Anda di halaman 1dari 4

Pertanyaan:

1. Dalam pengukuran laporan keuangan non financial, apakah terdapat standar


pengukuran khusus dalam menganalisis? Bagaimana cara mengukur dan
menganalisis laporan keuangan secara non-financial agar dapat dibandingkan
head to head dengan perusahaan lainnya, mengingat non financial measurement
berbeda-beda untuk tiap-tiap perusahaan?
2. Dari kedua tipe analisis laporan keuangan, tradisional dan kontemporer, mana
model yang paling disukai oleh pengguna laporan keuangan? Khususnya para
investor?
3. Apakah indikator non financial analisis harus digunakan? Dalam kondisi
seperti apa, kita para analis harus menggunakan non financial measurement?
4. Apakah bisa seorang analis hanya menggunakan indikator non financial dalam
menganalisis laporan keuangan? apakah non financial analysis juga dapat
disebut dengan analisis jangka panjang?
5. Analisis laporan keuangan dilakukan pada saat laporan keuangan dipublish,
dapat dikatakan informasi tersebut merupakan informasi yang telah berlalu,
bagaimana kita sebagai analis agar dapat mengatasi hal tersebut? Apakah
terdapat cara lain untuk tetap dapat menganalisis suatu perusahaan sebelum
laporan tersebut dipublish?

Contemporary Analysis
Economic Value Added adalah ukuran dari profit ekonomi. Hal ini dihitung sebagai
perbedaan antara Laba Operasional Bersih Setelah Pajak (Net Operating Profit After
Tax) dan opportunity cost dari modal yang diinvestasikan. Opportunity cost ini
ditentukan oleh weighted average cost of debt and equity capital (WACC) dan jumlah
modal yang digunakan.
Hal yang membedakan EVA dari metriks kinerja lainnya seperti EPS, EBITDA, dan
ROIC adalah EVA mengukur semua biaya dalam menjalankan bisnis, yaitu operasi
dan pendanaan. Hal ini membuat EVA paling selaras dengan penciptaan nilai bagi
pemegang saham. Bahkan, EVA dan Net Present Value menggunakan deret hitung,
sehingga perusahaan dapat yakin bahwa peningkatan EVA menjadi hal yang baik bagi
investor. Banyak pendapat mengatakan bahwa EVA adalah alat keputusan yang lebih
baik daripada NPV karena menangkap penciptaan nilai periode ke periode dan
mempermudah melakukan audit kinerja terhadap proyeksi manajemen. Mengingat
kegunaan dari pengukuran, banyak perusahaan telah mengadopsi EVAsebagai bagian
dari manajemen dan sistem intensif yang komprehensif yangmendorong proses

keputusan mereka. Seperti fokus pada penciptaan nilai telah memberikan layanan bagi
para pemegang saham perusahaan-perusahaan ini dengan baik.
Selain itu juga terdapat kelemahan-kelemahan EVA sebagai berikut:
1. EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep ini tidak mengukur aktivitasaktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat retensi konsumen.
2. EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor sangat mengandalkan
pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil keputusan untuk menjual
atau membeli saham tertentu, padahal faktor-faktor lain terkadang justru lebih
dominan.
3. Konsep ini sangat tergantung pada transparansi internal dalam perhitungan EVA
secara akurat.
Market Value Added mengukur perbedaan antara nilai pasar perusahaan (Hutang dan
Ekuitas) dan jumlah modal yang diinvestasikan. MVA sama dengan nilai present value
dari nilai masa depan yang diharapkan EVA. Perusahaan yang diperdagangkan secara
premium (lebih dari modal yang diinvestasikan) memiliki MVA positif, sedangkan
yang diperdagangkan di bawah modal yang diinvestasikan memiliki MVA negatif.
Stern Value Management telah menyusun ranking MVA untuk menghitung penciptaan
kekayaan di seluruh dunia dari perusahaan publik. Para pemegang saham lebih
mempercayai hasil MVA karena MVA adalah present value dari EVA yang dihitung
berdasarkan cost of capital selama beberapa tahun. Hasil yang diberikan akan lebih
akurat dibandingkan dengan EVA sendiri tanpa adanya pembanding.
Pengukuran ini hanya boleh digunakan jika saham perusahaan diperdagangkan di
bursa efek yang sehat. Jika tidak, perdagangan sesekali di pasar over-the-counter bisa
memicu perubahan substansial dalam harga pasar saham. Dimungkinkan untuk
mendapatkan nilai pasar saham dengan melibatkan penilai untuk memberikan
perkiraan, terutama jika sebuah perusahaan swasta yang dikuasai.
Wealth added index (WAI) adalah indikator adanya kelebihan kekayaan yang
dihasilkan di atas harapan pemegang saham. Dimana harapan tersebut didasarka pada
risiko saham yang disesuaikan dengan persepsi para pemegang saham. Gagasan pokok
dari WAI adalah perusahaan menciptakan nilai bagi pemegang sahamnya hanya jika
pengembalian mereka kepada investor melalui kenaikan harga saham dan pemberian
dividen melampaui cost of equity mereka (tingkat pengembalian minimum yang
diisyaratkan investor untuk menaruh uang pada saham yang berisiko). WAI digunakan
untuk mengevaluasi keberhasilan manajemen perusahaan dalam menciptakan nilai
bagi pemegang saham perusahaan. Berhasil atau tidaknya manajemen perusahaan
dalam upayanya menciptakan nilai bagi pemegang saham perusahaan dapat dilihat

dari besarnya tambahan kekayaan yang diciptakan perusahaan bagi pemegang


sahamnya.
Non-Financial Analysis
CSR
CSR juga dapat digunakan sebagai investasi bagi perusahaan di masa depan, dan
perusahaan juga mengharapkan keuntungan atas kegiatan CSR yang dilakukan. Salah
satu harapan dari perusahaan adalah dengan melakukan kegiatan CSR, laba atau
profitabilitas dari perusahaan juga akan meningkat. Dan untuk mengukur berapa laba
perusahaan atau tingkat profitabilitas yang dihasilkan perusahaan dapat menggunakan
salah satu analisis rasio keuangan yaitu rasio rentabilitas (ROE dan NPM).
Human Investment
Dengan cara ini peningkatan nilai tambah pada perusahaan lebih besar dibandingkan
penambahan modal baru seperti penambahan mesin dan peralatan lain. Konsep
human investment dapat diterapkan pada perusahaan apabila mutu dari sumber daya
manusia tersebut baik. Peningkatan mutu sumber daya manusia tersebut dapat
dilakukan dengan melakukan pendidikan dan latihan untuk menambah pengetahuan,
keterampilan, dan pengalaman (training, RnD)
Company Reputation
Merupakan salah satu elemen kunci dari intangible resources yang menjadi sumber
penciptaan kondisi keunggulan daya saing berkelanjutan (sustainable competitive
advantage) bagi suatu perusahaan.
Brand
Brand awareness, Brand Loyalty, Brand insistence, Brand association. Sejauh mana
seorang pelanggan menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai
komitmen pada merek tertentu, dan berniat untuk terus membelinya di masadepan
yang dipengaruhi oleh kepuasan konsumen, Persepsi dan citra yang dikaitkan oleh
orang dengan merek tertentu, segala sesuatu yang dikaitkan atau terkait dengan nama
merek dalam ingatan seorang konsumen maupun segala kesan yang muncul dan
terkait dengan ingatan konsumen mengenai suatu merek. Brand association
mencerminkan pencitraan (positioning) suatu merek terhadap suatu kesan tertentu
dalam kaitannya dengan kebiasaan, gaya hidup, manfaat, atribut, produk, geografis,
harga, pesaing, selebriti dan lain-lainnya. persepsi konsumen terhadap keseluruhan
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkenaan dengan maksud
yang diharapkan konsumen. Persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk
atau jasa tersebut dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan

berpengaruh langsung kepada keputusan pembelian dan loyalitas konsumen terhadap


suatu merek.

Anda mungkin juga menyukai

  • Minggu 8
    Minggu 8
    Dokumen2 halaman
    Minggu 8
    Herlina Santoso
    Belum ada peringkat
  • Mingu 12 Alk
    Mingu 12 Alk
    Dokumen1 halaman
    Mingu 12 Alk
    Herlina Santoso
    Belum ada peringkat
  • Mingu 12 Alk
    Mingu 12 Alk
    Dokumen1 halaman
    Mingu 12 Alk
    Herlina Santoso
    Belum ada peringkat
  • Mingu 12 Alk
    Mingu 12 Alk
    Dokumen1 halaman
    Mingu 12 Alk
    Herlina Santoso
    Belum ada peringkat
  • Mingu 12 Alk
    Mingu 12 Alk
    Dokumen1 halaman
    Mingu 12 Alk
    Herlina Santoso
    Belum ada peringkat
  • Objective Analysis
    Objective Analysis
    Dokumen2 halaman
    Objective Analysis
    Herlina Santoso
    Belum ada peringkat
  • Arus Kas
    Arus Kas
    Dokumen1 halaman
    Arus Kas
    Herlina Santoso
    Belum ada peringkat
  • Analisis Laporan Keuangan
    Analisis Laporan Keuangan
    Dokumen1 halaman
    Analisis Laporan Keuangan
    Herlina Santoso
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat