takikardia.

Konsentrasi ureum darah, Hb dan Ht dari normal.

Pasien harus ditimbang memperkirakan berapa banyak


cairan yang hilang.

Tanda- tanda kehilangan


cairan
Tanda

Kehilangan cairan dinyatakan dalam


persentase berat badan
5%

10%

15%

Membran
mukosa

Kering

Sangat kering

Panas dan
kering

Sensoris

Normal

Letargi

Melambat

Perubahan
ortostatik

Ringan

Ada

Jelas

Denyut nadi

Menurun sedikit Menurun

Sangat
menurun

SSP

Mengantuk

Apatis

Coma

Jumlah
menurun

Oliguria

Laju aliran urine Pekat

Pembahasan skenario

Seorang buruh angkut di pasar 25


tahun.
Berat badan 60 kg.
Setelah
anamnesis,
pemeriksaan
lengkap, pasien didiagnosis menderita
hernia inguinalis dextra reponible dan
direncanakan untuk dioperasi esok
hari.
Tidak terdapat penyakit penyerta.

Kebutuhan cairan perioperatif


Hitung defisit cairan preoperatif
(kebutuhan cairan/ jam X jam puasa).
Koreksi defisit cairan
Jam I : 50% defisit + Maintenance
Jam II : 25% defisit + Maintenance
Jam III : 25% defisit + Maintenance
Third space loss:
Op kecil (katarak): 2-4 ml/kg/jam.
Op sedang (op ekstremitas, appendiktomi): 4-6 ml/
kg/jam
Op besar (Eks laparatomi, op PD): 6-10 ml/kg/jam.

BB= 60 kg.
Kebutuhan cairan = (10x4 + 10x2 + 40x1)
(maintenace) = (40 + 20 + 40)=100 cc/jam

Defisit cairan preoperatif


(6 jam puasa x 100 cc/ jam) = 600 cc.

Koreksi defisit cairan


Jam I = 50%x 600 cc + 100 cc = 300 + 100 cc = 400 cc
Jam II = 25% x 600 cc + 100 cc = 150 + 100 cc = 250 cc
Jam III = 25% x 600 cc + 100 cc = 150 + 100 cc = 250 cc

Third space losses


BB x third space loss (operasi sedang , 4-6 ml/ kg/ jam).
60 kg x 6 ml/ kg/ jam= 120 ml/ jam.
Jam I = 300 + 100 cc + 120 cc = 500 cc
Jam II = 150 + 100 cc + 120 cc = 400 cc
Jam III = 150 + 100 cc + 120 cc = 400 cc

Perkiraan darah yang hilang

Selama op besar standar praktis cairan


5 ml/kgbb/jam larutan Hartmann atau
NaCl fisiologis untuk orang dewasa.

Periksa kembali secara teratur


Jangan memberikan cairan > 6-12 jam
tanpa
diperhitungkan
kembali,
khususnya pada pasien yang sakit dan
anak-anak.

Terapi cairan
Prinsip dasar
cairan yang diberikan harus mendekati
jumlah dan komposisi cairan yang hilang.
kehilangan cairan akut harus diganti
secepatnya;
hati- hati mengganti cairan yang hilang
secara kronis, pemberian cepat pada
malnutrisi kronis dan dehidrasi
kegagalan jantung yang fatal.

Cairan

Tabel

Cairan pengganti yang


biasa
digunakan
2
Cairan
pengganti

Cairan

Ion (mmol/ liter)


Na+

Cl-

K+

Karboh Energi
Fungsi
idrat
yang
biasayg
digunakan
(g/ L)
terkand
ung (kJ
[kkal])
Karbohidrat

Energi yang

(g/ L)

terkandung (kJ

Fungsi

[kkalth])
Darah

140

100

5-8

TD

Pendarahan

NaCl

154

154

Pendarahan/

fisiologis(9

hilangnya CES

g/L)*
Ringer laktat

131

112

TD

TD

(larutan

Pendarahan/
hilangnya CES

Hartmann)
Glukosa 50 g/L

50

837 [200]

Dehidrasi

Glukosa/ NaCl

31

31

40

669 [160]

Mempertahan

(glukosa 40 g/L

kan

+ NaCl 1,8 g/L)

keseimbangan
cairan dan
elektrolit

Natrium
bikarbonat 84
g/L

1000

Asidosis akut

Penilaian ketepatan
pengantian cairan

Hemodinamik, Berat tubuh, Urin output


Pemeriksaan hemodinamik
Perfusi
kulit:
warna,
temperatur,
kelembaban.
Sensorium: rasa haus, apati, respon
lambat.
Berat badan
Urin output: jumlah < 30 ml/ jam.

Penanganan pasca operasi

Pemantauan TTV, asupan dan keluaran.


Rehidrasi
Transfusi
Pemberian antibiotika yang adekuat
Evaluasi berkala
Penanganan rasa nyeri
Pemberian rasa nyaman.

Kesimpulan
Keberhasilan operasi dalam bidang
bedah
ahli bedahnya, ketepatan diagnosa,
dan perencanaan operasi yang matang.
Aspek terpenting operasi
usaha mendapat proses pengambilan
keputusan yang diperlukan untuk
mengevaluasi indikasi dan manfaat
tindakan operasi.

Daftar pustaka

Satyanegara. Ilmu bedah saraf. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2010. h.


479-480.
Uliyah M, Hidayat AAA. Jakarta: Salemba Medika, 2008. h. 228.
Hegner BR, Caldwell E. Asisten keperawatan suatu pendekatan proses
keperawatan. Jakarta: EGC, 2003. h. 386.
Gruendemann BJ, Fernsebner B. Buku ajar keperawatan perioperatif. Jakarta:
EGC, 2005. h. 536-56.
Dobson MB. Penuntun praktikum anestesi. Jakarta: EGC, 2008. h. 41-55.
Manuaba IBG. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan, keluarga berencana untuk
pendidikan bidan. Jakarta: EGC, 2003. h. 336.
Boulton TB, Blogg CE. Anestesiologi. Jakarta: EGC, 1994. h. 81-92.
Sabiston. Buku ajar bedah. Bagian I. Jakarta: EGC. h. 53-143.
Manuaba IBG. Penuntun kepaniteraan klinik obstetri & ginekologi. Jakarta: EGC,
2004. h. 170.
Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Klien gangguan hati. Jakarta: EGC, 2008. h. 74.
Muttaqin A. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika, 2008. h. 529.

Anda mungkin juga menyukai