Anda di halaman 1dari 85

ANATOMI DAN

FISIOLOGI

Sistem perkemihan terdiri dari:


Dua

ginjal (ren) yang menghasilkan

urin,
Dua ureter yang membawa urin dari
ginjal ke vesika urinaria (kandung
kemih),
Satu vesika urinaria (VU), tempat
urin dikumpulkan, dan
Satu urethra, urin dikeluarkan dari
vesika urinaria.

Ginjal
terletak

pada dinding posterior


abdomen di belakang peritoneum
pada kedua sisi vertebra thorakalis
ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3.
Bentuk ginjal seperti biji kacang.
Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari
ginjal kiri, karena adanya lobus
hepatis dexter yang besar.

Fungsi ginjal adalah


a) memegang peranan penting
dalam pengeluaran zat-zat toksis
atau racun,
b) mempertahankan suasana
keseimbangan cairan,
c) mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan
tubuh, dan
d) mengeluarkan sisa-sisa
metabolisme akhir dari protein
ureum, kreatinin dan amoniak.

PEREDARAN DARAH
Ginjal mendapatkan darah dari aorta
abdominalis --- arteria renalis, --arteria interlobularis --- arteri
akuarta. ( a. interlobularis berada di
tepi ginjal bercabang --- arteriolae
aferen glomerulus yang masuk, dan
arteriolae eferen gromerulus yang
keluar, kemudian menjadi vena
renalis masuk ke vena cava inferior.

PERSYARAFAN
Ginjal

mendapatkan persarafan dari


fleksus renalis(vasomotor). Saraf ini
berfungsi untuk mengatur jumlah
darah yang masuk ke dalam ginjal,
saraf ini berjalan bersamaan dengan
pembuluh darah yang masuk ke
ginjal

Ureter
Terdiri

dari 2 saluran pipa masingmasing bersambung dari ginjal ke


vesika urinaria. Panjangnya 25-30
cm, dengan penampang 0,5 cm.
Ureter sebagian terletak pada rongga
abdomen dan sebagian lagi terletak
pada rongga pelvis.

Lapisan

dinding ureter terdiri dari:


1. Dinding luar jaringan ikat
(jaringan fibrosa)
2. Lapisan tengah lapisan otot polos
3. Lapisan sebelah dalam lapisan
mukosa
Lapisan dinding ureter menimbulkan
gerakan-gerakan peristaltic yang
mendorong urin masuk ke dalam
kandung kemih.

Vesika Urinaria (Kandung Kemih)


Vesika urinaria bekerja sebagai
penampung urin. Organ ini
berbentuk seperti buah pir (kendi).
letaknya d belakang simfisis pubis di
dalam rongga panggul. Vesika
urinaria dapat mengembang dan
mengempis seperti balon karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:


1. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
2. Tunika muskularis (lapisan berotot).
3. Tunika submukosa.
4. Lapisan mukosa (lapisan bagian
dalam).
Uretra
Merupakan saluran sempit yang
berpangkal pada vesika urinaria yang
berfungsi menyalurkan air kemih ke luar.

Uretra laki-laki panjangnya kira-kira


13,7-16,2 cm, terdiri dari:
1. Urethra pars Prostatica
2. Urethra pars membranosa ( terdapat
spinchter urethra externa)
3. Urethra pars spongiosa.
Uretra pada wanita panjangnya kira-kira
3,7-6,2 cm (Taylor), 3-5 cm (Lewis).
Sphincter urethra terletak di sebelah atas
vagina (antara clitoris dan vagina)

Dinding urethra terdiri dari 3 lapisan:


1. Lapisan otot polos, merupakan
kelanjutan otot polos dari Vesika
urinaria. Mengandung jaringan elastis
dan otot polos. Sphincter urethra
menjaga agar urethra tetap tertutup.
2. Lapisan submukosa, lapisan
longgar mengandung pembuluh darah
dan saraf.
3. Lapisan mukosa.

Urin (Air Kemih)


Sifat fisis air kemih, terdiri dari:
1.Jumlah ekskresi 24 jam 1.500 cc
2.Warna, bening kuning muda dibiarkan
akan menjadi keruh.
4. Bau khas air kemih bila dibiarkan
lama akan berbau amoniak.
5. Berat jenis 1,015-1,020.
6. Reaksi asam,

Komposisi air kemih, terdiri dari:


Air

kemih terdiri dari kira-kira 95% air.


Zat-zat sisa nitrogen dari hasil
metabolisme protein, asam urea,
amoniak dan kreatinin.
Elektrolit, natrium, kalsium, NH3,
bikarbonat, fospat dan sulfat.
Pagmen (bilirubin dan urobilin).
Toksin.
Hormon.

Mikturisi
Mikturisi : proses pengosongan kandung
kemih setelah terisi dengan urin.
2 tahap utama, yaitu:
Kandung kemih tegang pada dindingnya
(Hal ini terjadi bila telah tertimbun 170230 ml urin),
Adanya refleks saraf (disebut refleks
mikturisi) yang akan mengosongkan
kandung kemih.
Inhibis reflek berkemin ada di batang
otak Pons

1.

Proses Filtrasi ,di glomerulus

Penyerapan darah, yang tersaring


adalah bagian cairan darah kecuali
protein. Cairan yang tersaring
ditampung oleh simpai bowmen yang
terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida,
sulfat, bikarbonat dll, diteruskan ke
tubulus ginjal. cairan yang di saring
disebut filtrate gromerulus.

2. Proses Reabsorbsi
Terjadi penyerapan kembali sebagian
besar dari glikosa, sodium, klorida,
fospat dan beberapa ion bikarbonat.
Prosesnya terjadi secara pasif (obligator
reabsorbsi) di tubulus proximal.
Pada tubulus distal terjadi kembali
penyerapan sodium dan ion bikarbonat
bila diperlukan tubuh. Penyerapan
terjadi secara aktif (reabsorbsi
fakultatif) dan sisanya dialirkan pada
papilla renalis

3.

Proses sekresi.

Sisa

dari penyerapan kembali yang


terjadi di tubulus distal dialirkan ke
papilla renalis selanjutnya diteruskan
ke luar.

Fungsi sistim urinaria :


-

Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit


(filtrasi, diffusi, transfor aktif, dinamika
kapiler, osmosis, reabsorpsi iso osmotik
285 MOsmol, mekanisme aliran balik,
mekanisme ADH, )
Keseimbangan asam basa : Sistim buffer
(buffer bicarbonat, buffer pospat, buffer
protein), ginjal Paru-paru
Pembersihan sisa metabolisme
Pengaturan tekanan darah
Pengaturan reabsorpsi kalsium dan pospat

Bufffer bikarbonat :
1. Asam kuat HCL ke buffer karbonat :
HCl +Na HCO3 ---- H2CO3 + NaCl
(asam carbonat lemah dan garam)
2. Basa kuat NaOH ke buffer buffer karbonat :
NaOH + H2Co3 --- NaHCO3 +H2O
(Basa lemah dan air, PH tidak berubah jelas)
Buffer Pospat
1. Na HPO + H --- NaH PO + Na
Ginjal
1.
Reabsorpsi
Bikarbonat
(Na+biknat=Natrium
bicarbonat)
2.
Membentuk garam amonium (Amonia+hidrogen=
amonium bersatu dg Klorida di ekskresi
3.
Membentu garam pospat ( garam psopat dibentuk
dg menukar ion Na dengan Hidrogen saat konversi
basa natrium pospat menjadi asam natrium pospat)

Reabsorpsi
Reabsorpsi iso osmotik
Filtrat --- tubulus proksimal tek 285MOsmol
--- 80% di absorpsi
Mekanisme aliran balik
1. Multifier : membentuk cairan hiperosmotik
jadi hipoosmotik saat masuk tubulus distal
( Loop henle )
2. Exchanger : mencegah terjadi perbedaan
osmotik cairan interstitial (vasa rekta )
Mekanisme ADH : volume cairan menurun
stimulasi reseptor thorakal dan karotis
pelepasan ADH , volume cairan meningkat
stimulasi osmoreseptor di gipothalasmus dan
sampe hipofise posterior menurunkan ADH

RENIN (sel Jungksta glomerolus)

Angiotensinogen
Angiotensi I dirubah oleh
Angiotensin converting enzim menjadi
angiotensin II

Vasokontsriksi

Sekresi Aldosteron
(retensi air dan Na)

( TEKANAN DARAH NAIK )

PENGKAJIAN

PENGKAJIAN KEPERAWATAN PASIEN


DENGAN GANGGUAN SISITIM
PERKEMIHAN
DATA DEMOGRAFI : Nama umur, jenis
kelamin, alamat.
RIWAYAT KESEHATAN KLIEN : Jenis
penyakit saluran kemih yang pernah
diderita, riwayat penyakit kronis (DM,
hypertensi, infeksi streptokokus), riwayat
trauma/injuri
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA :
Keluarga yang menderita penyakit ginjal
polikistik, penyakit khronis (DM, gout,
penyakit ginjal bawaaan, hipertensi, batu
ginjal).

RIWAYAT DIET : Kebiasaan minum


(jumlah, jenis, sumber air minum),
Kebiasaan makan (makanan yang
diawetkan, susu, protein, dan kalsium)
STATUS SOISIAL EKONOMI : Pendidikan,
pola hidup sehari-hari
RIWAYAT PENGGUNAAN OBAT-OBATAN
TAMPILAN UMUM : Kulit (pucat,
kemerahan, kuning, kelabu), edema,
TTV, tingkat kesdaran, kemampuan
bicara, gaya berjalan, koorodinasi
gerakan.
Pemeriksaan fisik : konjungtiva, JVP,
nyeri CVA,palpasi ginjal, palpasi ureter
palpasi vesika, uretra,

Pemeriksaan Fisik
Anamnesa

akan menentukan apakah


dibutuhkan pemeriksaan lengkap
atau sebagian.
Misal:
discharge uretra tdk perlu pemeriksaan
yang menyeluruh
Painless hematuria perlu pemeriksaan
yang lengkap

Pemeriksaan Ginjal

Inspeksi

Massa di abdominal atas, massa keras dan


padat (keganasan/infeksi perinefritis).

Palpasi

Sukar dipalpasi
Pria lebih terfiksir drpd wanita (otot perut pria
lebih keras)
Pada yg kurus lebih mudah
Metode: supinasi, satu tangan mengangkat
CVA dan tangan yg lain menekan/mempalpasi.
Temuan: nyeri tekan, teraba massa
hipertropi kompensasi,tumor, dll

Pemeriksaan Ginjal

Pemeriksaan Ginjal

Perkusi
Memiliki nilai tersendiri

Transiluminasi
Pada anak < 1th

Nyeri Renal atau Radikuler


Renal CVA
Radikular bisa menyerupai (Th 11 sp L2)
mis; herpes zoster

Auskultasi
Bruit stenosis arteri renal.

Pemeriksaan Buli
Sukar

diraba, kecuali distensi


Distensi akut bisa diatas umbilikus
dan nyeri,Kronis lebih lunak, sukar
dipalpasi
Palpasi abdominorektal vesikal
tumor, sebaiknya dalam anestesi.

Pemeriksaan Genital Eksternal Pria


Penis

Inspeksi
Retraksi prepusium nonsirkumsisi:
tumor, balanitis, discharge,jika fimosis
koreksi
Scar, ulkus, vesikulae, PMS
Meatal stenosis
Posisi Meatus (epispadi, hipospadi)

Pemeriksaan Genital Eksternal Pria


Palpasi
Fibrosa(Chordae) dorsal penis peyronie desease,
Chordae ventral penis dengan hipospadia
tenderness di uretra periuretritis, dll
Discharge Uretra
Pus

gonoccocal: profuse, kental, kuning/coklat abu-abu


Pus non gonoccocal: lebih encer dan mukoid

Skrotum
Edema angioneurotik, inflamasi, infeksi
jarang.
Kista sebasea kadang-kadang terlihat
Keganasan jarang

Pemeriksaan Genital Eksternal Pria


Testis

Hati-hati, dgn jari dr kedua tangan


Bagian keras keganasan sp terbukti
bukan
Transiluminasi massa skrotum hrs
dilakukan scr rutin
Pd Tumor Nyeri pada palpasi (-)
Testis (-) kriptorkismus? palpasi
inguinal
Atropfi testis mumps, post operatif
orkiopeksi dll

Pemeriksaan Genital Eksternal Pria


Epididimis

Palpasi ukuran dan indurasi


Akut; epididimis dan testis sukar
dibedakan, melekat pada skrotum dan
kemerahan
Kronis; indurasi yang tidak terasa nyeri,
Tuberkulosis atau skistosomiasis.

Pemeriksaan Genital Eksternal Pria


Korda

Spermatikus & Vas


Deferens
Pembengkakan bisa kistik (hidrokel
a/ hernia) atau padat (jarang;
tumor)
Palpasi: penebalan (infeksi,
varikokel, dll), pada pasien laki-laki
dewasa untuk varikokel dapat
dilakukan tes valsava

Pemeriksaan Genital Eksternal Pria


Tunika

Testis dan Adneksa

Hidrokel biasanya menutupi seluruh


bagian dari testis
Jika hidrokel muncul antar 18 35 Th
harus dilakukan aspirasi.
Massa kistik yang terpisah dan berada
di pool atas testis dicurigai
spermatokel aspirasi

Pemeriksaan Genital Eksternal


Wanita
Vagina

Inspeksi
Single opening, fusi labial, klitoris
terbelah, lack of fusion of the anterior
fourchette(epispadia),hipertrofi klitoris,
skrotalisasi labio mayora (adrenogenital
sindrom)
Meatus : kemerahan, nyeri tekan,
karunkulae uretra, eversi bibir belakang
vagina berhungan dengan uretritis dan
vaginitis senilis

Pemeriksaan Genital Eksternal Wanita


Uretritis dan vaginitis senilis smear
(lugol)
Ulkus kecil a/ bula kecil yang nyeri
Herpes virus Type 2
Discharge vagina & Wuretra smear &
kultur
Skenitis & Bartolinitis uretritis atau
sistitis persisten.
Uretrokel & sistokel residual urine
infeksi buli
Serviks harus diperiksa Paps smear
a/ biopsi

Pemeriksaan Genital Eksternal


Wanita
Palpasi

Pada nyeri tekan akan sukar untuk


melakukan palpasi.
Massa Tumor, infeksi, divertikel
uretra(tekan pus), dll
Batu pada uretra mungkin bisa teraba
pada palpasi
Pemeriksaan Rektal: memberikan
informasi tambahan dan merupakan
route pilihan pada anak anak dan gadis.

Pemeriksaan Rektum pada Pria


Sfingter dan Rektum bawah
Tonus sfingter : penting, penurunan
tonus pada sfingter anus mgkn
sama pada sfingter uretra dan
detrusor.
DRE harus dilakukan dengan
pemeriksaan menyeluruh terhadap
seluruh rektum bawah untuk
menyingkirkan stenosis, hemorhoid,
kriptitis dll.

Pemeriksaan Rektum pada Pria


Prostat
Spesimen urin harus diambil sebelum DRE
dan jika urin diambil setelahnya bisa
terkontaminasi oleh sekresi saat palpasi
atau masase prostat.
Ukuran
panjang dan lebar + 4cm, pada
pemeriksaan; ukuran prostat tidak
menentukan untuk BPH tapi gejala dan
residu urin

Pemeriksaan Rektum pada Pria

Konsistensi

Normalnya: seperti Thenar (bag.dalam


pangkal ibu jari) saat di kontraksikan. Agak
sedikit lebih kenyal.
Lebih lembut infeksi, kurang
sanggama,dll
Indurasi infeksi kronis dengan/tanpa
batu
Keras Tumor
Kesulitan membedakan daerah yang lunak
pada prostat Fibrosis krn infeksi
nonspesifik, prostatitis granulomatosa,
nodul tuberkulosis, kalkulus prostat, atau

Pemeriksaan Rektum pada Pria


Secara umum; perbedaaan infeksi dan
Tumor infeksi ada perubahan dari
nodul yang keras dengan terlebih
dahulu ada bagian yang lunak dan
kembali seperti konsistensi prostat
tumor perubahan terjadi tiba tiba
pada perabaan,
Klinisi yang berpengalaman sekalipun
sukar membedakannya secara pasti
perlu laboratorium & imaging

Pemeriksaan Rektum pada Pria

Pemeriksaan Rektum pada Pria


Mobilitas

Mobil pd perabaan, bisa terfiksir pada


ekstensi tumor melampaui kapsul.
Pada dewasa sebaiknya dilakukan
masase prostat secara rutin untuk
menilai sekresinya secara mikroskopis.
Dan jangan di masase pada discharge
uretra akut, akut prostatitis, akut
prostatosistitis, pada pria yang hampir
retensi komplit atau nyata-nyata
Keganasan.

Pemeriksaan Rektum pada Pria


Teknik

Masase Prostat

Pasien posisi telungkup di tepi meja


dengan kedua tungkai diregangkan
Lakukan pijatan dengan ujung jari
telunjuk dari superior ke inferior untuk
mensekresi cairan prostat
Pijatan dimulai dari lateral ke medial
Vesikula seminalis juga dipijat dari atas
ke bawah ke arah medial

Pemeriksaan Rektum pada Pria


Setelah

pijatan akan didapatkan


sejumlah sekret prostat, jika tidak
didapatkan maka minta pasien untuk
berkemih
Jika ditemukan sejumlah pus diduga
suatu prostatitis
Smear tidak dianjurkan
Kadang-kadang perlu dilakukan
kultur organisme non specifik,
bacillus tuberkel, gonococcus,
clamidia

Pemeriksaan Rektum pada Pria

Pemeriksaan Rektum pada Pria


Vesikula seminalis
Walaupun sukar harus tetap dicoba
Normal tidak teraba
Over distensi teraba kistik
Pada tuberkulosis, cystosomiasis,
karsinoma lanjut, jelas teraba
adanya indurasi

Pemeriksaan Rektum pada Pria


Kelenjar getah bening
Harus diingat bahwa pada HIV terjadi
lymphadenopati generalisata
KGB inguinal & subinguinal
Pada infeksi kulit, scrotum, & vulva
KGB >
Tumor ganas pada penis, scrotum dan
uretra distal wanita metastasis ke KGB
Sub/inguinal

Pemeriksaan Rektum pada Pria


KGB lain
Tumor testis dan prostat dapat
metastase ke KGB supraklavikula kiri
Tumor buli & prostat metastase ke KGB
iliaca interna/externa & preaorta
Apabila ditemukan maka di abdomen
atas, harus dicurigai suatu metastase
keganasan testis

Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan

neurologis dapat
menentukan gangguan sensoris
maupun motoris, misal:
Residual urin ( neuropathic bladder )
Incontinence

Pemeriksaan

neurologis kulit
perianal, tonus sfingter ani & menilai
refleks bulbo kavernosus

Pemeriksaan Neurologis
Pada

anak-anak dimple pada area


lumbo sakral
Palpasi sakrum harus dilakukan
untuk menilai ada tidaknya sakrum,
sehubungan dengan adanya defisit
S 2-4 X-Ray

TEKHNIK PEMERIKSAAN MATA


- Tarik lembut kelopak mata bawah untuk
melihat konjungtiva palpebra yang
membatasi kelopak mata
- Tekan lembut kelopak mata bagian bawah
dengan ibu jari atau jari telunjuk ke
bawah
- Perahtiakan warna konjungtiva
- NORMAL warna merah muda yang samar

TEKHNIK PEMERIKSAAN JVP


- Posisi kepala lebih tinggi 30-40 derajat
- Perhatikan pulsasi vena jugularis
- Ukur titik tertinggi yang terlihat dengan dua
penggaris
- Sejajarkan ujung dasar penggaris degan puncak
denyutan
- Dengan menggunakan penggaris kedua
tempatkan tegak lurus setinggi sudut sternal
- Ukur dalam satuan sentimeter
- NORMAL 2-3 cm

TEHKNIK PEMERIKSAAN KANDUNG KEMIH


- Pasien terlentang
- Lakukan perkusi dari arah depan lakukan ketukan
pada supra pubis
- Jika kandung kemih penuh terdengar bunyi
dulness/redup
- NORMAL berada di bawah area simpisis pubis

PEMERIKSAAN GINJAL
Inspeksi
- Pasien tidur terlentang
- Kaji area mid skapula, aksilaris dan CVA apakah
ada asimetrisitas, pulsasi, masa
- Dengan stetoskop dengar kan bunyi arteria
renalis pada area epigastrik, kuadran kiri dan
kanan
- Adanya desiran kemungkinan stenosis aretri
renalis
- NORMAL tidak terdengar adanya desiran

PERKUSI AREA CVA (COSTA VERTEBRA ANGEL)


-

Pasien telungkup atau duduk


Perkusi dilakukan dari arah belakang
Letakan tangan kiri di atas CVA dan lakukan
perkusi di atas tangan kiri dengan kepalan
tangan kanan
NORMAL tidak ada nyeri saat perkusi

PALPASI CVA ginjal kiri :


-

Pemeriksa ada di sisi kanan pasien posisi pasien


terlentang
Tangan kiri pemeriksa diletakan pada sebelah kiri
CVA tangan kanan berada di sebelah bawah
lengkung iga kiri pada garis midklavikula
Instruksikan klien narik napas dalam dan saat
pasien menngeluarkan napas penuh lakukan
palpasi CVA kiri dengan tangan kiri dan palpasi
dalam dengan tangan kanan
Bila ginjal teraba rasakan kontur, ukuran, dan
nyeri
Lakukan mauver yang sama untuk ginjal kanan
NORMAL palpasi ginjal tidak teraba

JENIS PEMERIKSAAN PENUNJANG


Karakteristik urine
Jumlah,Warna, Bau
Kemampuan mengontrol
Urgency : tiba-tiba sangat mendesak ingin BAK
Hesystency : kesulitan saat memulai dan
mengakhiri BAK
Dribling : urine yang keluar secara menetes\
Inkontinensia : urine keluar dengan sendirinhya
Retensi urine : urin yang tersisa pada saat
akhir BAK
Pola BAK malam hari (NOKTURIA)

PEMERIKSAAN
PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG LABORATORIUM

Serum : bicarbonate, BUN, Creatinin, Co2,


Magnesium, Osmolaritas, Protein total,
Fospor, Kalium, Natrium Albumin,
Pemeriksaan darah rutin : Hb, Leukosit, Ht,
Trombocyt dan Eritrocyt
Pemeriksaan urine : Urinalisis, Ph, Berat
Jenis, Glukosa, Keton, Protein, Sedimen,
Osmolaritas, Kultur,Creatinin Clearance

Creatinin clearance
=UxV
P
U = Kadar kreatinin dalam urine
V = Jumlah urin per menit (urine 24 jam) 24/60
P = Kadar kreatinin dalam serum

Normal laki-laki : 95-135 ml/menit


Perempuan : 85-125 ml/menit

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
KUB ( Kedney Ureter and Blader)
Visualisasi ginjal, ureter dan Blader
Prosedur : radiograf abdomen
Implikasi keperawatan : pembersihan usus
IVP (Intra Vena Pyelografi)
Tujuan :
Menentukan besar dan loksai ginjal
Pengisian piala ginjal
Melihat kista atau tumor
Konidisi uereter dan uretra

Prosedur
Lakukan radiograf pada abdomen
Suntikan zat kontras
Ambil radiograf interval 3, 5, 10, 20 menit
Implikasi keperawatan
Pembersihan usus
Puasa 8 jam sebelum tindakan
Beri informasi rasa hangat, muka merah dan
terasa asin dimulut
Amati gejala reaksi obat (gangguan respirasi,
diaporesis, dan urtikaria
Siapkan alat resusitasi
Resiko tinggi peningkatan kretatinin lebih dari
1,5 mg/dl

NEPROTOMOGRAFI

Tujuan : memperkirakan adanya kista, tumor


atau batu pada ginjal
Implikasi keperawatan
Pembersihan usus
Puasa 8 jam sebelum tindakan
Beri informasi rasa hangat, muka merah dan
terasa asin dimulut
Amati gejala reaksi obat (gangguan respirasi,
diaporesis, dan urtikaria
Siapkan alat resusitasi
Resiko tinggi peningkatan kretatinin lebih
dari 1,5 mg/dl

COMPUTED TOMOGRAFI

Tujuan : visualisaasi kdua ginjal dengan sistim


vaskularisasainya.
Prosedur :
CT Scan sluruh bagian ginjal
Dapat menggunakan zat kontras
Implikasi keperawatan jiuka menggunakan zat
kontras
Pembersihan usus
Puasa 8 jam sebelum tindakan
Beri informasi rasa hangat, muka merah dan
terasa asin dimulut
Amati gejala reaksi obat (gangguan respirasi,
diaporesis, dan urtikaria
Siapkan alat resusitasi
Resiko tinggi peningkatan kretatinin lebih dari 1,5
mg/dl

CYSTOGRAPHY DAN CYSTOURETROGRAPHY

Tujuan : mengidentifikasi dinding blader


dengan uretra dan hambtan di uretra.dan
sekaligus menghilangkan apabila ada obstruksi.
Prosedur :
- Dengan menggunakan alat endoskopi melihat
langsung daerah kandung kemih dan uretra.
Implikasi keperawatan
Observasi adanya iritasi uretra post
cystosgraphy

RENAL ARTERIOGRAPHY

Tujuan : visualisasi sirkulasi renal dan valuasi


adanya sclerosis arteria renalis

Prosedur
sama dengan IVP hanya zat kontras
disuntikan langsung ke arteri renalis dengan
kateter setinggi arteri renalis.
Implikasi keperawatan
Pembersihan usus
Puasa 8 jam sebelum tindakan
Beri informasi rasa hangat, muka merah dan
terasa asin dimulut

Amati gejala reaksi obat (gangguan respirasi,


diaporesis, dan urtikaria
Siapkan alat resusitasi
Resiko tinggi peningkatan kretatinin lebih dari
1,5 mg/dl
Amati adanya pendarahan,TTV danistirahat 8
jam pasca tindakan
RETROGRADE PYELOGRAM

Tujuan : visualisasi area saluran kemih

Prosedur :
Diperlukan kateter ureter
Suntikan zat kontras secara perlahan
Radiografh diambil sesuai struktur
penampungan ginjal

Implikasi keperatan :
Rasa tidak nyaman saat disuntikan zat kontras.
Nyeri jika zat kontras berlebihan

RENOGRAFI

Tujuan : visualisasi saluran kemih,


pengukuiran aliran darah ginjal dan
pengukuran tubulus dan fungsi tubulus.
Prosedur :

Scaning / Fotograph
Radio isotop seprti sodium iodoppurate
dibubuhi I 133 atau I 125 intra vena
Sonde di pasang di area ginjal yang bias
membuat fotography

Implikasi keperawatan
Dosisi ikatan isotop untuk penlusuran
perlu diperhatikan

ULTRASONOGRAFI

Tujuan : membedakan cairan abnormal dengan


masa padat dan mndeteksi adanya abses dan
obstruksi
Prosedur :
Glombang suara di gunakan untguk melihat
struktur internal
Prosedur dilaksanakan dengan intrpretasi
computer mngnai kepadatan jaringan
Implikasi keperawatan :
Prosedur tindakan dengan tidur
Lakukan upaya agar kandung kemih penuh

PEMERIKSAAN JARINGAN ORGAAN (BIOPSI)

Tujuan : mnegakan diagnosa


Prosedur :
Biopsi tertutup dengan menggunakan
fluoroscopy
Sebelum dilakukan biopsy pasien dibawa ke
radiology untuk menentukan apakan dengan
zat kontras, tidak dengan zat kontras atau
dengan fluoroscopy
Posisi ginjal ditandai dengan tinta pada kulit
dan ujung ginjal bagian bawah dipastikan
lokasinya sebagai tempat dilakukan biopsy
Biopsi terbuka dilakukan visualisasi lbih jelas.

Implikasi keperawatan
Sebelum prosedur
Inform concern
Saat prosedur
Atur posisi klien dengan trtelungkup di atas
bantal pasir sehingga posisi tubuh akan
melengkung di area diafragma dengan bahu diats
tempat tidur dan bahu lurus
Observasi TTV Selama prosdur
Lakukan preparasi sebelum tindakan dan
drapping, Lakukan anastesi local
Saat bahan biopsy diambil klien di anjurkan
menarik napas
Bekas area tindakan dilakukan penekanan selama
20 menit, Pasang pembalut

pasca prosedur
Klien tidur trlentang tidak bergerak selama 4 jam
Gunakan bantal kecil daibawah kepala
Hindari gerakan yang menimbulkan tekan area abdomen
(batuk)
Observasi TTV 15 menit sekali dalam 1 jam pertama, 30
mnit sekali untuk 1 jam kedua, dan 1 jam sekali untuk
berikutnya
Bed rest dalam 24 jam
Observasi pendarahan urin jika masih haematuria
bedrest terus dilakukan
Selama 10 hari tidak boleh mengangkat bnda berat.

Anda mungkin juga menyukai