Anda di halaman 1dari 21

Hymenoptera

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Hymenoptera adalah salah satu ordo biologi serangga, yang antara lain
terdiri atas tawon atau tabuhan, lebah, dan semut. Nama ini merujuk ke
sayap bermembran dari serangga, dan diturunkan dari bahasa Yunani
Kuno (humn): membran dan (pteron): sayap. Sayap
belakang terhubung kesayap depan oleh sejumlah kait disebut hamuli.
Betinanya khas memiliki ovipositor khusus untuk memasukkan telur ke
dalam inang maupun tempat lain yang tak dapat dijangkau. Ovipositor sering
termodifikasi atas alat penyengat. Yang mudanya berkembang
melaluimetamorfosis sempurna yakni memiliki stadium larva seperti
cacing dan stadium kepompong yang tak atif sebelum dewasa.
(Lihat holometabola.)

Penentuan sekssuntingsunting sumber

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Sistem penentuan seks haplodiploid
Di antara Hymenoptera, seks ditentukan oleh sejumlah kromosom yang
dimiliki setiap individu. Telur yang dibuahi mendapatkan 2 set kromosom
(masing-masing dari gamet parental), lalu berkembang ke betina diploid,
sedangkan telur yang tak dibuahi hanya mengandung 1 set (dari betina), lalu
berkembang menjadi jantan haploid; tindakan pembuahan berada di bawah
kendali sadar betina penghasil telur. Fenomena ini disebut haplodiploidi.
Namun, perlu diingat bahwa mekanisme genetik yang sesungguhnya dari
penentuna seks haplodiploid bisa lebih kompleks daripada jumlah kromosom
yang sederhana.
Pada sejumlah Hymenoptera, seks biasanya ditentukan oleh lokus gen
tunggal dengan banyak alel. Pada spesies-spesies itu, haploidnya jantan dan
diploid heterozigot pada lokus seksnya betina, namun biasanya diploid akan
homozigot pada lokus seks dan sebagai gantinya berkembang menjadi
jantan. Ini mungkin khususnya terjadi pada individu yang parentalnya
bersaudara atau berhubungan dekat. Jantan diploid diketahui tercipta
dengan perkawinan sejenis pada sejumlah spesies semut, lebah dan tawon.
Salah satu akibat haplodiploidi adalah rata-rata betinanya memiliki gen yang
lebih banyak dengan saudarinya daripada mereka sendiri dengan anak

betinanya. Karena hal inilah, kerja sama di antara betina yang sama tidak
biasanya menguntungkan, dan ada hipotesis berpengaruh pada
asal eusosialyang banyak dalam ordo ini.

Klasifikasisuntingsunting sumber
Symphytasuntingsunting sumber

Subordo Symphyta termasuk lalat daun, ekor tanduk, dan tawon kayu
parasit. Kelompok ini nampaknya parafiletik, karena sering dipercaya bahwa
familiOrussidae ada dalam kelompok yang dari situ Apocrita berkembang.
Mereka memiliki simpangan tak menyempit antara thorax dan abdomen, dan
larva-larva dari bentuk yang hidup bebas biasanya herbivora, berkaki,
berkaki depan (di tiap segmen, tak seperti Lepidoptera), dan ocelli.

Apocritasuntingsunting sumber

Tawon, lebah, dan semut membentuk subordo Apocrita, dicirikan dengan


penyempitan antara segmen abdomen pertama dan kedua yang disebut
pinggang tawon (petiola), juga melibatkan bersatunya segmen abdomen
pertama pada thorax. Larva-larva semua Apocrita juga tak berkaki, berkaki
depan, maupun ocelli.

Ordo Hymenoptera
Kata hymenoptera berasal dari bahasa yunani yaitu uman
atau hymen (kulit tipis, membrane,selaput) dan ptera (sayap). Disebut
demikian karena sayap serangga ini tipis seperti membrane yang halus,
sayap depan lebih besar dari satap belakang dan sayap dua pasang dan
bervena. Ordo ini terdapat beberapa keluarga pemakan tanaman, tetapi
sebagian besar merupakan pemakan serangga lain. Hymenoptera terbagi
menjadi dua subordo yaitu, chalastogastra dan clistogastra.
Ciri-ciri ordo hymenoptera adalah :

Mengalami metamorfosis sempurna.

Tipe alat mulut penggigit atau penggigit-pengisap yang dilengkapi


flabellum sebagai alat pengisapnya.

Metamorfose sempurna (Holometabola) yang melalui stadia : telur->


larva> kepompong > dewasa.

Sayap terdiri dari dua pasang dan membranus. Sayap depan


umumnya lebih besar daripada sayap belakang. Pada kepala dijumpai
adanya antene (sepasang), mata facet dan occelli.

Contoh : Lebah madu (Apis), tawon (Xylocopa latipes), semut hitam


(Monomorium sp.). Anggota famili Braconidae, Chalcididae, Ichnemonidae,
Trichogrammatidae dikenal sebagai tabuhan parasit penting pada hama
tanaman.Beberapa contoh anggotanya antara lain adalah : Trichogramma
sp. (parasit telur penggerek tebu/padi), Apanteles artonae Rohw. (tabuhan
parasit ulat Artona). Tetratichus brontispae Ferr. (parasit kumbang Brontispa)

Ciri-Ciri Ordo Hymenoptera


pengertian ordo hymenoptera Hymenoptera adalah salah satu jenis hewan
kategori insecta yang mempunyai sayap bermembran.
Ciri khusus ordo hymenoptera dan morfologi ordo hymenoptera antara lain
adalah :

Disebut serangga bersayap selaput.

Mempunyai 2 pasang sayap, sayap depan lebih besar dari sayap belakang.

Memiliki ovipostitor pada hewan betinanya.

Peranan hymenoptera membantu penyerbukan tanaman.

Mengalami metamorfosis sempurna.

Contoh Hymenoptera
Contoh ordo hymenoptera / contoh hewan hymenoptera / contoh serangga
ordo hymenoptera yaitu :
1. Xylocopa bombus ( lebah kayu )
2. Apis indica ( lebah madu )
3. Apis dorsata ( lebah gong )
Lebah-lebah ini mempunyai susunan masyarakat tersendiri yang terbagi ke
dalam golongan :

Lebah pekerja yaitu lebah betina yang mandul, bertugas mengumpulkan


madu, membuat sarang, mengurus telur dan larva.

Lebah jantan bertugas mengawini ratunya.

Lebah ratu, tubuh bagian belakang besar, tidak bekerja dan tugasnya hanya
bertelur, dalam satu sarang hanya ada seekor saja.

4. Formicidae sp, ( semut )


5. Oecophylla smaragdina ( semut merah / semut rangrang )

PENGENALAN ORDO HYMENOPTERA DAN


DIPTERA
PENGENALAN ORDO HYMENOPTERA DAN DIPTERA
(Laporan Praktikum Bioekologi Hama Tanaman)
Karina Zulkarnain
131412109

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kata hymenoptera berasal dari bahasa yunani yaitu uman atau hymen (kulit tipis,
membrane) dan ptera (sayap) yang berarti sayap serangga ini tipis seperti
membrane yg halus, sayap depan lebih besar dari satap belakang. Sebagian besar
ordo ini merupakan pemakan serangga lain. Hymenoptera terbagi menjadi dua
subordo yaitu, chalastogastra dan clistogastra. Hymenoptera Mengalami
metamorfosis sempurna, tipe alat mulut mandibulata yang dilengkapi flabellum
sebagai alat pengisapnya. (
Kata diptera berasal dari kata yunani yaitudi(dua)danptera(sayap). Karena
serangga yg termasuk dalam ordo ini mempunyai sepasang sayap, Tetapi ada yg

mempunyai dua pasang sayap yaitu lalat tapi tereduksi menjadi halter yg berfungsi
sebagai alat keseimbangan. Larva pada ordo ini disebut belatung. Belatung
berbentuk ulat pendek yang tidak memiliki kaki, kepalanya kecil dan semakin
kebelakang akan semakin besar
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Mengetahui jenis-jenis serangga yang termasuk Hymenoptera dan Diptera
Mengetahui bagian-bagian tubuh dari Hymenoptera dan Diptera
Mengetahui ciri-ciri morfologi dari Hymenoptera dan Diptera
4. Mengetahui gejala yang terlihat dan cara pengendaliannya.
METODOLOGI PERCOBAAN
2.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Pengenalan Ordo Hemiptera, Tysanoptera dan Isoptera dilakukan pada
tanggal November 2014 pukul 07.30 WIB s/d 09.30 WIB di Laboratorium Hama,
Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.
2.2. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cawan petri.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Lalat parasitoid, lalat
buah, lalat rumah, Trichograma, Apenteles flavipes, Stenobracon nicevillei.
2.3. Prosedur Percobaan
Adapun prosedur percobaan pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
Disiapkan alat dan bahan yang akan diamati.
Diamati bahan yang telah disiapkan di cawan petri.
Dideskripsikan bahan yang telah disiapkan.
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pengamatan

Adapun tabel hasil pengamatan yang didapatkan dari praktikum ini adalah sebagai
berikut:
Lalat Parasitoid
Famili : Tachinidae
Spesies : Strumiopsis
inferens

Lalat Buah
Famili : Tephritidae
Spesies : Bactrocera sp.

Lalat Rumah
Famili : Muscidae
Spesies : Musca
domestica
Trichograma
Famili :
Trichogrammatidae
Spesies : Trichograma
chilonis
Apenteles flavipes
Famili : Branconidae
Spesies : Apenteles
flavipes
Stenobracon nicevillei
Famili : Branconidae
Spesies : Stenobracon
nicevillei

Pembahasan
3.1.1

Lalat Parasitoid Strumiopsis inferens

(Diptera : Tachinidae)

Siklus hidup dari telur hingga menjadi imago rata-rata 40,5

(31-49) hari

dengan masa telur 5-11 hari, rata-rata masa tempayak 18,7 (15-24) hari dan ratarata masa pupa 12,8 hari (11-14) hari (Saragih dkk., 1986). Perkembangbiakan lalat
parasitoid hampir sama dengan lalat rumah, dimana lalat betina mengalami bunting
1-2 minggu. Telur yang telah dibuahi ditahan dalam uterus, kerapkali penetasan
terjadi dalam organ tersebut dan dapat juga terjadi tempayak dikeluarkan dengan
masih diselubungi lapisan kulit telur yang tipis
Larva dari ordo diptera disebut sebagai ulat atau tempayak, dimana bagian
kepala atau tubuh tidak dapat dibedakan, selalu tidak bertungkai atau tidak
berkaki (Amalia , 2010).
3.1.2Lalat Buah Bactrocera sp. (Diptera : Tephritidae
Lalat buah (Bactrocera sp.) adalah hama yang banyak menyerang buah-buahan dan
sayuran. Anggota ordo Diptera ini kerap menggagalkan panen yang dinanti petani
buah dan sayur.Lalat buah berukuran 1-6 mm, berkepala besar, berleher sangat
kecil. Warnanya sangat bervariasi, kuning cerah, oranye, hitam, cokelat, atau
kombinasinya dan bersayap datar. Pada tepi ujung sayap ada bercak-bercak coklat
kekuningan. Pada abdomennya terdapat pita-pita hitam, sedangkan pada thoraxnya
terdapat bercak-bercak kekuningan.Lalat buah sering menyerang dan
menghancurkan tanaman saat musim penghujan karena kelembapan memicu pupa
untuk keluar menjadi lalat dewasa.
Gejala : larva akan menggerek buah dan menyebabkan buah membusuk di bagian
dalam. Bila diamati, pada buah yang terserang akan tampak lubang kecil kehitaman
bekas tusukan. Buah menjadi rusak, lembek, busuk dan akhirnya rontok. Batang
yang terserang menjadi benjolan seperti bisul sehingga buah yang dihasilkan kecilkecil dan menguning.
Pengendalian yang dapat dilakukan : dengan cara sanitasi lingkungan, yaitu
pengumpulan buah-buah yang terserang, baik yang jatuh maupun yang masih di
pohon. Kemudian dimusnahkan dengan menimbun yang terserang kedalam tanah
(dipastikan bahwa kedalaman tanah tidak memungkinkan larva dapat berkembang
menjadi pupa) (Amir , 2003).

3.1.3

Lalat Rumah Musca domestica (Diptera : Muscidae)

Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap (Di- = dua dan
ptera = sayap). Mata yang dimiliki biasanya berukuran besar. Antena memiliki
jumlah segmen yang bervariasi dari 3 40 buah. Metamorfosis sempurna dengan
larva yang tidak berkakiOrdo ini memiliki tipe alat mulut untuk mengunyah dan
menghisap atau menjilat dan menghisap membentuk alat mulut yang sepeti belalai
disebut probosis. Probosis ini dapat ditarik ke dalam atau dijulurkan sesuai dengan
keperluan hewan tersebut. Sesuai dengan namanya, hewan dari ordo ini
mempunyai 2 pasang sayap depan, sedangkan sayap belakang berubah bentuknya
menjadi suatu bulatan kecil yang disebut haltere. Haltere ini digunakan sebagai alat
keseimbangan dan alat untuk mengetahui keadaan angin (Widiyaningrum,2009).
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabuabuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Memiliki sepasang
mata, sepasang antena, dan tiga pasang kaki. Lalat rumah memiliki bulu pada
bagian atas dan bawah. Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang
melengkung ke arah kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis ini menjadi
ciri pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Siklus
hidup pada lalat rumahada 4 fase, yaitu: telur, larva, pupa, dan dewasa.
Metamorfosis yang dilakukan oleh lalat adalah metamorfosis sempurna (Borror ,
1996).
3.1.4 Trichograma Trichograma chilonis ( Hymenoptera : Trichogrammatidae)
Parasitoid telurTrichogramma japonicummemiliki panjang tubuh 0,75 mm dengan
tubuh berwarna hitam dan mata merah yang khas (Darmadi, 2008). Tarsus dengan
tiga ruas. Sayap depan sangat lebar dengan rambut-rambut yang membentuk garis,
vena marginal dan stignal membentuk kurva tunggal. Sayap belakang sempit dan
berambut apabila dipelihara pada suhu 30 oC dan kelembapan 80% tubuh berwarna
cokelat kehitaman, rambut-rambut pada sayap depan panjang, ovipositor keluar di
ujung abdomen. Imago jantan mempunyai antenna berbentuk clavus dengan 30-40
rambut, tiap rambut panjangnya 3 kali lebar antenna. Ovipositor pada betina
hampir satu setengah kali lebih panjang daripada tibia belakang yang
memungkinkan betina untuk meletakkan telur ke dalam telur yang tertutup bulu.
Ukuran telur sekitar 0,31mm. rasio jenis kelamin dewasa jantan dan betina adalah
1:2,3. Parasitoid ini merupakan parasitoid yang hidup berkelompok (Pracaya ,
2008).

Larva Trichogramma terdiri dari tiga instar. Setelah mencapai instar 3 (3-4 hari
setelah telur terparasit), telur penggerek batang berubah warnanya menjadi gelap
atau hitam. Larva kemudian berkembang menjadi pupa. Setelah 4-5 hari, pupa
berubah menjadi imago, dan keluar dari telur inang dengan membuat lubang bulat
pada kulit telur. Daur hidup sejak telur diletakkan hingga imago muncul sekitar 8
hari. Setiap betina biasa menghasilkan telur sebanyak 50 butir. Perkembangbiakan
dengan perkawinan atau parthenogenesis. Parasitoid betina yang kawin
menghasilkan keturunan betina dan jantan, sedangkan yg tidak kawin akan
menghasilkan jantan saja (Gullan, 1999).
Pada saat pemarasitan, parasitoid Trichogramma japonicum betina akan menguji
telur dengan memukulnya menggunakan antenna, menggerek masuk ke dalam
telur inang dengan ovipositornya dan meletakkan satu atau lebih telur tergantung
ukuran telur inang. Pada saat Trichogramma japonicum betina menemukan
inangnya, biasanya akan tinggal dekat atau menetap pada inangnya untuk periode
yang panjang selama terjadinya pemarasitan. Populasi parasitoid dipengaruhi oleh
keberadaan inang dan kondisi lingkungan. Populasi inang yang rendah
menyebabkan parasitoid tidak berkembang, parasitoid dewasa aktif pada siang hari
dan terbang menuju ke arah sumber cahaya. Tingkat pemarasitan di lapangan
berkisar antara 40% (Pracaya , 2008).
3.1.5 Apenteles flavipes (Hymenoptera : Branconidae)
Apanteles sp. memiliki antena lebih panjang dari tubuh, tubuh berwarna hitam dan
berwarna kuning pada bagian abdomen dan kakinya, sedangkan pada sayap
terdapat RV (Reccurent vein). Apanteles sp. merupakan musuh alami yang berupa
parasitoid larva. Parasitoid ini mempunyai kisaran inang yang luas, antara
lain Plusia chalcites, Crocidolomia binatalis, Attacuc atlas, dan Spodoptera
litura. Apanteles dewasa berukuran sangat kecil, panjangnya sekitar 2-3
mm.Apanteles betina meletakkan telur ke dalam tubuh inang (pada stadium telur
atau larva instar awal) dengan ovipositornya, biasanya dalam satu inang akan
diletakkan telur sebanyak 16-65 butir. Telur-telur tersebut akan menetas dalam 2-3
hari, dan larva yang muncul akan segera memakan tubuh inangnya dari dalam
(endoparasitoid). Menjelang berpupa, larva akan keluar dari tubuh inang dan
berpupa di luar tubuh inang. Pupa Apanteles berwarna putih. Dewasa yang muncul
hanya hidup beberapa hari saja. Apanteles yang ditemukan pada saat penelitian
menyerang ulat dari anggota Famili Lymantriidae (Eggleton , 1995).

3.1.6 Stenobracon nicevillei (Hymenoptera : Branconidae)


Stenobracon nicevilleierupakan parasit larva. Ukuran tubuhnya adalah 9-13 mm.
Parasitoid betina memiliki ovipositor berukuran 2 kali panjang tubuhnya. Alat ini
dimasukkan ke larva penggerek saat oviposisi untuk memasukkan sebutir telurnya.
Seekor larva penggerek cukup untuk menghidupi seekor parasitoid hingga dewasa.
Parasitoid ini ditemukan di lingkungan yang kering(Sudarsono , 2003).
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
hymenoptera berasal dari bahasa yunani yaitu uman atau hymen (kulit tipis,
membrane) dan ptera (sayap) yang berarti sayap serangga ini tipis seperti
membrane yg halus, sayap depan lebih besar dari satap belakang.
diptera berasal dari kata yunani yaitudi(dua)danptera(sayap). Karena serangga yg
termasuk dalam ordo ini mempunyai sepasang sayap, Tetapi ada yg mempunyai
dua pasang sayap yaitu lalat tapi tereduksi menjadi halter yg berfungsi sebagai alat
keseimbangan
Serangga yang termasuk ordo hymenoptera adalah Trichogramma (Trichogramma
chilonis), Apenteles flavipes, Stenobracon nicevillei.
Serangga yang termasuk ordo diptera adalah Lalat parasitoid (Sturmiopsis
inferens), Lalat buah (Bactrocera sp.), Lalat rumah (Musca domestica).
Hymenoptera sebagian besar merupakan parasitoid, tetapi sebagian diptera juga
berperan sebagai parasitoid.
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, H dan Idham Sakti Harahap. 2010. Preferensi Kecoa Amerika Periplaneta
Americana (L.) (Blattaria : Blattidae) terhadap berbagai kombinasi umpan. Jurnal
Ilmiah Sainteks. Vol.7, No.2, 67-77. Ilmiah Sainteks. Vol.14, No.3, 173-177.
Amir, M. 2003.Rayap dan Peranannya.Dalam: M. Amir, Kahono. S. Serangga Taman
Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat.Biodiversity Conservation
Project.LIPI.51-62.
Borror, D. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta, UGM Press.

Eggleton P, Bignell DE. 1995. Monitoring the response of tropical insects to changes
in the environment: troubles with termites. Di dalam: Harrington R, Stroks
NE. Insects in a Changing Environment. London: Academic Pr. hal: 473-497.
Gullan, P.J; Cranston PS. 1999. The Insect An Outline of Entomology. Edisi Ke-2.
Oxford: Blackwell Sci.
Pracaya.2008.Hama dan penyakit Tanaman. Jakarta : Penebar Swadaya.
Sudarsono, H. 2003. Hama belalang kembara (locusta migratoria manilensis
meyen): Fakta dan Analisis Awal Ledakan populasi di Provinsi Lampung. Jurnal Hama
dan penyakit Tumbuhan Tropika. Vol.3, No.2: 51-56.
Widiyaningrum, P. 2009. Pertumbuhan Tiga Spesies Jangkrik Lokal yang
Dibudidayakan pada Padat Penebaran dan Jenis Pakan Berbeda. Jurnal Ilmiah
Sainteks. Vol.14, No.3, 173-177.

MAKALAH: ORDO HYMENOPTERA (LEBAH MADU DAN SEMUT


RANGRANG) (ENTOMOLOGI)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Serangga merupakan suatu misteri penciptaan yang luar biasa.
Serangga mempunyai jumlah terbesar dari seluruh spesies yang ada di bumi
ini, mempunyai berbagai macam peranan dan keberadaannya ada dimanamana, sehingga menjadikan serangga sangat penting di ekosistem dan
kehidupan manusia (Suheriyanto, 2008).
Dari 1,82 juta spesies tumbuhan dan hewan yang telah diidentifikasi,
serangga merupakan kelompok yang paling besar, yaitu mencapai 60% dari
spesies tersebut atau lebih kurang ada 950.000 spesies serangga. Jumlah
seluruh serangga baik yang sudah diidentifikasi secara pasti. Menurut
perkiraan pada tahun 1992, jumlah serangga berkisar antara 5 sampai 10
juta spesies (Suheriyanto, 2008).
Hymenoptera adalah salah satu biologi serangga, yang antara lain
terdiri atas tawon, lebah, dan semut. Nama ini merujuk karena serangga ini
memiliki sayap yang bermembran. Sayap belakang terhubung ke sayap
depan oleh sejumlah kait disebut hamuli. Betinanya khas memiliki ovipositor
khusus untuk memasukkan telur ke dalam inang maupun tempat lain yang
tak dapat dijangkau. Ovipositor sering termodifikasi atas alat penyengat.
Yang mudanya berkembang melalui metamorfosis sempurna yakni memiliki
stadium larva seperti cacing dan stadium kepompong yang tak atif sebelum
dewasa.
Dari sudut kepentingan manusia, ordo ini barangkali berguna dari
seluruh kelas serangga. Ordo ini mengandung banyak sekali jenis yang
berharga sebagai parasit-parasit atau pemangsa-pemangsa dari hama-hama
serangga, dan ordo itu mengandung penyerbuk-penyerbuk yang paling
penting dari tumbuh-tumbuhan yaitu lebah-lebah. Hymenoptera adalah satu

kelompok yang sangat menarik dalam hal biologi, karena menunjukkan


keragaman yang besar dari kebiasaan-kebiasaan dan kompleksitas kelakuan
yang meningkat dalam hal organisasi sosial dari tabuhan, lebah dan semutsemut (Borror, 1996).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Ordo Hymenoptera ?
2. Apa Ciri-ciri, Struktur morfologi dan anatomi dari Ordo Hymenoptera ?
3. Bagaimana peranan dari Ordo Hymenoptera ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Ordo Hymenoptera
2. Mengetahui Ciri-ciri, Struktur morfologi dan anatomi dari Ordo
Hymenoptera.
3. Mengetahui peranan dari Ordo Hymenoptera.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Deskripsi Ordo Hymenoptera
Berasal dari kata hymen yang berarti selaput dan pteron yang berarti
sayap. Identifikasi dari ordo ini adalah mempunyai dua pasang sayap yang
menyerupai membran. Sayap belakang lebih kecil dari sayap muka dan
terletak di margin anterior yang digunakan pada waktu terbang. Alat mulut
mandibulata, ovipositor berkembang dengan baik bermodifikasi sebagai alat
pengengat (pada imago betina) (Boror and Delong, 1970).
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Ordo Hymenoptera
Tipe perkembangan dari serangga ini adalah holometabola, serangga
ini ada yang parasit, predator, pemakan tanaman dan juga sebagai pemakan
bahan-bahan organik (scavengers). Hymenoptera ini terbagi atas dua sub
ordo yaitu Symphyta dan Apocrita. Pada Symphyta abdomen menyatu
dengan toraks, sedangkan pada Apocrita dasar abdomen mengecil dan
mengalami pergentingan dengan toraks (Arora and Dhaliwal, 1999).

2.3 Struktur Ordo Hymenoptera


2.3.1 Morfologi
Anggota-anggota yang bersayap dari ordo ini memiliki empat sayap
yang tipis. Sayap-sayap belakang lebih kecil daripada sayap-sayap depan
dan mempunyai satu deret kait-kait kecil (hamuli) pada tepi anterior, dengan
alat itu sayap belakang menempel ke satu lipatan pada tepi anterior sayap
depan. Sayap-saya secara relatif mengandung beberapa rangka sayap, dan
pada beberapa bentuk yang kecil tidak terdapat rangka-rangka sayap sama
sekali. Bagian-bagian mulut mandibulat, tetapi kebanyakan, terutama lebahlebah, labium dan maksillae membentuk satu struktur seperti lidah melalui
alat itu makanan cairan diambil (Borror, 1996).
Sungut-sungut hymenoptera beragam bentuknya, jumlah ruas-ruas,
dan lokasi pada muka. Pada Apocrita, jumlah ruas-ruas sungut dan dalam
berapa hal, bentuk sungut dapat berbeda pada dua jenis kelamin. Pada
kebanyakan acleata yang jantan mempunyai 13 ruas sungut dan yang betina
memiliki 12. Pada semur-semut, sungut-sungut dengan sangat jelas bersiku
pada ratu-ratu dan pekerja daripada yang jantan (Borror, 1996).
2.3.2 Anatomi
Berbeda dengan golongan serangga lain, serangga yang tergolong
ordo Hymenoptera memiliki thorax yang terdiri atas empat ruas, yaitu
prothorax, mesothorax, metathorax, dan propedeum. Secara homologi
propodeum adalah ruas abdomen yang pertama tetapi secara evolusioner
fungsinya menyatu dengan thorax. Unit abdomen Hymenoptera yang secara
homologi minus abdomen pertama itu dikenal sebagai gester sedangkan
thorax dan propodeum dikenal sebagai alitrunk (Susilo, 2007).
Hymenoptera terdiri atas dua sub-ordo, yaitu Symphyta (tingkat
rendah) dan Apocrita (tingkat tinggi). Sub-ordo Symphyta mencakup
golongan Hymenoptera herbivora yang dikenal sebagai kerawai daun,
sedangkan sub-ordo Apocrita mencakup golongan Hymenoptera karnivora
(predator & parasitoid) dan Hymenoptera eusosial. Perbedaan morfologi
antara Symphyta dan Apocrita adalah bentuk ruas awal gaster dan tipe
larvanya. Ruas awal gaster pada Apocrita berukuran lebih langsing daripada
ruas-ruas belakangnya sehingga membentuk tangkai (petiol). Karena bentuk

gasternya yang demikian itu, Sub-ordo Apocrita dikenal pula sebagai Subordo Symphyta adalah Sub-ordo Clistogastra (Petiolata) (Susilo, 2007).
2.4 Ciri-ciri Ordo Hymenoptera
Ukuran tubuh sangat kecil hingga besar. Sayap 2 pasang, seperti
selaput, bervena sedikit, untuk yang berukuran sangat kecil hampir tidak
mempunyai vena, sayap depan lebih besar dari sayap belakang, mempunyai
sederetan kait-kait kecil yang ter letak di margin anterior yang digunakan
pada waktu terbang. Antena mempunyai 10 ruas atau lebih. Betina
memunyai ovipositor yang berkembang baik, beberapa jenis ovopositornya
bermodifikasi menjadi alat sengat untuk pertahanan diri (Mochamad dkk,
2009).
Ciri-ciri toraks yang dipakai dalam identifikasi Hymenoptera terutama
mencakup bentuk pronotum sklerit mesothoraks tertentu dan lekukanlekukan. Bentuk protonum berguna untuk memisahkan beberapa famili
Symphyta, dan bentuknya dari sisi berguna untuk memisahkan kelompokkelompok superfamili Apocrita.
2.5 Klasifikasi Ordo Hymenoptera
Kerajaan : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Subkelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Super ordo : Endopterygota
Ordo : Hymenoptera
2.6 Peranan Ordo Hymenoptera
Anggota ordo ini banyak yang menguntungkan manusia karena
sebagai parasit dan predator hama serta sebagai polinator. Ordo ini terbagi
menjadi 2 sub ordo yang kemudian tiap sub ordo terbagi menjadi beberapa
superfamili dan beberapa famili. Kedua sub ordo tersebut adalah Symphyta
(Chalastrogastra) dan sub ordo Apecitra (Clistogastra). Sifat- sifat

karakteristik yang digunakan dalam identifikasi adalah vena sayap, antena,


abdomen, kaki, dan sifat-sifat yang lain (Mochamad dkk, 2009).
2.7 Siklus Hidup
Metamorfosis sempurna, dan pada kebanyakan ordo, larva seperti
lundi atau seperti belatung. Larva kebanyakan lalat-lalat gergaji dan bentubentuk yang sekerabat (subordo Symphyta) adalah eruciform dan berbed
dari lepidoptera di mana mereka mempunyai lebihdari lima pasang proleg,
tidak ada kroset pada proleg-proleg ini, dan biasanya hanya mempunyai
sepasang stemmata. Pupae eksarat dan dapat terbentuk dalam satu kokon,
di dalam induk-semang (dalam hal jenis parasitik) atau pada sel yang
khusus. Kelamin pada kebanyakan Hymenoptera dikontrol oleh pembuahan
telur. Telur yang telah dibuahi berkembang menjadi betina-betina dan telurtelur yang tidak dibuahi biasanya berkembang menjadi jantan (Borror, 1996).
2.8 Spesies dari Ordo Hymenoptera
2.8.1 Lebah Madu (Apis Indica)
Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena hidupnya
berkelompok meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian.
Semua lebah masuk dalam suku atau familia Apidae ( Hymenoptera:
serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah
dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika. Sebagai serangga,
lebah mempunyai tiga pasang dan dua pasang sayap. Lebah membuat
sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada rumah. Sarangnya
dibangun dari propolis (perekat dari getah pohon) dan malam yang
diproduksi oleh kelenjar-kelelenjar lebah betina yang masih muda terdapat
dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari.
Lebah menjalani metamorfosis lengkap ("holometabola") sehingga
terdapat empat tahap bentuk kehidupan:
1.
2.
3.
4.

telur,
larva (bentuk ulat),
(kepompong),
imago (lebah dewasa).

Telur yang menetas akan menjadi larva. Pada tahapan ini, lebah
pekerja akan memberi larva makanan berupa serbuk sari, nektar, serta
madu. Sebagian nektar yang dikumpulkan oleh lebah pekerja disimpan
sebagai madu. Setelah beberapa hari, larva berganti menjadi pupa dan
seterusnya menjadi anak lebah. Salah satu syarat hidup lebah adalah
adanya tanaman. Secara umum lebah bisa hidup di seluruh belahanbumi,
kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di daerah kutub tidak ada
tanaman yang menjadi sumber pakan lebah. Di daerah tropis lebah dapat
berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena
tumbuhan sebagai sumber pakan tersedia terus. Di daerah sub tropis lebah
tidak produktif pada musim dingin (Suranto,2004).
Berikut ini klasifikasi dari spesies lebah madu.
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Apidae
Bangsa: Apini
Genus: Apis
Lebah madu telah di kenal oleh manusia sejak zaman budaya-budaya
kuno beberapa ribu tahun yang lalu. Al Qur'an menempatkan secara
istimewa lebah madu menjadi sebuah judul yaitu An Nahl (Lebah Madu).
Dalam salah satu ayatnya (Surah An Nahl ayat 68-69 tertulis:
Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukitbukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia.
Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah
jalan Tuhanmu yang telah di mudahkan. Kemudian dari perut lebah itu
keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
berpikir.

2.8.2 Semut rangrang (Oechophylla smaragdina)


Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga
Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Hymenoptera bersama dengan
lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan
perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan
koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan
semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan,
dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah
luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut
super organisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah
kesatuan.
Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di . Hanya di
beberapa tempat seperti di Islandia,Greenland dan Hawaii, mereka tidak
menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat
membnetuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar. Rayap,
terkadang disebut semut putih, tidak memiliki hubungan yang erat dengan
semut, walaupun mereka memiliki struktur sosial yang sama. Semut beludru,
walaupun menyerupai semut besar, tapi mereka merupakan tawon betina
yang tidak bersayap.
Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif sangat kecil, semut adalah
hewan terkuat kedua didunia. Semut jantan mampu menopang beban
dengan berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri, dapat
dibandingkan dengan gajah yang hanya mampu menopang beban dengan
berat dua kali dari berat badannya sendiri. Posisi pertama adalah Kumbang
Badak dengan kemampuan menopang beban dengan berat 850 kali dari
berat badannya sendiri.
Klasifikasi ilmiah dari spesies semut rangrang adalah sebagai berikut :
Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Sub ordo : Apokrita

Sub Famili: Vespoidea


Famili : Formicidae
Spesies : Oechophylla smaragdina
Umat muslim diperintahkan untuk tidak membunuh semut,
berdasarkan hadits riwayat Abu Hurairah Muhammad bersabda bahwa, "Ada
seekor seekor semut pernah menggigit salah seorang . Nabi tersebut lalu
memerintahkan umatnya untuk mendatangi sarang semut kemudian
membakarnya. Tetapi kemudian Allah menurunkan wahyu kepadanya,
"Apakah hanya karena seekor semut menggigitmu lantas kamu
membinasakan satu umat yang selalu bertasbih.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Pengertian dari Ordo Hymenoptera adalah hymen = selaput, berarti
hymenoptera merupakan Serangga bersayap selaput.
2. Ciri-ciri dari Ordo Hymenoptera yaitu : Sayap seperti selaput tipis,
Metamorfosis : Holometabola, Bersifat sebagai hama (sebagian kecil),
parasit, dan predator, serta penyerbuk. Memiliki Sungut-sungut hymenoptera
beragam bentuknya, jumlah ruas-ruas, dan lokasi pada muka.
3. Peranan dari Ordo Hymenoptera yaitu :
: Kerawai daun (leafcutter bees),
Parasit : Larva memarasit berbagai jenis serangga dari ordo Homoptera,
Coleoptera, Diptera dan Hymenoptera,
Predator : Memangsa berbagai jenis serangga,
Penyerbuk : Jenis lebah, tetapi imago parasit pun dapat berperan sebagai
penyerbuk.
DAFTAR PUSTAKA
Borror j, Donald,1996. Pengenalan Pelajaran Serangga edisi keenam. Gajah
mada university press : Yogyakarta

Hadi, H. Mochamad, dkk. 2009. Biologi Insekta Entomologi. Graha ilmu.


Yogyakarta
Purnomo, Hari, 2010. Pengantar Pengendalian Hayati. Penerbit : CV Andi
offset. Yogyakarta
Suheriyanto, Dwi, 2008. Ekologi Serangga. UIN Malang Press
Susilo F.x, 2007. Pengendalian Hayati dengan memberdayakan musuh alami
hama tanaman. Graha ilmu edisi pertama. Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai