Anda di halaman 1dari 8

PRESERVASI JALAN

Berikut definisi preservasi jalan menurut para ahli dan instansi :


Tindakan pro-aktif untuk mempertahankan jalan pada fungsinya yang
mampu memberikan jaminan terhadap perpanjangan umur jalan. Agah &
Rarasati (2010).
preventive maintenance is a planned strategy of cost-effective
treatments that preserve and maintain or improves a roadway system and
retard deterioration without substantially increasing structural capacity.
Galehouse, et al (2003 : AASHTO)
Preservasi Jaringan Jalan terdiri dari tiga komponen utama, yaitu :
pemeliharaan preventif, rehabilitasi minor dan pemeliharaan rutin. Jones
(2007).

all activities undertaken to provide and maintain serviceable roadways;


which are include corrective and preventive maintenance as well as minor
rehabilitation projects. FHWA (1999)
Perbedaan jelas antara preservasi dan pembangunan & rehabilitasi :
pengembalian fungsi dari kondisi eksisting sistem jaringan jalan dan
memperpanjang umur layanan TANPA meningkatkan kapasitas ataupun
kekuatannya. FWA (2006)
Preservasi jalan juga memiliki aspek legal, berikut daftarnya
UU 38/2004 tentang Jalan, terkait dengan persyaratan uji laik fungsi
jalan
UU 22/2009 tentang LLAJ, terkait dengan :
o Persyaratan uji laik fungsi jalan
o Kegiatan preservasi jalan untuk mempertahankan kondisi jalan
o Dana preservasi jalan
PP 34/2006 tentang Jalan, terkait dengan persyaratan uji laik fungsi
jalan
Benefit yang didapatkan dari usaha preservasi jalan dapat digambarkan dalam
diagram berikut ini

Conventional overlay, biaya

Dapat dilihat bahwa dengan upaya preservasi jalan maka dapat saving hingga 30
% dibandingkan dengan upaya overlay. Keuntungan lain bahwa biaya
penanganan jalan pada saat tingkat pelayanannya rendah akan 5 kali lebih besar
daripada biaya pemeliharaan jalan pada saat masih optimum pada tingkat
operasional.

METODE PRESERVASI JALAN


1. Crack Seals

Crack seals adalah salah satu metode preservasi jalan yang dilakukan
dengan cara mengisi retakan pada perkerasan dengan adhesive sealant,
yang biasanya terdiri dari aspal atau aspal emulsi yang dicampur dengan

air. Metode ini biasanya dilakukan pada kerusakan berupa retakan yang
tidak disebabkan akibat beban lalulintas. Metode ini dapat membantu
mencegah menurunnya kondisi perkerasan akibat menyebarnya retakan.
Metode ini dapat mencegah infiltrasi air ke struktur perkerasan di
bawahnya.

Metode crack seals yang sebenarnya adalah bukan sekedar menambal


retakan dengan material pengisi, namun didahului dengan membersihkan
retakan tersebut dari debu atau serpihan lainnya dan membuat semacam
reservoir untuk material pengisi tersebut. Crack seals dinilai efektif untuk
retakan horisontal.

2. Fog Seals

Fog Seals adalah metode sederhana yaitu berupa aspal emulsi yang
diaplikasikan diatas permukaan perkerasan. Lapisan ini diharapkan dapat
memperbaharui permukaan perkerasan lama yang sudah mengalami
keausan akibat cuaca maupun beban. Metode ini dapat membantu untuk
menutup retakan dan lubang kecil yang terdapat pada perkerasan lama,
namun metode ini menjadi kurang efektif apabila kerusakan perkerasan
sudah parah dan meluas.

3. Slurry Seals

Slurry seals adalah campuran antara aspal dengan agregat halus


bergradasi baik. Metode slurry seals ini biasanya dilakukan pada
perkerasan yang masih baik namun sudah mulai menunjukkan tandatanda keausan.
Metode ini dapat membantu meningkatkan skid resistance dan
mengembalikan keseragaman tekstur permukaan serta menutup retakanretakan dan mencegah intrusi dan infiltrasi air ke dalam struktur
perkerasan di bawahnya.

4. Sand Seals
Seperti pada slurry seals, metode ini menggunakan aspal emulsi dan
agregat halus atau pasir, namun aspal emulsi dan agregat halus tidak
dicampur terlebih dahulu, melainkan aspal emulusi disemprotkan terlebih
dahulu lalu dihamparkan agregat halus atau pasir atasnya dilanjutkan
dengan penggilasan dengan pneumatic tire roller sehingga agregat halus

dan aspal emulsi dapat tercampur sempurna. Metode ini efektif untuk
menyegel lapis permukaan perkerasan dan memberikan skid resistance.

5. Scrub Seals

Material yang digunakan untuk metode ini kurang lebih sama dengan yang
digunakan pada metode sand seals, yaitu aspal emulsi dan agregat halus.
Yang membedakan metode ini dengan sand seals adalah setelah dilakukan
penyemprotan aspal emulsi akan dilakukan semacam penyapuan agar
aspal emulsi tersebut dapat mengisi retakan-retakan halus dengan
sempurna dilanjurkan dengan penghamparan agregat halus lalu dilakukan
penyapuan lagi agar agregat halus tadi dapat bercampur dengan aspal
emulsi yang mengisi celah dan retakan pada perkerasan lama.

6. Chip Seals

Metode ini terdiri atas dua tahapan yaitu proses penyemprotan aspal
emulsi dilanjutkan dengan penghamparan agregat kasar. Aspal emulsi
yang digunakan disini viskositasnya relatif tinggi agar agregat kasar bisa
terikat sempurna. Agregat yang digunakan harus seragam gradasinya.
Setalah dua tahap diatas maka dilanjutkan dengan pemadatan dengan
pneumatic tire roller. Metode ini berguna untuk meningkatkan kekasaran
permukaan jalan dan untuk menutup retakan-retakan yang bukan
disebabkan oleh beban kendaraan. Pada jalanan yang volum lalulintasnya
rendah, chip seals dapat digunakan sebagai wearing course.

Metode ini juga bisa digunakan secara berlapis-lapis. Chip seals yang
biasa hanya menggunakan satu lapis aspal pengikat dan satu lapis
agregat kasar, sedangkan chip seals lapis ganda digunakan untuk
perbaikan perkerasan yang diharapkan umur pakainya lebih lama.

Pada chip seals lapis ganda, setelah lapis pertama selesai dipadatkan,
dilakukan penyemprotan aspal emulsi lagi dan dilanjutkan dengan
penghamparan agregat yang gradasinya sekitar setengah kali ukuran
agregat pada lapis pertama.

7. Sandwich Seals

Metode ini mirip dengan metode Chip Seals dua lapis, sesuai dengan
namanya, aspal emulsi diletakan diantara dua lapisan agregat kasar, yang
membedakan dengan chip seals lapis ganda adalah pada lapisan agregat
kasar pertama tidak dilakukan penyemprotan aspal emulsi sebelumnya.
Metode ini digunakan pada perkerasan yang menunjukkan gejala bleeding
dan flushing.

8. Cape Seals

Metode ini merupakan gabungan antara dua metode yaitu Chip seals dan
Slurry seals. Yang pertama dilakukan adalah Chip seals, setelah beberapa
hari atau pekan, dilakukan Slurry seals. Cara ini dapat meningkatkan
ikatan antara agregat kasar dengan aspal dan mencegah lepasnya
agregat. Cape seals ini dapat menciptakan wearing surface baru dan lebih
dapat mempertahankan kondisi perkerasan dibandingkan dengan metodemetode lain yang dilakukan tanpa dilakukan kombinasi. Cara ini efektif
untuk merawat jalan yang memiliki kerusakan-kerusakan ringan. Metode
ini tetap lebih murah daripada overlay.

9. Teknologi Fibermat
kombinasi antara polymer dengan emulsi aspal modifikasi, helai seratkaca
(fiberglass strand), dan agregat yang menciptakan lapisan yang menyerap
tegangan dan menutup retak.

Aplikasi fiber dicampur dengan aspal emulsi pada jalan

Penghamparan fiber di atas aspal emulsi


Berikut tabel yang menguraikan kelebihan dalam penggunaan fibermat :

Pemilihan metode preservasi ini hendaknya didasarkan pada kondisi alam


sekitar dan lalulintas, usia dan kondisi perkerasan, dll. Pada beberapa kasus,
mengkombinasikan beberapa metode dapat menghasilkan wujud preservasi
jalan yang lebih baik, karena kelebihan dari setiap metode bisa didapatkan.
Berikut sedikit gambaran uraian mengenai jenis kerusakan jalan dan metode
preservasi yang bisa diambil.
Fibermat :
kategori rusak ringan-berat, VLHR kategori tinggi, cuaca sering hujan,
teknologi geotextile paving fabric sebagai adhesive interface antara
permukaan perkerasan lama dan lapis perkerasan baru (overlay).
Slurry Seal :
kategori rusak sedang-ringan, VLHR kategori sedang, cuaca baik, teknologi
penutupan celah atau saluran cracking agar tidak menambah kerusakan
lainnya, seperti surface cracking (early longitudinal, hairline), raveling,
polishing, dan pothole base repaired patch.
Crack Sealing :

kategori baik-sedang, VLHR kategori rendah-sedang, cuaca baik, teknologi


microsurfacing agar kondisi kemantapan jalan dapat dipertahankan dari
pengaruh berbagai bentuk cracking.

Chip Seal :
kategori baik-sedang, VLHR kategori rendah-sedang, cuaca baik, teknologi
microsurfacing agar kondisi kemantapan jalan dapat dipertahankan dari
pengaruh aged pavement, water proving, polished aggregate.

Anda mungkin juga menyukai