Anda di halaman 1dari 18

Model Pembelajaran Direct Instruction (DI) dengan Media Peta Konsep

dan Riil Lingkungan Ditinjau dari Kemampuan Memori Siswa


Suprapti Hariyani
Guru SMP Negeri 1 Boyolali
Jl. Merapi 22, Boyolali , email : shpramukawati@gmail.com
Abstrak, Penelitian ini bertujuan : (1) Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran Direct Instruction (DI) dengan media peta konsep dan model pembelajaran Direct
Instruction (DI) dengan media riil lingkungan terhadap prestasi belajar biologi pada kompetensi
dasar klasifikasi tumbuhan, (2) Untuk mengetahui pengaruh kemampuan memori siswa yang
tinggi, sedang dan rendah terhadap prestasi belajar biologi pada kompetensi dasar klasifikasi
tumbuhan, dan (3) Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pengguna model pembelajaran
Direct Instruction (DI) dengan medai peta konsep, media riil lingkungan dan kemampuan memori
siswa terhadap prestasi belajar biologi pada kompetensi dasar klasifikasi tumbuhan. Penelitian ini
termasuk kategori penelitian kuantitatif (quantitatif research), Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas 1 berjumlah 120 siswa, besarnya sampel yang diambil adalah 48 siswa
yang dikelompokan ke dalam 2 kelompok yaitu 24 kelompok eksperimen dan 24 siswa kelompok
kontrol. Variabel dalam penelitian meliputi : Variabel bebas yakni: (a) Variabel bebas pertama
(variabel bebas perlakuan) yang mencakup pembelajaran direct instruction dengan media peta
konsep yang diberi simbol (notasi) A1 dan pembelajaran direct instruction dengan media riil
lingkungan yang diberi simbol (notasi) A2, dan (b) Variabel bebas kedua (variabel bebas control)
yaitu kemampuan memori siswa, yang dibedakan dalam kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Ini merupakan variabel atribut yaitu variabel yang diukur tetapi tidak dimanipulasi secara
eksperimental, namun dimasukkan dalam desain penelitian untuk dijadikan variabel control
sehingga dapat dilihat insteraksinya dengan variabel aktif dalam mempengaruhi variabel terikat.
Sedangkan Variabel terikatnya yakni prestasi belajar biologi yang diberi simbol (notasi). Y.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Dokumenter dan
Metode Tes dan teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah : Analisis Variansi Dua Jalan,
Analisis ini bertujuan untuk menguji perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi efek baris
dan kolom terhadap variabel terikat. Hasil penelitian menunjukan: (1) Ada perbedaan pengaruh
model pembelajaran Direct Instruction menggunakan media peta konsep dan riil lingkungan
terhadap prestasi belajar biologi. Media riil lingkungan memberikan efek yang relatif lebih baik
daripada media peta konsep sebab, siswa mengamati lingkungan secara langsung, melihat dan
berinteraksi dengan benda biologis riil, dan mengalami sendiri. Beberapa hal itulah yang peneliti
yakini mampu memberikan kesan mendalam bagi siswa dan informasi yang diterima mampu
disimpan pada fase ketiga memori, Long Term Memory. Selain itu, pada media riil lingkungan
terpenuhi aspek familiaritas, yaitu informasi tentang klasifikasi tumbuhan dikaitkan langsung
dengan alam sekitar yang memang sudah familiar bagi siswa, (2) Ada perbedaan pengaruh
kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar biologi. Kemampuan memori tinggi
berpengaruh signifikan terhadap prestasi. Semakin tinggi kemampuan memori siswa, semakin
lengkap informasi yang mampu disimpan dan dipanggil kembali, dan semakin familiar informasi
semakin lengkap penyerapannya, dan 3) Tidak ada interaksi antara model pembelajaran Direct
Instruction dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar biologi.
Kata-kata Kunci: Pembelajaran Direct Instruction (DI) Dengan Media Peta Konsep Dan Riil
Lingkungan Ditinjau Dari Kemampuan Memori Siswa

131

132

JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, N0M0R 2, JULI 2013

Direct Instruction (DI) Learning Model by Using Concept Map Media and
Real Media Environment Observed From The Students Memory Abilities
Suprapti Hariyani
Teacher of SMP Negeri 1 Boyolali
Jl. Merapi 22, Boyolali , email : shpramukawati@gmail.com
Abstract, This research aims: (1) to determine the effect of the use of the Direct Instruction
teaching model (DI) with the media and the concept map learning model of Direct Instruction
(DI) with real media environment on learning achievement biological classification of plants on
the basis of competence , (2 ) to determine the effect of memory abilities of students of high,
medium and low to learning achievement in basic competency biology of plant classification , and
(3 ) To determine the effect of the interaction between the user learning model of Direct
Instruction ( DI ) by using concept maps media, real media environment and the memory
capability of learning achievement of students biological classification of plants on the basis of
competence. This research includes the category of quantitative research ( quantitative research) ,
population in this study were all students in grade 1 totaled 120 students , the size of the sample
taken is 48 students to be grouped in 2 groups: the experimental group and 24 control group of 24
students . The variables in the study includes: independent variables namely: (a) the first
independent variable (variable-free treatment) that includes direct instruction and instructional
media were given a concept map symbols (notation) A1 direct instruction and learning
environments with real media display symbols (notation) A2, and (b) the second independent
variable (the independent variable control) that memory abilities of students, who are
distinguished in the ability of high, medium and low. This is an attribute variable is the variable
that is measured but not manipulated experimentally , but included in the research design to be
used as control variables that can be seen the interaction with active variable in influencing the
dependent variable . While the dependent variable learning achievement given biological symbols
(notation). Y. Data collection methods used in this study is the method of documentary and test
methods and data analysis techniques that researchers use are: Two-Way Analysis of Variance,
this analysis aims to examine differences in the effects of row, column and combined effects of row
and column effects on the dependent variable. The results showed: (1) there are differences in the
effect of the Direct Instruction teaching model using concept maps and real media environments
on learning achievement biology. Real media environments provide relatively better effect than
the media because the concept maps, students observe the environment directly, view and interact
with real biological objects, and experience for students. Some researchers believe that's what it
is able to give a deep impression on the students and the information received is able to be stored
on the third phase of memory, Long Term Memory. In addition, the media met the real
environment familiarity aspect, e.g. information about the classification of plants is associated
directly with the environment that is already familiar to the students, (2) there are differences in
the effect of memory ability of students to learn biology achievement. High memory capability has
a significant effect on achievement. The higher the memory skills of students , the more complete
the information is able to be stored and recalled , the more familiar and more complete
absorption information , and (3) There is no interaction between the Direct Instruction teaching
model with memory capabilities biology students' learning achievement .
Keywords: Learning Direct Instruction (DI) With Concept Maps and Real Media Environment
Observed from Memory Ability Students

Suprapti Hariyani, Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Media Peta 133
Pendahuluan
Pembelajaran adalah suatu proses yang melibatkan segenap unsur, misalnya
pendidik, peserta didik, tujuan pembelajaran, bahan ajar, media pembelajaran, metode
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, serta lingkungan pembelajaran. Unsur-unsur
pembelajaran merupakan suatu keterpaduan yang bersifat ingral, artinya bahwa semua
unsur pembelajaran dapat menentukan berhasil dan tidaknya hasil pembelajaran. Sebab itu,
setiap unsur dalam pembelajaran harus diperhatikan dan tidak boleh ada salah satu unsur
yang ditinggalkan, Misalnya dalam Pembelajaran biologi ada empat hal pokok yang perlu
diperhatikan yaitu: (1) apa yang diajarkan, (2) Bagaimana cara mengajarkannya dan (3)
bagaimana cara mengetahui bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung dan (4) sejauh
mana siswa berhasil menguasai bahan yang diajarkan. Hal pertama berkaitan langsung
dengan tujuan dan bahan ajar, hal kedua berkaitan langsung dengan pendekatan, metode
dan media pembelajaran, hal ketiga berkaitan langsung dengan sistem evaluasi yang
digunakan dan hal keempat berkaitan dengan hasil evaluasi yang dicapai oleh peserta didik.
Dalam fenomena pembelajaran biologi di SMP saat ini secara umum proses
pembelajaran biologi terkesan hanya menyasar pada ranah kognitif sedangkan ranah
lainnya kurang diperhatikan. Pada hal berdasarkan ketentuan dari Dirjendikdasmen,
ditetapkan bahwa dalam pembelajaran Biologi harus diupayakan pengembangan inkuiri
siswa artinya bahwa siswa harus mendapatkan pengalaman langsung dan sekaligus
menemukan sendiri terhadap bahan ajar yang diberikan oleh guru. Proses yang demikian
menjadikan apa yang telah diserap, ditangkap oleh siswa tidak akan mudah
hilang/dilupakan, sebab itu dalam proses pembelajaran biologi seorang guru harus mampu
memberdayakan siswa untuk berpartisipasi secara aktif dan sekaligus berperan dalam
pencapaian tujuan pembelajaran yang tengah berlangsung. Proses pembelajaran yang
demikian maka guru haruslah mampu mengembangkan ketrampilan proses pada saat
pembelajaran (Suyahman, 2009: 127). Upaya untuk menciptakan proses pembelajaran yang
demikian diantaranya dapat dilakukan dengan penggunaan media pembelajaran yang
efektif dan efisien.
Fenomena yang terjadi dalam proses pembelajaran Biologi saat ini adalah
sentralisasi pada guru, sedangkan siswa hanya diperlakukan sebagai obyek saja.
Pembelajaran yang demikian maka menimbulkan kurangnya adanya daya tarik dan
motivasi siswa untuk mengikuti proses pembelajaran secara aktif. Dampaknya adalah daya
tangkap dan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan cukup rendah dan bahkan
mudah dilupakan. Fenomena ini sepertinya tidak di rekayasa, tetapi sebaliknya merupakan
suatu realita. Terjadinya proses pembelajaran yang demikian diantaranya disebabkan oleh
beberapa faktor misalnya: sumberdaya guru yang terbatas baik secara kuantitas maupun
kualitas, keterbatasan media pembelajaran, kondisi lingkungan sekolah yang kurang
mendukung, pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran yang tidak tepat dan
sebagainya. (Suyahman, 2009: 145). Dampaknya adalah apa yang diajarkan oleh guru
dapat diterima, dihayati dan diresapi secara temporel saja. Artinya bahwa ketika proses
pembelajaran biologi materi pembelajaran yang diberikan pada siswa dapat diketahui,
diterima dan dihayati, tetapi selang beberapa hari semuanya sudah hilang atau pada
menguap, sehingga proses kontinuitas dan keseimbangan pembelajaran tidak dapat
diwujudkan secara optimal.

134

JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, N0M0R 2, JULI 2013

Pembelajaran biologi dengan materi klasifikasi tumbuhan dari hasil wawancara


dilapangan yang dilakukan terhadap para siswa kelas VIII dan IX diperoleh penjelasan
bahwa materi tersebut sangat dirasakan kesulitannya, karena banyak menggunakan istilahistilah latin. Model dan media pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan bahan
ajar yang disampaikan, guru cenderung kurang optimal dalam memanfaatkan media,
terutama media peta konsep dan media riil lingkungan. Kemungkinan lain rendahnya
prestasi belajar siswa tidak dapat optimal karena kurangnya inovasi guru dalam
mengembangkan dan memanfaatkan media pembelajaran yang ada, khususnya pada materi
klasifikasi makhluk hidup. Pada umumnya pembelajaran biologi masih didominasi
pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran yang konvensional. Guru tidak
memanfaatkan sumber belajar secara optimal serta intensitas penggunaan media peta
konsep dan riil lingkungan terlampau kecil, sehingga bahan ajar kurang dapat menarik
perhatian siswa, akibatnya prestasi belajarnya tidak mencapai target yang telah ditentukan.
Kondisi yang demikian jika dibiarkan, maka berdampak semakin terpuruknya
pembelajaran biologi baik secra kuantitas maupun kualitas. Sebab itu harus dicarikan
solusinya, misalnya dengan meningkatkan kualitas sumber daya guru melalui kegiatankegiatan seminar, diskusi, simposium serta melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih
tinggi sehingga menambah wawasan pengetahuan pembelajaran yang semakin akurat.
Penam bahan bahan ajar yang memadai dan disertai dengan bahan-bahan pengayaan yang
representatif. Juga kondisi siswa belajar yang merupakan masukan mentah juga
berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar. Disadari atau tidak bahwa setiap siswa
memiliki heterogenitas yang berbeda satu dengan lainnya, sebab itu maka perlakuan setiap
siswa tidaklah tepat apabila diperlakukan sama begitu saja. Setiap siswa memiliki
kemampuan memori yang berbeda sehingga dapat mempengaruhi daya tangkap dan daya
terima bahan ajar yang berbeda pula. Kemampuan memori berkaitan dengan kemampuan
menerima atau memasukkan, menyimpan dan menimbulkan kembali. Sebagaimana
pendapat Drever (1960) dalam Bimo Walgito (2003: 145).
Memori: in the abstract and most general sense, that characteristic of living
organism, in virtue of which modify future experiences and behavior, invirtus of which thay
have a history, and that history is recorded in themselves, than characteristic which
underline all learning, the essential feature of which is retention, what we call
remembering but there may be learning whithout remembering
Untuk mengetahui konsep kemampuan memori lebih lanjut, harus memahami
bagaimana daya ingat itu bekerja, dengan demikian dapat memahami mengapa hanya
sedikit orang yang mempunyai kemampuan memori baik. Menurut Mahesh Kapadia (2003:
5) daya ingat bekerja dengan empat tahap yaitu: (1) daya ingat mengenali sesuatu, (2).
kesan yang tinggal di daya ingat, (3). daya ingat yang dapat menyimpan pesan, (4) daya
ingat yang dapat menyimpan apa yang perlu disimpan.
Dengan banyaknya istilah latin dalam materi pelajaran biologi, kemungkinan
diperlukan kemampuan memori siswa yang tinggi untuk mendapat prestasi belajar yang
tinggi. Permasalahannya adalah bagaimana dengan siswa yang memiliki kemampuan
memori yang sedang bahkan rendah dapat dengan mudah mengetahui dan memahami
materi pembejalaran biologi pada pokok bahasan klasifikasi tumbuhan.
Model
pembelajaran yang bagaimana yang dapat membantu siswa yang demikian. Media
pembelajaran yang bagaimanakah yang tepat untuk mereka. Berangkat dari permasalahan-

Suprapti Hariyani, Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Media Peta 135
permasalahan yang kompleks tersebut maka perlu dilakukan kajian secara mendalam
dengan melalui penelitian.
Metode Penelitian
Penelitian dilakukan di SMP Negeri 1 Boyolali, pada siswa kelas VII. Dasar
pertimbangan dipilihnya SMP Negeri 1 Boyolali. populasi dalam penelitian ini adalah
Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Boyolali berjumlah 120 siswa. Pemilihan siswa kelas VII
SMP Negeri 1 Boyolali sebagai populasi dengan pertimbangan: (a) Siswa mengalami
kesulitan dalam mempelajari biologi, terutama pada materi klasifikasi tumbuhan, karena
materi tersebut banyak menggunakan bahasa Latin, dan (b) Kemampuan memori yang
menyangkut daya ingat siswa belum merupakan bagian yang cukup penting dalam
menunjang keberhasilan belajar siswa, yang justru selama ini belum pernah mendapatkan
perhatian secara maksimal. Variabel dalam penelitian ini mencakup: (1) Variabel Bebas
(Independent), Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 (dua) yaitu: (a) Variabel bebas
pertama (variabel bebas perlakuan) yang mencakup pembelajaran direct instruction dengan
media peta konsep yang diberi simbol (notasi) A1 dan pembelajaran direct instruction
dengan media riil lingkungan yang diberi simbol (notasi) A2, dan (b) Variabel bebas kedua
(variabel bebas control) yaitu kemampuan memori siswa, yang dibedakan dalam
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Ini merupakan variabel atribut yaitu variabel yang
diukur tetapi tidak dimanipulasi secara eksperimental, namun dimasukkan dalam desain
penelitian untuk dijadikan variabel control sehingga dapat dilihat insteraksinya dengan
variabel aktif dalam mempengaruhi variabel terikat. Sedangkan variable terikatnya adalah
prestasi belajar biologi yang diberi simbol (notasi) Y. Rancangan penelitian yang
diterapkan dapat dijadikan dalam desain factorial 2 x 3 dengan teknik analisis varian
(ANAVA) 2 (dua) jalur dengan uji F (Ficher). Uji ini digunakan untuk mengetahui
perbedaan penggunaan media peta konsep dan riil lingkungan terhadap prestasi belajar
biologi yang ditinjau dari kemampuan memori siswa dengan kategori tinggi, sedang dan
rendah. Langkah langkah penelitian dilakukan dengan menggunakan pentahapan sebagai
berikut : Tahap Persiapan Penelitian, Tahap Pelaksanaan Penelitian, dan Tahap pasca
penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode
Dokumenter untuk mendapatkan data identitas responden yang meliputi nama dan jumlah
siswa yang menjadi sampel penelitian, dan Metode Tes untuk mendapatkan data penelitian
tentang: (a) Prestasi belajar biologi siswa dalam mengerjakan soal materi pokok klasifikasi
makhluk hidup, dan b) Kemampuan memori siswa untuk mengetahui sampai sejauhmana
kemampuan seseorang mengingat apa yang telah dipelajari. Sebelum dilakukan analisis
data, terlebih dahulu dilakukan : Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Indeks kesukaran dan daya
beda, dan Uji Kesetaraan. Selain itu dilakukan pula uji persyaratan yang meliputi : Uji
Normalitas dan Uji Homogenitas. Setelah dilakukan uji persyaratan selanjutnya data
dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Variansi Dua Jalur . Analisis ini bertujuan
untuk menguji perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi efek baris dan kolom
terhadap variabel terikat. Berikut desain penelitian dengan menggunakan Anava dua jalan
seperti tersebut di bawah ini.

136

JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, N0M0R 2, JULI 2013


Tabel 1. Rancangan Penelitian Anava dengan 2 Jalur
Pembelajaran
Direct Instruction
dengan Media Peta
Konsep (A1)

Pembelajaran Direct
Instruction dengan
Media Riil
Lingkungan (A2)

Tinggi (B1)
Kemampuan
memori (B) Sedang (B2)

A1B1

A2B1

A1B2

A2B2

Rendah (B3)

A1B3

A2B3

Perlakuan

Kategori

Keterangan :
A1
= Media Pembelajaran Peta Konsep
A2
= Media Pembelajaran Riil Lingkungan
B1
= Siswa dengan kemampuan memori tinggi
B2
= Siswa dengan kemampuan memori sedang
B3
= Siswa dengan kemampuan memori rendah
Hasil Penelitian
Data tentang hasil belajar Biologi pada Kompetensi Dasar Klasifikasi Tumbuhan
diperoleh setelah diberikan tes pada siswa. Tes prestasi belajar diberikan setelah proses
pembelajaran berlangsung. Sedangkan untuk data kemampuan memori siswa diperoleh dari
angket yang diberikan. Adapun soal tes prestasi dan hasil belajar siswa secara lengkap
tersaji pada lampiran 29. Untuk memudahkan dalam pembacaan data prestasi, ringkasan
dari lampiran tersebut disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2 Data Prestasi Hasil Belajar Biologi
Total
Media
Count Mean StDev Minimum Median Maximum
Peta Konsep
24
68,33 13,24 40,00
70,00
95,00
Riil Lingkungan 24
69,17 15,30 40,00
70,00
95,00
Distribusi nilai prestasi yang diperoleh dari skor prestasi belajar dengan DI yang
medianya adalah Peta Konsep disajikan pada tabel 4.2 dan distribusi nilai prestasi yang
diperoleh dari skor prestasi belajar DI dengan media Riil Lingkungan disajikan pada tabel
3. Sedangkan diagram balok atau histogram untuk distribusi tersebut masing-masing
ditunjukkan pada Gambar 1 dan Gambar 2 sebagai berikut.
Tabel 3. Distribusi data prestasi DI media Peta Konsep

Suprapti Hariyani, Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Media Peta 137

Nilai Frekuensi
38-47
2
48-57
3
58-67
6
68-77
9
78-87
3
88-97
1

Frekuensi Kumulatif Frekuensi Persen


2
8,33%
5
12,50%
11
25,00%
20
37,50%
23
12,50%
24
4,17%

Gambar 1. Histogram data prestasi DI media Peta Konsep


Tabel 4. Distribusi data prestasi DI media Riil Lingkungan
Nilai Frekuensi
38-47
2
48-57
4
58-67
4
68-77
7
78-87
4
88-97
3

Frekuensi Kumulatif Frekuensi Persen


2
8,33%
6
16,67%
10
16,67%
17
29,17%
21
16,67%
24
12,50%

138

JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, N0M0R 2, JULI 2013

Gambar 2. Histogram data prestasi DI media Riil Lingkungan


2.

Kemampuan Memori Siswa


Data tentang kemampuan tingkat memori didasarkan pada model pemrosesan
informasi. Pada model tersebut penyimpanan informasi dibedakan menjadi tiga, yakni
penyimpanan sementara dalam sensory register (SR), Short Term Memory (STM), dan
Long Term memory (LTM). Model tes untuk mengukur kemampuan memori siswa berupa
materi bidang studi Biologi dengan bentuk tes pilihan berganda menggunakan metode
asosiasi berpasangan dan metode mengenal serta mengingat kembali. Pengerjaan tes
dibatasi dalam waktu 4 menit untuk menyelesaikan 50 pertanyaan. Adapun tes tersebut
diberikan kepada setiap individu dan dibagikan sebelum proses pembelajaran.
Pemberian angket dilakukan sebelum proses pembelajaran dimaksudkan untuk
mendapatkan data murni yang mencerminkan kemampuan memori siswa sebelum
dibelajarkan dengan model pembelajaran DI. Untuk mendapatkan gambaran tentang skor
kemampuan memori siswa, perhatikan Tabel 3. dan 4. serta Gambar 1. dan 2. berikut:
Tabel 5. Distribusi data Kemampuan Memori media Peta Konsep
Nilai Frekuensi
40-41
2
42-43
3
44-45
5
46-47
9
48-49
4
50-51
1

Frekuensi Kumulatif Frekuensi Persen


2
8,33%
5
12,50%
10
20,83%
19
37,50%
23
16,67%
24
4,17%

Suprapti Hariyani, Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Media Peta 139

Gambar 3. Histogram Kemampuan Memori Peta Konsep


Dalam berbagai kasus, diperlukan pengujian signifikansi perbedaan tidak hanya antara dua
mean sampling, tetapi juga antara tiga, empat atau lebih. Salah satu alternatif pengujian
yang disertakan Minitab untuk kasus seperti yang diperkirakan di atas adalah prosedur uji
hipotesis Analysis of Variance, ANOVA. Analisis variansi, Pengujian hipotesis pada
penelitian ini menggunakan Anova dua jalan sebab, faktor yang terlibat dan bertindak
sebagai variabel bebas sejumlah dua faktor, yaitu Model pembelajaran DI dan kemampuan
memori siswa. Adapun rangkuman hasil analisis variansi dua jalan dengan frekuensi sel
tidak sama dapat dicermati pada Tabel 6. sedangkan hasil lengkapnya tercantum pada
lampiran 33, hasil analisis.
Tabel 6. Rangkuman Anova dua jalan
Source
Media

DF Seq SS Adj SS Adj MS F P


1 8,3 9,4 9,4 0,05 0,825
2 1269,8 1334,9 667,5 3,53 0,038
Media*T-Memori
2 200,4 200,4 100,2 0,53 0,593
Error
42 7946,5 7946,5 189,2
Total
47 9425,0
S = 13,7551 R-Sq = 15,69% R-Sq(adj) = 5,65%
Hasil tersebut digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan penolakan
Hipotesis penelitian sebagai berikut: (a) H01: tidak ada perbedaan pengaruh model

140

JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, N0M0R 2, JULI 2013

pembelajaran Direct Instruction menggunakan media peta konsep dan riil lingkungan
terhadap prestasi belajar biologi, Tidak ditolak sebab p = 0,825 > = 0,05, (b) H02: tidak
ada perbedaan pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar biologi,
ditolak sebab p = 0,038 > = 0,05, dan (c) H03: tidak ada interaksi antara model
pembelajaran Direct Instruction dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi
belajar biologi, tidak ditolak sebab p = 0,593 > = 0,05.
Oleh karena hipotesis, Ho, yang nilai probabilitasnya lebih kecil daripada alpha (pvalue < ) yaitu pada faktor kemampuan memori siswa, maka untuk memperjelas atau
mengetahui kemampuan memori mana yang berpengaruh signifikan terhadap prestasi
belajar biologi, diperlukan uji lanjut Anova, yaitu Uji Scheffe atau dengan Analysis of Mean
yang setara dengan uji Anava satu jalan. Berikutnya dilakukan Uji lanjut analisis variansi.
Hasil Anova yang perlu diuji lebih lanjut adalah hasil pada H02, yaitu: ada perbedaan
pengaruh kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar biologi.
Adapun hasil uji lanjut untuk mengetahui tingkat kemampuan memori mana yang
memiliki pengaruh paling signifikan tersaji dalam tabel 4.8 tentang rangkuman anova satu
jalan berikut,
Tabel 7. Rangkuman Anova Satu Jalan Kemampuan Memori
Source
T-Memori
Error
Total

DF SS MS F P
2 1277 639 3,53 0,038
45 8148 181
47 9425

S = 13,46 R-Sq = 13,55% R-Sq(adj) = 9,71%


Individual 95% CIs For Mean Based on
Pooled StDev
Level N Mean StDev -------+---------+---------+---------+-Rendah 14 65,36 9,90 (--------*--------)
Sedang 23 66,30 12,90 (------*------)
Tinggi 11 78,18 17,93 (---------*---------)
-------+---------+---------+---------+-64,0 72,0
80,0
88,0
Pooled StDev = 13,46
Hasil dari anova satu jalan tersebut menunjukkan bahwa pengaruh tingkat
kemampuan memori tinggi memiliki efek berbeda terhadap pencapaian prestasi belajar
biologi, yaitu semakin tinggi kemampuan memori semakin tinggi pula prestasinya.
Pembahasan

Suprapti Hariyani, Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Media Peta 141
Berdasarkan jabaran pada deskripsi statistik (lampiran 32) diperoleh gambaran
bahwa rata-rata skor prestasi belajar Biologi siswa yang dibelajarkan dengan Model Direct
Instructions (DI) baik melalui media Peta Konsep maupun Riil Lingkungan masing-masing
sebesar 68,33 dan 69,17. Berdasarkan hasil rata-rata hasil prestasi tersebut maka dapat
diartikan bahwa terjadi perbedaan rata-rata skor prestasi belajar yang sangat tipis antara
penggunaan media peta konsep maupun media riil lingkungan. Perbedaan rata-rata yang
demikian dapat dikatakan kurang begitu signifikan artinya bahwa proses pembelajaran DI
menggunakan media peta konsep maupun media riil lingkungan tidak menimbulkan
perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar .
Dari hasil analisis variansi diperoleh p-value sebesar 0,825 yang lebih besar dari
batas signifikansi yang ditentukan yaitu, = 0,05. Oleh sebab itu meskipun rerata
keduanya berbeda secara angka ternyata tidak cukup berbeda jika diuji secara statistik,
sehingga dapat dinyatakan bahwa model Direct Instructions baik melalui media Peta
Konsep maupun Riil Lingkungan tidak memiliki efek berbeda terhadap prestasi belajar
Biologi.
Jika kita tinjau lagi data kemampuan awal kedua kelompok sampel, antara kelas
yang akan dibelajarkan dengan DI melalui Peta Konsep dan riil lingkungan masing-masing
memiliki rerata 68,33 dan 63,75; sedangkan setelah dibelajarkan dengan media tersebut
reratanya diperoleh sebesar 68,33 dan 69,17. Berdasarkan kenyataan tersebut, diperoleh
informasi bahwa proses pembelajaran Biologi pada siswa khususnya pada materi
klasifikasi tumbuhan sebaiknya diberikan melalui model Direct Instructions melalui media
riil lingkungan. Sebab, meskipun dalam statistik tidak terdapat perbedaan pengaruh yang
signifikan, ternyata jika diperhatikan GAIN yang terjadi pada mean masing-masing
terdapat perbedaan yang cukup kentara. Pada kelas yang dibelajarkan dengan media peta
konsep tidak mengalami perubahan apapun pada prestasinya (mean kemampuan awal dan
setelah perlakuan sama yaitu 68,33) sedangkan pada kelas yang dibelajarkan dengan media
riil lingkungan menunjukkan adanya kenaikan prestasi lebih dari lima poin (mean
kemampuan awal 63,75 dan setelah perlakuan 69,17).
Analisis Mean Gain Prestasi-Tes Nas vs Media
Alpha = 0,05
7,5
6,298

Mean

5,0

2,708

2,5

0,0
-0,882

Peta Konsep

Riil Lingkungan
Media

Gambar 3. Histogram data Kemampuan Memori media Riil Lingkungan

142

JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, N0M0R 2, JULI 2013

Beberapa hal yang mendukung keberhasilan media riil lingkungan dalam


memberikan efek yang relatif lebih baik daripada media peta konsep adalah siswa
mengamati lingkungan secara langsung, melihat dan berinteraksi dengan benda biologis
riil, dan mengalami sendiri. Nah, beberapa hal itulah yang peneliti yakini mampu
memberikan kesan mendalam bagi siswa dan informasi yang diterima mampu disimpan
pada fase ketiga, Long Term Memory.
Berdasarkan pada hasil analisis variansi dua jalan diketahui bahwa ada beda
pengaruh kemampuan memori tinggi, sedang dan rendah terhadap Prestasi belajar Biologi.
Adapun untuk mengetahui dimana letak perbedaan antara keduanya, dilakukan uji Analysis
of Mean (ANOM) dengan hasil seperti pada Gambar 4. berikut,

Gambar 4. Analysis of Mean prestasi dilihat dari kemampuan memori siswa


Pada gambar terlihat dengan jelas bahwa kemampuan memori memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap prestasi belajar Biologi. Hal itu ditunjukkan oleh garis biru
(mewakili data kemampuan memori) yang melewati garis merah yang merupakan batasan
pengambilan keputusan. Selain dengan ANOM uji lanjut juga dilakukan melalui anova satu
jalan.
Hasil dari anova satu jalan menunjukkan bahwa pengaruh tingkat kemampuan
memori tinggi, sedang dan rendah memiliki efek berbeda terhadap pencapaian prestasi
belajar Biologi. Informasi tersebut diperkuat dengan hasil masing-masing kelompok
kemampuan memori siswa. Siswa pada kelompok kemampuan memori rendah memperoleh
skor rata-rata 65,36 dengan standar deviasi sebesar 9,90. Sedangkan siswa pada kelompok
dengan kemampuan memori sedang memperoleh skor rata-rata 66,30 dengan standar

Suprapti Hariyani, Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Media Peta 143
deviasi 12,90 dan siswa pada kelompok dengan kemampuan memori tinggi memperoleh
rerata skor 78,18 dengan standar deviasi 17,93. Dari hasil rerata antara siswa dengan
kemampuan memori rendah dan siswa dengan kemampuan memori sedang meskipun
terjadi perbedaan rerata, akan tetapi perbedaannya tidak begitu signifikan, artinya bahwa
siswa dengan kemampuan memori rendah dan siswa dengan kemampuan memori sedang
prestasi belajar biologinya tidak terjadi perbedaan yang signifikan. Sedangkan siswa
dengan kemampuan memori rendah maupun kemampuan memori sedang dibandingkan
dengan siswa dengan kemampuan memori tinggi terjadi perbedaan rerata yang sangat
meyakinkan artinya bahwa siswa yang memiliki kemampuan memori tinggi mempunyai
peluang yang sangat terbuka untuk mendapatkan prestasi belajar yang lebih tinggi
dibandingkan siswa dengan kemampuan memori rendah maupun sedang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memori kategori tinggi berpengaruh
signifikan positif terhadap prestasi hasil belajar Biologi siswa, sedangkan kemampuan
memori kategori sedang dan rendah tidak berpengaruh signifikan. Artinya, semakin tinggi
kemampuan memori siswa semakin baik prestasi belajar Biologinya.
Faktor yang mendukung adanya perbedaan pengaruh kemampuan memori terhadap
pencapaian prestasi Biologi adalah materi klasifikasi tumbuhan memiliki karakteristik riil
pada setiap tumbuhan dan bersifat informatif. Pada setiap tumbuhan yang diamati terdapat
bermacam informasi yang membantu siswa dalam melakukan klasifikasi suatu tumbuhan
Informasi yang diperoleh dari hasil uji anova dua jalan menunjukkan bahwa tidak
ada interaksi antara Direct Instructions dengan kemampuan memori siswa terhadap
Prestasi belajar Biologi. Hal ini dapat dilihat pada besarnya nilai p = 0,593 yang ternyata
lebih besar dari batas signifikansi yang ditentukan, yaitu = 0,05. Untuk lebih detailnya,
perhatikanlah Tabel 8. berikut,
Tabel 8. Ringkasan Deskripsi Data Interaksi Antara Faktor Direct Instruction
dengan Kemampuan Memori Siswa
Media = Peta Konsep
Total
T-Memori
Rendah
Sedang
Tinggi

Count
8
11
5

Mean StDev Minimum


65,00 5,98 55,00
64,55 15,24 40,00
82,00 8,37 75,00

Median Maximum
65,00 75,00
70,00 85,00
80,00 95,00

Media = Riil Lingkungan


Total
T-Memori
Rendah
Sedang
Tinggi

Count
6
12
6

Mean StDev
65,83 14,29
67,92 10,76
75,00 23,66

Minimum
45,00
50,00
40,00

Median
67,50
70,00
87,50

Maximum
85,00
85,00
95,00

144

JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, N0M0R 2, JULI 2013

Pada Tabel 8. nampak sekali bahwa prestasi yang diperoleh siswa dengan tingkat
memori rendah baik yang dibelajarkan dengan Riil Lingkungan maupun peta konsep tidak
berbeda jauh. Hal ini dapat dicermati pada nilai rerata masing-masing, yaitu 65,00 dan
65,83. Demikian juga halnya dengan prestasi yang diperoleh siswa yang berada pada
kategori memiliki kemampuan memori sedang. Sedangkan siswa berkemampuan memori
tinggi yang dibelajarkan dengan peta konsep lebih baik prestasinya daripada yang
dibelajarkan dengan media riil lingkungan. Untuk memperjelas informasi tersebut,
perhatikanlah Gambar 3. dan 4. berikut,
Plotting Interaksi antara Model dengan Tingkat Memori terhadap Prestasi
82,5

T-Memori
Rendah
Sedang
Tinggi

80,0
77,5

Mean

75,0
72,5
70,0
67,5
65,0
Peta Konsep

Riil Lingkungan
Media

Gambar 4. Pola interaksi yang terjadi antara faktor Model Direct Instruction dengan faktor
kemampuan memori siswa
Kemampuan memori merupakan bagian yang sangat erat kaitannya dengan
pemahaman dan pemanggilan kembali informasi yang telah tersimpan dalam ingatan.
Dengan kata lain, kemampuan memori merupakan kemampuan seseorang untuk
mengkaitkan konsep-konsep, ide-ide guna mengambil suatu kesimpulan. Orang yang
mampu menemukan, mencari serta menghubungkan ide-ide itu, adalah orang yang
mempunyai kapasitas intelektual yang tinggi. Kapasitas intelektual atau inteligensi yang
tinggi tercermin dengan kemampuan memori yang tinggi.

Suprapti Hariyani, Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Media Peta 145

Plotting Pengaruh Rerata (Mean)


Media

80,0

T-Memori

77,5

Mean

75,0
72,5
70,0
67,5
65,0
Peta Konsep

Riil Lingkungan

Rendah

Sedang

Tinggi

Gambar 4. Plotting mean pada faktor Model Direct Instruction dan Faktor Kemampuan
Memori Siswa
Pada penelitian yang dilakukan oleh Rachel A. Diana et.all, The effect of unitization
on Familiarity-Based Source Memory: Testing a Behavioral Prediction Derived From
Neuroimaging Data (2008), ditemukan bahwa pesan akan diterima dengan baik jika
memenuhi azas familiaritas. Semakin familiar pesan yang diterima semakin besar
penerimaan yang terjadi.
Berkaitan dengan kemampuan memori tinggi dan pengaruhnya terhadap prestasi di
atas, dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi kemampuan memori siswa, semakin lengkap
informasi yang mampu disimpan dan dipanggil kembali, dan semakin familiar informasi
semakin lengkap penyerapannya. Disini terjawab juga mengapa media riil lingkungan
meski tidak signifikan pengaruhnya ternyata relatif lebih baik daripada media peta konsep,
yaitu terpenuhinya aspek familiaritas, informasi tentang klasifikasi tumbuhan dikaitkan
langsung dengan alam sekitar yang memang sudah familiar bagi siswa. Pada penelitian
yang dilakukan oleh Ashgar dan Madeleine (2001) yang Bertemakan The Brain-Mind
Cycle of Reflection dihasilkan sebuah teori baru. Menurut teori tersebut, belajar sebaiknya
dilihat tidak sebagai hasil internalisasi pengetahuan eksternal tetapi lebih dilihat sebagai
keseluruhan tema yang diorganisir oleh pebelajar berdasarkan intuisi pengetahuannya
sendiri. Dalam hal ini, peneliti melihat bahwa media peta konsep merupakan media yang
mencoba memfasilitasi memori dari ranah eksternal, dan media riil lingkungan nampaknya

146

JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, N0M0R 2, JULI 2013

memenuhi teori baru ini, yakni dengan memadukan konsep-konsep yang sudah siswa
terima dengan informasi baru yang sebenarnya sudah mereka ketahui sebelumnya hanya
belum diolah dan ditata dengan struktur tertentu. Proses mengamati alam secara
langsunglah yang akhirnya merangsang intuisi siswa untuk mengorganisir pengetahuan
tentang klasifikasi tumbuhan yang sebenarnya memang sudah secara alami mereka ketahui,
dan sebelumnya mereka hanya belum menyadarinya saja.
Peneliti menyadari sepenuhnya meskipun kegiatan penelitian ini sudah dirancang
dan direncana secara sistematis , namun tidak dapat lepas dengan adanya keterbatasanketerbatasan. Adapun beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini adalah:
(1) Pada hakekatnya model pembelajaran sangat beragam tetapi dalam penelitian ini belum
mampu menjangkau model-model pembelajaran lainnya, karena itu maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan dengan mengambil model pembelajaran yang lainnya. (2) Kategori
kemampuan memori siswa yakni rendah, sedang dan tinggi ditentukan sebelum proses
perlakuan, sehingga secara realita sangat dimungkinkan terjadinya ketidakstabilan
kemampuan memori siswa antara sebelum perlakuan dan sesudah perlakuan. Dan (3)
Dalam proses pembelajaran keberadaan media sangat menentukan dalam penyampaian
materi pembelajaran, karena itu diperlukan penggunaan media pembelajaran yang beragam.
Dalam penelitian ini kurang dapat menjangkau terhadap penggunaan media pembelajaran
yang beragam, karena hanya difokuskan pada media peta konsep dan riil lingkungan.
Adanya keterbatasan penggunaan media ini maka perlu dilakukan penelitian lanjutan
dengan meneliti penggunaan media lainnya dalam proses pembelajaran.
Adanya ketiga keterbatasan penelitian di atas , maka bukan berarti mengurangi
aspek ilmiah dalam penelitian ini, namun justru sebaliknya memberikan peluang bagi
peneliti lainnya untuk dapat mengembangkan penelitian lanjutan yang memiliki suatu
kajian yang mendekati sama dengan penelitian ini.

Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
(1) Ada perbedaan pengaruh model pembelajaran Direct Instruction menggunakan media
peta konsep dan riil lingkungan terhadap prestasi belajar biologi. Media riil lingkungan
memberikan efek yang relatif lebih baik daripada media peta konsep sebab, siswa
mengamati lingkungan secara langsung, melihat dan berinteraksi dengan benda biologis
riil, dan mengalami sendiri. Beberapa hal itulah yang peneliti yakini mampu memberikan
kesan mendalam bagi siswa dan informasi yang diterima mampu disimpan pada fase ketiga
memori, Long Term Memory. Selain itu, pada media riil lingkungan terpenuhi aspek
familiaritas, yaitu informasi tentang klasifikasi tumbuhan dikaitkan langsung dengan alam
sekitar yang memang sudah familiar bagi siswa, (2) Ada perbedaan pengaruh kemampuan
memori siswa terhadap prestasi belajar biologi. Kemampuan memori tinggi berpengaruh
signifikan terhadap prestasi. Semakin tinggi kemampuan memori siswa, semakin lengkap
informasi yang mampu disimpan dan dipanggil kembali, dan semakin familiar informasi
semakin lengkap penyerapannya, dan (3) Tidak ada interaksi antara model pembelajaran
Direct Instruction dengan kemampuan memori siswa terhadap prestasi belajar biologi.

Suprapti Hariyani, Model Pembelajaran Direct Instruction Dengan Media Peta 147

Daftar Rujukan
Arsyad, A, (2007), Media Pembelajaran , Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Arief, Rahardjo dan Anung Haryono dkk, (2007), Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Asmawi Zainul, dan Nocehi Nasution, (2005), Penilaian Hasil Belajar
Budiyono, (2004), Statistika untuk penelitian, Surakarta : UNS Press
Baharuddin, dan Esa Nur Wahyudi , (2007), Teori Belajar dan Pembelajaran, Jakarta :
AR. Ruzz Media
Campbell, (2003), Biologi, Jakarta : Erlangga
Djamhur Winatasasmita, (1994), Biologi Umum, Jakarta : Universitas Terbuka
Depdiknas, (2005), Model-model Pengajaran dalam Pembelajaran IPA
Gembong Tjitrosoepono, (1996), Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta, Yogkarta : UGM
University Press
Hamzah dan Uno, (2007), Model Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara
Jean Marie Stine , (2006) , Double Your Brain Power , Jakarta ,Gramedia
Joseph, Novak and Bob Gowin, (1984), Learning how to learn, Combridge : University
Press
Mikrajuddin Abdullah dan Saktiyono, dkk, (2006), IPA Terpadu, Surabaya : Erlangga
Margaret E. Bell Gredter, (1994), Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada
Masidjo,(1996), Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah, Jogyakarta,
Kanisius
Nana Sudjana dan Ahmad Riva, (1997), Media Pembelajaran, Bandung : CV Sinar Baru
Prasetyo Irawan, Suciati dan Wardani, dkk, (1997), Teori Belajar, Motivasi dan
Ketrampilan Mengajar, Jakarta : Depdikbud
Ratna Wilis Dahar, (1988), Teori-teori Belajar, Bandung : Erlangga
Robinson, Alwi Suparman dan Rudi Susilana dkk, (2005), Desain Pembelajaran, Jakarta :
Universitas Terbuka
Richard, I. Arends, (1997), Classroom Instruction and Management
Suyahman, (2006), Belajar dan Pembelajaran, Sukoharjo : Univet Press
Syaiful Sagala, (2005), Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung : Alfabeta
Sukardi, (2003), Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara
Sucipto Hariyanto dan Bambang Irawan, (2005), Sukses Menghadapi Olympiade Sains,
Bandung : Novpress Indonesia
Saekhan Muchitt, (2007), Pembelajaran Kontekstual, Semarang, Ra Sail Media Group
Timpthy, Donald dan James D Lehman dkk, t.th, Instructional Technology for teaching
and learning, AS : Ohio University press
Triyanto, (2007), Model-model Pembelajaran Inovatif, Surabaya
Walgito, Bimo. (2004). Pengantar Psikologi Umum, Yogyakarta: Andi Offset

148

JURNAL PENDIDIKAN, VOLUME 22, N0M0R 2, JULI 2013

Teachers College Record Volume 103 Number 5, 2001, p. 868-895


http://www.tcrecord.org ID Number: 10826, Date Accessed: 6/23/2009 3:00:23 AM

Anda mungkin juga menyukai