Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

ILMU KESEHATAN ANAK


KEJANG DEMAM SEDERHANA
Disusun oleh
Roat Yeti Mustafida
092011101039
Dokter Pembimbing:
dr. H. Ahmad Nuri, Sp.A
dr. Gebyar Tri Baskara, Sp.A
dr. Ramzy Syamlan, Sp.A
dr. Saraswati, Sp.A
dr. Lukman Oktadianto, Sp.A

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER


SMF/LAB ILMU KESEHATAN ANAK RSD Dr.
SOEBANDI JEMBER
2015

Identitas Pasien

Nama
: An. MR
Umur : 2 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat
: Mangli Jember
Suku
: Madura
Tanggal MRS : 27 Maret 2015
Tanggal pemeriksaan : 28 Maret 2015
No. RM
: 07.19.27

Identitas Keluarga
AYAH

Nama Ayah : Tn. H

Nama Ibu

: Ny. I

Umur

Umur

: 24 tahun

: 30 tahun

Jenis Kelamin

IBU

: Laki-laki

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Mangli Jember

Alamat

: Mangli Jember

Suku

: Madura

Suku

: Madura

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan : SMA

Pendidikan : SMA

Pekerjaan

Pekerjaan : Wiraswasta

: Karyawan

ANAMNESIS
Heteroanamnesis dilakukan kepada
ibu dan ayah pasien pada hari kedua
MRS di Ruang Kanak-Kanak RSD dr.
Soebandi Jember

Riwayat Penyakit
1. Keluhan Utama : Kejang
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu pasien mengatakan, pasien kejang 4 jam yang lalu.
Kejang disertai demam, kejang terjadi pertama kali
dan belum pernah kejang sebelumnya. Kejang terjadi
4 menit sebanyak 1 kali di rumah. Sebelum kejang
pasien sadar, dapat melakukan aktivitas seperti biasa,
mual (-), muntah (-), nyeri kepala (-), riwayat trauma
pada kepala (-), tidak ada kelemahan pada tangan
ataupun kaki, namun ibu pasien mengeluhkan bahwa
pasien mengalami demam. Saat ibu pasien mengukur
suhu tubuh pasien, mencapai 39,5 C.
5

Saat kejang mata pasien melotot menghadap ke atas, gigi


pasien menggigit secara erat, mulut tidak berbusa, kaki
dan tangan pasien kaku kemudian mengentak-hentak,
pasien tidak merespon terhadap panggilan orang sekitar
dan bibirnya membiru. Setelah kejang pasien menangis
memanggil orang tuanya, bibir sudah tidak membiru,
mampu mengangkat tangan dan kaki secara normal, pasien
tampak lemas dan pasien masih tetap demam. Setelah
kejang pasien di bawa ke puskesmas Mangli. Di puskesmas
pasien di ukur suhu tubuhnya 39,6 C dan diberikan obat
penurun panas melalui infus. Atas permintaan keluarga,
pasien di rujuk ke RSd dr Soebandi Jember
6

Menurut ibu pasien, satu hari sebelum kejang pasien mengalami demam
yang mendadak tinggi mulai siang hari setelah ulang sekolah, demam
dirasakan terus-menerus dan demam tidak turun setelah diberikan
obat penurun panas yang dibeli ibu dari apotek merek inzana syrup.
Demam tidak dirasakan di hari-hari sebelumnya. Pada malam hari
pasien masih mengalami demam, tidak menggigil dan tidak berkeringat.
Pasien
mengeluhkan nyeri saat BAK, frekuensi BAK semakin
meningkat, setiap jam pasien BAK sedikit namun sering, Jika malam
pasien selalu mengompol, padahal sebelumnya pasien tidak pernah
mengompol. Ibu Pasien mengeluh jika warna urine agak kuning pekat
daripada biasanya dan baunya agak menyengat daripada biasanya.
Pasien juga mengeluhkan nyeri di perut bawah saat di tekan. Ibu Pasien
mengaku jika BAK Pasien dari dulu Pancaran jauh dan kecil.

6/29/15

nafsu makan baik. pasien tidak batuk pilek,


tidak
nyeri
telan,
Pasien
tidak
mengeluhkan nyeri pada telinga, tidak ada
bintik-bintik kemerahan pada kulit dan
tidak ada mimisan. Tidak ada nyeri pada
sendi dan otot. Pasien tidak mengalami
muntah, tidak diare, BAB 1-2/hari dengan
konsistensi lembek, berwarna kuning, tidak
berlendir dan tidak ada darah
8

Riwayat Penyakit
Riwayat Penyakit
Dahulu

Tidak pernah Kejang sebelumnya

Riwayat Penyakit
Keluarga

Tidak ada keluarga


pasien
yang
memiliki riwayat kejang demam, riwayat
epilepsi (-)

Riwayat
Pengobatan

Di rumah; Obat penurun panas sirup


Di PKM Mangli : Obat penurun panas IV

Silsilah Keluarga
62

36

52

53

30

25

Laki-laki

24

47

14

2
th

Perempuan
Pasien

10

Pernah menderita kejang


demam
Tidak pernah menderita
kejang demam

10

Riwayat Pribadi
Riwayat Kehamilan
Pasien merupakan anak pertama dari ibu berusia 24 tahun dan pada saat hamil
ibu berusia 21 tahun. Tidak ada riwayat keguguran sebelumnya (G1P0A0). Usia
kehamilan hingga 9 bulan. Ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya sebulan
sekali ke bidan dan posyandu sejak usia kehamilan 4 minggu. Selama kehamilan
ibu pasien tidak pernah mengalami tekanan darah tinggi, demam, tidak pernah
mengalami pendarahan melalui jalan lahir, tidak minum jamu, tidak merokok dan
tidak pernah minum minuman yang mengandung alkohol. Pola makan dan minum
ibu pasien saat hamil sekitar 3-4 kali sehari dengan nasi, lauk dan sayur.
Selama hamil ibu Pasien tidak Pernah sakit
.

Riwayat Persalinan
Anak lahir dari G1P0A0 secara spontan di bidan praktik swasta, usia kehamilan 39 minggu,
kepala lahir terlebih dahulu, ketuban jernih, bayi langsung menangis, berat badan lahir
3300 gram dan panjang 51 cm.

11

11

Riwayat Pribadi
Riwayat Pasca Kelahiran
Tali pusat dirawat dengan baik oleh bidan dan dipotong
dengan gunting steril, ASI ibu keluar dan langsung bisa
menyusui setelah melahirkan, tidak terjadi pendarahan pada
tali pusat, bayi tidak kuning dan tidak kejang.

12

Riwayat Makan dan


Minum
Umur
Jenis Makanan
0-6 bulan

ASI Ekslusif , pasien minum ASI dengan baik 8-10x /hari


Umur

6-10 bulan

0-6 bulanASI,
6-10 bulan

Jenis Makanan

bubur
halus/nasi
2x/hari
Susu ASI,
pasien minum lumat
ASI dengan
baik 8-10x /hari
ASI setiap pasien ingin minum, pasien tidak mau susu formula,
bubur halus/nasi lumat 2x/hari

10 bulan- 1 tahun
bubur
kasar
10 bulan-ASI,
1
ASI setiap
pasien 3x
inginsehari
minum, bubur kasar 3x sehari, pasien

> 1 tahun

tahun

tidak mau susu formula

> 1 tahun

ASI sampai umur 23 bulan, pasien tidak mau susu formula,

ASI sampai
umur
133-4x/hari
bulan,(nasisusu
makanan rumah
tangga
denganformula
lauk tempe / SGM 3, makanan
telur ayam / tahu / ayam / sayur bayam / sop) - 1 piring.

rumah tangga 3-4x/hari (nasi dengan lauk tempe / telur ayam /


tahu / ayam / sayur bayam / sop) - 1 piring.

13

13

Riwayat Pertumbuhan
Ibu pasien pasien tidak mengeluhkan tentang berat
badan serta tinggi badan anaknya. Pasien tidak
pernah kurus maupun berat badannya berlebih.
BB lahir : 3,3 kg
PB lahir : 51 cm

14

BB sekarang : 12 kg
TB sekarang : 78 cm

14

Riwayat
Perkembangan
Usia

Motorik Kasar

Motorik Halus

Berbahasa

Sosial dan

Mengangkat

Mengikuti benda

Sering

Emosi
Bisa tersenyum

kepala

dengan matanya

mengoceh

ketika melihat

3-6

Mengangkat dada

Memegang mainan dan

Sering

orang
Tertawa saat

bulan

dan mulai

memainkannya

mengoceh

bermain

6-9

tengkurap
Belajar duduk dan

Memegang mainan dan

Mengeluarkan

Bisa diajak main

bulan

bisa tengkurap

memainkannya

kata tanpa arti

tepuk tangan

0-3 bulan

berbalik sendiri
9-12

Belajar berdiri

Memegang mainan dan

Menirukan

Sangat senang bila

bulan

sendiri dan

memainkannya

suara

diajak bermain

berjalan
Bisa berlari

Mencoret-coret

Mengucapkan

Sering berebut

kertas

5-10 kata

mainan dengan

> 13
bulan

15

teman sebaya nya

15

Riwayat Imunisasi
Imunisasi PPI
Hepatitis B : dilakukan 3 kali (usia 0, 1, dan
6 bulan)
BCG
: dilakukan 1 kali (usia 1 bulan)
Polio
: dilakukan 4 kali (usia 0, 2, 4, dan 6
bln)
DPT
: dilakukan 3 kali (usia 2, 4, dan 6
bulan)
Campak
: dilakukan 1 kali (usia 9 bulan)
Imunisasi non-PPI
Tidak ada

16

16

Riwayat Sosial, Ekonomi dan Lingkungan

Sosial, Ekonomi:
Ayah bekerja sebagai karyawan dengan penghasilan sekitar Rp
1.800.000 per bulan. Ibu adalah seorang wiraswasta mempunyai
konveksi baju koko di rumah dan sebagai ibu rumah tangga.
Lingkungan
Anak tinggal bersama ayah dan ibu. Rumah pasien berukuran
25x15 m2 terdiri dari 3 kamar tidur, 1 kamar mandi dan 1
dapur. Sumber air minum berasal dari sumur. Aktivitas MCK
dilakukan di kamar mandi dan WC yang berada di dalam rumah.
Rumah pasien tidak dekat dengan sungai atau pabrik apapun
tetapi dekat pekarangan. Ayah tdak merokok. Pasien sering
bermain di teras rumah, selalu dengan alas kaki.
17

Anamnesis Sistem
No

Sistem

Gejala klinis

Serebrospinal

kesadaran compos mentis, kejang (-), demam (+)

Kardiovaskular

denyut jantung dalam batas normal

Pernapasan

batuk (+), pilek (-), sesak (-), pch (-)

Gastrointestina

BAB 1x, konsistensi lembek, berwarna kuning, lendir (-), darah (-), perut

kembung (-), nyeri tekan (-), muntah 1x, diare (-)

Urogenital

BAK (+), nyeri saat BAK, warna kuning pekat, jumlah sedikit-sedikit dan

frekuensi sering, pasien mengompol saat malam padahal sblmnya sudah


tidak mengompol, nyeri tekan di simphisis pubis,
Selama ini pancaran urine pasien jauh dan kecil

Integumentum

kulit tidak pucat, bengkak (-), ikterus (-), sianosis (-), ptekiae (-),
purpura (-), CRT < 2 detik

18

Muskuloskletet

Deformitas (-), atrofi (-), hipertrofi (-), tonus otot normal, nyeri otot

al

dan sendi (-)

18

Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum
Kesadaran
Status Gizi

:compos mentis

Kulit : turgor kulit normal, ptekiae (-),


purpura (-), ikterus (-), sianosis (-)

Uji Normalitas Shapiro


Wilk

BB sekarang : 12 kg
Umur
: 2 tahun
BB Ideal
: 12 kg

Status Gizi
:-2> Z >2 (Gizi
Baik)

Kelenjar Limfe : pembesaran kelenjar


getah bening (-)

Otot : tonus
otot normal, atrofi otot (-),
Uji korelasi sederhana
bivariat

Tanda Vital

Nadi
:128 x/menit, regular, kuat
angkat

Pernafasan :28 x/menit, regular,


tipe abdominal
Suhu aksila :38,2o C
Waktu pengisian kapiler:< 2detik

kekakuan otot (-), nyeri otot (-)


Tulang : deformitas (-)

Uji regresi linearSendi : deformitas (-), tanda-tanda


peradangan (-), nyeri sendi (-)

Uji One Way Anova

19

19

Pemeriksaan Khusus
Kepala
Bentuk : normocephal
Rambut : hitam, lurus, tipis dan tidak mudah dicabut
UUB

: normal (sudah menutup sempurna), tidak menononjol

Mata

: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, oedem periorbita

-/-,

refleks cahaya +/+, air mata +/+, mata cowong -/-

Hidung : sekret -/-, darah -/-, mukosa hiperemis -/-, pernafasan cuping
hidung -/-.
Telinga : sekret -/-, darah -/-,
Mulut

20

: sianosis (-), darah (-), kering (-),

20

Pemeriksaan Khusus
Leher
Bentuk

: Simetris

Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran


Tonsil

: tidak ada pembesaran, hiperemis (-)

Kaku kuduk

: (-)

Dada

Bentuk

: normal

Kesimetrisan

: simetris

Ketertinggalan gerak

: (-)

Retraksi subkostal : (-)

21

21

Pemeriksaan Khusus
Dada
Jantung :

Inspeksi
: iktus kordis tidak tampak
Diameter Zona Hambat (mm)
Palpasi
: iktus
teraba
Serialcordis tidakPengulangan
Konsentrasi
Rata-rata
Perkusi
: redup
(mg/ml)
I
II
III
IV
Batas kanan atas : ICS2 parasternal line kanan
K (+)
5,00 X 4 5,00
X 5,00 X 5,00
X kanan
5,00 X
Batas kanan bawah
: ICS
parasternal
line
7,81
6,70 R 7,60 R 8,00 R 7,00 R
7,30 R
Batas kiri atas : ICS 2 parasternal line kiri
15,26
8,40 R 7,70 R 8,40 R 7,60 R
8,00 R
Batas kiri bawah
: ICS 5
line
31,25
8,30miclavicula
R 8,30 R 7,60
R kiri
10,00 R
8,50 R
Auskultasi
62,50
8,50 R 9,00reguler,
R 8,30 R tidak
8,80 R ada
8,70
R
: S1S2 tunggal,
suara
tambahan.

22

125

10,00 R 10,90 R

12,10 S

12,30 S

11,30 S

250

10,90 R

11,60 S

11,90 S

13,50 S

12,00 S

500

11,00 S

13,10 S

12,30 S

14,00 S

12,60 S

1000

12,60 S

14,60 S

15,80 S

13,90 S

14,20 S

K (+)

18,00 S

17,50 S

20,80 S

19,00 S

18,80 S

22

Pemeriksaan Khusus
Paru

Kanan

Kiri
Tests of Normality

I : simetris, retraksi(-)
Kolmogorov-Smirnova

Depan
trans_diameter

P : fremitus
raba
(+)Sig.dbn
Statistic
df
P : Sonor

.091

40

.200*

*. This is a lower bound of the true significance.

23

Shapiro-Wilk

P : fremitus
raba
(+) dbn
df
Sig.

Statistic

P : Sonor
.969

40

.326

A :Ves + ;Rh - ; Wh -

A :Ves + ;Rh - ; Wh -

I : simetris, retraksi (-)

I : simetris, retraksi (-)

P : fremitus raba (+) dbn

P : fremitus raba (+) dbn

P : Sonor

P : Sonor

A :Ves + ;Rh - ; Wh -

A :Ves + ;Rh - ; Wh -

a. Lilliefors Significance Correction

Belakang

I : simetris, retraksi (-)

23

Pemeriksaan Khusus
Abdomen dan Anogenital

Abdomen :
Inspeksi
: Cembung
Auskultasi : Bising usus positif normal
Perkusi
: Timpani
Palpasi
: Soepel, nyeri tekan (-), nyeri ketok
ginjal (-), tidak ada pembesaran hati, tidak ada
pembesaran lien.
Anogenital
: anus (+), genital laki-laki(+) dengan
perlekatan antara preputium dan gland penis,nyeri
tekan simphisis (+)
Correlations

Konsentrasi

Pearson Correlation

Konsentrasi

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

24

.954**
.000

Sig. (2-tailed)
N

trans_diameter

trans_diameter

40

40

.954**

.000

40

40

24

Pemeriksaan Khusus
Anggota Gerak

Correlations
Konsentrasi

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
Akral hangat

Konsentrasi

Atas
+/+

Oedem
trans_diameter

Sianosis
Atrofi
Hemiparesis

25

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

-/-

trans_diameter
1

Bawah

.954**
.000

40

40

.954**

+/+
-/-

.000

-/-

40

40

-/-

-/-

-/-

-/-

-/-

25

Status Neurologis
Pemeriksaan
Nervus
Kranialis

N I : sensasi bau (+)


N II : ketajaman
penglihatan (+)
N III, IV, VI :
Konsentrasi
gerakan bola mata
(+) N, isokor, reflex
cahaya (+)
N V : uji sensasi (+)
trans_diameter

N VII : mata dan


sudut mulut normal
N VIII :
pendengaran (+)
N IX : reflex muntah
(+)
N X : reflex menelan
(+)
NXI : mengangkat
bahu (+)
N XII : deviasi lidah
(-)

26

Tanda
Rangsang
Meningeal

Refleks
Fisiologis

Refleks
Patologis

Correlations
Refleks

biceps
Kaku Kuduk
(+/+)
Konsentrasi
Refleks
triceps
(-)
(+/+)
Pearson Correlation
Refleks patella
(+/+)

Sig. (2-tailed)

Brudzinski
I
N
(-)

Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N

Brudzinski
II (-)

Kernique (-)

Pemeriksaan
Kekuatan Otot

Hoffman (-)
trans_diameter
1

Tromner (-)
.954**
.000

40

.954**

Refleks Achilles
.000
(+/+)

40

Babinski (-)
40

5 (normal)

5
(normal)

5 (normal)

5
(normal)

Oppenheim (-)
40 (-)
Chaddock

Gordon (-)
Gonda (-)
Schaeffer (-)

Laseque (-)
26

Pemeriksaan Penunjang
Darah Lengkap, 27 Maret 2015
Model Summaryb

Jenis pemeriksaan

Model

Hasil

R Square

Adjusted R Square

Nilai Normal

Std. Error of the


Estimate

.954
Hemoglobin
a

.910

12,4

.908

a. Predictors: (Constant), Konsentrasi

Lekosit

b. Dependent Variable: transform_diameter

18,5

L; 14,0- 17,4

.11264

P; 12,3 15,3
4,4 11.3

gr/dL
109/L

Eos/Bas/Stab/Seg/Lim/Mono
Hitung Jenis

-/-/-/92/26/6
0-4/0-1/3-5/54-62/25-33/2-6

27

Hematokrit

39

33-39

Trombosit

375

150-450

109/L

GDS

92 Stick

<200

mg/dl
27

Urine Lengkap, 28 Maret 2015


Jenis Pemeriksaan

Hasil
Pemeriksaan

Normal

Warna

Kuning agak keruh

Kuning Jernih

pH

6.0

4.8-7.5

BJ

1.020

1.015-1.025

Protein

+ 1 ~ 25mg/dl

Negatif

Glukosa

+ 1 ~ 50mg/dl

Normal

Urobilin

Normal

Normal

Bilirubin

Negatif

Negatif

Nitrit

Negatif

Negatif

Keton

Negatif

Negatif

Leukosit Makros

Negatif

Negatif

Blood Makros

Negatif

Negatif

28

Jenis Pemeriksaan

Hasil Pemeriksaan

Normal

Leukosit

2-5

0-2

Epitel Squamous

0-2

2-5

Epitel Renal

Negatif

Negatif

Kristal

Negatif

Negatif

Silinder

Negatif

Negatif

Bakteri

Negatif

Yeast

Negatif

Negatif

Tricomonast

Negatif

Negatif

Lain-lain

Negatif

Negatif

29

Darah Lengkap, 30 Maret 2015


Jenis
pemeriksaan

Hasil

Nilai Normal
L; 14,0- 17,4

Hemoglobin

15,2

Lekosit

10,5

4,4 11.3

109/L

Hematokrit

35,0

33-39

Trombosit

385

150-450

109/L

P; 12,3 15,3

gr/dL

30

RESUME
Pasien Laki-laki Berusia 4 Tahun
Keluhan Utama : Kejang
Kejang Seluruh Tubuh 5 Menit Sebanyak 1 Kali, Kejang Pertama Kali.
Sebelum Kejang Pasien Sadar, Mual (-), Muntah (-), Nyeri Kepala (-), Trauma
Kepala
(-), Demam (+). Saat Kejang Mata Pasien Melotot Menghadap Ke
Atas, Gigi Menggigit Erat, Kaki Dan Tangan Pasien Kaku Kemudian Mengentakhentak, Tidak Merespon Terhadap Panggilan Orang Sekitar Dan Sianosis (+).
Setelah Kejang Pasien Menangis Memanggil Orang Tuanya, Sianosis (-), Mampu
Mengangkat Tangan Dan Kaki Secara Normal, Pasien Tampak Lemas Dan Demam
(+).
Pasien Mengalami Demam Yang Mendadak Tinggi Tanpa Demam Sebelumnya,
Demam Pada Siang Hari Setelah Pulang Sekolah, Demam Terus-menerus,
Tidak Turun Dengan Sirup Penurun Panas, Demam Berlanjut Hingga Malam
Hari Dan Pagi Hari, Tidak Menggigil Dan Tidak Berkeringat.
Nyeri Saat Bak, Frekuensi Bak Semakin Meningkat, Setiap Jam Pasien Bak
Sedikit Namun Sering, Pasien Mengompol, Padahal Sebelumnya Pasien Tidak
Pernah Mengompol, Warna Urine Agak Kuning Pekat, Baunya Menyengat.
Nyeri Di Perut Bawah Saat Di Tekan, BAK Dengan Pancaran Jauh Dan Kecil.
Pasien Dibawa Ke Puskesmas Mangli 15 Menit Setelah Kejang Kemudian Di Rujuk
Ke Rsud Dr Soebandi
6/29/15

31

RPK : kejang demam (-), epilepsi (-)


RPO : paracetamol sirup
Riwayat Kehamilan, persalinan dan pasca
persalinan baik
Riwayat tumbuh kembang : sesuai dengan anak
seusianya
Riwayat makan dan minum cukup
Riwayat Imunisasi PPI dasar lengkap
Riwayat sosial ekonomi dan lingkungan cukup baik
32

Pemeriksaan Fisik :

Keadaan Umum
Kesadaran
: compos mentis
Tanda-tanda vital
: febris , Tax : 38,2o C
Status Gizi
: baik
Anus dan Genital : laki-laki genital (+), fimosis (+); anus (+)
dalam batas
normal

Pemeriksaan Penunjang

6/29/15

DL ; Leukositosis
UL; warna kuning keruh, proteinuria +1, Glukosuria +1,
leukosit (+) , bakteri (+)

33

DIAGNOSIS
Diagnosis Kerja :
Kejang Demam Sederhana e.c ISK
Diagnosis anatomi : fimosis

6/29/15

34

PENATALAKSANAAN
Diagnostik : DL, UL, GDA
Monitoring :

tanda-tanda vital, kejang

6/29/15

35

PENATALAKSANAAN
Kebutuhan Cairan : (1000+50X2) = 1100 cc/hari
Kebutuhan Kalori : 102 x 12 =1224 kkal/hari
Kebutuhan Protein : 1,23 X 12= 14,76 gram /
hari

6/29/15

36

Penatalaksanaan

Medikamentosa
Infus D5 NS 500 cc/24 jam 20 tpm
mikro
Sirup kotrimoksazol (6-12mg TMP dan 3060mg SMX) diberikan 2x 1 cth
Parasetamol 10-15 mg/kgbb/kali diberikan 4
kali dalam sehari (4 x 120 mg)
Injeksi diazeam 1 ml jika kejang

37

37

Penatalaksanaan
Edukasi
Menjelaskan tentang penyakit yang diderita : penyebab, perjalanan
penyakit, perawatan, dan prognosis.
Edukasi kepada orangtua bahwa penyakit kejang demam dapat
berulang dalam sebagian kasus dan jika demam segera berikan obat
penurun panas .
Edukasi kepada orang tua pasien bila kejang demam kembali
menyerang maka ada beberapa hal yang dapat dikerjakan, yaitu
Tenang dan tidak panik, kendorkan pakaian yang ketat terutama
disekitar leher
Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang, kepala miring.
Bersihkan muntahan atau lendir di mulut atau hidung.
Sebaiknya jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut
Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang
Tetap bersama pasien selama kejang
Beri diazepam rektal, jangan diberikan bila kejang telah berhenti
Bawa ke dokter atau RS bila kejang berlangsung lebih dari 5
menit
Menangani fimosis dengan segera di sunat untuk menghindari
infeksi saluran kemih nerulang

38

38

Prognosis
Dubia ad bonam

39

39

TERIMAKASIH

40

40

Anda mungkin juga menyukai