Anda di halaman 1dari 20

TEORI AKUNTANSI

BAB 17
Keharusan Pengungkapan Pelaporan Keuangan dan
Pertanggungjawaban Etis

KELOMPOK 21
Meyti Utami ( 2008-012-123 )
Adelia Fransisca Stevanus ( 2009-012-123 )
Ruth Erlyn ( 2009-012-429 )

Keharusan Pengungkapan Pelaporan Keuangan dan


Pertanggungjawaban Etis
Bab ini akan mencari perhatian tambahan atas pentingnya pengungkapan dalam pelaporan
keuangan. Secara khusus, kami akan membahas keharusan pengungkapan oleh : (1) FASB dan (2)
SEC. Selain itu, kami akan membahas pertanggungjawaban etis akuntan terhadap masyarakat.
Kriteria Pengakuan dan Pengukuran
SFAC no.5, membahas sedikit mengenai berbagai cara pengungkapan yang seharusnya
digunakan perusahaan pada laporan keuangan yang diterbitkannya. Keharusan pengungkapan ini
dirangkum dalam Tampilan 17.1.
Tampilan 17.1 Hubungan SFAC No.5 dengan Metode Pelaporan Keuangan Lainnya
Semua informasi yang bermanfaat bagi keputusan investasi, kredit, dan lainnya
Pelaporan Keuangan
Area yang dipengaruhi langsung oleh Standar FASB
Laporan Keuangan Utama
Pernyataan
Informasi
Batasan Konsep
Tambahan
Pengakuan dan
Pengukuran
Contoh:
Catatan atas
informasi
Laporan
segmen
Laporan
Keuangan
Pengungkapan
keuangan
perubahan
Contoh:
Laporan
harga(SFAS
Cara Lain
Informasi Lainnya

Kebijakan
Posisi
No.33 yg
Pelaporan
keuangan
Akuntansi
diamandemen)
Keuangan
Contoh:
Laporan Laba Tampilan dan Informasi
pembahasan
Rugi
Jadwal
Cadangan
Contoh:
Laporan Arus Penjelasan
analisis
Minyak dan
Analisis dan
Kas
atas item
Gas
laporan
Laporan
Laporan
Statistik
Laporan
pembahasan
Investasi dan
Keuangan
Auditor
manajemen
ekonomi
Informasi
Laporan
Surat kepada Artikel baru
Distribusi
oleh dan dari
umum atas
Keuangan
pemegang
mengenai
pemilik
perusahaaan
Interim
saham
perusahaan
Seperti yang terlihat pada Tampilan 17.1, SFAC No.5 merangkum bahwa pengungkapan terdiri atas:
1. Batasan atas pengakuan dan pengukuran
2. Laporan keuangan utama
3. Area yang dipengaruhi langsung oleh Standar FASB yang telah ada
4. Pelaporan Keuangan
5. Semua informasi yang bermanfaat bagi keputusan investasi, kredit dan lainnya.
Laporan Keuangan Utama
Laporan keuangan yang dijabarkan pada SFAC No.5 telah dibahas pada bab 4 dan 5.
Sebagai tambahan atas empat laporan keuangan utama (neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas,
dan laporan perubahan modal), laporan keuangan yang lengkap juga termasuk catatan kaki, jadwal
tambahan, dan pengungkapan sisipan.
Catatan kaki untuk laporan keuangan suatu perusahaan menyediakan jumlah yang penting
atas informasi tambahan mengenai item laporan keuangan perusahaan. Secara umu, catatan kaki

mengungkapkan informasi yang menjelaskan, mengklarifikasi, atau mengembangkan item yang


muncul pada laporan keuangan, yang tidak mudah dihubungkan dalam laporan keuangan itu sendiri.
Contoh yang paling umum atas catatan kaki adalah:
1. Kebijakan akuntansi (dijelaskan kemudian)
2. Jadwal dan tampilan
Sebagai contoh: perusahaan biasanya melaporkan jadwal atau tampilan atas hutang jangka
panjang dan pajak penghasilan.
3. Penjelasan atas item laporan keuangan
Beberapa item membutuhkan tambahan penjelasan sehingga pengguna dapat menangkap
informasi yang dilaporkan. Contohnya adalah manfaat pensiun.
4. Informasi umum atas perusahaan
Biasanya, perusahaan menghadapi kejadian yang mungkin mempengaruhi kinerja atau posisi
keuangan mereka, namun belum dapat diakui dalam laporan keuangan mereka. Pada
keadaan tersebut, investor tertarik untuk mempelajari informasi tersebut secepat mungkin.
Contohnya adalah peristiwa setelah tanggal neraca, dan kewajiban kontinjensi.
Tujuan dari jadwal tambahan adalah untuk meningkatkan dapat dipahaminya suatu laporan
keuangan. Jadwal tambahan juga digunakan untuk menekankan tren, seperti ringkasan lima tahunan,
atau jadwal tambahan memang disyaratkan oleh FASB, seperti informasi atas biaya saat ini.
Pengungkapan sisipan terdapat pada awal laporan keuangan (biasanya pada neraca).
Pengungkapan sisipan biasanya digunakan untuk menjelaskan dasar penilaian atas elemen laporan
keuangan tertentu, tetapi juga menyediakan informasi lainnya seperti nilai par dan jumlah saham
resmi yang diterbitkan untuk berbagai kelas atas saham perusahaan.
Kebijakan Akuntansi
Opini APB No.22, Pengungkapan atas Kebijakan Akuntansi. mengharuskan seluruh
perusahaan mengungkapkan baik kebijakan akuntansi yang digunakan perusahaan dan metode yang
digunakan dalam menerapkan kebijakan tersebut. Biasanya, perusahaan mengungkapkan informasi
ini dalam sebuah Ringkasan atas Kebijakan Akuntansi yang Penting sebelum catatan kaki. Secara
spesifik, Opini APB no.22 mengharuskan metode dan prosedur akuntansi yang tersebut dibawah ini
untuk diungkapkan:
1. Pilihan atas alternatif yang tersedia dan dapat diterapkan
2. Prinsip dan metode yang khas terhadap industri dimana entitas yang melaporkan beroperasi.
3. Penerapan GAAP yang tidak lazim atau bersifat inovatif.
Tujuan utama APB dalam menerbitkan Opini No.22 adalah untuk menyediakan informasi
yang membantu investor membandingkan perusahaan antar perusahaan dan antar industri. Karena
kebijakan akuntansi memiliki dampak penting pada angka yang dilaporkan pada laporan keuangan,
investor harus mengetahui kebijakan apakah tersebut, sehingga mereka dapat menarik perbandingan
yang berarti antar perusahaan dalam industri yang sama, atau perusahaan dalam industri yang
berbeda. Akhirnya, mengetahui kebijakan akuntansi membuat investor dapat mengambil keputusan
ekonomis dengan lebih yakin karena mereka dapat membuat perbandingan yang logis.
Peristiwa Setelah Tanggal Neraca
Dikarenakan atas kompleksitasnya penutupan buku, persyaratan audit, dan waktu yang
dibutuhkan untuk mencetak dan membagikan laporan tahunan, perusahaan biasanya menerbitkan
laporan keuangan mereka beberapa minggu setelah berakhirnya tahun pajak. Selama masa antara
berakhirnya tahun pajak dan penerbitan laporan keuangan, dapat terjadi beberapa peristiwa yang
belum terefleksikan dalam laporan keuangan. Peristiwa-peristiwa ini disebut peristiwa setelah tanggal
neraca, dan dapat dibagi menjadi (1) peristiwa yang memberikan bukti lebih lanjut atas keadaan yang
ada di tanggal neraca, atau (2) peristiwa yang memberikan bukti atas keadaan yang belum ada pada
tanggal neraca.
GAAP mengharuskan peristiwa pada golongan pertama untuk dilaporkan pada laporan
keuangan perusahaan. Dengan kata lain, ketika perusahaan mengalami peristiwa setelah tanggal
neraca, tetapi sebelum menerbitkan laporan keuangannya, yang memberikan bukti lebih lanjut atas
keadaan yang ada pada tanggal neraca, perusahaan diharuskan untuk menyesuaikan catatannya

untuk merefleksikan dampak keuangan atas keadaan tersebut. Sebagai contoh, misalkan sebuah
perusahaan menetapkan tuntutan untuk jumlah yang berbeda secara signifikan dengan jumlah yang
sebenarnya terjadi, kemudian perusahaan harus menyesuaikan jumlah yang sebenarnya terjadi dan
melaporkan jumlah yang telah disesuaikan pada laporan keuangan. Pengungkapan penyesuaian
tersebut diharuskan karena peristiwa yang menyebabkan timbulnya penyesuaian terjadi sebelum
tanggal neraca. Apabila penyesuaian tidak dibuat, maka laporan keuangan tidak menggambarkan
secara utuh kondisi keuangan yang sebenarnya pada saat tanggal neraca atau kinerja perusahaan
selama tahun pajak berjalan.
Sebaliknya, GAAP tidak mengharuskan adanya penyesuaian data laporan keuangan pada
golongan yang kedua. Tetapi, harus kita perhatikan bahwa perusahaan biasanya mengungkapkan
peristiwa ini dalam catatan kaki laporan keuangan mereka. Pengungkapan catatan kaki ini memberi
cara bagi perusahaan untuk membahas dampak dari informasi baru. Perusahaan biasanya
mengungkapkan jenis peristiwa setelah tanggal neraca ini ketika mereka menerbitkan sekuritas
saham atau utang, kerugian yang biasa terjadi, menjual aset penting, atau mengajukan tuntutan
sebagai akibat atas peristiwa yang terjadi setelah tanggal neraca.
Area yang dipengaruhi langsung oleh Standar FASB yang telah ada - Informasi Tambahan
Kualitas dapat dipahami dari suatu akuntansi, dijelaskan dalam SFAC No.2, mengharuskan
data laporan keuangan untuk diringkas agar membuat laporan tersebut bermanfaat bagi
pembacanya. Akibatnya, informasi penting yang tidak memenuhi persyaratan pengukuran dan
pelaporan laporan keuangan disajikan dalam informasi tambahan. Informasi ini dapat termasuk dalam
catatan kaki atau bagian yang terpisah yang biasa disebut financial highlights. Informasi tambahan
juga disarankan oleh FASB atau SEC. Contoh dari informasi tambahan meliputi informasi segmen,
informasi yang menjelaskan efek atas perubahan tingkat harga, informasi atas cadangan minyak dan
gas untuk perusahaan dalam industri pengilangan, laporan auditor, dan laporan keuangan interim.
Informasi Tingkat Harga
Tingkat inflasi yang tinggi yang dialami oleh Amerika Serikat selama tahun 1970an
menyebabkan perhatian atas laporan keuangan mengalami penurunan. Akibatnya, baik SEC (ASR
No.190) dan FASB (SFAS No.33) menerbitkan pernyataan yang mengharuskan pengungkapan
informasi tambahan atas efek perubahan harga dalam laporan 10-K dan laporan tahunan kepada
pemegang saham. Kemudian, setelah inflasi surut pada tahun 1980an, keharusan ini ditunda,
sehingga pengungkapan tambahan atas informasi sudah tidak diperlukan lagi.
Laporan Auditor
SEC mengharuskan setiap perusahaan untuk menjual sekuritas kepada masyarakat umum
untuk mendapatkan opini auditor. Auditor adalah akuntan independen yang memiliki tanggungjawab
memeriksa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dan menentukan apakah laporan
keuangan tersebut disusun secara wajar dan sesuai dengan GAAP. Opini auditor bukan merupakan
metode pengungkapan, tetapi opini wajar tanpa pengecualian menyiratkan bahwa tingkat
pengungkapan perusahaan telah mencukupi. Berikut ini adalah beberapa panduan dalam menyusun
laporan audit yang dikembangkan oleh AICPA:
1. Laporan tersebut harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku umum.
2. Laporan tersebut harus mengidentifikasi keadaan-keadaan dimana terdapat prinsip-prinsip
yang saat periode ini belum diperiksa secara konsisten yang berhubungan dengan periode
yang lalu.
3. Informasi yang diungkapkan di laporan keuangan dianggap cukup masuk akal kecuali jika
laporan menyatakan sebaliknya.
4. Laporan harus mengandung baik ekspresi opini terhadap laporan keuangan secara
keseluruhan, atau sebuah asersi atas efek dalam opini yang tidak dapat diekspresikan. Ketika
sebuah opini yang menyeluruh tidak dapat diekspresikan, alasannya harus dinyatakan. Di
semua kasus dimana nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, laporan harus

mengandung indikasi yang ringkas dan jelas atas sifat kerja auditor, jika perlu, tingkat
pertanggungjawaban yang diemban auditor.
Pada kebanyakan kasus, proses audit akan berakibat pada penerbitan standar, wajar tanpa
pengecualian, terdiri atas tiga bagian:
1. Paragraf pembuka yang menyatakan bahwa proses audit telah dijalankan dan termasuk
pernyataan bahwa laporan keuangan merupakan tanggungjawab manajemen.
2. Paragraf Scope yang menyatakan bahwa proses audit telah dijalankan sesuai dengan
standar auditing yang berlaku umum.
3. Paragraf Opini yang nenyatakan bahwa laporan keuangan disajikan secara wajar sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum.
Pada keadaan dimana auditor tidak dapat merasa puas akan kriteria yang diperlukan untuk
membuat tiga asersi diatas, auditor akan menerbitkan salah satu jenis opini di bawah ini:
1. Qualified
Tipe laporan audit ini mengindikasikan bahwa kecuali atas efek hubungan kualifikasi, laporan
keuangan telah disajikan secara wajar. Opini audit qualified diterbitkan apabila:
a. Keadaan menghalangi auditor untuk melakukan seluruh proses audit yang diperlukan
untuk memenuhi standar audit yang diterima umum.
b. Laporan keuangan mengandung materi awal atas standar akuntansi yang diterima
umum.
c. Seluruh informasi yang diungkapkan belum dibuat dalam laporan keuangan
2. Disclaimer
Tipe opini ini menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan opini atas laporan keuangan
karena:
a. Auditor tidak dapat mengumpulkan semua bukti yang diperlukan
b. Terdapat keraguan atas kemampuan perusahaan untuk terus dapat menjalankan
kegiatannya
3. Adverse
Tipe opini ini terjadi ketika laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku umum.
Nilai penting atas laporan keuangan interim dan informasi tersebut adalah pada ketepatan
waktu. Dengan kata lain, investor harus mengetahui tiap perubahan atas posisi keuangan
perusahaan sesegera mungkin. Selain itu, terdapat banyak data yang diungkapkan dalam laporan
keuangan interim yang digunakan sebagai data analisis yang digunakan pemerintah untuk
mengembangkan informasi atas perekonomian negara, sebagai kebutuhan untuk mengawasi
moneter, atau kebutuhan untuk mengubah peraturan perpajakan. Terdapat juga bukti bahwa laporan
keuangan berpengaruh pada harga saham, hal ini menandakan bahwa investor memanfaatkan
laporan keuangan interim. Oleh karena itu, laporan keuangan interim harus dapat dipercaya.
Banyak praktek yang digunakan dalam pelaporan keuangan interim. Beberapa hal seperti
fluktuasi pendapatan musiman dan penerapan biaya tetap dalam periode yang berbeda, derdampak
penting pada laporan keuangan interim yang dilaporkan.
Pada tahun 1973, APB mengkaji permasalahan ini dan menerbitkan kesimpulannya dalam
Opini APB No.28,Interim Financial Reporting. Dalam mengkaji pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
umum, Dewan mencatat bahwa muncul 2 pandangan atas tujuan utama pelaporan keuangan interim:
1. Pihak pertama melihat bahwa setiap laporan keuangan interim adalah periode akuntansi
yang terpisah sehingga pendapatan dapat dihitung dengan menggunakan cara yang sama
seperti periode tahunan, oleh karena itu pendapatan dan beban harus dilaporkan ketika
mereka terjadi (pandangan terpisah).
2. Pihak yang lain melihat bahwa laporan keuangan interim merupakan bagian dari keseluruhan
periode tahunan, sehingga pendapatan dan beban dapat dialokasikan ke dalam periode
laporan keuang interim yang berbeda-beda walaupun mereka terjadi dalam satu periode
(pandangan kesatuan).
Pada Opini No.28, APB menyatakan bahwa informasi laporan keuangan interim sangat
penting dalam memberikan data tepat waktu pada setiap kemajuan perusahaan dan manfaat data
tersebut pada hubungannya dengan laporan tahunan. Selain itu, Dewan menentukan bahwa periode

laporan keuangan interim harus dilihat sebagai bagian atas periode tahunan dan atas prinsip dan
praktek yang dianut dalam periode tahunan juga dianut dalam peiode interim. Meskipun begitu,
beberapa modifikasi dibutuhkan untuk menjaga hubungan yang lebih baik dengan periode tahunan.
Ditambahkan pula, perusahaan dagang yang menyediakan ringkasan informasi atas analisis
keuangan harus menyediakan pula setidaknya informasi tertentu atas periode interim yang
ditanyakan serta periode interim yang sama pada tahun sebelumnya. Panduan ini dimaksudkan untuk
menghapus per bagian pengurangan detail pada laporan keuangan interim. Beberapa item yang
harus diungkapkan antara lain penjualan, laba per saham, pendapatan musiman, penghapusan atas
segmen bisnis, kontinjensi, dan perubahan dalam prinsip akuntansi.
Menurut APB, informasi laporan keuangan interim sangat penting untuk menyediakan data
tepat waktu pada setiap kemajuan perusahaan. Terlebih lagi, manfaat lainnya atas data tersebut
terletak pada hubungannya dengan laporan tahunan. Singkatnya, periode interim sebaiknya dilihat
sebagai bagian atas keseluruhan periode tahunan, dan prinsip dan praktek yang dianut dalam
periode tahunan juga diterapkan dalam periode interim.
Pelaporan Keuangan Alat Lain Dalam Pelaporan Keuangan
Laporan keuangan, catatan kaki, dan jadwal tambahan merupakan bentuk dari pelaporan
keuangan suatu perusahaan. Dan semua informasi penting harus dimasukkan dalam pelaporan
keuangan. Selain itu, informasi relevan lainnya, yang dapat membantu dalam memahami pelaporan
keuangan, ditampilkan dalam bentuk naratif. Contoh atas bentuk ini adalah rapat dan analisis
manajemen, serta surat kepada pemegang saham.

Rapat dan Analisis Manajemen (MD&A)


SEC mengharuskan setiap perusahaan publik untuk memasukkan MD&A dalam laporan
tahunan mereka. Alasan atas dimasukkannya informasi ini ke dalam laporan tahunan dibahas dalam
SFAC No.1, yang berbunyi:
Manajemen mengetahui lebih banyak mengenai seluk beluk perusahaan dan kegiatannya
dibandingkan dengan investor, kreditor, atau pihak lain dan manajemen dapat meningkatkan
kegunaan informasi keuangan dengan mengidentifikasi transaksi tertentu, kejadian lainnya, dan
keadaan yang dapat mempengaruhi perusahaan serta menjelaskan efek keuangannya terhadap
perusahaan.
Pada dasarnya, MD&A mengevaluasi penyebab dan menjelaskan alasan atas kinerja
perusahaan selama periode tahunan sebelumnya. Pengungkapan yang diwajibkan ini meliputi
informasi mengenai likuiditas, sumber pendanaan, dan hasil operasi produksi. SEC juga mewajibkan
manajemen untuk menekankan tren yang menyenangkan dan tidak menyenangkan serta untuk
mengidentifikasi kejadian penting atau ketidakpastian yang mempengaruhi ketiga faktor tersebut.
Karena perusahaan harus mengungkapkan hal-hal yang dapat mempengaruhi laporan keuangan
masa depan, MD&A membuat pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi kinerja perusahaan
yang lampau dan memperkirakan dampaknya terhadap kinerja perusahaan di masa mendatang.
Tentu saja, agar mampu mengkaji dampak kinerja perusahaan yang lampau pada kinerja masa
mendatang, manajemen harus menggunakan estimasi dan perkiraan. Walaupun pengkajian
semacam ini sering bergantung pada estimasi yang bersifat subjektif, SEC menyatakan bahwa
kerelevanan informasi ini melebihi keandalan informasi tersebut. Pada kenyataannya, dalam usaha
untuk mendorong penyajian ini, SEC telah menyediakan peraturan pelabuhan aman yang
melindungi perusahaan terhadap kecurangan selama estimasi yang digunakan manajemen disusun
dalam cara yang masuk akal dan diungkapkan dengan jujur.
Pada tahun 1997 SEC menerbitkan peraturan pengungkapan baru sebagai amandemen atas
Peraturan S-X yang berjudul Disclosure of Accounting Policies for Derivative Financial Instruments
and Derivative Commodity Instruments and Disclosure of Quantitative and Qualitative Information
about Market Risk Inherent in Derivative Financial Instruments, Other Financial Instruments, and
Derivative Commodity Instruments. Sesuai dengan judulnya, terbitan ini mengharuskan
pengungkapan informasi yang bersifat kuantitatif dan kualitatif mengenai resiko pasar oleh semua

perusahaan yang terdaftar pada SEC. Resiko pasar didefinisikan sebagai resiko kerugian yang
muncul akibat berbagai perubahan dalam tingkat dan harga pasar atas item-item tersebut dibawah
ini:
a. Tingkat bunga
b. Tingkat pertukaran mata uang asing
c. Harga komoditas
d. Harga saham
Keharusan pengungkapan ini dimaksudkan untuk menyediakan investor dengan informasi
kedepan mengenai tekanan perusahaan terhadap resiko pasar, seperti resiko yang berkaitan dengan
perubahan tingkat suku bunga, pertukaran mata uang asing, harga komoditas, dan harga saham.
Informasi tersebut harus memberitahukan resiko pasar yang dihadapi perusahaan dan bagaimana
manajemen perusahaan memandang dan mengatur resiko pasarnya. Amandemen ini diterbitkan
sebagai tanggapan atas kerugian derivatif yang besar yang dialami beberapa perusahaan pada awal
1990 seperti kerugian derivatif mata uang sebesar $1.5 miliar yang dialami Showa Sell Sekiya,
Procter and Gamble sebesar $157 juta sebagai kerugian atas pertukaran mata uang asing, dan
Arcos Employee Earning sebesar $22 juta pada derivatif pasar uang.
Secara lebih lanjut, keharusan pengungkapan ini menyatakan dimasukkannya informasi
kualitatif dan kuantitatif mengenai resiko pasar bawaan pada resiko pasar-instrumen yang sensitif.
Informasi ini diungkapkan baik diluar laporan keuangan dan di catatan yang terkait.
Informasi kuantitatif atas resiko pasar-instrumen sensitif diungkapkan dengan menggunakan
satu atau lebih alternatif berikut ini:
1. Presentasi dalam tabel atas informasi nilai wajar dan masa kontrak yang relevan dalam
menentukan arus kas masa depan, dikelompokkan berdasarkan tanggal jatuh tempo yang
diharapkan.
2. Analisis sensitif menggambarkan kerugian yang mungkin terjadi dalam pendapatan masa
depan, nilai wajar, atau arus kas dari perubahan hipotetis terpilih dalam tingkat dan harga
pasar.
3. Pengungkapan tingkat resiko menggambarkan kerugian yang mungkin terjadi dalam
pendapatan masa depan, nilai wajar, atau arus kas dari pergerakan pasar selama periode
tertentu dan kecenderungan yang mungkin terjadi.
Ketiga metode alternatif ini dibolehkan karena SEC menginginkan keharusan pengungkapan
mengenai resiko pasar yang cukup fleksibel untuk mengakomodasi berbagai jenis pendaftar, berbagai
tingkat tekanan resiko pasar, dan berbagai metode alternatif dalam pengukuran resiko pasar.
Tujuan utama atas keharusan pengungkapan kuantitatif adalah untuk menyediakan investor
dengan informasi kedepan atas tekanan resiko pasar pendaftar. Akibatnya, dalam menyusun
informasi kuantitatif, pendaftar diharuskan mengelompokkan resiko pasar-instrumen sensitif menjadi
instrumen untuk tujuan diperdagangkan, dan instrumen bukan untuk diperdagangkan. Secara khusus,
perusahaan harus mengungkapkan:
1. Tekanan resiko pasar perusahaan yang paling besar di akhir periode pelaporan saat ini.
2. Bagaimana perusahaan mengontrol tekanan-tekanan tersebut (seperti penjabaran tujuan,
strategi umum instrumen, jika ada, yang digunakan untuk mengontrol tekanan tersebut)
3. Perubahan baik dalam tekanan resiko pasar yang paling besar atau bagaimana tekanan
tersebut dikontrol, ketika dibandingkan dengan periode pelaporan saat ini dan yang
diharapkan pada periode masa depan.
Pengkajian atas item 7A pada laporan tahunan 10K mengarahkan pembaca kepada catatan kaki
mengenai resiko pasar. Catatan kaki ini mengandung informasi berikut ini:
Resiko pasar ialah tekanan yang diciptakan oleh fluktuasi yang mungkin terjadi dalam tingkat suku
bunga dan yang berhubungan langsung dengan tipe produk, syarat perjanjian, dan volume
transaksi. Kami telah mencoba menghapus posisi tingkat suku bunga tertinggi dan oleh karenanya
tidak mengantisipasi resiko pasar penting yang muncul dari tingkat suku bunga tertinggi
SEC akhir-akhir ini mengumumkan rancangan peraturan yang mengharuskan pengungkapan
tambahan yang ditujukan untuk meningkatkan transparansi pengungkapan laporan keuangan.

Pengungkapan baru ini akan meningkatkan pemahaman investor atas penerapan kebijakan akuntansi
penting oleh perusahaan. Rancangan ini menekankan pengungkapan pada dua area: estimasi
akuntansi yang perusahaan buat dalam menerapkan prinsip akuntansi dan adopsi awal oleh
perusahaan atas prinsip akuntansi yang mempunyai dampak yang material pada penyajian lapora
keuangan.
Menurut bagian pertama atas rancangan tersebut, sebuah perusahaan seharusnya
mengidentifikasi estimasi keuangan yang direfleksikan pada laporan keuangannya yang
mengharuskannya membuat asumsi mengenai hal-hal yang sangat tidak pasti pada saat dibuatnya
estimasi. Pengungkapan atas estimasi tersebut akan diharuskan apabila estimasi berbeda dapat
digunakan oleh perusahaan pada periode saat ini, atau perubahan estimasi akuntansi yang mungkin
terjadi antar periode, yang akan memberikan dampak yang material pada penyajian kondisi keuangan
perusahaan, atau hasil operasi produksi. Pengungkapan atas estimasi akuntansi yang penting akan
memasukkan pembahasan metodologi dan asumsi yang mendasari estimasi tersebut; dampak
estimasi akuntansi pada penyajian laporan keuangan; serta dampak atas perubahan estimasi.
Menurut bagian kedua atas rancangan tersebut, perusahaan yang mengawali pengadopsian
prinsip akuntansi dengan dampak yang material akan diharuskan untuk mengungkapkan informasi
yang memberitahukan penyebab pengadopsian; dampak pengadopsian; prinsip akuntansi yang
diadopsi dan metode penerapannya; dan pilihan lainnya diantara prinsip akuntansi lainnya.
Perusahaan dapat menempatkan semua pengungkapan dalam bagian MD&A pada laporan tahunan,
pernyataan pendaftaran dan pernyataan wali dan informasi. Selain itu, perusahaan diharuskan untuk
memperbaharui informasi berdasarkan estimasi akuntansi penting mereka untuk mengungkapkan
perubahan material.
Surat kepada Pemegang Saham
Surat manajemen kepada pemegang saham mempunyai 4 tujuan penting. Surat ini
menandakan bahwa manajemen:
1. bertanggungjawab dalam penyusunan dan kesatuan laporan
2. telah menyusun laporan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku secara umum
3. telah menggunakan estimasi dan pertimbangan terbaik mereka
4. menjaga sistem pengendalian internal.
Semua Informasi yang Bermanfaat untuk Keputusan Investasi, Kredit, dan Lainnya Informasi
Lainnya
Informasi mengenai perusahaan juga tersedia diluar laporan tahunan dan 10-K. Contoh atas
jenis informasi ini ialah Laporan analisis dan artikel berita mengenai perusahaan.
Laporan Analisis
Investor perseorangan membuat 3 keputusan penting atas investasi:
Membeli
Investor potensial memutuskan untuk membeli sekuritas tertentu dengan berdasar pada
semua informasi yang tersedia.
Memegang
Seorang investor memutuskan untuk menahan sekuritas tertentu dengan berdasar pada
semua informasi yang tersedia
Menjual
Seorang investor memutuskan untuk membuang sekuritas tertentu dengan berdasar pada
semua informasi yang tersedia.
Proses keputusan yang digunakan oleh sebagian besar investor disebut sebagai analisis
mendasar. Analisis mendasar mencoba untuk mengidentifikasi sekuritas yang salah harga dengan
mengkaji semua informasi yang tersedia. Investor kemudian menyatukan berbagai tingkat resiko
untuk mendapatkan harga saham yang diharapkan. harga saham yang diharapkan kemudian
dibandingkan dengan harga sekarang, sehingga investor dapat membuat keputusan beli-tahan-jual.

Analis sekuritas profesional juga membuat analisis investasi. Mereka biasanya terspesialisasi
di industri tertentu, menggunakan pengalaman dan pelatihan mereka untuk mengolah dan
menyebarkan informasi lebih akurat dan ekonomis dibandingkan investor perseorangan. Terdapat 3
kategori analis keuangan:
1. Pihak penjual
Bekerja kepada agen perantara dan membuat rekomendasi atas sekuritas yang mereka
lindungi. Beberapa bekerja pada perusahaan perantara besar, yang juga menyediakan jasa
investasi perbankan bagi perusahaan, termasuk mereka yang memiliki sekuritas yang
mereka lindungi.
2. Pihak pembeli
Bekerja untuk manajer institusi keuangan, seperti dana saling memiliki, yang membeli
sekuritas untuk mereka sendiri. Membimbing perusahaan mereka untuk membeli, menahan,
dan menjual.
3. Independen
Tidak berhubungan dengan perusahaan yang menanggung sekuritas yang mereka tawarkan.
Terkadang menjual rekomendasi mereka berdasar pesanan.
Beberapa analis bekerja pada dunia yang penuh konflik kepemilikan dan tekanan kompetisi.
Perusahaan pihak penjual menginginkan klien investor mereka menjadi sukses karena investor yang
sukses dalam periode lama merupakan kunci bagi reputasi dan kesuksesan perusahaan. Di lain
pihak, beberapa faktor dapat menimbulkan tekanan pada objektivitas dan independensi analis.
Tekanan semacam itu tidak selalu berarti analisis bias, tetapi investor harus memahami bahwa:
1. Perusahaan analis mungkin menjadi penanggung penawaran saham suatu perusahaan, dan
perusahaan klien lebih menyukai laporan penelitian yang menyenangkan.
2. Laporan positif dapat menciptakan tambahan klien dan penghasilan.
3. Perencanaan biasanya menghubungkan kompensasi dengan klien yang berkelanjutan.
4. Analis mungkin memiliki sekuritas secara individual, atau sekuritas mungkin dimiliki oleh
perusahaan analis.
Sehingga, investor harus mengkonfirmasi apakah perusahaan analis menulis saham sebuah
perusahaan yang direkomendasikan dengan melihat daftar resmi tertulis untuk menjual sekuritas,
yang merupakan bagian dari pernyataan pendaftaran untuk penawaran. Sebuah daftar atas pimpinan
atau penulis dapat ditemukan didepan sampul baik awal maupun akhir dari prospectus. Selain itu,
pernyataan pendaftaran suatu perusahaan dan laporan tahunannya dalam bentuk 10-K akan
mengungkapkan identitas pemilik yang lebih dari 5% atas tiap kelas sekuritas saham serta daftar
penjualan khusus saham perusahaan selama tiga tahun terakhir.
Apabila seorang analis keuangan atau sebuah perusahaan memperoleh kepemilikan melalui
investasi venture, saham kepemilikan biasanya akan menjadi bahan perjanjian lock-up selama dan
setelah penawaran pasar pertama pasar penerbit. Perjanjian lock up melarang pihak intern
perusahaan-termasuk karyawan beserta teman dan keluarganya, dan pemilik modal venturemenjual saham mereka selama beberapa periode waktu tanpa ijin penerbit. Penerbit dapat memilih
untuk mengakhiri perjanjian lock up lebih awal, entah itu karena kondisi pasar, kinerja penawaran,
atau faktor lain. Perjanjian lock up biasanya berlangsung selama 180 hari setelah pernyataan
pendaftaran penawaran mulai berlaku efektif.
Setelah masa perjanjian berakhir, perusahaan ataupun analis dapat menjual sahamnya.
Seseorang yang hendak berinvestasi pada sebuah perusahaan yang telah melakukan penawaran
pasar pertama, akan meneliti apakah perjanian lock up masaih berlaku dan kapan perjanjian
tersebut usai atau meneliti apakah penerbit melepaskan pembatasan lock up. Hal ini merupakan
informasi penting karena harga saham perusahaan akan dipengaruhi oleh kemungkinan terjualnya
saham yang lock up setelah masa lock up itu berakhir. Hal ini juga merupakan data penting untuk
dipertimbangkan ketika memperoleh laporan penelitian yang diterbitkan sesaat sebelum periode
lock up berakhir, laporan ini biasa disebut booster shots
Disamping hal tersebut diatas, harus diingat bahwa rekomendasi yang berasal dari analis
yang paling terpercaya belum tentu merupakan pilihan terbaik. Inilah alasan bagi investor agar
jangan sekali-kali hanya mengandalkan rekomendasi analis ketika hendak membeli atau menjual
saham. Sebelum bertindak, investor harus menentukan apakah keputusan mereka sesuai dengan

tujuan mereka, waktu yang akan datang, dan batas toleransi terhadp resiko. Dengan kata lain,
mereka harus mengetahui apa yang mereka jual atau beli dan mengapa!

Securities and Exchange Commission SEC (Bapepam Indonesia)


Banyak teknik pengungkapan dan aturan akuntansi yang dibahas di bagian sebelumnya adalah hasil
perkembangan dari GAAP dan konsensus. Sejak pertengahan 1930an, pemerintah USA telah
dilibatkan dalam pembuatan standar dan memecahkan permasalahan. SEC adalah agen
pemerintahan yang bertanggung jawab mengatur undang-undang federal tentang sekuritas. Tujuan
undang-undang ini adalah untuk melindungi investor dan berusaha untuk memastikan bahwa investor
memiliki semua informasi yang relevan tentang perusahaan yang menerbitkan saham yang
diperdagangkan di publik. SEC juga bertanggung jawab melaksanakan undang-undang yang
dikeluarkan Kongres yang memiliki dampak pada perdagangan sekuritas publik. Undang-undang ini
antara lain Security Act 1933, Security Exchange Act of 1934, Foreign Corrupt Practices Act of 1977,
dan Sarbanes Oxley Act of 2002. Undang-undang ini menekankan kebutuhan untuk menyediakan
bagi investor prospektif pengungkapan penuh dan adil atas aktivitas penawaran dan penjualan
sekuritas perusahaan kepada publik.
The Securities Act of 1933
The Securities Act of 1933 mengatur penjualan dan distribusi publik pertama sekuritas suatu
perusahaan (go publik). Tujuan pembuatan undang-undang ini adalah perlindungan publik dari
kecurangan ketika suatu perusahaan untuk pertama kalinya menerbitkan sekuritasnya untuk publik.
Ketentuan Securities Act of 1933 mensyaratkan suatu perusahaan yang akan melakukan penawaran
pertama kalinya untuk memasukkan berkas pengumuman pendaftaran dan sebuah brosur dengan
SEC. pengumuman pendaftaran berlaku efektif pada hari keduapuluh setelah pengisian kecuali SEC
melakukan perubahan. Periode dua puluh hari ini dinamakan periode menunggu, dan suatu
perusahaan tidak diperbolehkan secara hukum menawarkan untuk menjual sekuritas selama periode
ini. Pendaftaran sekuritas sesuai undang-undang Securities Act of 1933 dirancang untuk
menyediakan pengungkapan yang cukup atas bahan fakta yang memungkinkan investor memiliki
tingkat resiko yang potensial. Walaupun begitu, pendaftaran tidak sepenuhnya melindungi investor
dari kemungkinan kerugian, dan melanggar hukum jika ada perusahaan yang secara resmi
menyarankan bahwa pendaftaran mencegah kemungkinan rugi.
The Securities Exchange Act of 1934
Securities Exchange Act of 1934 mengatur perdagangan sekuritas perusahaan yang dimiliki publik
(go Publik). Peraturan ini mengatur tanggung jawab personal karyawan perusahaan dan pemilik
(orang dalam) dan persyaratan pelaporan perusahaan, dan khususnya informasi yang harus dimuat
dalam laporan tahunan perusahaan dan laporan sementara yang diterbitkan bagi pemegang saham.
Undang-undang ini membangun persyaratan pelaporan yang luas untuk menyediakan pengungkapan
penuh dan adil yang berkesinambungan. Setiap perusahaan yang menawarkan sekuritas untuk dijual
ke publik harus memilih bentuk pelaporan yang tepat. Bentuk pelaporan yang paling umum, semua
dapat diambil dari web sitenya SEC adalah :
1. Form 10 Pernyataan registrasi yang normal bagi sekurirtas yang dijual ke publik
2. Form 10-K Laporan Tahunan
3. Form 10-Q Laporan Operasional Kwartalan
4. Proxy Statement Digunakan ketika suatu perusahaan membuat permohonan surat kuasa
untuk mengadakan rapat pemegang saham.

Salah satu tujuan utama dari undang-undang 1934 adalah untuk memberi keyakinan bahwa orang
dalam perusahaan (secara luas dikenal sebagai karyawan perusahaan, diretur atau pemegang
saham 10% atau lebih) tidak mengambil keuntungan dalam pembelian atau penjualan sekuritas
karena hubungannya dengan perusahaan. Didalamnya juga diatur kewajiban perdata dan kriminal
bagi orang dalam jika membuat kesalahan atau memperdaya laporan ketika memperdagangkan
sekuritas perusahaan. Persyaratan pelaporan khusus SEC untuk go publik dan untuk tetap publik
diluar dari lingkup pembahasan buku ini; walaupun demikian harus diingat bahwa persyaratan SEC
yang mensyaratkan kebanyakan informasi yang dimuat dalam 10-K, 10-Q, laporan proxy (surat
kuasa) harus disahkan oleh seorang akuntan publik bersertifikasi (CPA) telah menjadi faktor signifikan
bagi pertumbuhan dan pentingan profesi akuntan publik di Amerika serikat.
The Foreign Corrupt Practice Act 1977 (FCPA)
Foreign Currupt Practice Act (FCPA) 1977 memuat dua elemen utama. Pertama menjadikan
pelanggaran kriminal untuk menawarkan suap bagi pejabat politik atau pejabat pemerintahan diluar
Amerika Serikat dan mengenakan denda bagi perusahaan yang melakukannya. Selain itu juga
mengenakan denda dan memenjarakan karyawan, direktur, atau pemegang saham perusahaan yang
melakukannya.
Element kedua dari FCPA adalah persyaratan semua perusahaan publik harus (1) tetap melakukan
pencatatan secara rasional yang secara akurat dan wajar menggambarkan kegiatan keuangan
perusahaan dan (2) memikirkan dan memelihara suatu sistem pengendalian internal yang
memberikan jaminan bahwa transaksi diotorisasi sepatutnya, dicatat dan dibukukan. Elemen ini
merupakan perubahan (amandemen) daru Securuties and Exchange Act 1934 dan diterapkan pada
semua perusahaan yang merupakan subjek dari ketentuan undang-undang ini. Tujuan utama dari
perundangan ini adalah pencegahan penyuapan pejabat asing dan pemeliharaan pencatatan
keuangan perusahaan yang memuaskan.
The Sarbanes Oxley Act 2002 (SOX)
Selama awal 2000an, banyak perusahaan besar bangkrut atau menghadapi kesulitan keuangan yang
besar. Termasuk perusahaan-perusahaan yang cukup terkenal seperti Enron, WorldCom, Xerox,
Global Crossing, Arthur Andersen, Merrill Lynch, Tyco International, dan Halliburton Oil Service.
Hasilnya Amerika kehilangan Miliaran Dolar investasinya, hilangnya pekerjaan, dan ribuan orang
kehilangan seluruh tabungan pensiun mereka. Akibatnya reformasi korporasi menjadi perhatian
dunia dan perasaan masyarakat dapat diilustrasikan dengan tulisan Larry Kudlow seorang ekonomis
dan komentator pertelevisian :
Bukanlah ekonomi yang menyebabkan pasar saham jatuh. Putus harapan melanda
seluruh wall street karena orang pada khawatir, takut, semakin menjadi, dan terpukul
keras oleh perilaku tidak pantas pemimpin kita dan pemerintahan terpilih. Tingkat
keragu-raguan ini, saling tunjuk, semangat yang terpadamkan seharusnya tidak terjadi di
negara yang besar ini, namun sedang terjadi. Apa solusinya? Dimana jawabannya?
Tidak ada yang tahu pasti. Namun harus ada tindakan tegas yang diambil oleh
pemimpin negara kita dalam bisnis, keuangan, akuntansi, hukum, dan pemerintah.
Selain itu dalam skandal, sikap kesatria dari para eksekutif dari beberapa perusahaan yang gagal
selanjutnya menciptakan keadaan negara tidak pasti. Contohnya dalam kesaksian di kongres, Jeffery
Skilling, CEO Enron, mempertahankan bahwa kehati-hatian dalam rincian pelaporan keuangan dan
pengungkapan bukanlah tanggung jawab CEO, tapi akuntan dan pengacara Enron. Begitu juga
Bernie Ebbers, CEO WorldCom, berdalih bahwa dia sama sekali tidak diperingati CFOnya kesalahan
dalam pelaporan keuangan. Publik gelisah akibat akibat masalah ini menyebabkan diadakannya
musyawarah dimuka kongres, dan 25 April 2002, House of Representatif (DPR) meloloskan RUU
Oxley. 15 July 2002, senat meloloskan RUU Sarbanes. Kedua RUU ini kemudian dikenal dengan

undang-undang Sarbanes-Oxley 2002 (SOX), yang ditandatangani Presiden George W. Bush


menjadi undang-undang pada 20 Juli 2002. Beberapa ketentuan utama dalam undang-undang ini
adalah :
1. Pembentukan Public Company Accounting Oversight Board (PCAOB) Dewan Pengawas
Akuntansi Perusahaan Publik, mengawasi audit perusahaan publik yang menjadi subjek
undang-undang SEC 1933 dan 1934. PCAOB terdiri dari lima anggota yang ditunjuk dari
individu yang terkenal memiliki integritas dan reputasi. Individu ini harus mempunyai
komitmen yang telah diperlihatkan untuk kepentingan investordan publik dan mempunyai
pengertian tentang tanggung jawab bagi pengungkapan keuangan yang diwajibkan dalam
penyusunan laporan keuangan dan laporan audit. Tugas PCAOB termasuk juga :
a. Mencatat perusahaan akuntansi publik yang menyusun laporan audit
b. Membuat standar audit, pengendalian kualitas, etika, independensi, dan standar lain
yang berhubungan dengan penyusunan laporan audit.
c.

Melakukan inspeksi terhadap perusahaan akuntansi publik yang terdaftar.

d. Melakukan investigasi dan mendisiplinkan cara kerja dan jika perlu mengenakan
sanksi terhadap perusahaan akuntansi publik terdaftar dan CPA yang tergabung
dalam perusahaan tersebut.
e. Melaksanakan tugas atau fungsi lainnya yang diperlukan dan sesuai untuk
memajukan profesionalisme yang berstandar tinggi, dan meningkatkan kualitas jasa
audit yang ditawarkan oleh perusahaan CPA dan CPA yang didalamnya.
f.

Menegakkan pelaksanaan Securities Exchange Act 1934.

Wewenang PCAOB antara lain :


a. Menuntut dan dituntut, mengadukan dan mempertahankan, atas nama perusahaan
dan atas pertimbangan sendiri, dengan persetujuan dari SEC, di setiap pengadilan
Federal, negara bagian, atau pengadilan lainnya.
b. Melaksanakan kegiatannya dan menggunakan semua wewenang dan kekuasaan
yang diberikan SEC, tanpa ada pembatasan lainnya, perizinan, dan ketetapan hukum
lainnya yang berlaku di setiap negara bagian atau wilayah politik lainnya.
2. Membuat standar audit, pengendalian kualitas, dan standar independensi PCAOB diminta
bekerjasama dengan berbagai kelompok profesional CPA untuk proses penyusunan standar.
PCAOB dapat mengadopsi standar yang diusulkan oleh kalangan profesi; namun memiliki
kewenangan untuk mengamandemen, memodifikasi, mencabut, dan/atau menolak standar
yang diusulkan oleh kalangan profesi. Selain itu perusahaan CPA wajib untuk
mempersiapkan dan menyimpan untuk waktu yang tidak kurang dari tujuh tahun, kertas kerja
audit, dan informasi lainnya dengan rincian yang cukup untuk mendukung kesimpulan yang
dicapai dalam setiap laporan auditnya. Perusahaan CPA juga harus menggunakan review
dan persetujuan dari rekan kedua atas laporan auditnya. PCAOB membuat suatu standar
audit untuk menerapkan review terhadap pengendalian internal. Standar ini mewajibkan
auditor untuk mengevaluasi apakah pengendalian internal termasuk juga catatan yang wajar
dan akurat menggambarkan transaksi entitas pelaporan dan menyediakan jaminan yang
cukup bahwa transaksi dicatat sesuai dengan cara yang akan mengijinkan penyusunan
laporan keuangan sesuai dengan buku petunjuk teknis; auditor juga harus mengungkapkan
setiap kelemahan yang material dalam pengendalian internal yang mereka temui selama
audit.

3. Pemeriksaan perusahaan CPA PCAOB akan melaksanakan review kualitas tahunan atas
perusahaan CPA yang mengaudit laporan keuangan terhadap lebih dari 100 entitas yang
diperdagangkan secara publik. Perusahaan lain mengalami proses reviev/inspeksi ini setiap
tiga tahun. SEC dan/atau PCAOB setiap waktu dapat memerintahkan inspeksi khusus
terhadap setiap perusahaan.
4. Pembuatan standar akuntansi SEC diberikan otoritas untuk mengakui sebagai prinsip
akuntansi yang diterima secara umum standar yang dibuat oleh badan penyusunan standar
yang sesuai dengan sema kriteria dalam undang-undang Sarbanes-Oxley, yang termasuk
persyaratan bahwa badan penyusunan standar :
a. Merupakan entitas swasta
b. Dipimpin oleh dewan pengawas atau badan serupa, mayoritas tidak atau telah tidak
tergabung dalam suatu perusahaan CPA selama periode dua tahun terakhir sebelum
bergabung dalam dewan pengawas ini.
c.

Didanai dengan cara yang serupa dengan PCAOB, melalui iuran yang dikumpulkan
dari perusahaan CPA dan anggota lainnya.

d. Mengadopsi prosedur untuk menjamin kecepatan mengingat perubahan terhadap


prinsip akuntansi dengan suara mayoritas. Pada waktu mengadopsi standar harus
mempertimbangkan kebutuhan untuk menjaga kemutakhiran standar dan tingkat
yang sesuai dimana penyatuan standar internasional diperlukan.
5. Penggambaran jasa yang terlarang ketetapan mengatur bahwa merupakan suatu tindakan
melanggar hukum bagi perusahaan CPA menyediakan jasa selain audit kepada entitas
pelaporan bersamaan dengan audit laporan keuangannya. Jasa yang dilarang termasuk juga
yang berikut :
a. Pembukuan atau jasa lainnya yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi atau
laporan keuangan entitas pelaporan.
b. Membuat design/implementasi sistem informasi keuangan.
c.

Jasa penilaian atau penaksiran, pendapat kewajaran, atau memberikan kontribusi


yang berkaitan dalam laporan.

d. Jasa aktuaria
e. Jasa outsourcing audit internal.
f.

Fungsi manajemen atau sumber daya manusia.

g. Broker/dealer, penasihat investor, atau jasa bankir investasi


h. Jasa hukum dan jasa ahli yang tidak berhubungan dengan audit, atau jasa lainnya
yang tidak diizinkan oleh dewan.
Undang-undang ini mengizinan dewan, berdasarkan kasus-per-kasus, membuat suatu
pengecualian terhadap larangan ini, subjek review SEC, dan tidak melanggar hukum
menyediakan jasa selain audit (tidak dilarang) jika jasa tersebut telah disetujui terlebih dahulu
oleh komite audit. Komite audit harus mengungkapkan kepada investor dalam laporan
periodik keputusan sampat pra persetujuan terhadap jasa tersebut. Persyaratan
prapersetujuan dicabut jika jumlah agregat komisi untuk semua jasa yang diberikan

menghasilkan kurang dari 5% dari jumlah total pendapatan yang dibayarkan oleh penerbit
kepada perusahaan yang mengaudit.
6. Pelarangan dalam undang-undang yang mempengaruhi pelaksanaan sebuah audit. Undangundang mengatur bahwa merupakan tindakan melawan hukum bagi setiap karyawan,
direktur, suatu entitas, dengan curang mempengaruhi, memaksa, memanipulasi, atau menipu
seorang CPA dalam melaksanakan suatu audit.
7. Mensyaratkan pengungkapan tertentu setiap laporan keuangan harus menggambarkan
semua koreksi penyesuaian yang bersifat material yang dianggap penting oleh seorang CPA.
Setiap laporan kuangan tahunan atau kwartalan harus mengungkapkan semua kesalahan
yang material transaksi dalam neraca dan hubungan lainnya dengan entitas yang tidak
dikonsolidasikan yang mungkin mempunyai efek sekarang atau masa depan yang material
terhadap kondisi keuangan entitas. SEC akan mengeluarkan peraturan yang mengatur
bahwa informasi keuangan pro-forma harus disajikan dengan cara seperti seolah-olah tidak
memuat suatu pernyataan tidak benar atau menghilangkan fakta material yang dibutuhkan
agar informasi tidak menyesatkan.
8. Memerlukan pengesahan CEO dan CFO CEO dan CFO harus mengesahkan setiap
laporan tahunan dan kwartalan sebagai tanda mereka telah mereview laporan tersebut,
bahwa sepanjang pengetahuan mereka laporan tersebut tidak mengandung pernyataan yang
tidak benar atas fakta yang material atau menghilangkan fakta yang material, dan bahwa
sepanjang pengetahuan mereka, laporan keuangan dan informasi keuangan lainnya yang
termasuk dalam laporan secara wajar menyajikan kondisi keuangan dan hasil operasi si
penerbit laporan. Mereka juga harus memberi kesaksian bahwa mereka bertanggung jawab
membuat dan memelihara pengendalian internal, bahwa mereka telah merancang suatu
pengendalian untuk menjamin bahwa informasi yang material diketahui oleh mereka, bahwa
mereka telah menyajikan kesimpulan mereka tentang keefektifan pengendalian tersebut
dalam laporan, dan bahwa mereka telah mengungkapkan semuanya pada auditor luar dan
pada komite audit (1) semua kekurangan dalam rancangan atau pelaksanaan pengendalian
internal yang dapat menyebabkan kerugian pada kemampuan penerbit untuk mencatat,
memproses, meringkas, dan melaporkan data keuangan dan (2) setiap kecurangan yang
material maupun tidak, yang melibatkan karyawan yang memegang peranan penting dalam
pengendalian internal.
Section 404
Section 404 adalah salah satu ketetapan SOX yang paling kontroversial. Terdiri dari dua sub Section
404(a) dan 404(b). 404(a) meringkas tanggung jawab manajer menurut undang-undang, dan syarat
laporan tahunan termasuk laporan pengendalian internal oleh manajemen bahwa (1) mengakui
tanggung jawabnya untuk membuat dan memelihara pengendalian internal yang cukup terhadap
pelaporan keuangan dan (2) memuat penilaian keefektifan pengendalian internal terhadap pelaporan
keuangan pada akhir tahun fiskal terakhir. Juga diwajibkan eksekutif penting dan pejabat keuangan
untuk membuat sertifikasi kwartalan dan tahunan terhadap keefektifan pengendalian internal
terhadap pelaporan keuangan. Kelompak 404(b) meringkas tanggung jawab independensi auditor.
Mewajibkan auditor untuk melaporkan penilaian pengendalian internal yang dibuat oleh manajemen
dan juga membuat penilaian indenpenden secara terpisah terhadap pengendalia internal perusahaan
terhadap pelaporan keuangan.
Hasil dari ketetepan ini adalah mewajibkan auditor mengeluaran dua opini terpisah. Opini
pertama menyatakan apakah penilaian manajemen dinyatakan dengan wajar, dalam semua hal yang
material. Opini yang kedua mengindikasikan apakah menurut pandangan auditor, perusahaan
memelihara, dalam semua hal yang material, efektivitas pengendalian internal atas pelaporan
keuangan pada tanggal tertentu, berdasarkan kriteria pengendalian yang digunakan manajemen.

Ringkasnya, auditor melaporkan (1) apakah penilaian manajemen atas keefektifan pengendalian
internal sudah tepat, dan (2) apakah dia mempercayai bahwa perusahaan telah memelihara
pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan.
Biaya kepatuhan terhadap perundang-undangan ini dinilai terlalu besar oleh beberapa
kalangan. Menurut suatu studi, sejumlah $1,4 Trilyun bersih biaya. Jumlah ini diperoleh dengan suatu
perkiraan ekonometrik atas total hilangnya nilai pasar yang disebabkan oleh SOX. Rumus ini
mengukur biaya dikurangi keuntungan seperti yang diperlihatkan oleh pasar saham begitu aturan ini
diberlakukan. Studi Zhang dikritik dengan dasar bahwa tidak ada satu faktor pun dapat dianggap
sebagai penyebab perilaku pasar saham. Kritikannya mengemukakan bahwa semua tren pasar
saham sejak waktu diberlakukannya SOX dianggap akibat dari undang-undang ini, sementara
peningkatan pasar yang terjadi kemudian diabaikan. Walaupun demikian, suatu survey yang
dilakukan Financial Executives Institute di tahun 2005 mengestimasikan bahwa biaya total
perusahaan untuk tahun pertama pelaksanaan undang-undang SOX rata-rata $4,6 juta.
Ketetapan baru yang menekankan pada pentingnya pengendalian internal mempunyai
manfaat yang jelas; bagaimanapun, aturan standar yang menonjolkan pengukuran pengendalian
internal adalah keuntungan yang diperoleh seharusnya melebihi dari biayanya. Beberapa kritik
terhadap SOX mempertahankan bahwa akibatnya biaya yang timbul akibat peraturan tersebut
melebihi manfaatnya bagi banyak perusahaan. SOX efektif bagi perusahaan untuk batas percepatan
arsip (memiliki kapitalisasi pasar saham diatas $75 juta dan memasukkan laporan pada SEC) untuk
tahun fiskal yang berakhir pada atau setelah 15 Desember 2004; akibatnya, 31 Desember 2004
adalah tanggal filing bagi kebanyakan perusahan ini. Perusahaan yang tidak memenuhi batas
percepatan arsip awalnya diwajibkan mematuhi ketetapan SOX sampai periode fiskal yang berakhir
pada atau setelah 15 juli 2006.
Studi baru-baru ini mengindikasikan bahwa biaya audit untuk memenuhi batas percepatan
arsip meningkat rata-rata sebesar 65% pada tahun pertama SOX efektif dan 0.9% pada tahun kedua.
Peningkatan biaya ini ditemukan mengakibatkan penurunan penghasilan rata-rata 0.5% selama tahun
pertama pelaksanaan. Analisis serupa tampaknya menyebabkan SEC meninjau kembali
permasalahan. Mei 2006, SEC mengumumkan niatnya untuk mengambil rangkaian tindakan untuk
meningkatkan pelaksanaan Section 404 SOX, dan dalam Desember 2006, memperpanjang tanggal
pelaksanaan dengan arsip non akselerasi sampat akhir tahun fiskal pada atau setelah 15 Desember
2007.
Tanggung Jawab Etika
Dari sudut pandang filosofi, studi penelitian etis dan analisis penilaian moral, pilihan, dan standar, dan
pertanyaan : Bagaimana seharusnya saya bertindak? Karenanya penilaian nilai moral masyarakat
dan dasar untuk pemilihan kepercayaan moral dan standar membutuhkan analisis yang lebih
komprehensif dari data yang didapat dari disiplin ilmu lainnya. Contohnya, perbedaan antara ilmu
pengetahuan dan filosofi. Ketika bertindak dalam kapasitas profesional, ilmuwan tidak merasa penting
untuk melalui penilaian nilai untuk pekerjaannya. Faktanya, ilmuwan dapat menolak bertanggung
jawab atas penggunaan penemuannya, seperti dalam kasus senjata biologi dan nuklir.
Bagaimanapun juga filosof melakukan evaluasi dan melewati penilaian moral pada pekerjaan
ilmuwan, karena tujuan filosofi adalah mengevaluasi semua aspek karakter manusia, tingkah laku,
dan pengalaman. Begitu juga ilmuwan (dan juga akuntan), sebagai seorang pemikir, diminta juga
membuat penilaian nilai sehubungan dengan pekerjaannya dan konsekuensinya.
Istilah etika dan moral tidak biasanya ditukar. Biasanya etika (berasal dari bahasa Yunani
elhike ilmu yang mempelajari karakter) adalah studi tentang masalah moral, dimana moral (berasal
dari bahasa Yunani mores adat dan kebiasaan) adalah standar yang diamati individual dalam
tingkah laku harian mereka. Kalangan profesi, termasuk akuntansi, menetapkan pengecualian untuk
aturan umum ini. Hukum perilaku profesional mencerminkan standar minimum bagi praktek profesi.

Pelanggaran standar ini membuat seorang profesional tidak etis. Bagi seorang awam, pelanggaran
atas kode etiknya menjadikan seseorang tidak bermoral.
Filosofi etika peradaban barat sebagian besar didasarkan pada konsep asas manfaat
(utilitarianism), kebahagiaan terbesar dari jumlah terbesar, seperti yang didefinisikan oleh John Stuart
Mill. Etika profesional bagi akuntan menentukan tanggung jawab yang jauh melebihi penduduk biasa.
Tanggung jawab khusus bagi akuntan kepada masyarakat dirangkum oleh Chief Justice Warren
Burger. Untuk memenuhi tanggung jawab ini akuntan diminta untuk mempertahankan standar etika
perilaku profesional yang tinggi. Masyarakat telah mengakui banyak otonomi profesi termasuk
peraturan sendiri, sebagai penghargaan. Sebagai balasannya profesi ini harus menerima tanggung
jawab untuk memajukan perilaku etis diantara anggotanya, atau pembuat kebijakan publik dapat
bereaksi dengan mengurangi atau mencabut peraturan sendiri dan otonomi yang ada. Perilaku etis
akuntan, berdasarkan konsep utilitarianisme, harus memasukkan pertimbangan atas semua akibat
yang mungkin dari keputusan profesional untuk semua individu atau kelompok yang dipengaruhi oleh
suatu keputusan. Diantara individu atau kelompok ini adalah pemegang saham potensial dan yang
sebenarnya, kreditor, pemasok, pelanggan, karyawan, dan masyarakat secara keseluruhan.
Praktek profesional akuntansi dikarakteristikkan oleh ketidakpastian yang dapat menciptakan
dilema dalam etika. Loeb telah mengidentifikasikan beberapa masalah etika penting atau dilema yang
dapat mengkonfrontasikan individu akuntan dan perusahaan akuntansi.
1. Independensi Konsep independensi mensyaratkan pemisahan penuh kepentingan bisnis
dan keuangan akuntan publik dari klien perusahaan. Sehingga auditor harus bekerja sesuai
aturan seorang pengamat yang tidak berat sebelah menjalankan fungsi anjing penjaga
(watchdog) publik. Bagaimana perusahaan membuat kebijakan untuk menjamin
dijalankannya fungsi ini?
2. Ruang lingkup jasa Apakah jasa lainnya (misalnya, konsultasi, pengaturan pengembalian
pajak, nasihat perpajakan) cocok dengan audit keuangan? Pada saat apa auditor kehilangan
independensinya dengan memberikan jasa non audit kepada seorang klien?
3. Kerahasiaan Kapan fungsi watchdog publik auditor bentrok dengan kewajibannya untuk
menyimpan kerahasiaan kegiatan klien?
4. Pengembangan praktek pencabutan peraturan yang melarang periklanan (dibahas
kemudian di bab ini) mengijinkan kebebasan yang besar; bagaimanapun, suatu iklan tidak
boleh menyesatkan atau tidak benar. Bagaimana perusahaan membuat kebijakan untuk
mencerminkan sifat dan tingkat pengembangan kegiatan prakte
5. Perbedaan dalam masalah akuntansi Bagaimana perusahaan akuntansi publik membuat
kebijakan untuk mengatasi situasi dimana suatu perusahaan meminta membukukan suatu
transaksi dengan cara yang tidak dapat dipercaya dapat diterima oleh perusahaan? (dalam
situasi ini perusahaan mungkin mengancam untuk memecat auditor dan mencari perusahaan
akuntansi publik yang akan setuju dengan posisi manajemen dalam masalah akuntansi. Ini
dinamakan opinion shopping (beli opini))
Keputusan atas dilema etika dapat ditolong melalui analisis kerangka kerja. Tujuan kerangka
kerja seperti itu adalah membantu mengidentifikasikan masalah etika dan memutuskan arah tindakan
yang tepat. Sebagai contoh, berikut enam langkah pendekatan yang dapat digunakan :
1. Kumpulkan fakta yang relevan.
2. Identifikasikan masalah etika.
3. Tentukan individu atau kelompok yang dipengaruhi oleh dilema.

4. Identifikasi kemungkinan solusi alternatif.


5. Tentukan bagaimana individu atau kelompo dipengaruhi oleh solusi alternatif tersebut.
6. Putuskan tindakan yang tepat.
Aspek lainnya dari masalah etika adalah pertanyaan etika legal. Yaitu jika suatu tindakan tertentu
adalah sah, apakah secara otomatis membuatnya menjadi etis? Jawaban jelas atas pertanyaan ini
adalah tidak, perbudakan dulu pernah sah di Amerika Serikat. Faktanya, ada dugaan dalam
masyarakat kita bahwa perilaku etis seharusnya berada di level yang lebih tinggi dari perilaku legal.
Karenanya, perbuatan yang konsisten dengan standar etika yang sekarang tapi tidak konsisten
dengan standar hukum sekarang dapat menunjukkan perlunya merubah standar legal yang tidak
beretika. Contohnya, ingat tentang masalah diskriminasi seksual dan ras. Beberapa tahun yang lalu,
perusahaan akuntansi publik tidak mempekerjakan wanita maupun ras minoritas. Berbagai macam
aksi melalui masyarakat, termasuk beberapa yang melanggar hukum, membantu menghilangkan
praktek ini sampai pada hari ini lebih dari 50% karyawan baru perusahaan akuntansi publik besar
adalah wanita; dan profesi dan perusahaan akuntansi publik sekarang menarik berbagai kegiatan
untuk mendorong ras minoritas untuk memilih akuntansi sebagai karir.

Hukum Perilaku Profesional


Akuntan, sebagai profesional, diharapkan mempertahankan tingkat perilaku etis yang
melebihi hukum masyarakat. Alasannya adalah kebutuhan akan kepercayaan publik atas kualitas
jasa yang diberikan oleh profesi, tanpa menghiraukan jasa yang diberikan secara individual.
Kepercayaan publik akan kualitas jasa profesional bertambah ketika profesi tersebut mendorong
standar kinerja yang tinggi dan perilaku etis oleh anggotanya.
Selama bertahun-tahun, AICPA mewakili dirinya sendiri sebagai suatu badan profesional etis
tertarik mempraktekkan suatu seni daripada ilmu pengetahuan. Akuntansi telah dilihat oleh
masyarakat, dengan cara yang sama dengan profesi medis dan hukum, yang lebih dipengaruhi oleh
motif pelayanan daripada motif keuntungan. Sebagai seni, sifat penilaian akuntansi mencegah
seperangkat aturan yang seragam berlaku untuk semua situasi; karenanya dasar dari profesi tidak
bertumpu pada standarisasi dan peraturan namun pada perilaku etis.
Sebagai usaha untuk memperkuat pandangan masyarakat ini, profesi akuntansi di Amerika
Serikat telah mempunyai beberapa bentuk hukum perilaku profesional sejak awal abad ke dua puluh.
Hukum awalnya, yang merupakan bagian anggaran rumah tangganya American Association of
Professional Accountants (AAPA), pendahulu AICPA, dipublikasikan tahun 1905 dan memuat hanya
dua aturan. Pertama melarang anggotanya memberikan ijin kepada yang bukan anggota untuk
praktek atas namanya, dengan demikian mewajibkan seluruh anggota perusahaan, bukan hanya
partner saja, untuk bergabung dalam AAPA. Aturan kedua melarang pembayaran atas penyerahan
ongkos (fee), sekarang umumnya dikenal sebagai kickbacks. Ruang lingkup yang terbatas pada
hukum versi sebelumnya didasarkan pada kepercayaan bahwa hukum tertulis tidak dapat dan
seharusnya tidak dianggap sebagai perwakilan penuh dari kewajiban moral tanggung jawab
akuntansi pada masyarakat.
Laporan komite yang dikenal sebagai Laporan Anderson, mengindikasikan bahwa kinerja yang
efektif harus memenuhi enam kriteria :
1. Menjaga kepentingan publik.
2. Mengakui aturan terpenting CPA dalam proses pelaporan keuangan.

3. Membantu menjamin kualitas pekerjaan dan menghilangkan pekerjaan substandar.


4. Membantu menjamin objektivitas dan integritas dalam pelayanan publik.
5. Mempertinggi reputasi dan kredibilitas CPA.
6. Menyediakan panduan pelaksanaan yang tepat.
Anggota AICPA menerima rekomendasi Laporan Anderson dan mengubah hukum perilaku
profesional di tahun 1998. Hukum ini searan terdiri dari 4 kelompok :

Prinsip/Aturan Pokok Standar perilaku etis dinyatakan dalam bentuk filosofi

Aturan Perilaku Standar minimum perilaku etis

Interpretasi interpretasi aturan oleh Divisi Etika Profesional AICPA .

Putusan Etika menerbitkan penjelasan dan jawaban atas pertanyaan tentang aturan yang
diajukan pada AICPA oleh praktisi akuntan dan yang lainnya yang tertarik dengan persyaratan
etika.

Kedua kelompok pertama dari hukum perilaku profesional terdiri dari pernyataan umum yang
menekankan aktivitas positif yang mendorong tingkat kinerja yang tinggi (prinsip) dan tingkat kinerja
minimum yang harus dipertahankan (aturan). Akibatnya, secara implisit hukum perilaku profesional
mengharapkan CPA akan tetap karena aturan memenuhi tingkat minimum dan berusaha mencapai
prinsip yaitu tingkat maksimal. Enam prinsip etika berikut, yang tidak dilaksanakan, termuat dalam
hukum perilaku profesional :
1. Tanggung Jawab Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, anggota
harus melaksanakan penilaian profesional dan moral yang sensitif dalam setiap aktivitas
mereka.
2. Kepentingan Publik Anggota harus menerima kewajiban untuk bertindak dengan cara yang
melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan mendemonstrasikan
komitmen terhadap profesionalisme.
3. Integritas Untuk mempertahankan dan memperluas kepercayaan publik, anggota harus
menjalankan semua tanggung jawab profesional dengan integritas tertinggi.
4. Objektivitas dan Independensi Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan bebas
dari konflik kepentingan dalam pelaksanaan tanggung jawab profesional. Seorang anggota
dalam praktik publik harus indenpenden dalam kenyataan dan bentuk ketika menjalankan
audit dan jasa atetasi lainnya.
5. Due Care Seorang anggota harus mempelajari teknis profesi dan standar etika, berusaha
terus untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas jasa, melaksanakan tanggung jawab
profesional dengan kemampuan terbaiknya.
6. Ruang lingkup dan sifat jasa Seorang anggota praktik publik harus mempelajari hukum
perilaku profesional dalam menentukan ruang lingkup dan sifat jasa yang akan diberikan.
Aturan pokok, yang berorientasi pada tujuan, juga menyediakan kerangka kerja bagi peraturan, yang
mewakili ketetapan hukum yang dapat dilaksanakan. Aturan ini mengatur masalah seperti
independensi, integritas, dan objektivitas; kepatuhan terhadap standar praktek; kerahasiaan informasi
klien; periklanan; dan biaya kontijensi dan komisi. Kemudian, beberapa aturan ini diminta untuk
dilepaskan karena persetujuan keputusan antara AICPA dan Federal Trade Commissions berasal dari

tuntutan pengekangan perdagangan yang adil. Contohnya, perusahaan CPA sekarang dapat
menerima biaya kontijensi dari klien non atestasi, dan periklanan oleh CPA sekarang diperbolehkan.
Kebutuhan interpretasi atas hukum perilaku profesional timbul ketika individu atau
perusahaan memiliki pertanyaan tentang fakta hukum. Putusan etis adalah penjelasan yang
berhubungan dengan situasi kenyataan spesifik. Interpretasi ini telah dipublikasikan dalam bentuk
pertanyaan dan jawaban. Rincian review interpretasi dan putusan etis diluar ruang lingkup
pembahasan buku ini.
Sebagai rangkuman, dua dekade terakhir telah membawa maju pertanyaan dari beberapa
kritikan berhubungan dengan perilaku etis profesional akuntan. Kalangan profesional telah merespon
dengan lebih jauh mencerminkan tanggung jawabnya dan berusaha mempersempit celah ekspektasi.
Skandal akuntansi pada awal dekade menghasilkan pandangan yang kurang baik terhadap kalangan
profesi; namun, polling yang dilakukan gallup tahun 2003 menemukan gambaran profesi telah
dipulihkan. Menurut analisis polling, profesi yang imagenya telah naik jika dibandingkan dengan tahun
lalu adalah akuntansi. Peringkatnya meningkat dari peringkat bersih 0% (misalnya banyaknya orang
yang memberikan peringkat negatif sama dengan yang positif) menjadi +31%. Namun profesi tetap
belum kembali pada peringkat +39% seperti yang diperoleh tahun 2001, sebelum skandal Enron dan
lainnya membawa cahaya negatif pada perusahaan akuntansi berperan dalam perusahaan ini
berdalih pelanggaran/kejahatan. Namun profesi akuntansi harus berusaha untuk meningkatkan
pandangan ini, dan hukum perilaku profesional harus dipandang sebagai titik mulai dalam
menentukan perilaku etis profesional akuntan. Mungkin juga perlu untuk memeriksa kembali masalah
ruang lingkup jasa karena ini sama dengan yang dideteksi polling Gallup banyak yang khawatir
terhadap berbagai jasa yang ditawarka oleh perusahaan CPA pada klien yang sama. Masalah ini dan
yang lainnya yang menyusahkan publik harus dapat diselesaikan agar akuntansi dapat terus
menjalankan fungsi publiknya sebagai watchdog dengan cara yang dapat diterima masyarakat.
Standar Akuntansi Internasional
Standar IASB yang mengatur kewajiban pengungkapan dan tanggung jawab etis adalah IAS
No. 1, Penyajian Laporan Keuangan. Pernyataan ini menggantikan IAS No. 1, yang awalnya
berjudul Pengungkapan Kebijakan Akuntansi (sama seperti IAS No.5 dan 13). Ketentuan ini
mewajibkan perusahaan untuk menyajikan pernyataan menutup setiap item pendapatan,
pengeluaran, keuntungan, atau kerugian yang diwajibkan standar lain untuk disajikan langsung dalam
ekuitas dan total item ini. Ketetapan ini juga mewajibkan catatan atas laporan keuangan menyajikan
informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi khusus yang dipilih,
mengungkapkan semua informasi lainnya yang diminta oleh standar IASC yang belum tersajikan
dalam laporan keuangan, dan memberikan semua informasi lainnya yang diperlukan bagi penyajian
adil.
IASB juga mengatur pelaporan keuangan sementara dalam IAS No. 34, Pelaporan
Keuangan Sementara. Ketentuan ini mendefinisikan isi minimum dari laporan keuanga sementara,
memberikan panduan penyajian dan pengukuran, dan mendefinisikan prinsip pengakuan dan
pengukuran yang harus diikuti dalam penyajian laporan keuangan sementara. IASB sampai pada
kesimpulan bahwa keputusan untuk mempublikasikan dan frekuensi pelaporan adalah hal yang lebih
baik diserahkan untuk diputuskan oleh undang-undang nasional.
Unsur minimum dari laporan keuangan sementara didefinisikan sebagai ringkasan neraca,
ringkasan laporan keuangan, ringkasan laporan arus kas, ringkasan laporan perubahan pemegang
saham, dan semua catatan kaki yang diperlukan untuk memahami laporan keuangan. IAS No.34
mewajibkan perusahaan untuk menggunakan prinsip akuntansi yang sama dalam laporan keuangan
sementara yang digunakan dalam laporan tahunan dan mengadopsi pandangan utuh atas laporan
keuangan sementara.

Anda mungkin juga menyukai