Dapat dilihat bahwa dengan upaya preservasi jalan maka dapat saving hingga 30
% dibandingkan dengan upaya overlay. Keuntungan lain bahwa biaya
penanganan jalan pada saat tingkat pelayanannya rendah akan 5 kali lebih besar
daripada biaya pemeliharaan jalan pada saat masih optimum pada tingkat
operasional.
Crack seals adalah salah satu metode preservasi jalan yang dilakukan
dengan cara mengisi retakan pada perkerasan dengan adhesive sealant,
yang biasanya terdiri dari aspal atau aspal emulsi yang dicampur dengan
air. Metode ini biasanya dilakukan pada kerusakan berupa retakan yang
tidak disebabkan akibat beban lalulintas. Metode ini dapat membantu
mencegah menurunnya kondisi perkerasan akibat menyebarnya retakan.
Metode ini dapat mencegah infiltrasi air ke struktur perkerasan di
bawahnya.
2. Fog Seals
Fog Seals adalah metode sederhana yaitu berupa aspal emulsi yang
diaplikasikan diatas permukaan perkerasan. Lapisan ini diharapkan dapat
memperbaharui permukaan perkerasan lama yang sudah mengalami
keausan akibat cuaca maupun beban. Metode ini dapat membantu untuk
menutup retakan dan lubang kecil yang terdapat pada perkerasan lama,
namun metode ini menjadi kurang efektif apabila kerusakan perkerasan
sudah parah dan meluas.
3. Slurry Seals
4. Sand Seals
Seperti pada slurry seals, metode ini menggunakan aspal emulsi dan
agregat halus atau pasir, namun aspal emulsi dan agregat halus tidak
dicampur terlebih dahulu, melainkan aspal emulusi disemprotkan terlebih
dahulu lalu dihamparkan agregat halus atau pasir atasnya dilanjutkan
dengan penggilasan dengan pneumatic tire roller sehingga agregat halus
dan aspal emulsi dapat tercampur sempurna. Metode ini efektif untuk
menyegel lapis permukaan perkerasan dan memberikan skid resistance.
5. Scrub Seals
Material yang digunakan untuk metode ini kurang lebih sama dengan yang
digunakan pada metode sand seals, yaitu aspal emulsi dan agregat halus.
Yang membedakan metode ini dengan sand seals adalah setelah dilakukan
penyemprotan aspal emulsi akan dilakukan semacam penyapuan agar
aspal emulsi tersebut dapat mengisi retakan-retakan halus dengan
sempurna dilanjurkan dengan penghamparan agregat halus lalu dilakukan
penyapuan lagi agar agregat halus tadi dapat bercampur dengan aspal
emulsi yang mengisi celah dan retakan pada perkerasan lama.
6. Chip Seals
Metode ini terdiri atas dua tahapan yaitu proses penyemprotan aspal
emulsi dilanjutkan dengan penghamparan agregat kasar. Aspal emulsi
yang digunakan disini viskositasnya relatif tinggi agar agregat kasar bisa
terikat sempurna. Agregat yang digunakan harus seragam gradasinya.
Setalah dua tahap diatas maka dilanjutkan dengan pemadatan dengan
pneumatic tire roller. Metode ini berguna untuk meningkatkan kekasaran
permukaan jalan dan untuk menutup retakan-retakan yang bukan
disebabkan oleh beban kendaraan. Pada jalanan yang volum lalulintasnya
rendah, chip seals dapat digunakan sebagai wearing course.
Metode ini juga bisa digunakan secara berlapis-lapis. Chip seals yang
biasa hanya menggunakan satu lapis aspal pengikat dan satu lapis
agregat kasar, sedangkan chip seals lapis ganda digunakan untuk
perbaikan perkerasan yang diharapkan umur pakainya lebih lama.
Pada chip seals lapis ganda, setelah lapis pertama selesai dipadatkan,
dilakukan penyemprotan aspal emulsi lagi dan dilanjutkan dengan
penghamparan agregat yang gradasinya sekitar setengah kali ukuran
agregat pada lapis pertama.
7. Sandwich Seals
Metode ini mirip dengan metode Chip Seals dua lapis, sesuai dengan
namanya, aspal emulsi diletakan diantara dua lapisan agregat kasar, yang
membedakan dengan chip seals lapis ganda adalah pada lapisan agregat
kasar pertama tidak dilakukan penyemprotan aspal emulsi sebelumnya.
Metode ini digunakan pada perkerasan yang menunjukkan gejala bleeding
dan flushing.
8. Cape Seals
Metode ini merupakan gabungan antara dua metode yaitu Chip seals dan
Slurry seals. Yang pertama dilakukan adalah Chip seals, setelah beberapa
hari atau pekan, dilakukan Slurry seals. Cara ini dapat meningkatkan
ikatan antara agregat kasar dengan aspal dan mencegah lepasnya
agregat. Cape seals ini dapat menciptakan wearing surface baru dan lebih
dapat mempertahankan kondisi perkerasan dibandingkan dengan metodemetode lain yang dilakukan tanpa dilakukan kombinasi. Cara ini efektif
untuk merawat jalan yang memiliki kerusakan-kerusakan ringan. Metode
ini tetap lebih murah daripada overlay.
9. Teknologi Fibermat
kombinasi antara polymer dengan emulsi aspal modifikasi, helai seratkaca
(fiberglass strand), dan agregat yang menciptakan lapisan yang menyerap
tegangan dan menutup retak.
Chip Seal :
kategori baik-sedang, VLHR kategori rendah-sedang, cuaca baik, teknologi
microsurfacing agar kondisi kemantapan jalan dapat dipertahankan dari
pengaruh aged pavement, water proving, polished aggregate.