BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan
2.1.1 Pengertian Kebisingan
Bunyi adalah perubahan tekanan yang dapat dideteksi oleh telinga
atau kompresi mekanikal atau gelombang longitudinal yang merambat
melalui medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat,
atau gas. Kebanyakan suara atau bunyi ini merupakan gabungan berbagai
sinyal, tetapi suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan
osilasi atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitude atau
kenyaringan bunyi dengan pengukuran desibel. Manusia mendengar bunyi
saat adanya bunyi dari sumber bunyi yang merambat melalui getaran udara
atau medium lain, sampai kegendang telinga manusia. Jadi kebisingan
adalah suara yang tidak dikehendaki (Unwanted/Undesired Sound). Spooner
mendefinisikan bising sebagai suara yang tidak mempunyai kualitas musik.
Sedangkan menurut Wall, kebisingan adalah suara yang mengganggu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa kebisingan adalah bunyi atau suara yang
tidak dikehendaki dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan serta
dapat menimbulkan ketulian. (Siswanto, 1991).
Kebisingan juga dapat didefinisikan sebagai bunyi atau suara yang
tidak
dikehendaki
dapat
mengganggu
kesehatan
dan
kenyamanan
lingkungan dan juga bunyi yang tidak disukai dan menggangu. Bunyi yang
menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar.
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
kebisingan.
Penggunaan
gergaji
bundar
dapat
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
3. Aliran Material
Aliran gas, air atau material-material cair dalam pipa distribusi
material di tempat kerja, apalagi yang berkaitan dengan proses
penambahan tekanan (high pressure processes) dan pencampuran,
sedikit banyak akan menimbulkan kebisingan di tempat kerja.
Demikian pula pada proses-proses transportasi material-material padat
seperti batu, kerikil, potongan-potongan metal yang melalui proses
pencurahan (gravity based)
4. Manusia
Dibandingkan dengan smber suara lainnya, tingkat kebisingan
suara manusia memang jauh lebih kecil. Namun demikian, suara
manusia tetap diperhitungkan sebagai sumber suara di tempat kerja.
2.1.2 Jenis Kebisingan
Jenis-jenis kebisingan seperti yang dikemukakan oleh Siswanto (1991)
adalah :
1.
2.
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
3.
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
c. Impulsive noise
Kebisingan yang dihasilkan oleh suara-suara berintensitas tinggi
(memekakkan telinga) dalam waktu relative singkat.
Discrete frequency
Steady noise
Broad brand
Noise
Fluctuating
Non-steady noise
Intermittent
Impulsive
Sumber Kebisingan
Sumber bising ialah sumber bunyi yang kehadirannya dianggap
mengganggu pendengaran baik dari sumber bergerak maupun tidak
bergerak. Umumnya sumber kebisingan dapat berasal dari kegiatan
industri, perdagangan, pembangunan, alat pembangkit tenaga, alat
pengangkut, dan kegiatan rumah tangga. Di industri, sumber kebisingan
dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu (Tigor, 2006) :
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
1. Suara Mesin
Jenis mesin penghasil suara di tempat kerja sangat bervariasi,
demikian pula karakteristik yang dihasilkan. Contohnya adalah mesin
pembangkit tenaga listrik seperti genset, mesin diesel, dan sebagainya.
Di tempat kerja, mesin pembangkit tenaga listrik umumnya menjadi
sumber-sumber kebisingan berfrekuensi rendah (<400Hz).
2. Benturan antara alat kerja dan benda kerja
Proses menggerinda permukaan metal dan umumnya pekerjaan
penghalusan permukaan benda kerja, penyemprotan, pengupasan cat
(sand blasting), pengelingan (reveting), memalu (hammering), dan
pemotongan seperti proses penggergajian kayu dan metal cutting,
merupakan sebagian contoh bentuk benturan antara alat kerja dan benda
kerja (material-material solid, liquid, atau kombinasi keduanya) yang
menimbulkan
kebisingan.
Penggunaan
gergaji
bundar
dapat
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
4. Manusia
Dibandingkan dengan smber suara lainnya, tingkat kebisingan
suara manusia memang jauh lebih kecil. Namun demikian, suara
manusia tetap diperhitungkan sebagai sumber suara di tempat kerja.
Menurut WHO sumber kebisingan ada beberapa macam yaitu :
1. Industri
Kebisingan
pada
Industri
kebanyakan
disebabkan
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
digunakan
dalam
bidang
kedokteran,
seperti
untuk
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
yang
menjorok
ke
dalam
menjauhi
pinna.
Serta
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
(Evelyn,
2002).
Saluran setengah lingkaran berjumlah 3 (superior, posterior,
lateral) berfungsi mengendalikan keseimbangan tubuh.
4. Telinga Bagian Dalam
Rongga telinga dalam terdiri dari berbagai rongga yang
menyerupai saluran-saluran dalam tulang temporalis. Rongga-rongga
itu disebut labirin tulang, dan dilapisi membrane sehingga membentuk
labirin membranosa. Saluran-saluran bermembran ini mengandung
cairan dan ujung-ujung akhir saraf pendengaran dan keseimbangan.
Vestibula
yang
merupakan
bagian
tengah
dan
tempat
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
berada pada titik pertemuan antara pons dan medulla oblongata, lantas
kemudian bergerak terus menuju serebelum. Bagian kokhlearis pada
nervus auditorius adalah saraf pendengar yang sebenarnya. Serabutserabut sarafnya mula-mula dipancarkan pada sebuah nukleus khusus
yang berada tepat di belakang thalamus, kemudian dipancarkan lagi
menuju pusat penerima akhir dalam korteks otak yang terletak pada
bagian bawah lobus temporalis (Evelyn, 2002).
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
1.
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
8 jam
85
88
91
94
30 menit
97
15
7,5
3,75
1,88 menit
0,94
28,12 Detik
14,06
Waktu pemajanan perhari
7,03
3,52
1,76
0,88
0,44
0,22
0,11
Tidak Boleh
100
103
106
109
112
115
118
Intensitas kebisingan dalam dB (A)
121
124
127
130
133
136
139
140
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
2000). Alat pelindung telinga berupa tutup telinga (Ear Muff) lebih efektif
daripada tipe sumbat telinga (Ear Plug), karena dapat mengurangi
intensitas suara hingga 20 s/d 30 dB. Namun pelindung telinga tipe Ear
Muff kurang efektif dipakai untuk orang yang berkacamata dan bertopi
keras, agak berat dan panas dibanding pelindung telinga tipe Ear Plug
(Budiono, 2003).
6. Tempat Kerja
Menurut NIOSH dalam Sakti (2002) bahwa semakin tinggi pekerja
terpajan bising di tempat kerja, resiko gangguan pendengaran semakin
tinggi.
Amy Boyle (2003) menyatakan bahwa tempat kerja yang bising
dapat mengganggu system pendengaran, kesehatan umum, proses
pembelajaran perilaku manusia.
7. Lama Pajanan
Semakin lama pekerja terpapar kebisingan maka semakin tinggi
resiko terjadi gangguan pendengaran.
2.5 Upaya Pengendalian Kebisingan
1. Pengendalian Pada Sumber
Pengendalian kebisingan pada sumber mencakup:
a. Perlindungan pada peralatan, struktur dan pekerja dari dampak
bising.
b.Pembatasan tingkat bising yang boleh dipancarkan sumber
(Sasongko, 2000).
2. Pengendalian Pada Media Rambatan
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
kebisingan
di
luar
sumber
suara
adalah
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
pencegahan
yang
menetapkan
tingkat
kebisingan
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
90
92
95
97
100
1,5
102
105
0,5
110
0.25 or less
115
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
yang
kurang
memerlukan
pendidikan
dan
bising.
Perlindungan
persuasi
para
individual
pekerja untuk
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
kelamin).
4. Tidak menimbulkan bahaya tambahan.
5. Tidak mudah rusak.
6. Memenuhi standar dari ketentuan yang ada.
7. Pemeliharaan mudah.
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
ini
dengan
dua
atau
lebih
flange
untuk
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
b. Earmuff
Earmuff adalah domes atau kubah plastik yang menyelimuti
telinga dan dihubungkan dengan pegas atau per. Pita tersebut dapat
disesuaikan dengan bervariasi bentuk, ukuran kepala dan posisi telinga,
serta mampu memberikan ketegangan antara kepala dan kubah sehingga
terjaga kerapatannya (Sasongko, 2000). Seluruh bagian telinga harus
benar-benar tertutup oleh bagian pelindung alat ini. Pastikan tidak ada
rambut yang masuk ke sela-sela bantalan pelindung (Sihar Tigor, 2005).
Alat ini dapat melindungi begian luar telinga (daun telinga) dan
alat ini lebih efektif dari sumbat telinga, karena dapat mengurangi
intensitas suara hingga 20 sampai dengan 30 dB. Terbuat dari cup yang
menutupi daun telinga. Agar tertutup rapat, pada tepi cup dilapisi dengan
bantalan dari busa. Tingkat attenuation yang efektif bergantung pada
kualitas bahan cup tersebut (Budiono, 2003).
Earmuff cocok digunakan untuk tempat bising berfrekuensi tinggi
(hight frecuency) seperti tempat pemotongan logam (metal cutting),
peleburan udara, dan lain-lain, tetapi kurang cocok digunakan di tempattempat bising berfrekuensi rendah (<400 Hz). Ditempat berfrekuensi
rendah, earmuff umumnya akan beresonansi atau bergetar (Sihar Tigor,
2005). Masing-masing alat pelindung telinga memiliki keuntungan dan
kerugian, begitu juga earmuff yang memiliki beberapa keuntungan, yaitu:
1. Mempunyai daya pelemahan yang bagus.
2. Lebih mudah dipakai.
3. Lebih mudah dimonitor .
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
Lek 10 log
1 l1 / 10
10
10 l 2 / 10 10 l 3 / 10 .... dB
n
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN
SKRIPSI
FEBRI IRAWAN