Anda di halaman 1dari 14

A.

LATAR BELAKANG
Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi
tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Dalam pengertian yang
khusus, pupuk adalah suatu bahan yang mengandung satu atau lebih hara tanaman.Berbicara
tentang tanaman tidak akan lepas dari masalah pupuk. Dalam pertanian modern, penggunaan
materi yang berupa pupuk adalah mutlak untuk memacu tingkat produksi tanaman yang
diharapkan.Seperti telah diketahui bersama bahwa pupuk yang diproduksi dan beredar
dipasaran sangatlah beragam, baik dalam hal jenis, bentuk, ukuran, maupun kemasannya.
Pupukpupuk tersebut hampir 90% sudah mampu memenuhi kebutuhan unsur hara bagi
tanaman, dari unsur makro hingga unsur yang berbentuk mikro. Kalau tindakan pemupukan
untuk menambah bahan-bahan yang kurang tidak segera dilakukan tanaman akan tumbuh
kurang sempurna, misalnya menguning, tergantung pada jenis zat yang kurang.Menurut hasil
penelitian setiap tanaman memerlukan paling sedikit 16 unsur (ada yang menyebutnya zat)
agar pertumbuhannya normal. Dari ke 16 unsur tersebut, tiga unsur (Carbon, Hidrogen,
Oksigen) diperoleh dari udara, sedangkan 13 unsur lagi tersedia oleh tanah adalah Nitrogen
(N), Pospor (P), Kalium (K), Calsium (Ca), Magnesium (Mg), Sulfur atau Belerang (S), Klor
(Cl), Ferum atau Besi (Fe), Mangan (Mn), Cuprum atau Tembaga (Cu), Zink atau Seng (Zn),
Boron (B), dan Molibdenum (Mo). Tanah dikatakan subur dan sempurna jika mengandung
lengkap unsur-unsur tersebut diatas. Ke-13 unsur tersebut sangat terbatas jumlahnya di dalam
tanah. Terkadang tanah pun tidak mengandung unsur-unsur tersebut secara lengkap. Hal ini
dapat diakibatkan karena sudah habis tersedot oleh tanaman saat kita tidak henti-hentinya
bercocok tanam tanpa diimbangi dengan pemupukan. Kalau dilihat dari jumlah yang disedot
tanaman, dari ke-13 unsur tersebut hanya 6 unsur saja yang diambil tanaman dalam jumlah
yang banyak. Unsur yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak tersebut disebut unsur
makro. Ke-6 jenis unsur makro tersebut adalah N, P, K, S, Ca, dan Mg. (Marsono.2001)
Pupuk dapat dikelompokkan berdasarkan kandungan dan jumlah unsure hara,reaksi
kimia,maupun fisiologis,senyawa bentuk dan pembuatannya.berdasarkan bentuk fasanya
pupuk dibedakan atas pupuk padat,cair,dan gas.pupuk padat dapat dikelompokkan
berdasarkan bentuknya,yaitu : 1> pupuk berbentuk serbuk halus,tepung,atau Kristal (missal
ZA atau ammonium sulfat),2> pupuk berbentuk butiran halus atau granule ( missal urea),3>
pupuk berbetuk butiran kasar(missal TSP)dan 4> pupuk berbetuk briket (missal urea
briket),pupuk berfasa cair biasanya disimpan dalam botol atau drum atau tanki
( missal:larutan urea,wuxal,ammonia cair).Pupuk berfasa gas biasanya disimpan dalam tanki
bertekanan (missal Amonia atau NH3).
Pengaruh pupuk anorganik bagi lingkungan khususnya pada tanah dapat
memberikan dampak negatif bila dilakukan secara terus menerus karena dapat berakibat
negatif pada perkembangan mikroorganisme di dalam tanah yaitu banyak yang mati
sehingga mikroorganisme tersebu tidak lagi dapat menguraikan bahan organik di dalam
tanah yang akibatnya sisa-sisa pupuk yang tidak terserap oleh akar tanaman akan
terakumulasi di dalam tanah dan mempengaruhi kondisi tanah menjadi mengeras,
bergumpal, dan pH menurun.

Berdasarkan pemaparan di atas maka dipandang perlu untuk diberikan pengenalan


pupuk dan penetuan dosis pupuk, karena hal ini diperlukan bagi orang yang bergerak
dibidang pertanian produktivitas tanah sebagai daya dukung terhadap pertumbuhan dan
produksi .

II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pupuk
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan kepada tanaman
dengan maksud agar supaya zat makanan untuk tanaman itu bertambah. Pupuk biasanya
diberikan pada tanah, tetapi dapat pula diberikan lewat daun atau batang sebagai larutan.
Karbondiokasida yang diberikan ke udara dalam rumah kaca dapat pula dipandang sebagai
pupuk (Suhardi, 1983).
Pupuk yang memberikan N, P dan K disebut pupuk lengkap. Kelas pupuk merupakan
persen dalam berat dari nitrogen (dinyatakan sebagai unsur N), fosfor (dinyatakan sebagai P 2O5)
dan kalium (dinyatakan sebagai K2O). fosfor dan kalium biasanya tidak dinyatakan sebagai
unsur-unsurnya, karena telah menjadi kebiasaan. Pada akhir-akhir ini mulai terdapat kebiasaan
menyatakan analisis pupuk dalam unsurnya , tapi masih terbatas di kalangan ilmuwan (Harjadi,
1988).
2.2 Jenis-Jenis Pupuk
2.2.1 Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisasisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang
digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung
banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos,
pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan
sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah
kota (sampah).

pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau dan kompos. Pupuk kandang
merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang dapat digunakan apabila telah
dikeringkan dan proses pelapukannya (dekomposisi) telah sempurna. Pupuk hijau berasal dari
tanaman berpolong dan kacang-kacangan. Sedangkan kompos merupakan jenis pupuk yang

berasal dari sisa-sisa bahan tanaman yang telah mengalami penguraian (dekomposisi)
(Saktiyono, 2008).
Beberapa jenis pupuk organik sebagai pupuk alam berdasarkan bahan dasarnya, yaitu
pupuk kandang, kompos, humus, pupuk hijau dan pupuk mikroba. Sedangkan ditinjau dari
bentuknya ada pupuk organik cair dan ada pupuk organik padat. Sebagai contoh kompos
merupakan contoh pupuk organik padat yang dibuat dari bahan organik padat (tumbuhtumbuhan), sedangkan thilurine adalah pupuk organik cair yang dibuat dari bahan organik
cair (urine sapi). Pupuk organik dapat dibuat dari limbah, contohnya limbah peternakan sapi
perah, baik berupa feses maupun urinenya dapat dijadikan bahan pembuatan pupuk organik
(Musnamar, 2003)

2.2.2 Pupuk Anorganik

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu
bahan-bahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46%
(setiap 100 kg urea terdapat 45-46 kg hara nitrogen), (Lingga dan Marsono, 2000).
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk
majemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya
pupuk N, pupuk P, pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang
mengandung lebih dari satu unsur hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan
sebagainya (Hardjowigeno, 2004).
Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1) Pemberiannya dapat terukur
dengan tepat, (2) Kebutuhan tanaman akan hara dpat dipenuhi dengan perbandingan yang
tepat, (3) Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan (4) Pupuk anorganik mudah
diangkut karena jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk organik. Pupuk
anorganik mempunyai kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk
anorganik ini sangat sedikit ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro (Lingga
dan Marsono, 2000).
2.2.2.1Jenis-Jenis Pupuk Anorganik
Secara umum ada dua jenis pupuk anorganik yang tersedia di pasaran :

1. Pupuk

Tunggal

Pupuk

yang

dibuat

dari

satu

unsur

secara

dominan.

Contohnya : Urea yang mengandung N, TSP atau SP 36 dengan P, dan KCl atau ZK dengan
unsur K yang dominan.
2. Pupuk

Majemuk

Pupuk

yang

mengandung

lebih

dari

satu

jenis

unsur.

Contoh : pupuk DAP dan Amofos yang terbuat dari N dan P. Pupuk majemuk juga bisa tersusun
dari 3 unsur. Sebut juga Rustika Yellow dan Mutiara. Kedua pupuk itu dilengkapi dengan
kandungan N, P, dan K. Produsen pupuk biasanya juga menambahkan unsur-unsur mikro
seperti Fe, B, Mo, Mn, dan Cu.

Agar praktis, pekebun biasanya memakai pupuk mejemuk. Umumnya di pasaran


beredar pupuk dengan kandungan utama Nitrogen, fosfor, dan kalium dengan berbagai
perbandingan. Besar kecilnya perbandingan itu dicantumkan di label kemasan. Tulisan
20;10;10 artinya kandungan nitrogen paling tinggi sehingga tepat digunakan untuk masa
pertumbuhan (sutoro,2003)

DAFTAR PUSTAKA

Dewanto, Frobel G. dkk. 2013. Pengaruh pemupukan anorganik dan organik


terhadap produksi tanaman jagung sebagai sumber pakan. Jurnal Zootek Vol. 32
(5).IPB. 2012. Pengaruh Unsur N P K Pada Tanaman Diakses pada tanggal 8
Oktober 2013 pukul 21.50.

Hardjowigeno, S. 1995. Ilmu Tanah. Penerbit Akademi Pressindo , Jakarta.

Mayun, Ida Ayu 2007. Efek mulsa jerami dan pupuk kandang sapi terhadap
pertumbuhan dan hasil bawang merah di daerah Pesisir. Jurnal Agritrop 26 (1) :
33 4.

Winarso, S. 2005. Kesuburan Tanah. Gava Media , Yogyakarta.

Lingga dan Marsono, 2000. Pupuk dan pemupukan. Pustaka buana. Bandung.
Muslihat, Lili., 2003. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius, Yogyakarta.
Suhardi, 1983. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Kanisius, Yogyakarta
Thamrin., 2000. Ilmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana, Bandung

Musnamar. 2003. Pengaruh Pemberian Bahan Organik Terhadap Sifat-Sifat Tanah


Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan.
Saktiyono. 2008. Morfologi Tanaman dan Fase Pertumbuhan Jagung. Balai Penelitian
Tanaman Serelia. Maros.

Suntoro. 2003. Peranan Bahan Organik terhadap Kesuburan Tanah dan Upaya
Pengelolaannya. Jurnal Ilmu Tanah Fakultas Pertanian USU.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Pupuk
Bagi tanaman, pupuk sama seperti makanan pada manusia. Oleh
tanaman,
pupuk digunakan untuk tumbuh, hidup, dan berkembang. Pupuk
mengandung zat
atau unsur hara. Kandungan hara dalam tanaman berbedabeda,
tergantung pada
jenis hara, jenis tanaman, kesuburan tanah atau jenisnya, dan
pengelolaan
tanaman (Rosmarkam dan Yuwono, 2002).
Pupuk adalah suatu bahan yang bersifat organik ataupun anorganik
(buatan), bila ditambahkan ke dalam tanah ataupun tanaman dapat
menambah
unsur hara. Pemupukan adalah cara-cara atau metode pemberian
pupuk atau
bahan-bahan lain seperti bahan kapur, bahan organik, pasir ataupun
tanah liat ke
dalam tanah. Jadi pupuk adalah bahannya sedangkan pemupukan
adalah cara
pemberiannya. Pupuk banyak macam dan jenis-jenisnya serta berbeda
pula sifatsifatnya
dan berbeda pula reaksi dan peranannya di dalam tanah dan tanaman.
2.3. Jenis-jenis pupuk
a. Pupuk Sumber Nitrogen
Amonium Nitrat

Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin


dan daerah
panas. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat
disimpan
terlalu lama.
Amonium Sulfat (NH4)2SO4
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen
(N) dan
26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.
Urea (CO(NH2)2)
Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N).Bersifat sangat higroskopis.
Sangat
mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudah menguap dalam
bentuk
amonia.
b. Pupuk Sumber Phosphor
Superphosphat 36 (SP36)
Mengandung 36% phosphor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari
phosphat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu.
Amonium Phosphat
Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertmbuhan awal
tanaman (
starter fertilizer ). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat
kekuningan. Tidak
higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan mudah larut dalam
air.
c. Pupuk Sumber Kalium
Kalium Khlorida (KCl)
Mengandung 45 % K2O dan khlor, beraksi agak asam dan bersifat
higroskopis.
Universitas Sumatera Utara Kalium Sulfat (K2SO4)
d. Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder

Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan
untuk
menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%)
yang
cukup baik.
Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur
pertanian yang
berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini
mengandung
90-99% Ca.
e. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro
Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk yaitu :
Bentuk garam anorganik
Bersifat mudah larut dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk
garam
anorganik adalah Cu, Fe, Zn, dan Mn yang seluruhnya bergabung
dengan sulfat.
Bentuk organik sintesis
Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur
logam yang
disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat
ion
logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang
tersedia
dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn. (4)

2.4 Pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK)


Pupuk NPK (nitrogen phosphat kalium) merupakan pupuk majemuk
cepat
tersedia yang paling dikenal saat ini. Bentuk pupuk NPK yang sekarang
beredar

dipasaran adalah pengembangan dari bentuk-bentuk NPK lama yang


kadarnya masih
Universitas Sumatera Utararendah. Kadar NPK yang banyak beredar
adalah 15-15-15, 16-16-16, dan 8-20-15.
Kadar lain yang tidak terlalu umum beredar adalah 6-12-15, 12-12-12,
atau 20-20-20.
Tiga tipe pupuk NPK yang pertama sangat umum didapati. Tipe pupuk
NPK tersebut
juga sangat populer karena kadarnya cukup tinggi dan memadai untuk
menunjang
pertumbuhan tanaman. NPK yang beredar merupakan pupuk impor,
terutama dari
Norwegia, Swedia, Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Beberapa
merek pupuk NPK
dan unsur hara yang dikandungnya disajikan pada tabel berikut.

2.5 Nitrogen
Nitrogen merupakan hara penting untuk pertumbuhan tanaman, yaitu
untuk
pembentukan protein, sintesis klorofil dan untuk proses metabolisme.
Kekurangan N
akan mengurangi efisiensi pemanfaatan sinar matahari dan
ketidakseimbangan serapan
unsur hara. Tanaman yang kekurangan N ditandai oleh daun-daun tua
berwarna hijau
pucat kekuning-kuningan dan kecepatan produksi daun menurun.
Sebaliknya kelebihan
N menghasilkan daun yang lemah dan layu, serta berkurangnya buah
jadi.
Beberapa hal yang menyebabkan kekurangan N antara lain :
berkurangnya
mineralisasi N pada tanah tergenang atau pH yang sangat rendah
( pH<4 ), tidak
cukupnya atau tidak efektifnya aplikasi nitrogen, adanya saingan dalam
penyerapan N

dari gulma yang tumbuh dengan baik dan terhambatnya pertumbuhan


akar dalam tanah
yang dangkal dan padat

jenis-Jenis Pupuk
a. Pupuk Sumber Nitrogen
Amonium Nitrat
Kandungan nitratnya membuat pupuk ini cocok untuk daerah dingin dan daerah
panas. Amonium nitrat bersifat higroskopis sehingga tidak dapat disimpan
terlalu lama.
Amonium Sulfat (NH4)2SO4
Pupuk ini dikenal dengan nama pupuk ZA. Mengandung 21% nitrogen (N) dan
26% sulfur (S), berbentuk kristal dan bersifat kurang higroskopis.
Urea (CO(NH2)2)
Pupuk urea mengandung 46% nitrogen (N).Bersifat sangat higroskopis. Sangat
mudah larut dalam air dan bereaksi cepat, juga mudah menguap dalam bentuk
amonia.
b. Pupuk Sumber Phosphor
Superphosphat 36 (SP36)
Mengandung 36% phosphor dalam bentuk P2O5. Pupuk ini terbuat dari
phosphat alam dan sulfat. Berbentuk butiran dan berwarna abu-abu.
Amonium Phosphat
Pupuk ini umumnya digunakan untuk merangsang pertmbuhan awal tanaman (
starter fertilizer ). Bentuknya berupa butiran berwarna coklat kekuningan. Tidak
higroskopis sehingga tahan disimpan lebih lama dan mudah larut dalam air.
c. Pupuk Sumber Kalium

Kalium Khlorida (KCl)


Mengandung 45 % K2O dan khlor, beraksi agak asam dan bersifat higroskopis.
Universitas Sumatera Utara Kalium Sulfat (K2SO4)
d. Pupuk Sumber Unsur Hara Makro Sekunder
Kapur Dolomit
Berbentuk bubuk berwarna putih kekuningan. Dikenal sebagai bahan untuk
menaikkan pH tanah. Dolomit adalah sumber Ca (30%) dan Mg (19%) yang
cukup baik.
Kapur Kalsit
Berfungsi untuk meningkatkan pH tanah. Dikenal sebagai kapur pertanian yang
berbentuk bubuk. Warnanya putih dan butirannya halus. Pupuk ini mengandung
90-99% Ca.
e. Pupuk Sumber Unsur Hara Mikro
Pupuk sebagai unsur hara mikro tersedia dalam dua bentuk yaitu :
Bentuk garam anorganik
Bersifat mudah larut dalam air. Contoh pupuk mikro yang berbentuk garam
anorganik adalah Cu, Fe, Zn, dan Mn yang seluruhnya bergabung dengan sulfat.
Bentuk organik sintesis
Bentuk organik sintesis ditandai dengan adanya agen pengikat unsur logam yang
disebut chelat. Chelat adalah bahan kimia organik yang dapat mengikat ion
logam seperti yang dilakukan oleh koloid tanah. Unsur hara mikro yang tersedia
dalam bentuk chelat adalah Fe, Mn, Cu, dan Zn. (4)
2.4 Pupuk Nitrogen, Fosfor, Kalium (NPK)
Pupuk NPK (nitrogen phosphat kalium) merupakan pupuk majemuk cepat
tersedia yang paling dikenal saat ini. Bentuk pupuk NPK yang sekarang beredar
dipasaran adalah pengembangan dari bentuk-bentuk NPK lama yang kadarnya masih

Universitas Sumatera Utararendah. Kadar NPK yang banyak beredar adalah 15-15-15, 1616-16, dan 8-20-15.
Kadar lain yang tidak terlalu umum beredar adalah 6-12-15, 12-12-12, atau 20-20-20.
Tiga tipe pupuk NPK yang pertama sangat umum didapati. Tipe pupuk NPK tersebut
juga sangat populer karena kadarnya cukup tinggi dan memadai untuk menunjang
pertumbuhan tanaman.
2.2.2.1Jenis-Jenis Pupuk Anorganik
Secara umum ada dua jenis pupuk anorganik yang tersedia di pasaran :
1. Pupuk

Tunggal

Pupuk

yang

dibuat

dari

satu

unsur

secara

dominan.

Contohnya : Urea yang mengandung N, TSP atau SP 36 dengan P, dan KCl atau ZK
dengan unsur K yang dominan.
2. Pupuk

Majemuk

Pupuk

yang

mengandung

lebih

dari

satu

jenis

unsur.

Contoh : pupuk DAP dan Amofos yang terbuat dari N dan P. Pupuk majemuk juga bisa
tersusun dari 3 unsur. Sebut juga Rustika Yellow dan Mutiara. Kedua pupuk itu dilengkapi
dengan kandungan N, P, dan K. Produsen pupuk biasanya juga menambahkan unsur-unsur
mikro seperti Fe, B, Mo, Mn, dan Cu.

Agar praktis, pekebun biasanya memakai pupuk mejemuk. Umumnya di pasaran


beredar pupuk dengan kandungan utama Nitrogen, fosfor, dan kalium dengan berbagai
perbandingan. Besar kecilnya perbandingan itu dicantumkan di label kemasan. Tulisan
20;10;10 artinya kandungan nitrogen paling tinggi sehingga tepat digunakan untuk masa
pertumbuhan (Lingga dan Marsono, 2000).

2. . Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup
yang diolah melalui proses pembusukan (dekomposisi) oleh bakteri pengurai,
misalnya pupuk kompos dan pupuk kandang. Pupuk kompos berasal dari sisa-sisa

tanaman, dan pupuk kandang berasal dari kotoran ternak. Pupuk organik
mempunyai komposisi kandungan unsur hara yang lengkap, tetapi jumlah tiap
jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan bahan organik di dalamnya 8
sangatlah tinggi (Novizan, 2007). Pupuk organik sangat penting sebab
memperbaiki struktur tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air, menaikkan
kondisi kehidupan di dalam tanah dan mengandung zat makanan tanaman
(Rinsema, 1993).
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik-pabrik pupuk dengan meramu bahanbahan kimia anorganik berkadar hara tinggi. Misalnya urea berkadar N 45-46% (setiap 100 kg urea
terdapat 45-46 kg hara nitrogen) (Lingga dan Marsono, 2000).
Pupuk anorganik atau pupuk buatan dapat dibedakan menjadi pupuk tunggal dan pupuk majemuk.
Pupuk tunggal adalah pupuk yang hanya mengandung satu unsur hara misalnya pupuk N, pupuk P,
pupuk K dan sebagainya. Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur
hara misalnya N + P, P + K, N + K, N + P + K dan sebagainya (Hardjowigeno, 2004).
Ada beberapa keuntungan dari pupuk anorganik, yaitu (1) Pemberiannya dapat terukur dengan
tepat, (2) Kebutuhan tanaman akan hara dpat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat, (3)
Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup, dan (4) Pupuk anorganik mudah diangkut karena
jumlahnya relatif sedikit dibandingkan dengan pupuk organik.

Pupuk anorganik mempunyai

kelemahan, yaitu selain hanya mempunyai unsur makro, pupuk anorganik ini sangat sedikit
ataupun hampir tidak mengandung unsur hara mikro (Lingga dan Marsono, 2000).
Nitrogen (N)
Sumber utama nitrogen adalah nitrogen bebas (N 2) di atmosfer, yang takarannya mencapai 78%
volume, dan sumber lainnya senyawa-senyawa yang tersimpan dalam tubuh jasad. Nitrogen
sangat jarang ditemui karena sifatnya yang mudah larut dalam air (Poerwowidodo, 1992).
Phosphor (P)
Paling sedikit ada empat sumber pokok fosfor untuk memenuhi kebutuhan akan unsur ini, yaitu
pupuk buatan, pupuk kandang, sisa-sisa tanaman termasuk pupuk hijau, dan senyawa asli unsur ini
yang organik dan anorganik, yang terdapat dalam tanah (Buckman dan Brady, 1992).

Kalium (K)
Menurut Buckman dan Brady (1992), berbagai bentuk kalium dalam tanah digolongkan atas dasar
ketersediaannya menjadi 3 golongan besar yaitu bentuk relatif tidak tersedia, mudah tersedia, dan
lambat tersedia. Senyawa yang mengandung sebagian besar bentuk kalium ini adalah feldspat dan
mika, lebih lanjut dijelaskan oleh Mulyani (1999), bahwa sumber-sumber kalium adalah beberapa
jenis mineral, sisa-sisa tanaman dan jasad renik, air irigasi serta larutan dalam tanah, dan pupuk
buatan.

1.

3. Kadar unsur hara : Banyaknya unsur hara yang di kandung oleh suatu pupuk
merupakan faktor utama untuk menilai pupuk tersebut, karena jumlah unsur hara
menentukan kemampuannya untuk menaikan kadar unsur hara dalam tanah. Pada
dasarnya makin tinggi kadar unsur haranya maikin baik. Kadar unsur hara pada
pupuk N, P dan K dinyatakan dalam persen N1 P2 O5 dan K2 O.

2.

Higroskopisitas : Higroskopisitas adalah mudah tidaknya pupuk menyerap uap


air yang ada di udara. Pupuk yang higroskopisnya kurang baik karena mudah
menjadi basah atau mencair bila tidak tertutup sehingga perlu penyimpanan yang
baik. Bila kelembapan udara menurun, pupuk dapat menjadi kering kembali tetapi
terjadi bongkah-bongkah yang keras.

3.

Kelarutan : Kelarutan menunjukkan mudah tidaknya pupuk larut dalam air. Hal
ini berarti juga mudah tidaknya unsur yang di kandung didalam pupuk diambil oleh
tanaman. Pupuk N dan K umumnya mudah sekali larut dalam air, sedang pupuk P
dapat di bedakan menjadi (1) mudah larut dalam air (superfosfat,amophos), (2) larut
dalam asam sitrat atau ammonium sitrat netral (FMP-Fused Magnesium Phosphate),
dan (3) larut dalam asam keras (fosfat alam).

4.

Kemasaman : Pupuk yang bersifat masam dapat menurunkan pH tanah berarti


menyebabkan tanah menjadi lebih masam, sedang pupuk yang bersifat alkalis
dapat menaikkan pH tanah. Sifat kemasaman pupuk dinyatakan dengan
nilai ekivalen kemasaman. Yang dimaksud dengan ekivalen kemasaman adalah
jumlah CaCO3 (kg) yang diperlukan untuk menjadikan kemasaman yang di
sebabkan oleh pengguna 100 kg suatu jenis pupuk. Pupuk yang mempunyai reaksi
fisiologis alkalis mempunyai kemampuan untuk mengurangi kemasan tanah.
Kemampuan mengurangi kemasaman tanah suatu pupuk dinyatakan dengan
nilai ekivalen kebebasan yang menunjukkan banyaknya CaCO3 (kg) yang dapat
menyamai kemampuan 100 kg suatu jenis pupuk dalam mengurangi kemasaman
tanah.

5.

Bekerjanya : Yang dimaksud dengan bekerjanya pupuk adalah waktu yang


diperlukan hingga pupuk tersebut dapat di serap oleh tanaman dan memperlihatkan
pengaruhnya. Bekerjanya pupuk ini sangat mempengaruhi waktu dan cara
penggunaan pupuk.

6.

Salt index (index garam) : Pemumupukan meningkatkan konsentrasi garam


dalam larutan tanah. Salt index suatu pupuk diukur berdasarkan kenaikan tekanan
osmotik (dengan satuan atmosfir) dalam larutan tanah, yang dinyatakan sebagai
berikut

Tanaman yang akan dipupuk


Sifat-sifat tanaman yang perlu di pehatikan dalam pemupukan meliputi :
1.

Penggunaan unsur hara oleh tanaman.

2.

Sifat-sifat akar, yang ditanam.

Tanah yang Dipupuk


pupuk yang diberikan
Waktu pemupukan
Pupuk yang bekerjanya cepat.
Pupuk yang bekerjanya lambat.
Pupuk yang cara bekerjanya sedang.

4,

Anda mungkin juga menyukai