Anda di halaman 1dari 3

Penyebaran infeksi rongga mulut

Penyebaran infeksidari fokus primer ke tempat lain dapat berlangsung melalui


beberapa cara, yaitu transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen), transmisi
melalui aliran limfatik (limfogen), perluasan langsung infeksi dalam jaringan, dan
penyebaran dari traktus gastrointestinal dan pernapasan akibat tertelannya atau
teraspirasinya materi infektif.
1. Transmisi melalui sirkulasi darah (hematogen)
Gingiva, gigi, tulang penyangga, dan stroma jaringan lunak di sekitarnya
merupakan area yang kaya dengan suplai darah. Hal ini meningkatkan
kemungkinan masuknya organisme dan toksin dari daerah yang terinfeksi ke
dalam sirkulasi darah. Di lain pihak, infeksi dan inflamasi juga akan semakin
meningkatkan aliran darah yang selanjutnya menyebabkan semakin banyaknya
organisme dan toksin masuk ke dalam pembuluh darah. Vena-vena yang berasal
dari rongga mulut dan sekitarnya mengalir ke pleksus vena pterigoid yang
menghubungkan sinus kavernosus dengan pleksus vena faringeal dan vena
maksilaris nterna melalui vena emisaria. Karena perubahan tekanan dan edema
menyebabkan penyampitan pembuluh vena dan karena vena pada daerah ini tidak
berkatup, maka aliran darah di dalamnya dapat berlangsung dua arah,
memungkinkan penyebaran infeksi langsung dari fokus di dalam mulut ke kepala
atau faring ssebelum tubuh mampu membentuk rrespon perlawanan terhadap
infeksi tersebut. Material septik (infektif) yang mengalir melalui vena jugularis
internal dan eksternal dan kemudian ke jantung dapat membuat sedikit kerusakan.
Namun, saat berada di dalam darah, organisme yang mampu bertahan dapat
menyerang organ manapun yang kurang resisten akibat faktor-faktor predisposisi
tertentu.
2. Transmisi melalui aliran limfatik (limfogen)
Seperti halnya suplai darah, gingiva dan jaringan lunak pada mmulut kaya dengan
aliran limfatik, sehingga infeksi pada rongga mulut dapat dengan mudah menjalar
ke kelenjar limfe regional. Pada rahang bawah, terdapat anastomosis pembuluh
darah dari kedua sisi melalui pembuluh limfe bibir. Akan tetapi anastomosis
tersebut tidak ditemukan pada rahang bawah.
Kelenjar gtah bening regional yang terkena adalah sebagai berikut :
Sumber infeksi
KGB regional
Gingiva bawah
Submaksila
Jaringan subkutan bibir bawah
Submaksila, submental, servikal profunda
Jaringan submukosa bbir atas dan Submaksila
bibir bawah
Gingiva dan palatum atas
Servikal profunda
Pipi bagian anterior
Parotis
Pipi bagian posterior
Submaksila, fasial

Banyaknya hubungan antara berbagai kelenjar getah bening memfasilitasi


penyebaran infeksi sepanjang rute ini dan infeksi dapat mengenai kepala atau
leher atau melalui duktus torasikus dan vena subklavia ke bagian tubuh lainnya.
3. Perluasan langsung infeksi dalam jaringan
Perluasan langsung infeksi dapat terjadi melalui penjalaran material septik atau
organisme ke dalam tulang atau sepanjang bidang fasial dan jaringan penyambung
di daerah yang paling rentan. Tipe terakhir tersebut merupakan selulitis sejati, di
mana pus terakumulasi di jaringan dan merusak jaringan ikat longgar, membentuk
ruang (spaces), menghasilkan tekanan, dan meluas terus hingga terhenti oleh
barier anatomik. Ruang tersebut bukanlah ruang anatomik, tetapi merupakan
ruang potenial yang normalnya terisi oleh jaringan ikat longgar. Ketika terjadi
infeksi, jaringan areolar hancur, membentuk ruang sejati, dan menyebabkan
infeksi berpenetrasi sepanjang bidang tersebut, karena fasia yang meliputi ruang
tersebut relatif padat.
Sumber : patologi umum dan sistemik. vol. 1/J.C.E. Underwood ; editor edisi
bahasa Indonesia, Sarjadi Ed.2 Jakarta : EGC, 1999. Hal. 232-3

Step 3
Macam-macam abses
Abses dentoalveolar
Abss dentoalveolar biasanya terbentuk melalui penyebaran dari lesi karies gigi
dan penyebaran dari bakteri atau pulpa melalui tubulus dentin. Respon pulpa
terhadap infeksi dapat berupa inflamasi akut yang mengenai seluruh pulpa yang
secara cepat menyebabkan nekrosis atau dapat berupa perkembangan dari abses
kronis yang terlokalisir dimana sebagian besar pulpanya dapat bertahan hidup.
Abses alveolar
Infeksi ini terbatas pada daerah mulut dengan pembengkakan terpusat di sekitar
alveolus yang dekat dengan penyebabnya. Biasanya dalam 2 hari dapat terlihat
gejala awal berupa pembentukan pus dan meningkat menjadi pembengkakan yang
berfluktuasi pada sisi labia-buccal dari alveolus. Derajat dari gangguan sistemik
biasanya ringan.
Abses periodontal
Abses periodontal disbabkan oleh proses destruktif akut atau kronis pada
periodontium, yang menghasilkan kumpulan pus yang terlokalisir, berhubugan
dengan rongga mulut melalui sulcus gingiva dan sisi periodontal lainnya (tidak
berasal dari pulpa gigi).

Anda mungkin juga menyukai