Lap Pelaksanaan Syariah Laporan Laba Rugi Dan Laporan Nilai Tambah
Lap Pelaksanaan Syariah Laporan Laba Rugi Dan Laporan Nilai Tambah
PENDAHULAUN
dari
peningkatan
minat
masyarakat
tersebut
diiringi
dengan
akuntansi
tidak
lagi
hanya
pada
pengambilan
keputusan
dan
BAB II
PEMBAHASAN
hal yang diharamkan secara khusus dalam fikih. Mereka juga melemparkan fungsi
pengawasan ini kepada DPS.
3. Bentuk dan Kegunaan
Lapoan ini bersifat kualitatif dan kuantitatif. Tentu penekanannya adalah pada
kegiatan atau transaksi yang tidak sesuai dengan syariah bukan yag sesuai dengan
aturan syariah.
a. Laporan Kegiatan Syariah
Laporan ini mencoba menjelaskan kegiatan kegiatan yang dinilai masih belum
sesuai dengan aturan syariah dan nama yang masih belum sempurna. Referensi
juga harus jelas misalnya sumbernya adalah:
1. Alquran dan hadits
2. Pendapat ijma, qiyash dari ulama.
3. Kode etik entitas perusahaan yang seharusnya mengacu juga pada ketentuan
syariah.
4. Hasil pendapat siding DPS.
b. Laporan Pelaksanaan Transaksi Syariah
Standar yang digunakan adalah standar akuntansi keuangan yang dikeluarkan
DSAK baik KDPPLKS maupun PSAK dan aturan lainnya. Bentuk laporannya
juga sudah jelas seperti aturan standar audit.
Kegunaan dari laporan ini adalah untuk upaya mengarahkan semua transaksi
dan kegiatan menuju pelaksanaan syariah secara murni dan konsekwen sehingga
lahir keridhoan illahi sehingga entitas dan manusia yang terkait didalamnya dapat
melepaskan diri dari pelanggaran syariah sehingga tujuan alfalah dunia akhirat
dapat tercapai.
4. Isi Laporan
I.
II.
III.
Aspek Eksternal
1) Komitmen pengembangan social
2) Komitmen pemeliharaan lingkungan
3) Hubungan antara pemerintah
4) Kegiatan dakwah
terkait.
3) Bunyi pernyataan tentang kesungguhan melaksanakan syariah disemua
aspek.
4) Paragraph 1: tentang pernyataan untuk meyakinkan pembaca bahwa
pernyataan tersebut telah disaksikan oleh pihak atau unit yang terkait
5)
6)
7)
8)
Penegakan syariah itu memang bukan tugas yang mudah dan memerlukan
kekuatan, legalisasi, kerjasama, dan yang lebih penting lagi kemauan politik.
Untuk maksud pelaksanaan syariah yang lebih murni dan cepat salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah mengeluarkan pedoman pelaksanaan syariah dalam
perusahaan, melakukan pengukuran indeks secara objektif dan melakukan
penilaian secara periodic, dan memberikan pengumuman bahkan Reward kepada
perusahaan yang memiliki indeks tertinggi dalam pelaksanaan syariah. Etntu perlu
membentuk lembaga yang independen yang terpercaya untuk mengeluarkan
indeks ini.
Sebenarnya beberapa jenis indeks sudah diluncurkan misalnya indeks persepsi
korupsi yang dikeluarkan Transparancy Internasional, PERCC di Hong Kong,
Human Development Indexes dan sebagainya ini bisa dijadikan contoh, untuk
indeks pelaksanaan syariah ini bisa juga disusun dengan melihat pelanggaran
syariah saja atau pelaksanaan yang sesuai syariah. Yang perlu diperhatikan adalah
penyusunan komponen indeks yang dibuat. Tentu ini memerlukan Standar
Operasional Syariah (SOP Syariah) berdasarkan ini disusun elemen yang menjadi
penilaian dan dibuat indeks dan dilakukan pengukuran untuk masing masing
entitas yang ingin masuk dalam daftar penilaian.
Indeks ini akan dijumlahkan dan indeks itu akan dirata-ratakan baik dari aspek
I: Pre pendirian, Aspek II: Internal dan pelaksanaan operasi dan kegiatan
perusahaan, dan Aspek III: aspek internal serta akumulasinya. Dari indeks ini kita
bisa menilai perusahaan dari aspek I,II,III dan secara keseluruhan sehingga dari
informasi ini kita bisa mengetahui dimana kelemahan dan kekuatan perusahaan
dan mana yang harus dipertahankan dan mana yang harus diperbaiki.
6. Penutup
Indeks pelaksanaan syariah ini masih merupakan ide mentah yang memerlukan
proses pematangan dalam tataran kebijakan. Maksud dari pembuatan indeks ini
adalah untuk mendorong entitas perusahaan menerapkan syariah disemua bidang
secara murni dan konsekwen. Untuk meniali ini maka diperlukan proses penilaian
dengan menggunakan indeks, indeks penerapan syariah atau indeks pelanggaran
syariah kalau dilihat dari aspek yang dilanggar. Untuk maksud itu maka diperlukan
standar operasional dan prosedur syariah sebagai dasar mengukur kegiatankegiatan mana yang sesuai dengan syariah dan mana yang tidak sesuai dengan
syariah. Yang tidak kalah pentingnya adalah lembaga yang melakuannya. Lembaga
ini harus independen dan dipimpin oleh mereka yang memilii integritas tinggi,
komitmen syariah, dan amanah. Tidak tertutup kemungkinan ada perbedaan
pendapat tetapi tidak apa untuk permulaan, pada akhirnya akan tercapai standar
dan pedoman yang mapan untuk mencapai tujuan yang baik diatas.
2)
Nilai tambah atau Share dari setiap Stakeholder atau anggota team yang ikut
dalam proses manajemen yaitu: pemegang saham, kreditur, pegawai, dan
pemerintah (Belkaoui, 1995)
Laporan nilai tambah memberikan informasi tentang berapa nilai tambah dan
berapa kompensasi yang diberikan kepada pegawai maupun mereka atau pihak
yang berkepentingan lainnya terhadap perusahaan.
Kalau laporan keuangan konvensional menekankan informasinya pada laba atau
pertambahan kekayaan, makal laporan nilai tambah menekankan pada upaya menGenerate kekayaan dan berapa yang degenerate. Dalam laporan laba rugi bisanya
hanya menggambarkan hak atau kepentingan pemegang saham saja bukan seluruh
tim yang ikut terlibat dalam kegiatan perusahaan dimana konsep saat ini diakui
bahwa pertambahan kekayaan itu adalah usaha semua pihak bukan hanya pemilik
saham. Laba menunjukkan pendapatan bagi pemilik saham sedangkan
pertambahan nilain menukur kenaikan nilai bagi seluruh Stakeholder.
Beberapa kegunaan dan kesesuaian dengan syariah dari laporan nilai tambah ini
dapat disebut sebagai berikut:
1) Konsep ini dinilai lebih objektif dan adil sehingga dianggap sebagai informasi
yang abash sebagai dasar perhitungan reward dan penghargaan atas kinerja.
2) Pertambahan nilai kotor merupakan informasi yang sangat berguna untuk
mengetahui angka reivestasi (Laba ditahan dan penyusutan)
3) Laporan ini dianggap dapat menjembatani kepentingan akuntansi dengan
ekonomi dengan mengungkapkan jumlah kekayaan dalam pengukuran
pendapatan nilai tambah social/nasional.
4) Pertambahan nilai besih bisa menjadi dasar disteribusi kekayaan bukan
pertambahan niali kotor:
a. Pertambahan nilai bersih sangat cocok menjadi dasar perhitungan bonus
produktivitas tenaga kerja dengan meberikan penyisihan pada perubahan
modal.
10
yang bisa terjadi jika ada perukaran aktiva antara dua perusahaan.
c. Pertambahan nilai bersih sangat menguntungkan bagi konsep laba untuk
semua. Ini akan mendorong spirit team dan sense of belonging dalam
perusahaan.
d. Mestinya remunerasi perusahaan tidak hanya berasal dari gaji, tetapi juga
kenaikan kekayaan, ini konsep baru dalam dunia bisnis modern.
e. Dapat menjadi media peramalan yang baik bagi peristiwa ekonomi dan
social yang dapat mempengaruhi kesehatan perusahaan.
f. Sangat cocok bagi ekonom dalam perhitungan pendapatan nasioanal.
merasa senang dengan informasi nilai tambah itu. Tidak jarang juga ada
konflik, sehingga laporan ini justru bisa menimbulkan atau memperpanjang
konflik.
2) Ada kemungkinan dengan adanya laporan nilai tambah ini manajemen salah
tanggap seolah mau memaksimasi pertambahan nilai. Padahal sikap ini bisa
menyebabkan inefisiensi.
3) Kesalahan penafsiran terhadap nilai tambah dapat menimbulkan salah
pengertian seperti:
a. Kenaikan pertambahan nilai dianggap kenaikan laba.
b. Kenaikan pertambahan nilai unit dianggap otomatis bermanfaat bagi
pemegang saham.
c. Seolah dianggap bisa menidentifikasi distribusi yang adil atas perubahan
nilai tambah.
d. Nilai tambah yang tinggi untuk tenaga kerja unit dianggap merupakan
prestasi ekonomi yang baik.
e. Share tenaga kerja yang besar atas pertambahan nilai tidak berhak
mendapatkan gaji yang tinggi. Dan ini bisa menimbulkan semacam harapan
yang besar dari karyawan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih besar.
11
Sebenarnya Laporan nilai tambah ini adalah modifikasi dari laporan laba rugi
sehingga pada dasarnya dapat disusun dengan menggunakan laporan laba rugi ini.
Langkah yang diikuti dalam menyusun laporan pertambahan nilai dari laporan laba
rugi adalah (Belkaoui, 1995) :
Langkah 1:
Di sini dihitung laba ditahan yang didapat dari hasil penjualan dikurangi biaya,
pajak, dividen atau :
Penerimaan Penjualan
Rp. xxxx
Dikurangi:
Pembelian Barang dan Jasa
Penyusutan
Biaya Karyawan
Biaya Bunga
Dividen
Pajak
Total Pengurangan
Laba Diatahan
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
Langkah 2:
Laporan Pertambahan nilai dapat disusun dari data diatas denga format sebagai
berikut:
Penerimaan Penjualan
Dikurangi: Pembelian Barang dan Jasa
Pertambahan Nilai Kotor
Pertambahan nilai ini dirinci sebagai berikut:
Penyusutan
Biaya Karyawan
Rp xxxx
Rp xxxx
12
Rp xxxx
Rp xxxx
Rp xxxx
Biaya Bunga
Rp xxxx
Dividen
Rp xxxx
Pajak
Rp xxxx
Total Pertambahan Nilai
Rp xxxx
Sebagai informasi dibawah ini disajikan contoh laporan laba rugi bank syariah
menurut PSAK No 101 sebagai berikut:
Laporan Laba Rugi
13
Salah satu yang diharapkan dari laporan nilai tambah ini adalah untuk bisa
menerapkan tujuannya. Laporan niai tambah ini akan memberikan informasi
tentang sejauh mana keadilan dalam distribusi nilai tambah kepada pihak pihak
yang terlibat dilaksanakan. Informasi ini memberikan berapa nilai tambah itu
dinikmati pemilik, komisaris, direksi, karyawan pajak, bank, masyarakat.
Diharapkan dengan kewajiban menyusun laporan ini jurang pembagian
kekayaan dapat dipersempit sehingga kemiskinan dapat dikurangi dan keadilan
dapat ditegakkan.tegaknya keadilan adalah awal dari peningkatan produktifitas
dan keamanan serta kesejahteraan bersama dan sesuai anjuran islam.
14
BAB III
KESIMPULAN
15
. Laporan niai tambah ini akan memberikan informasi tentang sejauh mana
keadilan dalam distribusi nilai tambah kepada pihak pihak yang terlibat
dilaksanakan. Informasi ini memberikan berapa nilai tambah itu dinikmati pemilik,
komisaris, direksi, karyawan pajak, bank, masyarakat.
16
Daftar Pustaka
Harahap, Sofyan Syafri. 2008. Kerangka Teori & Tujuan Akuntansi Syariah. Jakarta:
Pustaka Quantum.
M. Amrullah Reza Putra Tara, April 2014, Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan
Perbankan Syariah Menggunakan Pendekatan Laba Rugi (Income Statement) dan
Nilai Tambah(Value Added Statement), Skripsi.
17