Anda di halaman 1dari 8

PEDOMAN PENGADERAN

MAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015/2016
I.

Pendahuluan
MISEKTA sebagai organisasi kader/keprofesian diharapkan mampu menjadi alat

perjuangan mentransformasikan gagasan, guna mencapai tujuan organisasi yaitu


Terbinanya insan akademis yang berjiwa besar dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Dalam aktivitas keseharian, MISEKTA sebagai organisasi kader dan profesi
platformnya jelas dalam menyusun agenda, perlu mendekatkan diri pada realitas
masyarakat dan secara intens berusaha membangun proses dialektika secara
obyektif dalam pencapaian tujuan organisasinya.
Agar dapat mewujudkan cita-cita diatas, maka seharusnya proses ini harus
diarahkan pada pembentukan kader yang memiliki karakter, nilai dan kemampuan
yang berusaha melakukan transformasi watak dan kepribadian seorang manusia
utuh, sikap dan wawasan intelektual yang melahirkan kritisisme, serta orientasi
dan kemampuan profesionalisme. Oleh karena itu, untuk memberikan nilai tambah
yang optimal bagi proses pengembangan MISEKTA, maka ada tiga hal yang harus
diberi perhatian serius,
1. Rekruitmen kader (anggota). Dalam hal ini MISEKTA harus menentukan
prioritas rekruitmen calon kader dari mahasiswa jurusan sosial ekonomi
pertanian, yakni input kader yang memilki integritas pribadi, bersedia
melakukan peningkatan dan pengembangan yang terus menerus serta
berkelanjutan,

memiliki

orientasi

prestasi,

dan

memiliki

orientasi

leadership serta memiliki kemampuan untuk aktif dalam organisasi.


2. Proses Pengaderan yang dilakukan sangat ditentukan oleh kualitas peran
eksekutif,

dalam

hal

ini

Badan

Pengurus

Harian

(BPH)

sebagai

penanggungjawab Pengaderan, pelaksana pelatihan (Sterring Committee


dan

Organising

Commitee),

pedoman

pengaderan

dan

bahan

yang

dikomunikasikan serta fasilitas yang digunakan.


3. Iklim dan suasana yang dibangun harus kondusif bagi pertumbuhan dan
perkembangan kualitas anggota, yakni iklim yang menghargai prestasi
individu, mendorong gairah belajar dan bekerja keras, merangsang dialog
dan interaksi individu secara demokratis dan terbuka untuk membangun
sikap kritis yang menumbuhkan sikap dan pandangan visioner serta
menciptakan

media

untuk

merangsang

tumbuhnya

sensitifitas

dan

Pedoman Pengaderan
MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015

PEDOMAN PENGADERAN
MAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015/2016
kepedulian

terhadap

lingkungan

sosial-kultural

yang

mengalami

ketertindasan secara umum dan masyarakat pertanian khususnya.


Untuk

memberikan

panduan

yang

dilaksanakan

pada

setiap

proses

pengembangan MISEKTA, maka dipandang perlu untuk menyusun pedoman


pengaderan yang merupakan strategi besar dalam menjawab tantangan organisasi
yang sesuai dengan setting social dan budaya yang berlaku dalam konteks
zamannya.
II.

Landasan Pengaderan
Landasan Konstitusi
Sistem Pengaderan MISEKTA disusun berdasarkan :
Asas dan Landasan pada AD Bab II Pasal 4 dan 5
Tujuan, usaha, dan sifat pada AD Bab III Pasal 6,7, dan 8
Status, fungsi, dan peran pada AD Bab IV Pasal 9, 10, 11
Syarat status keanggotaan pada ART Bab II Pasal 2
GBHO MISEKTA
Landasan Sejarah
Mengacu pada sejarah terbentuknya MISEKTA, sebagai organisasi kader
(anggota) atau Keprofesian. Sejak berdirinya tanggal 17 September 1977.
Landasan Keilmuan
Mengacu pada keberadaan organisasi jurusan sosial ekonomi pertanian,
dalam hal ini keilmuan sosial ekonomi pertanian.
Landasan sosio-kultural
Berangkat dari Indonesia sebagai negara agraris, maka kultur pertanian telah
menjadi realitas dan sekaligus memperoleh legitimasi sosial dari bangsa
Indonesia yang pluralistik. Dengan demikian wacana kebangsaan di seluruh
aspek kehidupan ekonomi, politik, dan sosial budaya Indonesia mengakui
transformasi pembangunan pertanian. Pertanian mendapat tantangan deras
arus globalisasi telah menyeret bangsa dalam keterpurukan. Konsekuensi dari
realitas diatas adalah kaburnya batas-batas bangsa, sehingga cenderung
menghilangkan nilai-nilai kultural yang menjadi suatu ciri khas dari suatu
negara yang penuh dengan pluralisme budaya masyarakat agraris.
Pedoman Pengaderan
MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015

PEDOMAN PENGADERAN
MAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015/2016

III.

Pola Dasar Pengaderan


Pola dasar ini membuat garis besar keseluruhan tahapan yang harus ditempuh

oleh seorang anggota MISEKTA dalam proses pengembangannya, yakni sejak


rekruitmen kader (anggota), pembentukan

kader dan gambaran jalur-jalur

pengabdian kader (anggota).


Jenis-jenis Pengaderan MISEKTA :

Sosialisasi Almamater (SA)

Latihan Kepemimpinan dan Keprofesian Mahasiswa MISEKTA (LK2MMISEKTA)


Masa Perkenalan Profesi (Mapersi)

IV.

Pembentukan Kapasitas Kader (Anggota) MISEKTA


Pengertian Dasar

Kader adalah sekelompok orang (resources) yang terorganisir secara terus


menerus, menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar
(organizers), dan menjadikan konstitusi sebagai landasan gerak (norms).
Hal ini dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa:
1.

Seorang kader terbentuk dalam organisasi, mengenal aturan


organisasi Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), Garis
Besar Haluan Organisasi (GBHO), dan Rekomendasi (aturan-aturan
lainnya).

2.

Memiliki kemampuan sebagai tulang punggung organisasi dalam


hal ini aspek kualitas seorang kader.

3.

Memiliki landasan visi yang kuat dan perhatian serius dalam


merespon lingkungannya serta kemampuan membuat solusi terhadap
permasalahan yang dihadapi.

Pengaderan
Pengaderan adalah usaha organisasi yang dilakukan secara sadar dan
sistematis dengan menjadikan pedoman Pengaderan sebagai landasannya
guna membina kader yang tangguh.

Arah Pengaderan

Pedoman Pengaderan
MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015

PEDOMAN PENGADERAN
MAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015/2016
Arah dalam pengertian umum adalah petunjuk yang membimbing jalan
dalam bentuk bergerak menuju ke suatu tujuan. Arah juga dapat
diartikan sebagai pedoman yang dapat dijadikan patokan dalam
melakukan usaha yang sistematis untuk mencapai tujuan. Jadi, arah
Pengaderan adalah suatu pedoman yang dijadikan petunjuk sebagai
penuntun yang mengambarkan arah yang harus dituju dalam keseluruhan
proses Pengaderan MISEKTA.
V.

Metode Pelaksanaan Kurikulum


Kurikulum yang terdapat dalam pedoman merupakan penggambaran tentang

metode training. Oleh sebab itu penerapan dari kurikulum adalah erat hubungannya
dengan masalah-masalah yang menyangkut metode-metode yang dipergunakan
dalam training. Demikian pula materi training memiliki keterpaduan dan kesatuan
dengan metode yang ada dalam jenjang-jenjang training. Dalam hal ini untuk
penerapan kurikulum training perlu diperhatikan beberapa aspek.
a.

Penyusunan Jadwal Materi Training


Jadwal training adalah sesuatu yang merupakan gambaran tentang isi dan
bentuk-bentuk training. Oleh karena itu perumusan jadwal traininig
hendaknya perlu memperhatikan urutan-urutan tiap materi yang memiliki
korelasi dan tidak berdiri sendiri (tersistimatis). Materi dalam jadwal
training harus selalu disesuaikan dengan jenis dan jenjang training.
Dengan demikian materi yang disajikan terarah dan memiliki prioritas.

b.

Cara atau bentuk penyampaian materi-materi training


adalah gabungan antara ceramah, diskusi/dialog, dan simulasi.

c.

Adanya penyegaran kembali dalam gagasan-gagasan


peserta training (pelatihan), meskipun gagasan-gagasan dan problemproblem yang disajikan dalam forum belum sempurna atau belum adanya
penjelasan mendetail. Ini merupakan bentuk tugas dari

Sterring

Committee, dalam menjelaskan atau menyegarkan peserta dalam bentuk


pengantar-pengatar materi, dapat pula berupa games.
d.

Terciptanya kondisi-kondisi yang dinamis antara peserta


dalam forum pelatihan, karena biasanya masalah mendasar yang dihadapi

Pedoman Pengaderan
MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015

PEDOMAN PENGADERAN
MAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015/2016
adanya kenyataan-kenyataan bahwa individu (peserta) berasal dari
lingkungan yang berbeda.
e.

Indikator kelulusan diharapkan pelaksanaan Pengaderan


memperhatikan aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.

Stakeholders dalam pelatihan (Pengaderan):


1. Peserta pelatihan (Pengaderan)
2. Sterring Committee (perumus konsep)
3. Organizing Committee (panitia pelaksana)
4. Badan Pengurus Harian (BPH)
5. Badan Pengawas dan Pemeriksa (BAPPER)
6. Warga MISEKTA
7. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
8. Fakultas Pertanian
9. Universitas Hasanuddin
Penerapan Kurikulum
Kerangka Kurikulum Sosialisasi Almamater
Orientasi Training
Kontrak Belajar
Filsafat Pendidikan
Identitas Mahasiswa
Sejarah Pergerakan Mahasiswa
Mengenal Transisi Siswa Menuju Mahasiswa : Melihat Spirit Zaman Menuju
Perubahan Sosial (perspektif kemahasiswaan).
Pengenalan Lembaga :
- Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
- Struktur fungsional Lembaga MISEKTA (BPH, BAPPER, POPMASEPI)
Manajemen Konflik : Melihat Realitas Mewujudkan Kebersamaan
Renungan (Doktrin Lembaga)
Penetapan Kelulusan dan Pengukuhan Peserta
Follow Up
Kerangka Kurikulum LK2M :
Orientasi Training
Kontrak Belajar
Metode Persidangan
Retorika
Kerangka Berfikir
Filsafat ilmu
Keorganisasian (hakikat dan urgensi organisasi)
Dinamika organisasi : pendekatan R-O-N (Resources-Organisation-Norms)
Kepemimpinan
Manajemen
Analisis SWOT (Strong-Weaks-Opportunity-Thread)
Manajemen Perencanaan Strategi
Merancang proposal (Pengantar dalam merancang kegiatan Kelembagaan)
Pengukuhan peserta dan pengesahan status keanggotaan.
Pedoman Pengaderan
MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015

PEDOMAN PENGADERAN
MAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015/2016

Follow Up

Rujukan referensi ;
Anoraga Pandji dan Suyati Sri. 1995. Perilaku Korganisasian. Pustaka Jaya.
Jakarta
Bryson, M. John. 2001. Perencanaan Strategis : Bagi Organisasi Sosial. PT
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Covey, R. Sthephen. 1997. The Seven Habbits Of Highly Effective People (7
Kebiasaan Manusia Yang Sangat Efektif), Edisi Revisi. Binarupa Aksara.
Jakarta
Poedjawijatna. 1991. Tahu dan Pengetahuan : Pengantar ke Ilmu dan Filsafat.
Rineka Cipta. Jakarta.
Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Retorika Modern : Pendekatan Praktis. PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung
------------------------- 2004. Psikologi Komunikasi (Edisi revisi). PT. Remaja
Rosdakarya. Bandung
Rappar J. Hendrik. 1996. Pengantar Logika : Asas-Asas Penalaran Sistematis.
Kanisius. Yogyakarta.
Suriasumantri S. Jujun. 2003. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Pustaka
Sinar Harapan. Jakarta.(Edisi revisi)
Thoha, Miftah. 2000. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasi. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Referensi-referensi yang dianggap Relevan.
Kerangka Kurikulum Mapersi :
Pembekalan fisik
Mapersi Ruangan
PPAT
Dokumentasi lapangan
Mengenal Aspek Agroekosistem Sosial Ekonomi Pertanian; Lingkungan,
Masyarakat Pedesaan dan Masyarakat Pesisir.
Pemberdayaan Masyarakat (Civil Empowerment), dan pendekatanpendekatan teoritis dan teknis lapangan (mis; PRA, RRA, SAGA, dll)
Teknik Observasi
Pembekalan (sebelum turun lapangan)
Suplemen
Mapersi Lapangan
Pengabdian terhadap masyarakat
Cross Country (mengenal pos-pos)
Pembekalan mental
Doktrin Lembaga
Pengukuhan Peserta dan Pengesahan Status Keanggotaan.
Follow Up
Pedoman Pengaderan
MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015

PEDOMAN PENGADERAN
MAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015/2016

Skema Pengaderan

Landasan
Pengaderan
MISEKTA

Sosialisasi
Almamater

Follow Up

Proses Berjalan

FOLLOW
UP

LK2M

MAPERSI

Pedoman Pengaderan
MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015

PEDOMAN PENGADERAN
MAHASISWA PEMINAT SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015/2016

TOT
(Training Of Trainer)

Ditetapkan di
Pada Tanggal
Pukul

: Malino
:
Juni 2015
:
WITA

Presidium Sidang

MUH. ASWAR B

SYAFRUDIN

FAJRIANTI NOOR

Pedoman Pengaderan
MISEKTA Fakultas Pertanian UNHAS 2015

Anda mungkin juga menyukai