Anda di halaman 1dari 10

CARA MENGHITUNG PENGKAJIAN STATUS NUTRISI PADA ANAK SINDROMA

NEFROTIK
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak

Kelompok 10
Syarifah Uswatun Hasanah

0810321003

Tria Mursidah Indra

1010323030

Rozanisya Pratiwi

1010323032

Qurrata Aini

1010323036

Sri Kendiyol Jelisa

1010323038

Jennita Azizah

1110322037

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini pada
mata kuliah Keperawatan Anak.
Shalawat beriring salam, tak lupa penulis kirimkan kepada junjungan umat yakni Nabi
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan seperti saat sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas ini tidak akan terlaksana dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dosen yang telah memberikan bimbingan serta tambahan pengetahuan pada penulis.
2. Orang tua dan Keluarga yang telah memberikan dorongan moril dan spirituil kepada penulis.
3. Teman-teman yang senasib dan seperjuangan yang telah memberikan bantuan dalam
menyelesaikan tugas ini.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca demi tercapainya kesempurnaan di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita pembaca terutama bagi penulis sendiri,
dan dapat berguna dimasa yang akan datang.

Padang,

Januari 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR................................... .

ii

DAFTAR ISI...... .

iii

BAB I PENDAHULUAN...

1.1Latar Belakang Masalah....


1.2Rumusan Masalah......
1.3Tujuan Penulisan....
1.4Metode Penulisan...
BAB II ISI......

.
.
.
.

1
1
1
1

2.1 Pengertian sindrom nefrotik.................... 2


2.2 Penilaian status gizi nutrisi pada anak sindrom nefrotik..... ..... 4
.
BAB III PENUTUP........................... 7
3.1 Kesimpulan..............................................
3.2 Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA....

BAB I

.7
7
.8

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG
Sindroma nefrotik merupakan keadaan klinis yang ditandai dengan proteinuria,
hipoalbuminemia, hiperkolesterolemia, dan adanya edema. Kadang-kadang disertai
hematuri dan menurunnya kecepatan filtrasi glomerulus. Sebab pasti belum jelas, dianggap
sebagai suatu penyakit autoimun.
Nutrisi dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan proses yang terlibat dengan
asupan dan penggunaan bahan-bahan makanan. Nutrisi yang cukup dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perbaikan, dan perawatan aktivitas-aktivitas dalam tubuh. Beberapa fungsi
(atau tahapan) terlibat dalam prosesperolehan makanan:

proses menelan, pencernaan,

absorpsi, asimilasi, dan ekskresi.


Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan sangat penting karena pada pasien
sindrom nefrotik sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
memadai.
1.2.

RUMUSAN MASALAH
1.apa yang dimaksud dengan sindrom nefrotik?
2. bagaimana cara menghitung pengkajian status nutrisi pada anak sindrom nefrotik?
1.3.
TUJUAN
1.untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan sindrom nefrotik
2.untuk mengetahui cara menghitung status nutrisi pada anak sindroma nefrotik
1.4.
Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah metode kepustakaan dengan
telaah pada buku-buku atau sumber lain yang dapat dijadikan sumber atau referensi serta
memiliki ketersambungan atau keterkaitan materi dengan kajian atau pokok bahasan dalam
makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian

Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai dengan peningkatan permeabilitas
membran glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan kehilangan protein urinaris yang
massif (Donna L. Wong, 2004 : 550).Sindrom Nefrotik merupakan kumpulan gejala yang
disebabkan oleh injuri glomerular yang terjadi pada anak dengan karakteristik; proteinuria,
hipoproteinuria, hipoalbuminemia, hiperlipidemia, dan edema (Suriadi dan Rita Yuliani,
2001: 217).
Sindrom nefrotik (SN) merupakan sekumpulan gejala yang terdiri dari proteinuria
massif (lebih dari 50 mg/kgBB/24 jam), hipoalbuminemia (kurang dari 2,5 gram/100 ml)
yang disertai atau tidak disertai dengan edema dan hiperkolesterolemia. (Rauf, 2002 :
21).Berdasarkan pengertian diatas maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa
Sindrom Nefrotik pada anak merupakan kumpulan gejala yang terjadi pada anak dengan
karakteristik proteinuria massif hipoalbuminemia, hiperlipidemia yang disertai atau tidak
disertai edema dan hiperkolestrolemia.
2. Etiologi
Sebab pasti belum diketahui. Umunya dibagi menjadi :
a. .Sindrom nefrotik bawaan. Diturunkan sebagai resesif autosom atau karena reaksi
fetomaternalb.
b. Sindrom nefrotik sekunder. Disebabkan oleh parasit malaria, penyakit kolagen,
glomerulonefritis akut, glomerulonefrits kronik, trombosis vena renalis, bahan kimia
(trimetadion, paradion, penisilamin, garam emas, raksa), amiloidosis, dan lain-lain.
c. Sindrom nefrotik idiopatik (tidak diketahui penyebabnya) (Arif Mansjoer,2000 :48)
3. Insiden
a. Insidens lebih tinggi pada laki-laki daripada perempuan.
b. Mortalitas dan prognosis anak dengan sindrom nefrotik bervariasi berdasarkan etiologi,
berat, luas kerusakan ginjal, usia anak, kondisi yang mendasari, dan responnya trerhadap
pengobatan
c. .Sindrom nefrotik jarang menyerang anak dibawah usia 1 tahund.Sindrom nefrotik
perubahan minimal (SNPM) menacakup 60 90 % dari semua kasus sindrom nefrotik
pada anake.Angka mortalitas dari SNPM telah menurun dari 50 % menjadi 5 % dengan

majunya terapi dan pemberian steroid.f.Bayi dengan sindrom nefrotik tipe finlandia adalah
calon untuk nefrektomi bilateral dan transplantasi ginjal. (Cecily L Betz, 2002 : 334)
4. Patofisiologi
a. Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan berakibat pada hilangnya
protein plasma dan kemudian akan terjadi proteinuria. Lanjutan dari proteinuria
menyebabkan hipoalbuminemia. Dengan menurunnya albumin, tekanan osmotik plasma
menurun sehingga cairan intravaskuler berpindah ke dalam interstitial. Perpindahan
cairan tersebut menjadikan volume cairan intravaskuler berkurang, sehingga menurunkan
jumlah aliran darah ke renal karena hypovolemi.
b. Menurunnya aliran darah ke renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan
merangsang produksi renin angiotensin dan peningkatan sekresi anti diuretik hormon
(ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian terjadi retensi kalium dan air. Dengan
retensi natrium dan air akan menyebabkan edema.
c. Terjadi peningkatan kolesterol dan trigliserida serum akibat dari peningkatan stimulasi
produksi lipoprotein karena penurunan plasma albumin dan penurunan onkotik plasma
d. Adanya hiper lipidemia juga akibat dari meningkatnya produksi lipopprtein dalam hati
yang timbul oleh karena kompensasi hilangnya protein, dan lemak akan banyak dalam
urin (lipiduria)
e. Menurunya respon imun karena sel imun tertekan, kemungkinan disebabkan oleh karena
hipoalbuminemia, hiperlipidemia, atau defesiensi seng. (Suriadi dan Rita yuliani, 2001 :
217)
5. Manifestasi klinik
a. Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema. Edema biasanya bervariasi dari
bentuk ringan sampai berat (anasarka). Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan
(pitting), dan umumnya ditemukan disekitar mata (periorbital) dan berlanjut ke abdomen
daerah genitalia dan ekstermitas bawah.
b. Penurunan jumlah urin : urine gelap, berbusac.Pucatd.Hematurie.Anoreksia dan diare
disebabkan karena edema mukosa usus.f.Sakit kepala, malaise, nyeri abdomen, berat

badan meningkat dan keletihan umumnya terjadi.g.Gagal tumbuh dan pelisutan otot
(jangka panjang), (Betz, Cecily L.2002 : 335 ).
2. PENILAIAN STATUS GiZI / NUTRISI
Ada beberapa cara dalam penentuan status nutrisi. Salah satunya adalah dengan pengukuran
tubuh manusia yang dikenal dengan antropometri. Pengurkuran antropometri yang dapat
dilakukan adalah :

Berat Badan ( BB )
Tinggi Badan ( TB )
Panjang Badan ( PB )
Lingkar Lengan Atas ( LILA )
Lingkar Kepala ( LK )
Lingkar dada ( LD )
Lapisan lemak bawah kulit ( LLKB )

Namun disini pengukuran antropometri hanya menggunakan berat badan dan panjang/tinggi
badan.
Dalam penilaian status gizi, antroponetri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan
variabel lain, seperti: berat badan menurut umur (BB/U), panjang badan atau tinggi badan
menurut umur (PB/U atau TB/U), berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) dan lain-lain.
Masing-masing indeks antropometri tersebut memiliki baku rujukan atau nilai patokan untuk
memperkirakan status gizi seseorang atau masyarakat. Baku rujukan tersebut dapat
menggunakan nilai mean dan standar deviasi, persentil, persentase maupun penghitungan Zscore. Namun, untuk mempermudahkan dalam penilaian status gizi terdapat grafik pertumbuhan
standar yang dikeluarkan oleh centers of dease control and prevention (CDC) tahun 2000 dengan
mnggunakan kurva persentil dan world health organization (WHO) tahun 2005 dengan
menggunakn kurva z-score.
Status gizi yang digambarkan oleh masing-masing indeks mempunyai arti yang berbeda. Jika
antropometri digunakan untuk mengukur seseorang yang kurus kering(wasting), kecuali
pendek(stunting), atau keterhambatan pertumbuhan, maka indeks BB/TB dan TB/U adalah yang
cocok digunakan. Kurus kering dan kecil pendek ini umumnya menggambarkan keadaan

lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat sakit yang menahun. Alternative pengukuran
lain yang paling banyak digunakan adalah indeks BB/U atau melakukan penilaian dengan
melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakuakan. Pengukuran BB/U ini sangat
mudah dilakukan, akan tetapi kurang dapat menggambarkan kecendrungan perubahan gizi dari
waktu ke waktu.
Ada 3 kondisi pada penilaian status gizi :
1. Ditunjukan untuk perorangan atau untuk kelompok masyarakat
2. Pelaksanakan pengukuran: satu kali atau berulang secara berkala
3. Situasi dan situasi pengukuran baik perorangan atau kelompok masyarakat : pada saat
kritis, darurat, kronis dan sebagainya.
Penilaian status gizi dapat diaplikasikan menjadi :
1. screening atau penampisan : penilaian status gizi perorangan untuk keperluan
rujukan,dari kelompok masyarakat atau dari puskesmas,dalam kaitan nya dengan
tindakan atau intervensi.
2. Pemantauan pertumbuhan anak,dalam kaitannya dengan tindakan penyuluhan.
3. Penilaian status gizi pada kelompok masyarakat,yang dapat digunakan untuk
evaluasi program sebagai bahan perencanaan program atau penetapan kebijakan.
Pengelompokkan wilayah berdasarkan presentase kasus gizi kurang dan gizi buruk:

Rendah
Sedang
Tinggi
Sangat tinggi

<10%
10-19%
20-29%
>29%

Cara penghitungan status nutrisi pada anak sindroma nefrotik usia pre school, nutrisi seperti
makanan yang dihidangkan dalam keluarga. Status gizinya adalah dihitung dengan rumus (BB
terukur dibagi BB standar) X 100 %, dengan interpretasi : < 60 % (gizi buruk), < 30 %
(gizi sedang) dan > 80 % (gizi baik).

BAB III
PENUTUP
3.1.

Kesimpulan
Peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan dalam pengkajian status

nutrisi pada anak dengan sindroma nefrotik sangat penting karena pada pasien sindrom
nefrotik sering timbul berbagai masalah yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan
manusia. Perawat diharapkan memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang memadai.
3.2.

Saran

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan


keperawatan dalam pemberian askep pada anak yang menderita sindroma nefrotik.

DAFTAR PUSTAKA

Betz,Cecily L.,dkk. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC.


Hidayat, Aiziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu keperawatan Anak. Buku 1.
jakarta: Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai