Anda di halaman 1dari 9

anakmuda

Sabtu, 24 Desember 2011


KONDUKTOMETRI
I.

TUJUAN
a.

Menentukan titik ekivalen dari titrasi dengan cara mengukur daya hantar listrik suatu larutan
elektrolit.

b.

Untuk mengetahui hubungan antara penambahan pentiter terhadap daya hantar listrik secara
konduktometri.

c.
II.

Mengetahui cara menghitung konsentrasi larutan Cx berdasarkan kurva larutan standar.


TEORI DASAR
Prinsip kerja dari konduktometri ini adalah sel hantaran dicelupkan kedalam larutan ion
positif dan negative yang ada dalam larutan menuju sel hantaran menghasilkan sinyal listrik
berupa hambatan listrik larutan. Hambatan listrik dikonversikan oleh alat menjadi hantaran listrik
larutan.
Konduktometri adalah suatu metoda analisi yang berdasarkan kepada pengukuran daya
hantar listrik yang dihasilkan oleh sepasang elektroda inert yang mempunyai luas penampang
(A) dan jarak tertentu (d). Daya hantar listrik tersebut merupakan fungsi konsentrasi dari larutan
elektrolit yang di ukur. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam
larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar.
Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R), sehingga daya hantar
listrik mempunyai satuan ohm-1 . Bila arus listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua
elektroda, maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A)
dan berbanding terbalik dengan jarak kedua elektroda (l).
G = l/R = k (A / l)
dimana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm -1 cm -1
Daya Hantar Ekivalen (Equivalen Conductance)

Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan arus listrik disebut daya hantar
ekivalen (^) yang didefinisikan sebagai daya hantar satu gram ekivalen zat terlarut di antara dua
elektroda dengan jarak kedua electroda 1cm. Yang dimaksud dengan berat ekuivalen adalah berat
molekul dibagi jumlah muatan positif atau negatif. Contoh berat ekivalen BaCl2 adalah BM
BaCl2 dibagi dua. Volume larutan (cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut
diberikan oleh,
V = 100 / C
dengan C adalah konsentrasi (ekivalen per cm-3), bilangan 1000 menunjukkan 1 liter = 1000
cm3. Volume dapat juga dinyatakan sebagai hasil kali luas (A) dan jarak kedua elektroda (1).
V= l A
Dengan l sama dengan 1 cm ,
V = A = 100 / C
Substitusi persamaan ini ke dalam persamaan G diperoleh,
G = 1/R = 1000k/C
Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan
terdapat di antara dua elektroda dengan jarak 1 cm.
^ = 1000k/C
Daya hantar ekivalen pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk setiap ion.
Pengukuran Daya Hantar Listrik
Pengukuran daya hantar memerlukan sumber listrik, sel untuk menyimpan larutan dan
jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan larutan.
1. Sumber listrik
Hantaran arus DC (misal arus yang berasal dari batrei) melalui larutan merupakan proses
faradai, yaitu oksidasi dan reduksi terjadi pada kedua elektroda. Sedangkan arus AC tidak
memerlukan reaksi elektro kimia pada elektroda- elektrodanya, dalam hal ini aliran arus listrik
bukan akibat proses faradai. Perubahan karena proses faradai dapat merubah sifat listrik sel,
maka pengukuran konduktometri didasarkan pada arus nonparaday atau arus AC.
2. Tahanan Jembatan

Jembatan Wheatstone merupakan jenis alat yang digunakan untuk pengukuran daya
hantar.
3. Sel
Salah satu bagian konduktometer adalah sel yang terdiri dari sepasang elektroda yang
terbuat dari bahan yang sama. Biasanya elektroda berupa logam yang dilapisi logam platina
untuk menambah efektifitas permukaan elektroda.

III.

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat

Seperangkat alat konduktometer : mengukur DHL dari larutan

Buret : sebagai tempat zat, baik yang digunakan sebagai sampel atau penitar

Labu ukur : membuat larutan sampel dan Cx dengan volume yang teliti

Gelas piala : wadah larutan sampel atau cx pada saat pengukuran DHL

Pipet tetes: untuk memipet aquades pada saat menepatkan larutan

Pipet takar : untuk memipet zat

3.2 Bahan

Asam sulfat (H2SO4) 0,1 N : sebagai sampel

Natrium hidroksida (NaOH) 0,1N : sebagai larutan penitar

Aquadest: sebagai penetral konduktometer, mengencerkan larutan dan membilas alat.\

3.3 Cara kerja


A. Pengukuran Daya Hantar Listrik
1.

Pasang dengan peralatan konduktometer dan celupkan system elektroda ini pada larutan
akuades.

2. Hidupka alat dengan memutar tombol function dari posisi off ke line. Biarkan alat stabil selama
lebih kurang 5 menit.

3.

Minimumkan tombol sensitivity amati indicator alat, atur range selector sampai didapatkan
posisi paling jarak terjauh pada bayangan system indicator.

4.

Sensitivity dimaksimumkan lalu atur tombol drive sedemikian rupa sampai didapat posisi
maksimum pengamatan bayangan pada system indicator.

5. Baca dan catat nilai skala yang ditunjukkan. Nilai DHL merupakan nilai skala dikalikan dengan
nilai factor pada range yang terpilih.
6.

Siapkan dengan memipet 10 mL H2SO4 masukkan kedalam beker gelas, tambahkan akuades
sampai volumenya menjadi 50 mL.

7.

Celupkan elektroda dan lakukan titrasi dengan NaOH 0,1 N dengan tahapan penambahan
pentiter tiap 0,5 mL sampai didapatkan kenaikan nilai DHL, dalam hal ini dibutuhkan minimal 5
data kenaikan sebelum titrasi dihentikan.

8. Daya hantar terkoreksi didapat dengan memasukkan factor pengenceran pada tiap tahapan titrasi
yakni :
DHL terkoreksi = DHL terbaca x V0 + y / V0
9.

Buat kurva titrasi antara DHL terkoreksi Vs volume pentiter. Didapatkan dua pola garis
percobaan DHL sebelum dan sesudah titik ekivalensi dimana garis ini akan berpotongan pada
satu titik, titik inilah merupakan titik ekivalensi titrasi.

10. Lakukan hal yang sama dengan larutan Asam Sulfat dan selanjutnya larutan tugas Cx yang
diberikan.
3.4

Skema kerja

NaOH

Ukur DHL (daya hantar listrik) sampai dicapai angka optimum dengan
konduktometer

Sampel Asam Sulfat

Larutan Cx
IV. HASIL PENGAMATAN
Tabel. Hasil pengamatan untuk sampel dan Cx
Volume NaOH
0.5
1
1.5
2
2.5
3

DHL (Sampel)
18.78
18.43
17.29
16.78
16.21
15.32

DHL (Cx)
14.2
13.5
12.5
11.6
10.9
9.8

3.5
4
4.5
5
5.5
6
6.5
7
7.5
8
8.5
9
9.5
10
10.5
11
11.5

14.51
13.9
13.06
12.29
11.66
10.78
10.16
9.45
8.75
8.08
7.42
6.84
7.03
7.6
8.16
8.71
9.27

9.1
8.2
8
6.7
5.9
5.1
4.7
5.1
5.6
6.3
7
7.7

Kurva Titrasi Sampel

Konsentrasi asam sulfat :


Vas.sulfat . Nas.sulfat
10 mL

VNaOH . NNaOH

9 mL

0,9

0,09N

Nas.sulfat
Kurva Titrasi Cx

x
:

0,1
10

Volume Asam sulfat :


Vas.sulfat . Nas.sulfat
V

VNaOH . NNaOH

x 0,09

6,5 mL

0,65

7,222 mL

Vas.sulfat
V.

x
:

0,1
0,09

PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu uji daya hantar listrik suatu larutan dengan metode
konduktometri, digunakan larutan asam sulfat sebagai sampel yang akan diukur dan natrium
hidroksida sebagai pentitarnya. Perlakuannya adalah larutan asam sulfat dipipet 10 mL ke
Erlenmeyer, kemudian dititar dengan NaOH 0,1 N. Volume NaOH pertama 0,5 N, lalu ukur DHL
asam sulfat tersebut. Setelah itu tambahkan NaOH lagi sebanyak 0,5 mL, lalu ukur DHL, begitu
seterusnya. Dengan catatan, penambahan NaOH harus rangenya 0,5 mL sampai didapatkan titik
akhir yang ditandai dengan naiknya angka DHL setelah turun. Data yang didapatkan harus dibuat
dalam bentuk grafik supaya titik akhir bisa dibaca dan diketahui.
Asam sulfat yang digunakan belum diketahui konsentrasinya, maka perlu dihitung
dengan menggunakan rumus (V.N)1 = (V.N)2. Setelah didapatkan nilai konsentrasi dari asam
sulfat maka ditentukan nilai Cx dari analis. Konsentrasi asam sulfat yang digunakan setelah
dilakukan perhitungan adalah 0,09 N. Dan nilai untuk Cx yaitu berapa volume asam sulfat yang
dipakai dapat diketahui setelah didapatkan nilai konsentrasinya. Volume asam sulfat yang
digunakan untuk Cx adalah 7,222 mL.

VI.

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa :

a.

Titik ekivalen untuk sampel adalah pada penambahan NaOH 9 mL, sedangkan titik ekivalen
untuk Cx adalah pada penambahan NaOH 6,5 mL.

b. Konsentrasi asam sulfat yang didapatkan adalah 0,09 N


c.

Konduktometri digunakan untuk mengukur daya hantar listrik suatu larutan dengan metode
titrasi dan diukur dengan konduktometer.
DAFTAR PUSTAKA

Hafnimardiyanti dan Martalius.2011.Modul praktikum instrument analisis II. ATIP:Padang


http://masykuri.staff.fkip.uns.ac.id/files/2010/01/konduktometri.pdf. diakses pada tanggal 14
Januari 2011
Diposkan oleh nuansa-harapan di 23.08
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Tidak ada komentar:
Poskan Komentar
Poskan Komentar
Posting Lama Beranda
Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Pengikut
Arsip Blog

2011 (15)
o Desember (15)

KONDUKTOMETRI

KALORIMETRI

Penyediaan Media tumbuh Mikroba, Sterilisasi dan I...

MANAJEMEN

Sayyidinaa

Eling-Eling

Puisi Suara Hatiku

Makalah Biokimia

<!--[if !mso]> v\:* {behavior:url(#default#VML);}o...

Email Untuk Kita

Dalam Sujud

<!--[if gte mso 9]> Normal 0 f...

Jawaban Dari Al Qur'an

Manajemen Pengolahan Hasil Pertanian

Dadar Gulung Tepung Pisang, Bolu Tepung Pisang, Na...

Mengenai Saya

nuansa-harapan
Lihat profil lengkapku
v

Template Ethereal. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai